Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebersihan dan keindahan wajah merupakan dambaan dan daya tarik tersendiri bagi

setiap orang. Untuk itu yang selalu ingin berpenampilan menarik, perawatan tubuh

merupakan kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan. Tak tertutup bagi kaum hawa yang ingin

berpenampilan bersih dan menarik.

Jenggot dan kumis merupakan suatu rambut yang tumbuh di bagian wajah di sekitar

dagu dan mulut seorang pria yang telah dewasa. Namun dewasanya tak semua pria menyukai

jenggot dan kumis yang tumbuh pada dirinya. Sehingga tidak banyak dari para pria

malakukan tindakan untuk mencukur bagian jenggot dan kumisnya dengan alasan agar tidak

terlihat tua atau agar tidak terlihat menyeramkan. Hambatannya dalam mencukur jenggot dan

kumis seorang pria terkadang kesulitan dikarenakan takut terjadi iritasi pada kulit bahkan

takut terkena pisau cukur saat mencukur jenggot dan kumisnya.

Shaving cream (krim pencukur) biasa digunakan kosmetik untuk melicinkan atau

melembutkan kulit agar dapat merapihkan kumis atau jenggot pada laki-laki. Krim

mempunyai 2 ( dua ) macam fase yaitu tipe emulsi w/o dan o/w yang memiliki kekurangan

dan kelebihan dari masing-masing sediaan. Sampai awal abad 20, bar atau batang keras sabun

cukur digunakan.

Krim baru diperkenalkan pada tahun 1940-an tidak diproduksi busa atau sikat yang

dibutuhkan, sering disebut sebagai krim brushless. Sabun digunakan dengan membasahi sikat

1
cukur, yang terbuat dari rambut baik babi atau rambut badger, dan berputar-putar kuas pada

sabun, kemudian melukis wajah dengan sikat. Krim brushless tidak menghasilkan busa,

dengan demikian menghilangkan kemampuannya untuk melindungi kulit terhadap

pemotongan. Sabun tradisional masih tersedia hari ini dari pembuat seperti The Art of

Shaving, Crabtree dan Evelyn dan Geo. F. Trumper.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Shaving Cream ?

2. Bagaimana metode yang digunakan untuk membuat Shaving Cream ?

3. Apa saja evaluasi yang dilakukan dalam sediaan Shaving Cream ?

4. Apa saja komponen formulasi Shaving Cream ?

5. Bagaimana cara pembuatan Shaving Cream ?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami mengenai sediaan Shaving Cream.

2. Untuk mengetahui metode pembuatan sediaan Shaving Cream.

3. Untuk mengetahui dan memahami uji evaluasi sediaan Shaving Cream.

4. Untuk mengetahui komponen utama formulasi Shaving Cream.

5. Untuk mengetahui dan memahami cara pembuatan sediaan Shaving Cream.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bercukur

Bercukur merupakan salah satu proses yang banyak dilakukan oleh para pria sejak

lama, dan bercukur telah menjadi salah satu bagian dalam memotong rambut yang tumbuh

dan telah menjadi kebutuhan sosial (Pannicia, 2000). Beberapa pria memilih untuk

menumbuhkan janggut, sementara banyak juga pria yang memilih mencukur janggutnya

(Pannicia, 2000).

Beberapa problem yang terkait dengan proses bercukur adalah iritasi kulit,

diantaranya tergores dan juga terpotong (Pannicia, 2000). Beberapa jenis iritasi kulit tidak

bisa dihindari disebabkan karena adanya proses penghilangan stratum korneum bersamaan

dengan proses mencukur janggut (Pannicia, 2000). Beberapa faktor yang mempengaruhi

derajat iritasi adalah:

(1) Ketajaman pisau cukur

(2) Sudut yang dibentuk oleh pisau saat bercukur

(3) Tekanan yang berlebihan pada pisau cukur

(4) Lubrikasi dan tingkat kebasahan dari janggut

Proses bercukur yang efisien meliputi:

(1) Penyiapan janggut termasuk hidrasi janggut

(2) Aplikasi dari proses bercukur yang baik

3
(3) Ketajaman pisau

(4) Sudut yang dibentuk antara pisau dengan kulit di bagian yang dicukur

(5) Tekanan yang diberikan ke pisau cukur

2.2. Anatomi Kulit

Kulit merupakan salah satu organ pada tubuh manusia. Pada kulit, berbagai jaringan

(mulai dari jaringan ikat, jaringan epitel, jaringan lemak, dan sebagainya) bersatu membentuk

yang namanya kulit. Secara struktural, maka kulit dapat kita bagi secara garis besar dalam 3

lapisan. Yaitu lapisan epidermis, lapisan dermis, dan lapisan subkutis (disebut juga lapisan

hipodermis).

1. Lapisan epidermis

Lapisan ini merupakan lapisan yang paling luar. Kalian bisa langsung menyentuhnya.

Kulit paling luar itulah epidermis. Pada epidermis tidak ada pembuluh darah. Coba kalian

review ulang, saat kalian tergores sesuatu yang tidak begitu tajam, maka kulit kalian hanya

4
tergores dan menimbulkan seperti garis putih namun tidak berdarah. Hal ini

menandakan, goresan tadi hanya merusak bagian dermis. Lapisan epidermis ada 5 lapis

(stratum) : 

a.  Stratum Corneum

Stratum corneum merupakan lapisan paling luar. Lapisan ini terdiri dari sel-sel yang

sudah mati, dalam artian sel-sel tidak lagi memiliki inti. Protoplasma sel menjadi

keratin/lapisan tanduk. Nah, kalo lapisan ini berlebihan, kulit jadi bersisik. Pada kondisi

patologis (penyakit) ada namanya psoriasis. Yaitu kondisi dimana turnover atau pergantian

kulit lebih cepat, jadi terbentuk stratum corneum yang berlapis-lapis, kulit jadi bersisik.

Masih banyak lagi sih kondisi kelainan atau gangguan kulit yang mengakibatkan kulit

bersisik.

b. Stratum Lucidum

Stratum ini cukup sulit diperhatikan dibawah mikroskop. Stratum lucidum merupakan

lapisan dibawah stratum corneum dan berisi sel-sel yang tidak memiliki inti. Protoplasma sel

menjadi protein (eleidin).

c. Stratum Granulosum

Stratum granulosum merupakan lapisan ketiga dibawah stratum lucidum. Pada lapisan ini

sel-sel masih memilki inti. Protoplasma mengandung banyak granul (butir-butir kasar).

Lapisan ini terlihat jelas di telapan tangan dan kaki. Dan pada mukosa (seperti pada pipi

bagian dalam, atau hidung bagian dalam) tidak ada lapisan ini. Apa yang terjadi jika ada

lapisan stratum granulosum pada dinding pipi kita. Mungkin saat kita makan akan terasa

kasar-kasar.

5
d. Stratum Spinosum

Stratum spinosum merupakan lapisan dengan kumpulan bentuk sel yang beragam. Bagian

bawah lapisan ini bentuk sel umumnya polygonal dan semakin ke atas, bentuk sel makin

gepeng. Sitoplasma nya jernih,intinya ditengah. Pada lapisan ini terdapat sel Langerhans yang

berfungsi sebagai prajurit pertahanan tubuh.

e. Stratum Basale

Stratum basale merupakan lapisan terbawah dari epidermis. Sel-sel pada bagian ini

berfungsi seperti stem sel, yang memproduksi sel-sel diatasnya. Jadi pada stratum basale ini

terus terjadi proses mitosis atau pembelahan. Sel basal tersusun palisading (atau seperti pagar,

berjejer susunannya). Diantara sel basal terdapat sel melanosit. Sel melanosit menghasilkan

melanin yang memberi pigmen warna kulit. Semakin banyak melanosit maka warna kulit

seseorang itu semakin gelap.

2. Lapisan dermis

Berbeda dengan epidermis yang berlapis jelas ibarat bolu lapis, pada bagian dermis

bagian-bagiannya tidak begitu jelas. Sehingga lapisan dermis hanya dibagi dalam dua bagian

(atau pars). Yaitu pars papilare, dan pars retikulare.

a. Pars Papilare

Pars papilare merupakan bagian yang dekat / menonjol ke arah epidermis. Terdapat ujung

saraf dan pembuluh darah.

b. Pars Retikulare

6
Pars retikulare merupakan bagian yang menonjol ke arah subkutis. Komposisi pada

bagian ini terdiri dari jaringan ikat kolagen, retikulin, dan elastin. Kolagen sangat elastis. Dan

komposisi kolagen pada dermis seseorang menentukan kekencangan kulitnya. Semakin tua

usia seseorang, maka komposisi kolagennya semakin sedikit, sehingga kelenturan kulitnya

pun berkurang.

3. Lapisan hipodermis (subkutis)

Lapisan hipodermis terdiri dari jaringan ikat longgar dan sel lemak. Pada lapisan ini

terdapat ujung saraf, pembuluh darah dan kelenjar getah bening.

2.3. Shaving Cream

Shaving cream atau krim pencukur pada dasarnya adalah sabun dengan formula

khusus yang dipakai untuk mencukur bulu atau rambut yang tumbuh di permukaan kulit.

Fungsi dari krim pencukur adalah melembutkan rambut dan membuat kulit lebih licin,

sehingga kegiatan mencukur menjadi lebih mudah dan mengurangi dampak iritasi. Formula

yang sering dipakai untuk membentuk krim cukur adalah asam lemak dan alkalin.

Krim cukur atau busa cukur adalah zat yang dioleskan ke wajah atau ke mana saja

rambut tumbuh, untuk memberikan pelumasan dan menghindari pisau cukur terbakar

saat pencukuran . Krim cukur sering dibeli di semprot bisa , tetapi juga dapat dibeli dalam

bak atau tabung. Krim yang berada dalam tabung atau bak biasanya digunakan dengan sikat

cukur untuk menghasilkan busa yang kaya (yang paling sering digunakan dalam bercukur

basah). Krim itu sendiri biasanya terdiri dari campuran minyak, sabun, surfaktan , dan air

atau alkohol, diproduksi dalam kondisi hati-hati dikendalikan untuk menjamin tepat pH dan

konsistensi.

7
Sebuah bentuk dasar krim cukur didokumentasikan di Sumeria sekitar 3000 SM. Zat

ini dikombinasikan lemak kayu alkali dan hewan dan diterapkan untuk jenggot sebagai

persiapan cukur.

2.4. Jenis-Jenis Shaving

1. Alat Pencukur

Produk ini digunakan sebagai alat bantu untuk hair removal mekanik. Dapat memiliki

sifat pelunakan rambut atau efek pilomotorik (pre-shave). Termasuk sabun cukur, lotion

krim dan cukur (aftershave dan pra-shave). Produk ini kadang-kadang ditemukan di pasar

sebagai perawatan laki-laki yang mewah dengan berbagai aroma berbeda. Digunakan untuk

kulit sebelum dan setelah bercukur basah atau kering.

2. Sabun Pencukur (Shaving Soap)

Shaving soap adalah yang paling sering digunakan oleh orang British zaman

dulu. Shaving soap ini dulu digunakan dengan straight razor dan baskom untuk

membilas. Seperti shaving cream, foam cukur ini dibuat untuk digunakan dengan

brush dan dicampur dalam shaving cup or bowl. Ketika udah berbentuk busa, baru

bisa digunakan. Kelemahannya adalah karena berbentuk sabun, bisa membuat kulit

kering.

3. Krim Pencukur (Shaving Cream)

Ini dibagi menjadi penyabunan dan non-penyabunan jenis produk biasanya dijual dalam

tabung. Untuk menggunakan, krim cukur tekan keluar oleskan ke sikat cukur dan kemudian

8
diterapkan pada bagian wajah yang akan dicukur. Busa cukur ringan, padat, krim hampir

netral. Krim cukur yang sangat lunak dan dipertahankan oleh saponifikasi minyak nabati atau

hewani dengan larutan kalium hidroksida dan krim cukur lebih kaku dari stearin

disaponifikasi atau lemak. Penggunaan minyak kelapa menyebabkan daya penyabunan cepat.

Krim Pencukur non penyabunan juga diterapkan seperti krim kulit tanpa sikat cukur atau air

ke daerah- daerah yang akan di cukur. Karena umumnya memiliki lebih sedikit efek dan

harus digunakan terutama oleh orang- orang dengan kulit kering. Secara kimiawi o/w emulsi

yang mengandung alkohol terutama setil, stearil alkohol, lesitin, isopropil miristat, minyak

parafin Gliserin atau sorbitol sebagai polietilena glikol dan ester mengatur konsistensi.

Minyak mineral hingga 10% ditambahkan ke formulasi lemak untuk meningkatkan efek

pelumas dan mencegah pengeringan yang cepat. Shaving cream biasanya digunakan dengan

mencampurnya dengan sedikit air dan dibusakan, cara mengilangkan kumis dengan shaving

cream, campur sedikit shaving cream dengan air lalu gunakan alat cukur rambut berupa kuas

cukur untuk mengaplikasikan shaving creamdan pisau cukur yang tajam.

Untuk menstabilkan emulsi, seperti polimer metilselulosa, alginat, polivinil pirolidon dan

trgakan sering digunakan. Sering juga zat microbicidal digabungkan dalam rumus untuk

mendisinfeksi luka kecil, tetapi juga untuk melindungi produk dari pembusukan mikroba.

Pewangi non-penyabunan krim cukur harus selalu diskrit, tidak terlalu kuat. Wewangian

populer terus menjadi aroma lavender aromatik dan komposisi dengan mawar-geranium. Hal

ini dimungkinkan untuk produk sangat berkualitas tinggi dan terutama krim ringan.

4. Busa Pencukur (Shaving Foam)

Kelompok ini masih antara kategori produk yang paling modern dan populer. Pada

dasarnya, mereka adalah sabun cukur cair diisi sebagai aerosol busa dengan propelan.

9
Seringkali sejumlah surfaktan kecil sintetis juga digunakan untuk meningkatkan sifat berbusa

perumusan sabun sebagai sabun kapur penyebaran kapasitas. Terutama sulfat alkohol lemak,

eter sulfat poliglikol juga minyak kastor tersulfonasi digunakan. Untuk membuat slide pisau

cukur yang lebih baik, minyak parafin, lanolin, petroleum jelly serta turunan alkohol lanolin

ditambahkan. Kapasitas mengikat air dan konsistensi yang disesuaikan dengan sorbitol,

gliserin dan propilen glikol. Aktuasi dari hasil katup aerosol dalam penggabungan dari dua

fase dibentuk dengan reaksi eksotermis terjadi peningkatan suhu 30-40°C produk untuk

dalam waktu singkat. Karena reaksi kimia, iritasi kulit tidak diharapkan jika terlalu banyak

digunakan.

5. Gel Pencukur (Shaving Gel)

Shaving gels makin populer selama 10 tahun terakhir ini karena bisa melincinkan

wajah dan membuat pisau cukur lebih luwes. Kekurangannya,  shaving gels sedikit

sulit dibersihkan dari pisau cukur dan wajah sehingga bisa menyumbat pori-pori.

2.5. Komponen Shaving Cream

Asam stearat, Asam Palmitat, Gliserol, sorbitol, Propilparaben, Metylparaben, Parfum,

Aquadest, Kalium Hidroksida, Natrium Hidroksida, Propilen Glikol.

 8% Asam stearat, asam lemak jenuh yang terjadi di banyak hewan, lemak dan minyak

nabati, yang paling sering diambil dari minyak kelapa sawit atau minyak kelapa.

 6% polioksietilen sorbitan monostearat, digunakan sebagai pengemulsi untuk mencampur

zat bercampur atau unblendable. Salah satu bahan yang paling mudah untuk mengganti

karena ada banyak emulsifier yang tersedia untuk ahli kimia.

10
 5% lanolin, semacam lilin diekstrak dari wol domba, dalam krim cukur bertindak sebagai

pelumas dan emulsifier menahan air pada kulit Anda.

Dalam industri lain dapat digunakan untuk mencegah karat dan ketika Gillette

dikeluarkan dari krim cukur mereka mereka dituduh melakukannya sehingga pisau cukur

mereka akan berkarat lebih cepat dan karena itu perlu diganti lebih teratur.

 3% Triethanalamine, sering disingkat sebagai TEH, itu adalah surfaktan atau pembasah

menurunkan tegangan permukaan cairan, salah satu bagian dari molekulnya akan tertarik

ke air, sementara yang lain akan tertarik untuk minyak dan lemak. Hal ini juga digunakan

untuk menyeimbangkan nilai Ph sebagai krim cukur harus tidak terlalu asam atau terlalu

basa.

 2% gliserin, ini akan membuat kulit lebih lembut dan lebih kenyal karena bertindak

sebagai pelembab, pelumas dan humektan.

 Bahan lain umum yang mungkin Anda lihat adalah laureth 23 dan lauril sulfat, dalam

mencukur krim ini dapat digunakan sebagai pengganti lanolin, gliserin dan monostearat

polioksietilena sorbitan, mereka bertindak sebagai surfaktan menurunkan tegangan

permukaan cairan dan juga akan memberikan busa. Mereka juga digunakan secara teratur

dalam gel mandi dan mencuci wajah untuk alasan yang sama.

 Setiap variasi dalam bahan proporsi akan mempengaruhi jenis dan kualitas produk

mencukur jadi, juga parfum akan yang tidak harus terdaftar di bahan, tetapi diperlukan

karena tanpa itu krim cukur akan bau cukup bersahaja, bukan di cara yang

menyenangkan. Juga pengemulsi yang digunakan akan mempengaruhi produk jadi.

2.6. Monografi Bahan

a. Minyak Kelapa (Coconut Oil)

11
 Pemerian : Cairan jernih; tidak berwana atau kuning pucat; bau khas, tidak

tengik.

 Kelarutan : Sangat mudah larut dalam eter pekat dan kloroform pekat. Pada suhu

60° mudah larut dalam etanol (95%) Pekat, kurang larut pada suhu yang lebih rendah.

 Fungsi : Perawatan kulit dan rambut; pelarut.

b. Asam stearat (Stearic Acid)

 Pemerian : Hablur padat, warna putih atau kekuningan pucat, keras, mengkilap

atau serbuk. Bau dan rasa lemah mirip lemak.

 Kelarutan : Mudah larut dalam kloroform pekat, dan eter pekat, larut dalam

etanol (95%) pekat, praktis tidak larut dalam air.

 Fungsi : Surfaktan atau Pengemulsi

c. Sorbitol

 Pemerian : Serbuk, butiran atau kepingan ; warna putih; higroskopik; rasa manis

 Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) pekat,

metanol dan asam asetat pekat.

 Fungsi : Humektan, perawatan kulit.

d. Minyak Kelapa (Coconut Oil)

 Pemerian : Cairan jernih; tidak berwana atau kuning pucat; bau khas, tidak

tengik.

 Kelarutan : Sangat mudah larut dalam eter pekat dan kloroform pekat. Pada suhu

60° mudah larut dalam etanol (95%) Pekat, kurang larut pada suhu yang lebih rendah.

 Fungsi : Perawatan kulit dan rambut; pelarut.

12
e. Metylparaben

 Nama sinonim : Nipagin

 BM : 152,15

 Pemerian : Hablur kecil tidak berwarna atau serbuk putih, tidak berbau, rasa

sedikit membakar.

 Fungsi : Pengawet

f. PEG

 Nama Sinonim : 1,2-dyhyroxy propone; 2-hidroxy propanol; methyl glycol;

methylethylene glycol; propane-1,2-diol

 Nama Kimia : 1,2-proponediol

 Rumus Empiris : C3H8O2

 Berat Molekul : 76,09

 Kegunaan : Anti mikroba, desinfektan, humektan, plastisizer, solvent

 Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak

berbau; menyerap air pada udara lembab.

 Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan acetone, dan dengan

kloroform; larut dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial; tetapi tidak dapat

bercampur dengan minyak lemak.

g. Kalium Hidroksida

 Nama Sinonim : Kalium Hidrat

13
 Rumus Empiris : KOH

 Kelarutan : 1100g/L (25o C)

 Titik Lebur : 406o C

 Titik Didih : 1320 o C

 Pemerian : Serbuk hablur berwarna putih

 Kegunaan : Minyak penyabunan untuk sabun

h. Gliserol

 Nama Sinonim : Glycerolum, Gliserin

 Rumus Empiris : C3H8O3

 Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol 95%; praktis

tidak larut dalam kloroform, eter dan minyak lemak

 Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna, tidak berbau, kental,

higroskopik

 Kagunaan : Zat tambahan; humektan

i. Apel

Apel atau dalam bahasa latinnya Pyrus malus, adalah buah yang termasuk kedalam

familia Rosaceae (Provital Group). Apel memiliki banyak kandungan dan kegunaan (Boyer

& Liu, 2004).

Dari segi kegunaan, apel memiliki efek antioksidan yang cukup poten, dimana bisa

menghambat penumbuhan sel kanker dan sel kanker kolon (Boyer & Liu, 2004). Selain itu,

apel juga memiliki efek antiproliferatif, disebabkan adanya gabungan senyawa fitokimia

dalam apel yang mampu menghambat proses pertumbuhan sel tumor. Efek lain dari apel

adalah penghambatan oksidasi lipid, disebabkan karena adanya senyawa fenolik dalam buah

apel seperti kuersetin (Boyer & Liu, 2004). Apel juga dapat menurunkan kolesterol, yang

14
disebabkan adanya senyawa fiber dan senyawa fenolik yang terkandung didalam buah apel

(Boyer & Liu, 2004). Efek lain dari buah apel adalah penghambatan enzimatis senyawa

kolera toksin, disebabkan adanya senyawa katekin didalam buah apel (Boyer & Liu, 2004).

Secara khusus pada kulit, apel memiliki efek yang cukup baik. Diantaranya adalah

meregulasi TEWL (Transepidermal Water Loss) disebabkan karena adanya senyawa

karbohidrat dan senyawa asam alfa hidroksi pada apel (Provital Group). Adanya karbohidrat

akan mengabsorpsi air, menyebabkan kadar air tetap memadai pada lapisan kulit (Provital

Group). Adanya senyawa asam alfa hidroksi menyebabkan proses keratinisasi dan

desquamasi yang normal (Provital Group). Selain itu, apel juga berfungsi sebagai senyawa

antioksidan, disebabkan adanya senyawa fenol dan vitamin C didalam buah apel (Provital

Group). Senyawa fenol akan mengikat logam Fe bebas, sementara senyawa vitamin C akan

menangkal radikal bebas dan sangat berguna dalam menangkal radiasi UVB (Provital

Group). Selain itu, apel juga terbukti mampu merangsang regenerasi sel (Provital Group). Hal

ini disebabkan karena adanya senyawa asam alfa hidroksi yang mampu membentuk kohesi

dengan korneosit, sehingga menyebabkan stratum korneum menjadi lebih tebal dan

meningkatkan fleksibilitas kulit (Provital Group).

Senyawa yang terdapat pada apel diantaranya adalah: (1) Senyawa antioksidan seperti:

kuersetin-3-galaktosida, kuersetin-3-glukosida, kuersetin-3-ramnosida, katekin, epikatekin,

prosianidin, sianidin-3-galaktosida, asam kumarat, asam klorogenat, asam gallat, dan

ploridzin (Boyer & Liu, 2004); (2) Senyawa karbohidrat seperti: glukosa, fruktosa, sakarosa,

d-glusitol, selulosa, hemiselulosa dan pektin (Provital Group); (3) Senyawa asam alfa

hidroksi (AHA) seperti: asam malat, asam suksinat, asam fumarat, asam laktat, asam glikolat,

asam oksaloasetat dan asam oksalat (Provital Group); (4) Senyawa fenol diantaranya: asam

hidroksisinamat, prosianidin, antosianidin, flavan, flavon dan flavonol (Provital Group); (5)

15
Senyawa minor seperti: protein, asam amino bebas, vitamin C, potasium dan fosfor (Provital

Group).

Dikaitkan dengan proses bercukur pada pria, buah apel bisa digunakan dalam formulasi

lather shaving cream. Peranan apel pada lather shaving cream adalah bisa bermanfaat

sebagai senyawa moisturizer karena apel mampu mereduksi TEWL, dan apel mampu

bertindak sebagai senyawa yang menstimulasi regenerasi sel baru, dengan cara membentuk

kohesi dengan korneosit, sehingga menyebabkan stratum korneum menjadi lebih tebal.

Disebabkan karena saat bercukur ada stratum korneum yang terkelupas, maka penambahan

tebal lapisan stratum korneum ini bisa mengatasi pengelupasan stratum korneum dan bisa

mengurangi iritasi kulit akibat dari proses bercukur. Dosis yang biasa dipakai untuk ekstrak

apel adalah 0.5 – 5% (Provital Group).

2.7. Metode Pembuatan (Umum)

Pembuatan krim cukur adalah suatu proses yang dikendalikan dengan hati-hati dan

memiliki dua fase utama. Yang pertama adalah ketika asam stearat, lanolin, monostearat

polioksietilena sorbitan dan lemak lainnya dan bagian berminyak dari formulasi akan

dipanaskan sampai sekitar 80 ° C hingga 85 ° C Celcius dalam ketel berjaket. Ketel berjaket

pada dasarnya adalah sebuah double boiler dengan satu wadah dalam yang lain, dalam wadah

internal yang yang berputar lemak bahan ditempatkan, maka uap bertekanan beredar di

sekitar wadah luar.Ketika bahan telah berubah halus yang seharusnya memakan waktu sekitar

40 menit campuran dibiarkan dingin sampai sekitar 65 ° C menyelesaikan tahap pertama.

16
Pada tahap kedua bahan lainnya termasuk air ditambahkan dan pencampuran

dilanjutkan. Seperti kebanyakan parfum adalah minyak yang sangat volatile mereka tidak

dapat ditambahkan sampai campuran telah didinginkan sampai antara 50° C dan 55° C.

Sebagai campuran mendingin pada sekitar 30° C akan menjadi cair yang sangat kental karena

secara bertahap mengental. Sekarang akan dipaksa melalui layar untuk saringan keluar setiap

benjolan, dan sebaiknya diserahkan dalam tong untuk menetap dan matang, setelah itu

sekarang siap untuk diletakkan dalam tabung atau bak akhir.

2.8. Karakteristik Shaving Cream (Umum)

 Harus stabil 0-50o Celsius, sehingga dapat digunakan di semua musim.

 Harus non-korosif terhadap kulit.

 Seharusnya dimiliki sifat pembasahan yang baik untuk memungkinkan gerakan

mudah dari pisau cukur.

 Harus mudah dilepas pada saat membilas.

 Harus halus lembut dan sepenuhnya bebas dari benjolan atau grittiness.

 Harus mudah beradaptasi ke wajah dan sikat cukur.

17
BAB III

METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan

 Alat :

1. Timbangan

2. Kertas saring

3. Beaker glass

4. Batang pengaduk

5. Alumunium foil

6. Tempat alumunium / PVC

 Bahan:

1. Asam stearat : Pengemulsi

2. Minyak kelapa : Fase Minyak

3. Kalium hidroksida : Alkali, Pembentuk sabun

4. Ekstrak apel : Antioksidan

18
5. Metil paraben : Pengawet

6. Gliserol : Humektan

7. Aquadest : Pelarut

19
Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Formula

Burt’s Bees Natural Shutran Shave Cream Kiss My face Moisture Dividends™ Shave Yang Akan dibuat
Skin Care For Men Shave Shaving Cream Cream

Shave Cream
Coconut Oil Aloe Barbadensis Leaf Coconut Oil Mild Surfactant Blend Asam Stearat 6%
Acid Stearic Juice Acid Stearic Tegreen 97(R)
Minyak Kelapa 12%
Calendula Capric Triglycerine Greentea Extract Licorice Extract
Kalium Hidroksida 10%
Chamomile Zinci Oxyd Essential Oil Bisabolol
Linden extract Palm Oil Vitamin E Vitamin E Ekstrak Apel 50%
Cera Alba
Metil Paraben 0,2%
Cocoa Seed Butter
Gliserol 2,5%
Xanthan Gum
Honey Aquadest 19,3%
Sodium Stearoyl
Lactate
3.2. Tahap Pembuatan (Formula Yang Dibuat)

Langkah 1:

Timbang semua bahan dengan tepat, wadah tempat penyimpanan bahan mengunakan

alumunium foil untuk memastikan tidak ada bahan yang menambah kuantitas

Langkah 2:

Minyak kelapa dan kalium hidroksida dicampur bersama dan direbus untuk membentuk

saponin yaitu minyak untuk membuat sabun (M1)

Langkah 3:

Asam Stearat dan gliserol dipanaskan dipanaskan sampai 70o Celcius untuk membuat fase

berminyak seragam (M2)

Langkah 4:

Aquadest digunakan untuk melarutkan metilparaben, Tambahkan M1, panaskan sambil

diaduk pada suhu sampai fasa air pertama dan aduk pertahankan suhu 70o Celcius,

tambahkan M2 sampai menjadi fase air dengan pengadukan lambat, lalu tambahkan ekstrak

apel sampai homogen, aduk perlahan untuk memastikan tidak ada benjolan yang terbentuk.

Langkah 5:

Biarkan sampai dingin, lalu masukkan ke dalam wadah berlabel (tabung alumunium) atau

tabung PVC yang sesuai.

3.3. Evaluasi Sediaan

21
1. Uji Homogenitas

 Alat : objek glass

 Cara : jika dioleskan pada objek glass dan ditimpa dengan objek glass yang

lain harus menunjukkan susunan yang homogen.

2. Uji Patch Test

 Digunakan untuk memeriksa kepekaan kulit terhadap suatu bahan dan untuk

mendiagnosis penyakit kulit

 Tehnik patch test ini telah distandarisasi dengan memfiksasikan dan melekatkan

bahan-bahan pada kulit dengan sepotong kertas filter WHATMAN yang melekat

dikertas alumuniun foil yang salah satu sisinya telah dilapisi polyethylene film

 Ada 2 jenis tes : The AC test dan silver patch.

 Pacth test dapat dilakukan dimana saja dikulit, tetapi umumnya dikulit belakang tubuh

tester ditinggalkan ditempat tersebut selama 48 jam. Setelah itu diangkat dan tempat

yang dites diberi tanda.

 Hasil dinilai 15 dan 30 menit setelah pengangkatan, diulangi setelah 24 jam, dan hasil

terakhir adalah kesimpulan dari tes.

 Dilakukan jika kulit bebas dermatitis stelah paling sedikit 4 minggu.

BAB IV

22
PEMBAHASAN

4.1. Formulasi

Pada sediaan shaving cream yang kami buat menggunakan formulasi lain dari pada

yang lain diantara formulasi 1 dan formulasi 2. Pada produk shaving cream kami

menggunakan ekstrak bahan alam, yaitu menggunakan ekstrak dari buah apel. Dimana

ekstrak buah appel ini memiliki fungsi yang baik, dikarenakan di dalam kandungan buah apel

ini memiliki zat zat berkhasia pada bagian kulit yaitu adanya karbohidrat akan mengabsorpsi

air, menyebabkan kadar air tetap memadai pada lapisan kulit. ekstrak apel juga dimaksudkan

sebagai scrub pada daerah bawah pipi dan dagu untuk mengangkat sel kulit mati.Adanya

senyawa asam alfa hidroksi menyebabkan proses keratinisasi dan desquamasi yang normal

Selain itu, apel juga berfungsi sebagai senyawa antioksidan, disebabkan adanya senyawa

fenol dan vitamin C didalam buah apel.

Dalam proses bercukur pada pria, buah apel bermanfaat sebagai senyawa moisturizer

karena apel mampu mereduksi TEWL, dan apel mampu bertindak sebagai senyawa yang

menstimulasi regenerasi sel baru, dengan cara membentuk kohesi dengan korneosit, sehingga

menyebabkan stratum korneum menjadi lebih tebal. Disebabkan karena saat bercukur ada

stratum korneum yang terkelupas, maka penambahan tebal lapisan stratum korneum ini bisa

mengatasi pengelupasan stratum korneum dan bisa mengurangi iritasi kulit akibat dari proses

bercukur. Kurangnya informasi mengenai komposisi pada formulasi 1, 2 dan 3 tidak bisa

memberikan kami perbandingan yang signifikan. Shaving Cream sering disebut juga sabun

kalium, umumnya memiliki komposisi minyak kelapa dan asam stearate dengan

perbandingan 2 : 1. Agar permukaan kulit menjadi licin dan mempermudah proses mencukur.

BAB V

23
PENUTUP

3.4. Kesimpulan

Shaving cream atau krim pencukur pada dasarnya adalah sabun dengan formula

khusus yang dipakai untuk mencukur bulu atau rambut yang tumbuh di permukaan kulit.

Fungsi dari krim pencukur adalah melembutkan rambut dan membuat kulit lebih licin,

sehingga kegiatan mencukur menjadi lebih mudah dan mengurangi dampak iritasi.

Komposisi Shaving Cream yaitu :

 Asam Stearat 6%

 Minyak Kelapa 12%

 Kalium Hidroksida 10%

 Ekstrak Apel 50%

 Metil Paraben 0,2%

 Gliserol 2,5%

 Aquadest 19,3%

Metode pembuatan shaving cream yaitu Pembuatan krim cukur adalah suatu proses yang

dikendalikan dengan hati-hati dan memiliki dua fase utama. Yang pertama adalah ketika

asam stearat, lanolin, monostearat polioksietilena sorbitan dan lemak lainnya dan bagian

berminyak dari formulasi akan dipanaskan sampai sekitar 80 ° C hingga 85 ° C Celcius dalam

ketel berjaket. Pada tahap kedua bahan lainnya termasuk air ditambahkan dan pencampuran

dilanjutkan. Seperti kebanyakan parfum adalah minyak yang sangat volatile mereka tidak

dapat ditambahkan sampai campuran telah didinginkan sampai antara 50 ° C dan 55 ° C.

24
Karakteristik sediaan shaving cream yaitu :

 Harus stabil 0-50o Celsius, sehingga dapat digunakan di semua musim.

 Harus non-korosif terhadap kulit.

 Seharusnya dimiliki sifat pembasahan yang baik untuk memungkinkan gerakan

mudah dari pisau cukur.

 Harus mudah dilepas pada saat membilas.

 Harus halus lembut dan sepenuhnya bebas dari benjolan atau grittiness.

 Harus mudah beradaptasi ke wajah dan sikat cukur.

Kelebihan dan keutamaan sediaan produk shaving cream yang kami buat yaitu kami

menggunakan bahan dari alam , dan shaving cream kami sekaligus dapat menjadi scrub

karena keberadan ekstrak apel yang dapat mengangkat sel kulit mati dan fragrance khas apel.

penggunaan kalium hidroksida dimaksudkan untuk memberikan efek busa agar pemakai

dapat menggunakannya dengan menyenangkan.

25
26

Anda mungkin juga menyukai