PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kosmetika sudah dikenal sejak jaman dahulu yaitu 3500 sebelum Masehi,
orang Mesir sudah menggunakan kosmetik yang berasal dari bahan alami
tumbuhan, hewan dan tanah liat. Sejarah kosmetika di Indonesia telah dimulai
sebelum penjajahan Belanda. Saat ini, kosmetika sudah berkembang begitu pesat
seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan kosmetik..Hal ini dapat dibuktikan
dengan banyaknya industri kosmetika dan produk-produk yang beredar.
Kuku merupakan alat tambahan kulit yang mempunyai fungsi fisiologis
untuk melindungi ujung jari dan fungsi estetis untuk menunjang penampilan.
Secara estetis kriteria kuku sehat adalah:
1) Ukuran kuku (rasio panjang dan lebar lebih dari satu kecuali ibu jari).
2) Tekstur permukaan kuku (lempeng kuku ideal halus dan mengkilat tanpa
permukaan yang ireguler).
3) Warna kuku (lempeng kuku yang menarik adalah transparan, yang
mencerminkan warna struktur bawahnya; pink dari nail bed dan putih dari
matriks pada lunula dan dari udara dibawah kuku pada tepi bebas kuku).
4) Integritas perionikia (jaringan sekitar kuku yaitu kutikula, lipatan kuku
proksimal, dan hiponikia).
Kuku ideal berbentuk oval, panjang, dan nail plate melengkung
tranversal.Meningkatnya kebutuhan untuk mendapatkan kuku yang ideal,
membuat kosmetika kuku makin berkembang untuk menyamarkan kondisi kuku
yang sebenarnya dan memperbaiki penampilan kuku.
Kebutuhan nail art telah menjadi gaya hidup bagi perempuan modern, hal
ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya usaha jasa yang bergerak di bidang
nail art. Hal tersebut didukung pula oleh Karakhati, Nathalia (2009:7)
menyebutkan bahwa memperindah kuku kini menjadi gaya hidup yang tak
terlepaskan dari kaum urban. Bahan dasar nail art adalah cat kuku atau pewarna
sintetis untuk kuku. Pada tahun 1920 diperkenalkan cat kuku di pasaran dengan
sediaan jernih, kemudian tahun 1930 Charles Revson mempunyai gagasan
1
menambahkan pigmen untuk memberi warna. Cat kuku merupakan pigmen yang
diendapkan dalam pelarut yang mudah menguap untuk menutupi warna alami
kuku. Nail polish, basecoat dan topcoat,mempunyai formulasi dasar yang sama,
dan mengeras dengan penguapan (Novita dkk, 2009:57).
Kesadaran masyarakat akanbahaya produk kosmetik berbahan kimia
membuat mereka cenderung memilihproduk berasal dari bahan- bahan alami yang
lebih aman untuk kulit. Salah satu Bahan alamibisa berupa pewarna alami dari
alam, bahan alami atau bahan pewarna alamiuntuk pewarna kuku bisa diambil
dari tumbuh- tumbuhan atau buah- buahan
Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas kosmetik
pewarna kuku (kutex) yang berasal dari alam.
B. PERMASALAHAN
1. Apa karakteristik yang baik dari sediaan Pewarna Kuku?
2. Apa Komponen dan Metode pembuatan sediaan Pewarna Kuku?
3. Apa evaluasi dari formula sediaan Pewarna Kuku dari bahan Alam?
4. Bagaimana karakteristik sediaan Pewarna Kuku dari bahan Alam formula
sendiri?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1. Mengetahui karakteristik yang baik dari sediaan Pewarna Kuku?
2. Mengetahui metode pembuatan sediaan Pewarna Kuku?
3. Mengetahui evaluasi dari formula sediaan Pewarna Kuku dari bahan
Alam?
4. Mengetahui karakteristik sediaan Pewarna Kuku dari bahan Alam formula
sendiri?
D. MANFAAT PENULISAN
Paper ini dibuat dengan harapan dapat memberikan informasi mengenai sediaan
Pewarna Kuku Alami , komponen, metode serta evaluasinya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI KUKU
Keadaan kuku seperti halnya keadaan kulit, dapat menentukan kesehatan
umum dari badan.Kuku yang sehat normal adalah kuat, kenyal, dan
memperlihatkan warna kemerah–merahan, dan permukaan licin, melengkung
dan bersih tanpa terdapat lubang atau ombak di bagian tepinya.Kuku sebagai
tambahan dari kulit, merupakan lempeng tanduk yang bertugas melindungi
ujung–ujung jari tangan dan kaki.Kuku terbentuk dari keratin yang mengandung
asam amino.
A.1. Unsur Kimia pada Kuku Unsur-unsur kimia pada kuku terdiri atas.
1) Carbon 51%
2) Hidrogen 6%
3) Nitrogen 17%
4) Oxygen 21%
5) Sulfur 5%
3
2) Akar kuku (free edge) : yaitu akar kuku berada pada dasar kuku dan
tersembunyi dibawah kulit, akar kuku berasal dari jaringan yang tumbuh
yaitu matrix atau kandungan kuku.
3) Ujung lepas : merupakan bagian yang berbatasan dengan badan kuku dan
ujung jari.
4
setelah kematian; kulit dehidrasi dan mengencangkan, membuat kuku (dan rambut
) muncul untuk tumbuh.
Pada tahun 1920 diperkenalkan cat kuku di pasaran dengan sediaan jernih,
kemudian tahun 1930 Charles Revson mempunyai gagasan menambahkan pigmen
untuk memberi warna.Cat kuku merupakan pigmen yang diendapkan dalam
pelarut yang mudah menguap untuk menutupi warna alami kuku.Nail polish,
basecoat dan topcoat, mempunyai formulasi dasar yang sama, dan mengeras
dengan penguapan.
Cat kuku mempunyai bahan komposisi yang berisi zat warna dalampelarut
yang cepat kering, mudah mengeras, lekat pada kuku dan tahan goresan yaitu
terdiri dari pelarut pigmen, zat plastik, zat pembentuk selaput utama, dan zat
pembentuk selaput pelengkap (wasitaatmadja, 1997). Selain itu, mungkin juga
ditambahkan bahan pengawet atau bahan pengeras contohnya formaldehid yang
masih bisa digunakan dengan batasan dan persyaratan dalam penggunaannya. Cat
5
kuku yang digunakanuntuk pembuatan sediaan cat kuku harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
1. Tidak menimbulkan reaksi iritasi pada kulit dan kuku.
2. Mudah dan enak digunakan.
3. Harus stabil dalam penyimpanan yang ditinjau dari segi homogenitas,
pemisahan, sedimentasi, warna, dan interaksi di antara bahan yangterkandung
di dalamnya.
4. Memberikan selaput dengan ciri khas yang dikehendaki yang
meliputiketebalan serba sama yang dapat dicapai jika memilki sifat alir
danpembasahan yang baik, warna seragam, berkilauan, daya lekat padakuku
sangat baik, kekenyalan dan kelenturannya baik sehingga tidakmudah rapuh
(getas atau retak) , permukaan selaput keras tidak lengketyang dapat dalam
waktu singkat, sifat pengeringan baik (Depkes RI,1985).
6
5. Extra shine: bila ingin memberikan kesan basah yang cukup lama, extra
shine nail polish adalah pilihan yang paling tepat. Kuku terlihat berkilau
sempurna dan manis.
6. Shimmer: memiliki kuku yang tampak berkilau seperti mutiara adalah
dambaan sebagian besar wanita. Warna natural seperti cream dan pearl cantik
dipulaskan di kuku lentik untuk memberikan kesan alami.
Tabel 2.4.1.1 Zat warna organik yang digunakan dalam sediaan cat kuku
7
6) Pengisi yaitu guanine fish scale atau titanium dioksida dilapisi mica flakes atau
bismut oksiklorida untuk pewarnaan
7) Bahan pengendap (1%), tetapi tidak selalu ditambahkan.
C. METODE PEMBUATAN
Metode pembuatan sediaan pewarna kuku adalah metode pencampuran dan
dispersi.
8
4. Kelembutan
Kelembutan dari lapisan film yang disapukan ke permukaan kuku dilihat
secara mikroskopik. Sebelum mengaplikasikan pewarna kuku, kelembaban
dan kebersihan kuku harus diperhatikan, untuk mendapatkan adhesi yang baik
dan gloss.
5. Kekerasan
Dilakukan untuk menguji kekerasan lapisan film. Metode pengujiannya ada
dua metode yaitu metode sward Rocker dan tukon mikrohardness tester. Film
sebanyak 0,0006 inchi diletakan diatas piring gelas dikeringkan selama 48
jam pada suhu 25°C dan tambahan 2 jam pada suhu 71°C. Nilai normal 8 -
11 oscillations. (sward Rocker methode)
6. Tahan Air
Uji ini dilakukan untuk menguji kemampuan lapisan film terhadap
ketahanannya terhadap air. Sebanyak 0,0006 inchi lapisan film diaplikasikan
dalam 3 piring gelas, kemudian dikeringkan. Piringan tersebut dimasukan ke
dalam wadah yang berisi air destilasi pada suhu 37°C selama 24 jam.
7. Viskositas
Uji viskositas dilakukan denganalat viskositas Brookfield. Viskositas yang
normal adalah 375-500 cps pada 60 rpm, at 250 C.
8. Kestabilan
Dilakukan dengan uji stabilitas dipercepat. Dilakukan selama 3 bulan dengan
kondisi beberapa variasi suhu.
9
E. FORMULA PEWARNA KUKU
Formula 1
Bahan Komposisi
Nitroselulosa 10 %
Alkyd Resin 10 %
Asetil tributil sitrat 5%
Etil asetat 20 %
ButilAsetat 15 %
Etil alkohol 5%
Toluen 35 %
Pterocarpus indicus Wild 20 %
Metil paraben 0,2 %
Cara pembuatannya :
Formulasi 2
Etil asetat 30
Butil asetat 18
Isopropyl Alkohol 45
Silica Dimetil Silylate 2.00 %
Silica 2.00 %
Ekstr lawsonia inermis 3.00 %
Methyl paraben 0,2 %
10
Cara Pembuatan
Tambahkan Silica dimetil Silylate dengan kuku dasar cat
danmembubarkan dengan pelarut selama minimal 15 menit.
Tambahkan Silika untuk Tahap 1 dan membubarkan dengankecepatan
sedang selama 10 menit.
Tambahkan etil asetat ke kuku dasar cat.
Tambahkan Silika basah sambil diaduk dengankecepatan sedang.
Tambahkan isopropil alkohol dan ekstrak lawsonia inermis
danmenyeragamkan dengan kecepatan rendah selama minimal 15
menit.
Formulasi 3
Nitrocellulose 14.90
Butyl acetate 34.04
Toulene 30.00
Toulenesulphonamideforma 7.10
ldehyde resin
Dibutyl phthalate 4.80
Camphor 2.40
Stearyl konium hectorite 1.20
Benzophenone -1 0.20
Hylocereus costaricencis 2%
Bismuth oxychloride (25%) 5.00
Methyl paraben 0,15
Cara pembuatannya :
11
Formula 4
Nitroselulosa 10 %
Dioktil 7%
Camphor 13 %
Aseton 40 %
Etilenglikol monometil 30 %
eter
Ptecarpus indicus 3%
Glitter q.s
Methyl paraben 0,2 %
Cara Pembuatan
1. Tambahkan ekstrak bixa orellana ke dalam campuran larutan alkyd resin
dan sebagian asetil tributil sitrat.
2. Gerus homogen campuran tersebut.
3. Buat campuran larutan zat lain (nitroselulosa, etil asetat, butil asetat, etil
alkohol, toluene dan lain-lain) kemudian tambahkan campuran no. 2,
gerus homogen.
4. Tambahkan zat campuran secukupnya, sampai terlihat perubahan warna.
5. Tambahkan Aqua rosae sebagai parfum secukupnya kedalam larutan
tersebut serta tambahkan glitter yang telah dibuat.
6. Perpindahan antar kontainer harus dalam wadah tersegel dan jangan
pakai api langsung.
F. DATA PREFORMULASI
Nitroselulosa
Cairan minyak jernih, tidak berwarna dengan sedikit wangi aromatik
Etil asetat
Cairan jernih tidak berwarna, bau menusuk, rasa asam , tajam, dapat campur
dengan air, etanol dan gliserol.
12
Etil alkohol
Cairan mudah menguap, mudah terbakar, dan tak berwarna. Kegunaan sebagai
pelarut..
Camphora
Kristal putih, bau khas
Gliter
Dari sisik ikan, mengkilat, putih
Methyl paraben
Pemerian serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai
rasa, agak membakar diikuti rasa tebal. Kelarutan larut dalam 500 bagian air,
dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3
bagian aseton, jika didinginkan larutan tetap jernih.Metil paraben ini
mempunyai fungsi sebagai zat tambahan dan zat pengawet
13
BAB III
PEMBAHASAN
A. KARAKTERISTIK FORMULA
Komponen Nama Bahan F1 F2 F3 F4
Masker (%) (%) (%) (%)
Toulenesulphonamid 7,1
eformaldehyde resin
Plasticizer Asetil tributil sitrat 5
Dioktil 7
Camphora 13%
monometil eter
Etil asetat 20 30
ButilAsetat 15 18 34,04
Etil alkohol 5
Toluen 35 45 30
Aceton 40 %
Heyna 20
Silika dimethyl 2
14
sililate
Silika 2
Karakteristik Bahan
1. Nitroselulosa
Digunakan sebagaibahan pembentuk lapisan film dan terbaik sejak dulu
sampai sekarang.
2. Dioktil
Digunakan sebagai plasticizeryang berguna untuk melembutkan dan
memberikan elastisitas pada lapisan cat kuku yang terbentuk.paling
sering digunakan dan aman untuk kesehatan.Cat kuku pada umumnya
mengandung dua atau lebih campuran plasticizer.Sifat dari plasticizer
adalah pada konsentrasi rendah dapat membentuk lapisan tipis dan
mengkilat.Jika nitroselulosa mengering di permukaan kuku sehingga
lapisan kuku menjadi keruh dan mudah terkelupas.
3. Camphor
Untuk membuat cat kuku yang semakin lembut dan elastis, digunakan
kombinasi dua plasticizer.
4. Aseton
Digunakan sebagai pelarut, karena merupakan pelarut yang lebih aman
dibandingkan toluen dan formaldehid yang umum digunakan pada cat
kuku. Pemilihan zat pelarut tergantung pada jenis ‘film former’ yang
akan digunakan. Pada umunya digunakan satu atau campuran
pelarut.Maksud dari penggunaan campuran ini adalah selain untuk
melarutkan nitroselulosa, resin dan plasticizer juga untuk maksud agar
cat kuku ini menguapnya perlahan-lahan. Apabila hanya digunakan satu
macam pelarut saja maka karena cepat menguap, nitroselulosa akan
segera mengendap dan lapisan yang terbentuk tidak akan baik serta cat
kuku sukar untuk dioleskan. Jadi kecepatan menguap dari pelarut akan
15
sangat menentukan lapisan yang terbentuk. Bila terlalu perlahan-lahan
juga kurang baik karena cat kuku akan lama kering dan lapisan yang
terbentuk agak tebal hingga sukar merata.
6. Glitter
Bahan tambahan yang sering digunakan untuk memperindah cat kuku
adalah glitter.Namun, glitter yang ada kurang bervariasi. Glitter
biasanya terbuat dari sisik ikan yang dihaluskan. Pada formulasi ini
digunakan glitter sisik ikan berbentuk daun dan diberi warna emas.
Cara membuat glitter dari sisik ikan yaitu, pertama pilih sisik ikan yang
masih segar lalu disiangi. Kedua, segera lakukan pencucian sebelum
sisik ikan menjadi bau.Ketiga, pastikan pencucian sisik ikan benar-
benar bersih hingga tidak ada lagi lendir yang masih menempel.Yang
perlu diperhatikan, jangan mengeringkan sisik di bawah sinar
matahari.Ini karena bisa membuat sisik ikan melengkung dan sulit
untuk dibentuk.Kemudian sisik ikan yang telah kering dibentuk glitter
dengan pola daun.
7. Aromaterapi
Formulasi ini juga menambahkan aromaterapi berupa aqua rosae. Ini
berfungsi sebagai bahan tambahan yang membuat konsumen relax saat
menunggu cat kuku kering.
16
3. Kutex menempel kuat pada kuku.
4. Cat kuku lembut dan elastis.
5. Dapat digunakan dengan mudah.
6. Glitter berbentuk daun (unik).
4.5 Evaluasi
1. Viskositas (Viskometer atau rheometer)
2. Kekerasan dari film kering (Rocker apparatus, such sward)
3. Waktu kering
4. Penampilan (Homogenitas warna, colourimetri)
5. Stabilitas
17
BAB IV
A. KESIMPULAN
1. Karakteristik sediaan pewarna kuku.meliputi :
a. Organoleptik :Memiliki warna dan bau yang menarik,
b. Kandungan non volatilnya maksimum 20 %
c. Waktu pengeringan 10 menit
d. Menempel kuat pada kuku.
e. Cat kuku lembut dan elastis.
f. Dapat digunakan dengan mudah.
g. Viskositas 375-500 cps
B. SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil formulasi yang
terbaik dari sediaan yang akan dibuat
18
DAFTAR PUSTAKA
19
UNIVERSITAS PANCASILA
PROGRAM MAGISTER ILMU KEFARMASIAN
MAKALAH
Oleh :
Peminatan :KosmetikaBahanAlam
JAKARTA
2016
20
KATA PENGANTAR
Puji syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Formula
Pewarna Kuku Bahan Alam ” dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang tim penulis
hadapi. Namun tim penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dosen, teman
dan kerabat, sehingga kendala-kendala yang tim penulis hadapi dapat teratasi.
Tim Penulis sadar, penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, guna penyusunan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan
datang.
Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini dapat memberi
sumbangan pemikiran tersendiri bagi masyarakat khususnya bagi para mahasiswa
sebagai tambahan ilmu dan informasi terutama dalam pengetahuan mengenai
regulasi kosmetik khususnya di negara maju.
Penulis
21
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Anatomi Kuku ….........................................................................................3
B. Cat Kuku.........…………………………….................................................5
C. Metode Pembuatan Cat Kuku.....................................................................8
E. Evaluasi Cat Kuku…………........................................................................8
F. Formula sediaan Cat Kuku..........................................................................10
G. Data Preformulasi……………………………..………………………….12
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
22