“KOSMETIK PEMBERSIH”
Disusun Oleh :
Muhammad Fachrul
70100116047
Samata-Gowa
2021
PENDAHULUAN
Kosmetik berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti “berhias”. Kosmetik sudah
dikenal orang sejak zaman dahulu kala. Di Mesir, 3500 tahun Sebelum Masehi telah
digunakan berbagai bahan alami baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan maupun
bahan alam lain misalnya tanah liat, lumpur, arang, batubara bahkan api, air, embun, pasir,
atau sinar matahari (Tranggono RI, 2007).
Menurut Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor 19 Tahun 2015 pengertian kosmetik
adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh
manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar), atau gigi dan
membran mukosa mulut, terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah
penampilan, dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada
kondisi baik.
Kulit manusia bersifat dinamis yang artinya selalu berubah setiap saat, sel-sel yang
menyusun tubuh manusia selalu mengalami regenerasi kulit. Sel – sel tersebut memiliki usia
tertentu yang kemudian akan diganti lagi dengan yang baru, namun pada akhirnya semua
sel-sel akan mengalami kematian secara total, begitu juga pada kulit manusia. Bertambahnya
usia akan mengakibatkan perubahan laju regenerasi pada kulit. Penggantian sel yang
berlangsung lambat akan mengakibatkan terjadinya penumpukan sel-sel mati dan pigmen.
Akibatnya, kulit tampak kusam dan kasar. (Tresna, 2010)
Selain faktor bertambahnya usia, faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap proses
regenerasi kulit. Lingkungan yang tidak sehat karena polusi serta pola hidup yang tidak
teratur dapat mengakibatkan penurunan laju regenerasi sel – sel pada kulit. Selain itu
penggunaan kosmetik yang tidak cocok juga berpengaruh terhadap proses regenerasi kulit.
(Tresna,2010)
Penggolongan kosmetik menurut kegunaan bagi kulit dibagi menjadi kosmetik
perawatan kulit (skin care cosmetic) dan kosmetik riasan (dekoratif atau make-up).
Kosmetik perawatan kulit yaitu untuk perawatan kulit yang diperlukan untuk merawat
kebersihan dan kesehatan kulit, diantaranya : kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser):
sabun, cleansing cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener), kosmetik untuk
melembabkan kulit (moisturizer), misalnya moisturizing cream, night cream, kosmetik
pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan sunscreen foundation, sunblock cream dan
lotion, kosmetik untuk menipiskan atau mengamplas kulit (peeling), misalnya scrub cream
yang berisi butiran – butiran halus yang berfungsi sebagai pengampelas (abrasiver)
(Tranggono RI, 2007).
c. Makanan
Terdapat makanan tertentu yang memperberat AV. makanan tersebut antara
lain adalah makanan tinggi lemak (gorengan, kacang, susu, keju, dan sejenisnya),
makanan tinggi karbohidrat (makanan manis, coklat, dll), alkohol, makanan pedas,
dan makanan tinggi yodium (garam). Lemak dalam makanan dapat mempertinggi
kadar komposisi sebum[CITATION Leg10 \l 1033 ][CITATION Leg10 \l 1033 ]
B. Sifat Pengotor dan Masalah yang Ditimbulkan pada Kulit dan Rambut
Sinar UV dapatmemberikan dampak sebagai berikut:
a. Kemerahan pada kulit,
Bahaya sinar ultraviolet yang pertama adalah memberikan efek kemerahan
pada kulit. Secara umum, sinar ultraviolet, terutama sinar UV B dapat menimbulkan
gejala kemerahan pada kulit. Hal ini merupakan suatu bentuk iritasi kulit yang
terpapar sinar ultraviolet. Biasanya gejala ini juga disertai rasa gatal pada bagian
kulit yang memerah.
Paparan sinar UV A yang dapat menembus bagian demis kulit dapat merusak sel-
sel yang berada pada dermis. Hal ini membuat elastisitas kulit menjadi berkurang.
Kerutan pada kulit merupakan salah satu efek samping dari hilangnya dan
berkurangnya elastisitas kulit.
i. Kanker kulit
Beberapa jenis kanker kulit disebabkan oleh sinar UV. Sinar matahari di siang
dan sore hari sangat riskan untuk merusak kulit. Sel-sel kulit dapat memburuk
akibat terkena sinar matahari. [ CITATION Ana14 \l 1033 ]
Polusi mempunyai dampak besar pada sel-sel kulit. Adanya paparan polutan
akibat kontaminasi lingkungan akan meningkatkan produksi reactive axygen species
(ROS) yang akan mengurangi jumlah antioksidan di kulit, hal ini akan menganggu
keseimbangan redox dan menyebabkan stress pada sel-sel kulit. Beberapa polutan juga
berpenetrasi melalui stratum korneum menuju lapisan kulit yang lebih dalam. Polutan
yang berpenetrasi tersebut bekerja sebagai ligan untuk Aryl hydrocarbon receptor (AhR)
yang akan menginduksi reaksi inflamasi di kulit, meningkatnya produksi sitokin-sitokin
proinflamasi seperti interleukin 1β atau interleukin 8, yang menghasilkan lesi pada kulit
memperburuk penampilan kulit. [ CITATION Rem18 \l 1033 ]
Ada berbagai reaksi negatif yang disebabkan oleh kosmetik yang tidak aman, baik
pada kulit maupun pada sistem tubuh, antara lain :
1. Iritasi : reaksi langsung timbul pada pemakaian pertama kosmetik karena salah
satu atau lebih bahan yang dikandungnya bersifat iritasi. Sejumlah deodaran,
kosmetik pemutih kulit (misalnya kosmetik impor Pearl Cream yang mengandung
merkuri) dapat langsung menimbulkan reaksi iritasi
2. Alergi: reaksi negatif pada kulit muncul setelah kosmetik dipakai beberapa kali,
kadang-kadang setelah bertahun-tahun, karena kosmetik itu mengandung bahan
yang bersifat alergenik bagi seseorang meskipun mungkin tidak bagi yang lain.
Cat rambut, lipstick, parfum, dan lain-lain dapat menimbulkan reaksi alergi pada
orang tertentu
3. Fotosensitisasi: reaksi negatif muncul setelah kulit yang ditempeli kosmetik
terkena sinar matahari kareana saah satu atau lebih dari bahan, zat pewarna, atau
zat pewangi yang dikandung oleh kosmetik itu photosensitisasi. Sejumlah zat
pewarna dan zat pewangi di dalam kosmetik riasa, parfum dan tabir surya yang
mengandung PABA.
4. Jerawat: beberapa kosmetik pelembab kulit yang sangat berminyak dan lengket
pada kulit, seperti yang diperuntukkan bagi kulit kering di iklim dingin, dapat
menimbulkan jerawat apabila digunakan pada kulit yang berminyak, terutama di
negara-negara tropis seperti di Indonesia karena kosmetik demikian cenderung
menyumbat pori-pori kulit bersama kotoran dan bakteri. Jenis kosmetik demikian
disebut kosmetik aknetenik
5. Intoksikasi: Keracunan dapat terjadi secara lokal atau sistemik melalui
penghirupan lewat mulut dan hidung, atau ;ewat penyerapan via kulit, terutama
jika salah satu atau lebih bahan yang dikandung oleh kosmetik itu bersifat toksik.
6. Penyumbatan Fisik: Penyumbatan oleh bahan-bahan berminyak dan lengket
yang ada di dalam kosmetik tertentu, sperti pelembab atau dasar bedak terhadap
pori-pori kulit atau pori-pori kecil pada bagian-bagian tubuh yang lain. [ CITATION
Tra07 \l 1033 ]