“KOSMETIK PELINDUNG”
Disusun Oleh :
70100116064
Samata-Gowa
2021
A. Definisi
Kosmetik pelindung adalah kosmetik yang dikenakan pada kulit yang sudah bersih
dengan tujuan melindungi kulit dari berbagai pengaruh lingkungan yang merugikan kulit.
Menurut tujuan spesifiknya, masing-masing kosmetik pelindung dapat dibagai dalam
kelompok berikut.
1. Preparat yang melindungi kulit dari bahan-bahan kimia (bahan kimia yang membakar,
larutan detergen, urine yang sudah teruarai, dll.).
2. Preparat untuk melindungi kulit dari debu, kotoran, tir, bahan pelumas, dll.
3. Preparat untuk melindungi kulit dari benda fisik yang membahayakan kulit (sinar
ultraviolet, panas
4. Preparat yang melindungi kulit dari luka secara mekanis (dalam bentuk kosmetik
pelumas)
5. Preparat untuk mengusir serangga agar tidak mendekati kulit. [ CITATION RIT101 \l
1033 ]
B. Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Estetika dan Kesehatan Kulit dan Rambut
dan Adneksa
Indonesia terletak di garis khatulistiwa, dengan matahari yang bersinar terik hampir
sepanjang tahun. Suhu udaranya rata-rata 250C, kadang-kadang sampai diatas 330C.
Bentuk kepualauan yang terdiri dari lebih 13.000 pulau, menyebabkan negeri yang
beriklim tropis ini memiliki kelembaban udara yang tinggi (75-80%), karena dikelilingi
laut. Keadaan iklim yang demikian memberi pengaruh yang merugikan bagi kulit.
Panas dan lembabnya udara akan menyebabkan kulit meniadi lebih aktif
mengeluarkan keringat dan minyak, sehingga kulit mudah ditempeli kotoran, debu,
polusi, dan kuman-kuman yang beterbangan dibawa angin. Semuanya ini menyebabkan
kulit menjadi kotor dan mudah terkena penyakit kulit. Ada sejumlah kosmetika riasan
yang mengandung zat pewarna dan pewangi, misalnya pemerah pipi, yang mudah
menimbulkan efek negatif pada kulit karena sinar matahari. Iklim di Indonesia juga
berpengaruh kurang baik bagi kulit untuk jenis kosmetika yang lengket berminyak yang
umumnya berasal dari negara beriklim dingin. (Yulia E,2015)
Sinar ultra violet dalam sinar matahari dapat menyebabkan kulit terbakar, menua
sebelum waktunya serta noda-noda hitam (hiperpigmentasi), bahkan kanker kulit.
Dalam jumlah yang sedikit, sinar matahari diperlukan untuk kehidupan manusia,
hewan, dan tumbuh-tumbuhan di bumi ini. Di waktu pagi, sinar matahari juga berguna
untuk kulit, misalnya mengubah provitamin D meniadi vitamin D yang penting bagi kulit.
Berjemur atau berpanas-panasan secara berlebihan di bawah sinar matahari yang terik
banyak bahayanya bagi kulit dan kesehatan sehingga seseorang bisa ,atuh pingsan karena
sngatan sinar matahari, misalnya sewaktu olahraga. (Yulia E,2015)
Sinar matahari sendiri merupakan sumber energi yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Matahari dapat memancarkan berbagai macam sinar baik yang dapat dilihat
(visibel) maupun yang tidak dapat dilihat. Sinar matahari yang dapat dilihat adalah sinar
yang dipancarkan dalam gelombang lebih dari 400nm, sedangkan sinar matahari dengan
panjang gelombang 10nm- 400nm yang disebut dengan sinar ultra violet tidak dapat
dilihat dengan mata.
Dalam beberapa hal sinar ultra violet bermanfaat untuk manusia yaitu diantaranya
untuk mensintesa Vitamin D dan juga berfungsi untuk membunuh bakteri. Namun
disamping manfaat tersebut di atas sinar ultra violet dapat merugikan manusia apabila
terpapar pada kulit manusia terlalu lama. (BPOM, 2009).
Gambar. 3. Jalur biosintesis eumelanin dan pheomelanin (Nasti dan Timares, 2015).
Gambar. 4. Struktur Eumelanin dan Pheomelanin (Nasti dan Timares, 2015)
Respon kulit terhadap radiasi UV dengan dua cara yaitu dengan menebalkan
stratum korneum dan filter melanin pada epidermis. Keratin dan protein pada stratum
korneum berrtindak sebagai pemecah dan pengabsorbsi UV. Melanosit dan keratinosit
memiliki respon yang sangat cepat terhadap sinar UV, baik secara parakrin maupun
autokrin.
D. Tabir Surya
Tabir surya (sunblock) adalah suatu zat atau material yang dapat melindungi kulit
terhadap radiasi sinar UV. Fungsi dasar sunblock adalah bertindak sebagai dinding antara
kulit dan sinar UV yang berbahaya, sehingga jauh lebih ampuh dalam mencegah kanker
kulit dibandingkan dengan tabir surya. Sediaan kosmetik tabir surya terdapat dalam
bermacammacam bentuk misalnya losion untuk dioleskan pada kulit, krim, salep, gel atau
spray yang diaplikasikan pada kulit.
1. Jenis dan kategori tabir surya
Tabir surya merupakan kosmetik pelindung yang dapat menyaring dan menahan sinar
matahari terhadap kulit. Tabir surya terdapat dalam 2 pembagian yaitu: (Hari, 2013;
Lewie, 2014)
a) Tabir Surya Kimia
Tabir surya kimia melindungi kulit dengan cara menyerap sinar matahari dan
mengubahnya menjadi energi panas. Tabir surya ini disebut juga suncreen/ tabir
surya organik. Tabir surya ini diserap oleh kulit dan mempunyai potensi
menimbulkan iritasi pada kulit dan tidak dapat digunakan oleh bayi usia kecil 6
bulan. Contoh tabir surya ini yaitu Avobenzone, Octinoxate dll.
b) Tabir Surya Fisik
Tabir surya yang bekerja melindungi kulit dengan cara memantulkan sinar
matahari. Tabir surya ini dikenal dengan nama sunblock/tabir surya anorganik.
Tabir surya ini merupakan broad spectrum (Spektrum luas) yang mampu
melindungi dari sinar UV A dan UV B, bersifat stabil, potensi alergi yang
ditimbulkan rendah dan tidak diserap oleh kulit sehingga dapat dipakai pada anak-
anak. Tabir surya fisik merupakan tabir surya ideal menurut Food Drug
Adminitration (FDA). Untuk mengoptimalkan kemampuan tabir surya sering
dilakukan kombinasi antara tabir surya fisik dan kimia oleh sebahagian produsen
kosmetik.
2. SPF dan maknanya serta cara penerapannya pada jenis RAS
Dalam sediaan kosmetik skin care kita sering menemui tulisan SPF. SPF
merupakan kemampuan dari tabir surya dalam melindungi kulit terhadap pajanan
radiasi sinar UV. Kekuatan tabir surya bergantung pada nilai SPF. Kadar SPF dalam
tabir surya bervariasi, berkisar 2-60. Idealnya gunakan tabir surya spektrum luas yang
mampu melindungi dari UV A dan UV B dengan nilai SPF diatas 15, namun tabir
surya tidak sepenuhnya dapat memproteksi kulit dari paparan sinar UV. (Syarif, 2011;
Leslie, 2009)
Semakin tinggi nilai SPF, semakin besar perlindungan terhadap kulit. Kulit
yang terpapar sinar matahari tanpa dilindungi tabir surya akan menghitam setelah 10
menit. Krim dengan nilai SPF 2 artinya memiliki waktu 2x10 menit = 20 menit, bagi
konsumen terlindung dari radiasi sinar matahari.
Menurut Harry (1982), nilai SPF (Sun Protecting Factor) dari tabir surya
dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu:
Lamanya perlindungan Sun Care terhadap kulit tergantung dari jenis kulit. ·
Orang yang memiliki kulit coklat dan hitam tahan lebih lama terhadap sinar
matahari karena lebih banyak memiliki pigmen melamin). Jika menggunakan Sun
Creen dengan SPF 15, lama perlindungan Sun care dihitung dengan mengalikan nilai
SPF dengan lama kulit bertahan jika tanpa sun care.
1) Untuk kulit putih, Sun Creen dengan SPF 15 mampu melindungi orang
berkulit putih, yaitu 15 x 10 menit, yaitu 150 menit.
2) Untuk kulit kuning langsat, Sun Creen dengan SPF 15 mampu melindungi
orang berkulit putih, yaitu 15 x 15 menit, yaitu 225 menit.
3) Untuk kulit coklat dan hitam, Sun Creen ini dapat melindungi selama 15 x 20
menit, yaitu 300 menit.
Perbedaan warna dan tipe kulit dapat menyebabkan perbedaan reaksi kulit
terhadap kosmetika. Kosmetika yang dibuat untuk ras kulit Kaukasia, misalnya
Amerika dan Eropa, dapat menimbulkan efek negatif yang merugikan jika dipakai
oleh ras yang lain, misalnya orang Asia atau lndonesia, karena struktur dan jenis
pigmen melaninnya berbeda. Pandangan tentang cantik dari orang Kaukasia yang
berkulit putih adalah bahwa kulit yang coklat itu sehat, cantih dan menarih sedangkan
pada orang Asia/lndonesia yang berkulit coklat, kulit yang putih itulah yang cantik.
Dampak negatif kosmetika dapat juga terjadi bila kulit seseorang memang peka atau
kurangnya pengetahuan seseorang akan cara pemakaian kosmetika yang tepat.
Warna kulit, yang ditentukan oleh jumlah melanin dalam kulit, tumbuh untuk
memberikan keseimbangan antara mencegah kanker dan memungkinkan sintesis
vitamin D. Di kawasan bumi yang memiliki cahaya matahari langsung dalam iumlah
besar, ras Afrika hitam menumbuhkan kadar melanin yang tinggi, di kawasan yang
mataharinya kurang, ras Asia menumbuhkan lebih sedikit melanin, dan ras kulit putih
(Kaukausus) bermelanin paling sedikit.
4. Bagaimana sediaan kosmetik tabir surya dapat melindungi kulit dari paparan
sinar UV
Kosmetik skin care terdiri atas pembersih, pelembab, penipis dan tabir surya.
Keberadaan tabir surya sebagai salah satu kosmetik skin care masih belum diketahui
secara luas oleh masyarakat, sebagian dari masyarakat masih banyak yang hanya
mengunakan pelembab atau foundation dalam dalam perawatan sehari-hari. Tabir
surya merupakan kosmetik pelindung yang memiliki peran penting dalam menjaga
kesehatan kulit, mengingat aktifitas sehari-hari sebagian besar yang kita lakukan
diluar rumah yang cenderung terpapar sinar matahari. Paparan sinar matahari yang
berlebihan atau dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan efek negatif pada kulit,
baik yang besifat akut (cepat) maupun kronik (lama). Pengunaan tabir surya dapat
menyerap, menghamburkan dan memantulkan radiasi sinar UV di area tubuh yang
sering terpapar.
Kemampuan dari suatu tabir surya tidak hanya tergantung dari nilai SPFnya,
ada beberapa faktor yang turut menentukan potensi tabir surya yaitu :
a) Jenis
Tabir surya yang ideal jenisnya adalah tabir surya yang memberikan perlindungan
terhadap UVA dan UVB (spektrum luas), tidak menimbulkan iritasi, mudah
didapat. Selain jenis bahan pembawa dalam tabir surya juga mempengaruhi
potensi penetrasi bahan aktif ke kulit dan stabilitas seperti water resistant ( Hari,
2013; Lili, 2009).
b) Cara pakai
Cara pakai menentukan efektifitas tabir surya, yang harus diperhatikan dalam
mengaplikasikan tabir surya yaitu ( Bambang, 2014; Syarif, 2011) :
jumlah/ketebalan yang cukup dan merata ,
Pemakaianya rutin setiap hari
waktu pemakaian adalah 15-30 menit sebelum keluar rumah/ terpapar sinar
UV dan tabir surya dibiarkan kering terlebih dahulu sebelum memakai make
up
pengulangan kembali pemakaian tabir surya kuang lebih setelah 2-4 jam
tergantung aktifitas, efektifitas tabir surya berkurang jika terkena keringat/air.
Jika melakukan aktifitas berenang di ulang dalam 1 jam dengan memakai tabir
surya water resistant.
Pemakaian awal atau pergantian tabir surya baru dianjurkan untuk
mencobanya terlebih dahulu pada sebahagian kecil area untuk menghindari
efek alergi ataupun iritasi.
c) Kadar
Seperti yang telah diuraikan diatas nilai SPF yang baik adalah diatas 15, namun
banyak kosmetik yang dijual di pasaran mencantumkan SPF pada kemasan tetapi
tidak menyantumkan jenis tabir surya yang dikandung.
Nilai EExI merupakan nilai konstan yang sudah ditetapkan dan dapat dilihat
pada Tabel
Berdasarkan nilai serapan (A) yang diperoleh, maka transmisi (T) dihitung menggunakan
rumus:
Keterangan :
A = Serapan
T = Transmisi
Transmisi eritema (Te) dihitung mengguanakan rumus:
Keterangan :
Te = Transmisi eritema
Fe = Fluks eritema
Dimana Fe adalah fluks eritema yang nilainya pada panjang gelombang tertentu. Banyak
fluks eritema ya ng diteruskan oleh tabir surya (Ee) dihitung dengan rumus:
Keterangan :
Keterangan :
Tp = Transmisi pigmentasi
T = Transmisi
Fp = Fluks pigmentasi
Dimana Fp adalah fluks pigmentasi yang nilainya pada panjang gelombang tertentu.
Banyaknya fluks pigmentasi yang diteruskan oleh tabir surya (Ep) dihitung dengan rumus:
Keterangan :
Tranggono, R. (2010). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Yulia, Elvyra, dr., dan Neneng siti S.A. 2015. Dasar-Dasar Kosmetika Untuk Tata Rias. LPP
Press. Universtitas Negeri Jakarta.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2009. Naturakos Edisi 11 2009. Vol. IV/No.11,
SEPTEMBER 2009 ISSN 1907-6606
Ana. 2014. 9 Bahaya Sinar Ultraviolet Bagi Kesehatan dan Manusia.
http://halosehat.com/penyakit/sumber-penyakit/bahaya-sinar-ultraviolet
Baumann, L., & Saghari, S. 2009. Basic Science of The Dermis. Dalam L. S. Baumann,
Cosmetic Dermatology. Second edition. (hal. 8-42). New York: Mc Graw Hill
Kindred, C., Halder, R. M. 2010. Pigmentation and Skin of Color. In: Draelos, Z. D., editor.
Cosmetic Dermatology Products and Procedures. 1st edition. New Jersey: Wiley-Blackwell.
p 27-35.
Nasti T.H., Timares L., 2012, Inflammasome activation of IL-1 family mediators in response
to cutaneous photodamage, Photochem. Photobiol88:1111– 1125.
Setiawan, Nur Adi. 2014. Dampak Positif dan Negatif Sinar UV.
http://www.blogalaxie.com/2014/12/dampak-positif-dan-negatif-sinar-uv.html
Hari Sukanto. 2013. Photoprotection for Children Simposium Pearls Cosmetic Dermatology
Update. Jakarta
Lewie, S. 2014. Yes or No In Management Of Acute Photodamage. National Simposium Skin
Photodamage Up Date. Jakarta
Syarif, M. Wasitaatmadja. 2011. Dermatologi Kosmetik, Edisi ke-2. FKUI, Jakarta.
Wilkinson, J.B. 1982. Harry’s Cosmeticology: The Principles and Practice and Practice of
Modern Cosmetic 7th Edition. Leonard Hill Book, London.
Maulida, Syifa Octa. Uji Efektivitas dan Fotostabilitas Krim Ekstrak Etanol 70% The Hitam
(Camelia sinensis L.) sebagi Tabir Surya secara In Vitro. Jakarta: FKIK Uin Syarif
Hidayatullah. 2010.
Leslie Baumanm, MD. 2009. Cosmetic Dermatologi Principles and Practice, second edition,
The Mc Graw-Hill Book Companies inc. New York
Lili Legiawati. 2009. Pemakaian Tabir Surya Pada Kulit Menua. Simposium Skin Aging and
Rejuvenation. Jakarta
Bambang, S. dan Rosmarini. 2014. Photodamage In Skin Color. National Simposium Skin
Photodamage Up Date. Jakarta