Anda di halaman 1dari 16

KOSMETOLOGI

“KOSMETIK PELEMBAB”

Disusun Oleh :

Maharani Ayu Amar

70100116064

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Alauddin Makassar

Samata-Gowa

2021
PENDAHULUAN

Kulit merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia yang terletak di bagian terluar atau
permukaan tubuh yang berinteraksi langsung dengan lingkungan. Dalam kehidupan sehari-hari,
kulit terus-menerus berinteraksi dengan berbagai produk atau bahan asing, seperti kosmetik,
benda-benda sekitar, dan kondisi lingkungan. Pengaruh setiap produk memberikan interaksi
yang berbeda pada setiap kulit individu.[ CITATION Wan18 \l 1033 ]
Salah satu produk yang umumnya berinteraksi dengan kulit adalah kosmetik. Sebagian
besar penggunaan kosmetik adalah untuk mengatasi permasalah kulit, seperti kondisi kulit
kering walaupun ada sebagian individu yang memiliki jenis kulit kering pada bagian tubuh
tertentu. Kulit kering dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kulit mengalami
dehidrasi, kemampuan sebum, kekasaran permukaan kulit, dan hidrofilitas [CITATION Der12 \l
1033 ]Selain itu, kulit kering juga dipengaruhi oleh iklim, usia, dan pemakaian produk yang
tidak sesuai jenis kulit.(Wang Y,2018). Diantara beberapa faktor yang telah disebutkan
terjadinya dehidrasi kulit adalah faktor yang paling dominan[ CITATION Der12 \l 1033 ]
Secara alami, kulit memiliki lapisan lemak tipis pada permukaannya yang terdiri atas
produksi kelenjar minyak yang berfungsi untuk melindungi kulit dari kelebihan penguapan air
yang akan menyebabkan dehidrasi kulit. Saat ini, banyak penelitian mengenai kosmetik dengan
tujuan menciptakan suatu produk yang inovatif untuk mengatasi permasalahan individu dengan
kondisi kulit kering. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi jenis kulit kering, yaitu
penggunaan kosmetik pelembab (moisturizer). Pelembab merupakan produk yang ditujukan
untuk meningkatkan hidrasi kulit. Saat ini, banyak produk komersil pelembab yang ditawarkan,
namun perlu diperhatikan pemilihan pelembab bergantung pada kebutuhan dan kecocokan pada
setiap individu[ CITATION KWo09 \l 1033 ]
Jenis bahan pelembab dapat dikategorikan dalam beberapa kelompok, yaitu pelembab yang
bersifat oklusif, humektan, dan lipid interseluler pada stratum corneum (SC). Bahan yang
bersifat oklusif dan humektan adalah bahan yang paling banyak diformulasikan dalam
komponen produk pelembab karena memiliki campuran lemak yang dapat mengembalikan
kelembaban kulit. Sedangkan, pelembab yang bersifat lipid interseluler pada SC biasanya
digunakan untuk produk pelembab yang mengatasi infeksi kulit [ CITATION KWo09 \l 1033 ].
Ditinjau begitu besar peran pelembab untuk mengatasi kondisi kulit kering, maka makalah ini
akan mengkaji mengenai beberapa yang membuat kulit menjadi kering dan bagaimana cara
mengatasi kulit kering dengan menggunakan pelembab.
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada
bagian luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, dan rongga mulut antara
lain untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi
supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan
untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit [ CITATION RIT10 \l 1033 ]
Perawatan kulit dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa produk, seperti
salep, krim, losion, minyak, dan gel. Salah satu produk kosmetik yang banyak digunakan
adalah kosmetik pelembab. Istilah pelembab atau dikenal dengan sebutan emolien adalah
penambahan air ke dalam kulit dan meningkatkan kapasitas pengikatan air pada stratum
corneum (SC). Lapisan SC adalah struktur yang interaktif dan dinamis, fungsinya sebagai
pelindung dan menjaga kelembaban kulit[ CITATION SHi02 \l 1033 ].

B. Kekeringan Pada Kulit, Rambut Dan Kuku


1. Faktor Lingkungan
Kehilangan cairan dihubungkan dengan berbagai keadaan, misalnya cuaca
berangin, suhu lingkungan yang tinggi maupun rendah, udara yang kering, penggunaan
bahan yang mengandung surfaktan, bahan alkali (sabun), pelarut organik, diantaranya
eter, aseton, alkohol, enzim proteolitik dan lipolitik, proses penuaan, serta berbagai
kelainan kulit.(Partogi D,2008)
Jacobi menyatakan bahwa kemampuan kulit untuk menyimpan kelembaban
berhubungan dengan adanya bahan yang larut dalam air, dinamakan faktor X atau faktor
pelembab alami natural moisturizing factor (NMF). Kelembaban bergantung pada 3
faktor, yaitu kecepatan cairan mencapai SC, kecepatan penguapan cairan, kemampuan
stratum korneum untuk menahan cairan bergantung kepada integritas lapisan hidrolipid,
adanya NMF, cukup tersedianya air interseluler, integritas membran sel dan semen
interseluler yang berasal dari lipid penunjang[ CITATION DPa08 \l 1033 ].
Di kulit kepala terdapat banyak kelenjar sebasea yang memproduksi lemak
rambut (sebum). Bila rambut kita usap atau kulit kepala kita pijat-pijat, maka sebum
akan tersebar di permukaan batang rambut dan rambut menjadi mengkilap serta elastis.
Penghilangan lemak rambut secara menyeluruh, misalnya dengan mencuci rambut
memakai sampo yang alkalis akan membuat rambut menjadi suram, kering, mudah
putus, dan sukar disisir serta ditata. Sebaliknya, jika produksi sebum berlebihan, rambut
menjadi terlalu berminyak dan lengket, apalagi jika tercampur dengan debu dan kotoran
dari udara[ CITATION RIT10 \l 1033 ].
Kuku berada di ujung jari tangan yang merupakan organ tubuh yang paling aktif
dan banyak berinteraksi dengan berbagai benda. Peluang penyebaran patogen melalui
tangan cukup besar. Masalah kuku juga bisa timbul karena dipicu kebiasaan terlalu
sering mencuci tangan. Kontak yang sering dengan detergen dalam sabun cuci tangan
dapat mengakibatkan kuku menjadi kering dan lebih rapuh. Kebiasaan menggigiti kuku
juga bisa memungkinkan penyebaran flu, infeksi, dan penyebaran bakteri yang
mengganggu pencernaan. Kebiasaan menggigiti kuku pun tidak sehat karena mengarah
pada ciri-ciri gangguan obsessive compulsive disorder (OCD).[ CITATION RBa00 \l 1033 ]
2. Faktor Fisiologi
Meskipun kulit kering dapat ditemukan pada setiap ras namun tingkat keparahan
xerosis dapat sangat bervariasi. Pengaruh ras terhadap sifat kulit dapat dilihat pada Tabel
1. Beberapa dekade terakhir, telah dilakukan penelitian mengenai kelompok berdasarkan
ras dengan perbedaan mendasar pada struktur kulit dan fungsinya. Perbedaan yang
sangat jelas, yaitu dalam warna kulit sekunder terhadap keberadaan melanin. yang
terkait dengan paparan sinar matahari. [ CITATION AVR06 \l 1033 ]
Perbedaan ras terhadap sifat kulit mungkin secara signifikan mempengaruhi
kemampuan kulit untuk mempertahankan kelembaban[ CITATION SCT02 \l 1033 ]. Telah
banyak investigasi terbaru dengan pengukuran objektif untuk melaporkan pengaruh ras
terhadap perbedaan sifat kulit dengan akurat[ CITATION DCW14 \l 1033 ] Dapat dilihat
pada table 1.

Tabel 1. Perbedaan sifat kulit berdasarkan ras


Selain itu proses penuaan menyebabkan penurunan fungsi organ, termasuk kulit,
dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada usia lanjut. Pruritus adalah keluhan
yang sering ditemukan pada usia lanjut. Pada suatu studi terhadap 4099 pasien geriatri di
Turki, pruritus termasuk dalam lima penyakit kulit terbanyak dan sering dihubungkan
dengan kulit kering.[ CITATION BYa06 \l 1033 ]
Perubahan penting di epidermis terjadi pada lapisan paling superfisial, yaitu
stratum korneum. Stratum korneum terdiri atas korneosit dan substansi interseluler yang
tersusun seperti “batu bata dan semen”. Lipid interseluler yang berperan pada
pembentukan intercellular lamellar bilayer antara lain sfingolipid, sterol bebas, dan
fosfolipid. Lipid ini penting untuk memerangkap air dan mencegah kehilangan air
berlebih. Pada usia lanjut, lipid interseluler berkurang, mengakibatkan fungsi sawar
terganggu sehingga meningkatkan kerentanan usia lanjut terhadap bahan-bahan seperti
pelarut dan deterjen.[ CITATION MTH03 \l 1033 ]
Perubahan lain pada stratum korneum antara lain bertambahnya ukuran dan
akumulasi korneosit, berkurangnya kadar natural moisturizing factor (NMF) yang cukup
signifikan, serta terganggunya proses deskuamasi akibat melambatnya turnover
sel[ CITATION MTH03 \l 1033 ]
Faktor internal lain adalah penyakit komorbid seperti diabetes melitus, gagal
ginjal kronik, penyakit hati kronik, hipotiroidisme, keganasan, dan infeksi human
immunodeciency virus (HIV). Riwayat konsumsi obat juga perlu diperhatikan; obat-
obatan seperti agen antihipertensi, diuretik, obat hiperkolesterol, antiandrogen,
antiepilepsi, bleomisin, dan simetidin dapat berkontribusi pada kulit kering[ CITATION
EFW11 \l 1033 ]
C. Kerusakan dan Estetika
1. Anatomi Dan Morfologi Kulit Kering
Table 2. Karakteristik kulit kering

Kulit normal mengandung kadar histamin dan sitokin yang lebih rendah
dibandingkan dengan kulit kering. Pelindung yang berada di sekitar corneosit turut
terlibat dalam patologi kulit kering. Selain itu, kulit kering telah terbukti mengandung
kadar keratin 5 dan 14 yang lebih tinggi. Gambar di sebelah kanan menunjukkan SC yang
retak yang merupakan salah satu karakteristik kulit kering dan berhubungan dengan
penurunan kadar air (pola biru) dan terjadinya peningkatan ikatan silang involucrin
(silang kuning).[ CITATION DCW14 \l 1033 ]
Gambar 1. Mekanisme Xerosis (Kulit Normal: Mengurangi histamin, mengurangi
sitokin inflamasi, ekspresi involucrin yang normal. Kulit Kering: Peningkatan histamin,
peningkatan sitokin inflamasi, ekspresi prematur pada involucrin).[ CITATION DCW14 \l
1033 ]

Gambar 2. Perbandingan kulit pada dewasa muda dan usia lanjut


2. Anatomi Dan Morfologi Rambut Kering
Rambut merupakan pelengkap dari kulit selain kuku, kelenjar minyak dan
kelenjar keringat yang memberikan kehangatan, perlindungan dan keindahan. Rambut
juga terdapat di seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, dan bibir. Kegunaan
rambut sebagai pelindung yaitu melindungi terhadap bermacammacam rangsang fisik,
mekanis maupun khemis dan juga sebagai mahkota/perhiasan bagi kepala.
Gambar 3. Struktur anatomi rambut

Bahan utama rambut ialah zat tanduk atau keratin. Susunanya terdiri dari zat putih
telur (protein) dan zat-zat anorganik seperti karbon (C) 51%, Oksigen (O2) 21%,
Nitrogen (N2) 17%, Hidrogen (H2) 6% dan Belerang (S) 5%. Pertumbuhan rambut setiap
orang berbeda-beda. Jika rambut sehat, maka pertumbuhan normalnya adalah ½ inchi
(1¼ cm) setiap bulan atau 24 jam 0,3 mm. Dan itu juga akan sangat dipengaruhi juga
oleh usia, jenis kelamin, ras, dan iklim.
Kulit kepala kering diakibatkan oleh kelenjar palit yang kurang bekerja, sehingga
kurang menghasilkan sebum untuk melumasi kulit kepala dan rambut Rambut kering
mempunyai ciri-ciri jika kita pegang akan bersuara, penampilan gersang dan kaku, warna
pirang/kemerahan/cahaya pudar, rambut tipis, rapuh, ujung berbelah, dan sering
ditumbuhi ketombe.

3. Anatomi Dan Morfologi Kuku Kering


Kuku merupakan salah satu dermal appendages yang mengandung lapisan tanduk
yang terdapat pada ujung-ujung jari tangan dan kaki, gunanya selain membantu jari-jari
untuk memegang tetapi juga digunakan sebagai cermin kecantikan. Lempeng kuku
terbentuk dari sel-sel keratin yang mempunyai dua sisi, satu sisi berhubungan dengan
udara luar dan sisi lainnya tidak [ CITATION Soe10 \l 1033 ]
Gambar 4. Anatomi kuku
Kuku dibentuk secara terus menerus oleh matriks kuku dan dasar kuku (nail
Bagian ventral lempeng kuku (nail plate) dibentuk oleh dasar kuku (nail bed), sedang
sisanya berasal dari matriks. Lempeng kuku merupakan struktur yang paling besar dan
bewarna translucent dimana ia melekat kuat pada dasar kuku dan perlekatan ini kurang
kuat ke arah proksimal[ CITATION Soe10 \l 1033 ]
Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free edge)
menebal yang berfungsi sebagai protektif, menghalang kemasukan dari patogen
infeksius. Ketebalan lempeng kuku dianggarkan antara 0,5-1,0 mm dan dapat dibahagi
atas beberapa lapisan yaitu lapisan dorsal, intermediate, dan ventral. Bagian lapisan
dorsal umumnya terdiri dari keratain keras. Lapisan intermediate juga mengandung
keratin keras dan merupakan ¾ dari total ketebalan kuku. Sedangkan lapisan ventral
dibentuk oleh keratin hiponikial lembut dan mempunyai 1-2 lapisan sel
Lempeng kuku (nail plate) berasal dari matriks dan bagian yang bewarna putih
berbentuk seperti bulan sabit yang terletak di bagian ujung distal kuku adalah lunula.
Dasar kuku (nail bed) terdiri dari sel epitelial dan berkembang secara proksimal dari
pinggir lunula kemudian secara distal ke arah hiponikium.
D. Cara Mengatasi Kulit, Rambut dan Kuku Kering
Perawatan kulit dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa produk, seperti
salep, krim, losion, minyak, dan gel. Salah satu produk kosmetik yang banyak digunakan
adalah kosmetik pelembab. Istilah pelembab atau dikenal dengan sebutan emolien adalah
penambahan air ke dalam kulit dan meningkatkan kapasitas pengikatan air pada SC.
Lapisan SC adalah struktur yang interaktif dan dinamis, fungsinya sebagai pelindung dan
menjaga kelembaban kulit[ CITATION SHi02 \l 1033 ]
Pelembab telah dirancang untuk memberikan kelembaban atau mengembalikan
kelembaban pada SC.(Crowther JM,2008. Pelembab menjadi salah satu produk yang
banyak diminati oleh konsumen, bahkan sekarang produk pelembab telah dikembangkan
menggunakan bahan alami, seperti dari tumbuhan dan vitamin.Dalam buku International
Cosmetic Ingredient Dictionary telah tercatat 125 zat yang berfungsi sebagai emolien dan
hampir 200 zat bersifat higroskopis yang digunakan untuk meningkatkan kadar air dalam
kulit.[ CITATION Cos06 \l 1033 ]
Pelembab umumnya digunakan untuk mengurangi garis-garis halus,
menghaluskan, dan melembabkan kulit. Ini mungkin dapat meningkatkan kepercayaan
diri seorang inividu, kepuasan psikologis, dan kualitas hidup. Pelembab bekerja efektif
untuk mengatasi kulit kering dan menjaga kahalusan kulit.[ CITATION SPu17 \l 1033 ]
Pelembab juga memiliki beberapa manfaat selain untuk melembabkan kulit.
Beberapa fungsi lainnya, yaitu sebagai berikut:
1. Anti-inflamasi
Beberapa komponen pelembab, seperti glycyrrhetinic acid, palmitoyl-
ethanolamine, telmesteine, vitis vinifera, dan ceramides yang berpotensi sebagai anti-
inflamasi yang cukup besar melalui berbagai mekanisme, diantaranya memblokir
aktivitas siklooksigenase, mengatur sitokin, memproduksi prostanoid proinflamasi,
serta menyediakan efek yang menenangkan pada kulit yang sedang meradang, seperti
pada dermatitis atopik.
2. Antipruritik
Pelembab dengan basis air dapat memberikan efek dingin pada kulit. Pelembab
ini biasanya mengadung bahan seperti mentol sebagai zat aditifnya yang dapat
memberikan sensasi dingin dan dapat mengurangi rasa gatal.
3. Antimitotik
Pelembab ini berupa minyak mineral yang memiliki sifat antimomotik epidermal
dengan derajat rendah dan dapat membawa efek terapetik pada penyakit kulit dengan
meningkatkan aktivitas mitosis epidermal, seperti psoriasis.18
4. Penyembuhan Luka
Hyaluronic acid telah menujukkan efektivitas dapat mempercepat penyembuhan
luka. [ CITATION MLo12 \l 1033 ]

E. Formulasi Sediaan Pelembab


1. Bahan utama untuk menyusun formula sediaan pelembab
Komponen pelembab dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, yaitu
humektan, oklusif, emolien, dan konstituen pelembab alami atau esensial protein. Tipe
pelembab dan contohnya seperti yang disajikan pada Tabel 3.
Humektan adalah zat yang dapat menarik air jika dioleskan pada kulit. Secara
teoritis dapat meningkatkan hidrasi SC. Bahan humektan yang umumnya digunakan
termasuk gliserin, sorbitol, urea, asam alfa hidroksi, dan glukosa [ CITATION ZDD10 \l
1033 ]. Selain itu, sifat higroskopis dimiliki oleh beberapa humektan, diantaranya asam
alfa hidroksi, amonium laktat juga terbukti mengurangi terjadinya penebalan abnormal
pada SC, meningkatkan kohesi antara corneocytes, mengurangi penampilan yang terlihat
pada ichthyosis, dan kondisi hiperkarotik lainnya. Perlu diingat, penggunaan humektan
terjadi secara transepidermal bukan berasal dari lingkungan. Karena itu, penguapan terus
terjadi dari kulit yang dapat memperburuk kondisi kulit dan menyebabkan kulit menjadi
kasar. Konsentrasi yang tinggi pada beberapa humektan, diantaranya urea, gliserin, dan
propilen glikol dapat menjadi penyebab terjadinya iritasi dan harus dihindari pada
individu yang memiliki kulit sensitive[ CITATION MJZ08 \l 1033 ]
Oklusif secara fisik dapat memblokir secara transepidermal terjadinya kehilangan
air pada SC dan membantu mempertahankan kadar air.20 Lanolin adalah salah satu zat
digunakan sebagai oklusif dan telah lama digunakan sebagai pelembab tunggal. Oklusif
terdiri dari berbagai campuran, seperti ester, diester, hidroksi ester yang memiliki berat
molekul yang tinggi, lanolin alkohol, dan asam lanolin. Namun sampai saat ini lanolin
bisa dikatakan cukup efektif untuk meminimalkan terjadinya penguapan dan juga
dermatitis. Oleh sebab itu, penggunaan lanolin harus dibatasi pada individu yang
memiliki jenis kulit yang sensitif. Selain lanolin, petrolatum juga telah banyak digunakan
sebagai pelembab. Seiring meningkatnya permasalah kesehatan dan juga lingkungan, saat
ini telah dikembangkan derivat petroleum dari minyak bumi yang menjadi alternatif.
Bahan tersebut, diantaranya dimeticon dan zinc dioxide. Beberapa oklusif diantaranya
juga memiliki efek emolien yang lebih kemampuannya untuk meningkatkan kemampuan
kualitas kulit secara keseluruhan.[ CITATION DCW14 \l 1033 ]
Tabel 3.Tipe pelembab dan contohnya

Emolien sering digunakan ke dalam produk pelembab yang berfungsi untuk


menghaluskan kulit melalui pengisian ruang antara lapisan corneocyt. Meskipun tidak
seperti sifat bahan oklusif, emolien juga dapat berfungsi mencegah terjadinya penguapan
air pada kulit. Umumnya emolien terdiri dari emulsi air dalam minyak dengan komponen
minyak sebesar 3-25%. [ CITATION GSa13 \l 1033 ]
Kelompok pelembab anti-inflamasi, senyawa yang telah disetujui FDA. Contoh
produk produk dalam pelembab ini adalah krim MimyX, Atopiclair®, EpiCeram®.
Produk pelembab tersebut adalah produk yang dirancang untuk kulit kering dan penyakit
dermatitis atopik. Krim MimyX mengandung palmitoylethanolamide, yaitu suatu lemak
bioaktif yang ditujukan untuk pasien yang mengalami dermatitis atopik. Atopiclair®
tidak mengandung bahan aktif medis, namun berfungsi sebagai krim hidrofilik yang
terdiri atas hyaluronic, telmesteine, dan glycyrrhetinic. EpiCeram® adalah krim yang
mengandung ceramide, asam lemak bebas, dan kolestrol. Ketiga krim ini adalah produk
pelembab yang telah menunjukkan kemampuan mengatasi dermatitis atopik[ CITATION
DCW14 \l 1033 ]

2. Bentuk sediaan kosmetik pelembab


Formulasi utama berupa sistem emulsi dan kebanyakan dalam bentuk losion dan
krim. Berbagai macam formulasi pelembab disajikan pada Tabel 4[ CITATION SPu17 \l
1033 ]
Tabel 4. Formulasi berbagai macam pelembab
DAFTAR PUSTAKA

Association., C. T. (2006). International Cosmetic Ingredient Dictionary and Handbook.


B Yalcin, T. E. (2006). The prevalence of skin diseases in the elderly: Analysis of 4099 geriatric
patients. . Int J Dermatol.
Derler. (2012). Tribology of skin: Review and analysis of experimental results for the friction
coefficient of human skin. Tribol Lett.
Draelos, Z. (2010). Active agents in common skin care products. . Plast Reconstr Surg.
EF White-Cu, R. M. (2011). Dry skin in the elderly: Complexities of a common problem. Clin
Dermatol.
G Savary, G. M. (2013). Impact of emollients on the spreading properties of cosmetic products:
A combined sensory and instrumental characterization. . Clloids Surfaces B
Biointerfaces.
Haroun, M. (2003). Dry Skin in the Elderly. Geriatrics & Aging.
Loden, M. (2012). Effect of moisturizers on epidermal barrier function. . Clin Dermatol.
MJ Zirwas, S. S. (2008). Moisturizer allergy: diagnosis and management. . Clin Aesthet
Dermatol.
Partogi, D. (2008). Kulit Kering. Sumatra Utara : FK USU.
R Baran, B. J. (2000). Disease of the skin appendages. Disease of the nails. Canada: Clinical
Dermatology Suanders Elsevier.
Rawlings, A. V. (2006). Ethnic skin types: Are there differences in skin structure and function? .
Int J Cosmet Sci.
S Hill, E. C. (2002). A comparison of the effects of bath additives on the barrier function of skin
in normal volunteer subjects. J Dermatolog Treat.
S Purnawati, I. N. (2017). he role of moisturizers in addressing various kinds of dermatitis: A
review. Clin Med Res.
Soepardiman. (2010). Kelainan Rambut. Dalam: Djuanda, Adhi, dkk. Jakarta: Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Taylor, S. (2002). SC. Skin of color: Biology, structure, function, and implications for
dermatologic disease. . J Am Acad Dermatol.
Tranggono, R. (2010). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. . Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Wan, D. (2014). Moisturizing different racial skin types. . J Clin Asthet Dermatol.
Wang Y, L. J. (2018). Study on Development of wax emulision with liquid Crystal structure and
its moisturizing and frictional interactiins with skin. Colloids Surfaces B Biointerfaces.
Wolff, K. (2009). Fitzpatrick ’ s Dermatology in Gener- al Medicine. Two.

Anda mungkin juga menyukai