FOTOPROTEKSI
Prasetyowati Subchan, Diah Adriani Malik, Wieke Trifosa Nahason
ABSTRAK
Pajanan radiasi ultraviolet (UV) terhadap kulit menimbulkan banyak masalah, dua masalah
penting yang utama, yaitu photoaging dan peningkatan risiko kanker kulit. Efek pajanan radiasi UV
pada kulit yang tidak terlindungi dapat dibagi menjadi efek jangka pendek/akut dan efek jangka
panjang/kronik
Fotoproteksi merupakan cara yang dilakukan sedemikian rupa untuk meminimalisasi kerusakan
pada tubuh manusia saat terpajan radiasi UV. Efek merugikan radiasi UV terhadap manusia
meningkatkan kebutuhan akan fotoproteksi.
Terdapat berbagai bahan yang mempunyai sifat fotoproteksi antara lain fotoproteksi alami yang
terdapat di atmosfer, lingkungan maupun di kulit; fotoproteksi fisik (pakaian, topi, kacamata, kaca, dan
tabir surya); antioksidan (endogen dan eksogen); serta fotoproteksi lainnya (osmolit, dan enzim-enzim
DNA repair).(MDVI 2011; 38/3:141 - 148)
Kata kunci: radiasi UV, fotoproteksi, tabir surya, antioksidan, enzim DNA repair
ABSTRACT
Exposure of ultraviolet (UV) radiation to the skin can cause many problems, the most important
are photoaging and increased skin cancer risk. Effects of UV radiation to the unprotected skin are
divided in to short time/acute effects and long time/chronic effects.
Photoprotection is a group of mechanisms that has been developed to minimize the damage that the
human body suffers when exposed to UV radiation. The deleritious effect of UV radiation on humans has
increased the need for photoprotection.
There are many agents with photoprotective properties, such as natural photoprotection at the
atmosphere and environment and at the skin; physical photoprotection (clothes, hats, sunglasses, glass,
and sunscreens); antioxidants (endogen and exogen); and other photoprotection (osmolit, and DNA
repair enzymes).(MDVI 2011; 38/3:141 - 148)
Korespondensi :
Jl. Dr. Moestopo No.6-8
Semarang
Telp/Fax: 024-85444571
Email: prasetyowati_subchan@yahoo.co.id
141
Prasetyowati Subchan dkk Fotoproteksi
142
MDVI Vol. 38 No. 3 Tahun 2011; 141 - 148
adalah sunburn/eritema, edema, pigment darkening yang kulit.12 Bila absorbsi dan perubahan energi UV pada kulit
kemudian diikuti dengan delayed tanning, penebalan ini terjadi secara kronik dan berulang, akan berperan
epidermis dan dermis, serta sintesis vitamin D. Eritema yang dalam menimbulkan kanker kulit dan photoaging.1
diinduksi UVB terjadi kira- kira 4 jam setelah pajanan,
mencapai puncak dalam 8-24 jam, dan kemudian memudar. FOTOPROTEKSI ALAMI
Pada kulit terang dan usia lanjut, eritema dapat menetap
selama beberapa minggu. Efektivitas UV menginduksi Atmosfer dan lingkungan
eritema berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Ozon (oksigen triatomik) merupakan zat fotoproteksi
Untuk menimbulkan respons eritema yang sama, dibutuhkan utama yang terdapat di lapisan stratosfer. Ozon menyerap
dosis radiasi UVA 1000x lebih besar dibandingkan dosis hampir seluruh radiasi UVC, sebagian besar radiasi UVB,
radiasi UVB. Eritema yang diinduksi UVA bersifat bifasik, dan sedikit sekali radiasi UVA. Lapisan ozon mempunyai
yaitu terjadi segera setelah berakhirnya radiasi, memudar ketebalan berbeda- beda, yang paling tebal adalah di kutub
dalam beberapa jam, kemudian timbul delayed erythema utara dan selatan. Namun penelitian dalam 15 tahun terakhir
setelah 6 jam yang mencapai puncak dalam 24 jam. Radiasi menunjukkan bahwa lapisan ozon telah menipis, terutama di
UVA dan UVB dapat menimbulkan tanning dan sunburn, kutub selatan. Kloroflurokarbon (CFC) yang digunakan
namun UVA lebih efektif menimbulkan tanning, sebaliknya sebagai bahan bakar aerosol pada lemari es dan pendingin
UVB lebih efektif menimbulkan sunburn.12,14 ruangan bersifat merusak ozon. Penelitian menunjukkan
Immediate pigment darkening (IPD) yang terjadi bahwa berkurangnya konsentrasi ozon sebesar 1% akan
dalam beberapa detik setelah pajanan radiasi UVA dan meningkatkan mortalitas melanoma 1-2 %.12
sinar tampak dan menghilang dalam 2 jam setelah Zat polutan, awan, dan kabut dapat mengurangi
pajanan, merupakan hasil fotooksidasi melanin. Pada besarnya radiasi UV yang mencapai permukaan bumi
radiasi UVA yang kuat (8-25 J/cm2), IPD akan berlanjut dengan cara penghamburan. Radiasi dengan panjang
menjadi persistent pigment darkening (PPD) yang terjadi gelombang lebih pendek mengalami penghamburan lebih
2 sampai 24 jam setelah pajanan. Sama seperti IPD, PPD besar dibandingkan radiasi dengan panjang gelombang
juga disebabkan oleh fotooksidasi melanin. Delayed lebih panjang.12
tanning mencapai puncak 72 jam setelah pajanan, Salju, es, pasir, kaca, dan logam memantulkan lebih dari
disebabkan aktivitas tirosinase dan pembentukan melanin 85% radiasi UVB. Salju, es, dan pasir dapat memantulkan
baru, yang kemudian menyebabkan peningkatan jumlah sepertiga radiasi UV. Permukaan tanah biasanya memantulkan
melanosit, melanosom, dan melanogenesis.12,14 radiasi UV kurang dari 10%, sedangkan air bukan bahan
Efek menguntungkan dari UVB yang merupakan respons fotoproteksi yang baik karena radiasi UV dapat menembus ke
akut adalah meningkatkan sintesis vitamin D melalui dalam air hingga 60 cm. Pohon dengan daun lebat dapat
prekursornya pada kulit, yaitu dengan mengubah 7- melawan pajanan radiasi UVB.12
dehydrocholesterol menjadi provitamin D (cholecalciferol).14
Kulit
Efek jangka panjang/kronik pajanan radiasi UV Epidermis secara normal dapat mengabsorbsi radiasi
Setelah radiasi UV diabsorbsi oleh kulit, selain energi UVB dan UVC, dapat memantulkan radiasi dengan
UV diubah menjadi panas, juga dihasilkan photoproducts panjang gelombang antara 250-3000 nm, serta dapat
antara lain pyrimidine dimers (cyclobutane-type pyrimidine menghamburkan sebagian besar sinar kasat mata.12
dimers/CPD sebanyak 85 % dan pyrimidine (6-4) Kromofor merupakan molekul- molekul yang
pyrimidone/6’4’-DNA photoproducts sebanyak 10-30 %) dan mengabsorbsi energi cahaya. Kromofor sel utama yang
reactive oxygen species/ROS.16-18 Pyrimidine dimers akan mengabsorbsi radiasi UVB adalah basa pirimidin dan purin
menginduksi kerusakan DNA sehingga terjadi mutasi, pada DNA, porfirin, karotenoid, 7-dehydrocholesterol,
sedangkan ROS menyebabkan stres oksidatif, bergantung eumelanin, asam urokanat (UCA) serta protein (fenilalanin,
besarnya dosis, waktu pajanan, dan panjang gelombang sistein, histidin, dan terutama triptofan serta tirosin). Protein
radiasi.16 Meskipun keratinosit epidermis kaya antioksidan, lain yang juga dapat mengabsorbsi radiasi UVB adalah NAD
misalnya superoxide dismutase, catalase, thioredoxin dan NADPH, kuinon, flavins, dan kofaktor heterosiklik
reductase, glutathione peroxidase, tocopherol, glutathione, lainnya, misalnya tetrahidrobiopterin.12,20 Protein kofaktor
dan asam askorbat, namun ROS masih dapat berikatan dan metabolit yang dapat larut juga dapat mengabsorbsi
dengan protein, lipid, dan DNA.16,19 Molekul-molekul sangat radiasi UVA. Selain itu, trans-urokanat dan melanin juga
reaktif ini dapat menyebabkan putusnya DNA rantai tunggal, diketahui mampu mengabsorbsi radiasi UVA.20
DNA-protein cross linking, dan perubahan basa nukleat. 16 UCA merupakan kromofor utama yang mengabsorbsi
Adanya ROS juga meningkatkan sintesis melanin yang UV yang terdapat pada epidermis manusia. 20 UCA memiliki
menyebabkan tanning dan peroksidasi lipid membran sel spektrum absorbsi puncak 277 nm, dianggap berperan dalam
yang menyebabkan inflamasi respons fotobiologik akut. Pada absorbsi foton UV, trans-
143
Prasetyowati Subchan dkk Fotoproteksi
urokanat diisomerasi menjadi bentuk cis yang terlibat memiliki UPF 5-9, tetapi jika basah UPF akan menurun
pada proses fotoimunosupresi dan fotokarsinogenesis.4,20 menjadi 3-4 karena air meningkatkan transmisi radiasi UV. 12
Melanin melindungi kulit dengan cara menghambat dan Bahan jeans memiliki UPF 1700.12,22 Pencucian kain juga
menghamburkan radiasi UV serta mengubah energi yang mempengaruhi UPF, terutama pada saat pertama kali
diabsorbsi menjadi panas dan menyebarkannya di antara rambut mencuci, kain akan memiliki UPF yang lebih besar,
dan kapiler.12,20 Melanin merupakan bahan fotoproteksi yang disebabkan kain mengalami penyusutan setelah dicuci. Baju
sangat efektif karena lebih dari 99,9% radiasi UV yang rajut/sweater cenderung meregang saat dikenakan sehingga
diabsorbsi akan diubah menjadi panas, sehingga hanya kurang menurunkan besarnya UPF. Lycra dapat memblok radiasi
dari 0,1% molekul melanin akan mengalami reaksi kimia UV 100%, namun jika meregang, UPF akan turun sebesar 2.
berbahaya atau menghasilkan radikal bebas. 4 Melanin juga Kain yang mengalami bleaching; misalnya rayon, memiliki
menangkap OH- dan molekul oksigen serta melindungi DNA UPF lebih kecil dibandingkan dengan yang tidak, misalnya
dari pembentukan photoproducts.20 sutra. Kain berwarna gelap memiliki UPF lebih besar
Kekuatan fotoproteksi epidermis bergantung pada dibandingkan dengan warna terang. Semakin dekat jarak
ketebalan kulit dan pigmen kulit konstitusional. Oleh pakaian ke kulit, maka UPF semakin kecil. 12,25
karena itu sunburn cenderung lebih parah pada wajah dan
mengapa photoaging lebih mudah terjadi pada warna kulit Topi
fototipe I dan II.12 Topi memberikan proteksi terhadap kepala dan
leher, bergantung pada lebarnya bagian tepi topi, bahan,
FOTOPROTEKSI FISIK dan tenunannya. Topi dengan bagian tepi lebar (>7,5 cm)
mempunyai Sun Protection Factor (SPF) 7 untuk hidung,
Pakaian 5 untuk leher, dan 2 untuk dagu. Topi dengan bagian tepi
Kain menghamburkan lebih banyak radiasi UVB sedang (2,5-7,5 cm) mempunyai SPF 3 untuk hidung, 2
dibandingkan dengan UVA.4 Protektivitas kain terhadap untuk pipi dan leher, dan tidak mempunyai SPF untuk
UVB diukur menggunakan UV Protection Factor (UPF), dagu. Sedangkan topi dengan bagian tepi sempit (2,5 cm)
yang pertama digunakan pada tahun 1996 di Australia. 12,21 hanya mempunyai SPF 1,5 untuk hidung. 12
Analog dengan SPF pada tabir surya, UPF dinilai dengan
mengukur transmisi radiasi UVB dan UVA yang Kacamata
menembus kain dengan menggunakan alat yang bernama Untuk memberikan perlindungan mata secara benar,
spektrofotometer.12,22 UV Protection Factor (UPF) organisasi kesehatan mata di Amerika Serikat telah
dihitung dengan menggabungkan transmisi radiasi UV merekomendasikan kacamata yang dapat mengabsorbsi
dengan penyinaran spektrum matahari dan efektivitas 99-100% spektrum UV lengkap (hingga 400 nm) dan
menimbulkan eritema pada setiap panjang gelombang UV. perlindungan tambahan untuk retina dengan lensa kaca
Hasil perhitungan UPF menunjukkan bahwa kain lebih yang dapat mengurangi transmisi sinar violet/biru.12
efektif memberikan perlindungan melawan radiasi UVB Keefektifan kacamata dalam melawan radiasi UV
dibandingkan terhadap UVA.12 bergantung pada ukuran dan bentuknya, UV absorbers
Comité Européen de Normalisation (CEN), the yang terkandung pada lensa kaca, dan pantulan dari
European Committee for Standardization, menetapkan permukaan lensa posterior. Kacamata transparan
spesifikasi standar dan teknik fotoproteksi kain di Eropa. mengabsorbsi sebagian besar radiasi UV dengan panjang
Standar yang ditentukan untuk UPF adalah lebih besar gelombang < 320 nm. Sebaliknya radiasi UVA dapat
dari 30.12 Di Amerika Serikat klasifikasi UPF untuk kain menembus kacamata transparan, oleh karena itu perlu
adalah good protection (UPF 15-24), very good protection ditambahkan lapisan film yang mengandung seng, krom,
(UPF 25-39), dan excellent (UPF 40-50+).23 nikel, atau logam lainnya untuk menghambat transmisi
Faktor-faktor yang menentukan besarnya UPF, antara UVA. Lensa kaca dengan warna gelap mampu
lain kepadatan jahitan, ketebalan kain, jenis kain, keregangan menghambat radiasi dengan panjang gelombang yang
kain, warna kain, hidrasi, pencucian, penambahan bahan- lebih panjang, termasuk UVA dan sinar kasat mata.12
bahan kimia (pewarna, bleaching agents, UV absorbers), dan
jarak antara pakaian dengan kulit. 12,21,24 Di antara beberapa Kaca
faktor tersebut di atas, faktor yang paling menentukan adalah Kaca terbuat dari campuran silika dan bahan lain,
kepadatan jahitan.12,21 Kain dengan jahitan rapat mempunyai misalnya salt cake, limestone, dolomite, feldspar, soda
UPF lebih besar dibandingkan dengan jahitan renggang. ash, dan cullet.24,25 Kaca transparan mengabsorbsi radiasi
Kain yang lebih tebal lebih sedikit meneruskan radiasi UV. 4 sampai dengan panjang gelombang 380 nm. Sedangkan
Kain wol dan bahan sintetik misalnya polyester mempunyai lapisan kaca film yang berwarna dapat menghambat
UPF yang besar, sebaliknya katun, linen, acetate, dan rayon sebagian besar radiasi UVA. Kaca film berwarna gelap
memiliki UPF<15.12,22 Kaos dapat menghambat radiasi UVA dan sinar kasat mata.12
144
MDVI Vol. 38 No. 3 Tahun 2011; 141 - 148
Kaca mobil, terutama bagian depan, terbuat dari kaca Tabir surya fisik (physical blocker/particulate
yang telah dilaminasi lapisan film yang mengandung seng, sunblocks/inorganic sunscreens) merupakan serbuk tidak tembus
krom, nikel, atau logam lain yang menghambat radiasi UV, sinar cahaya yang memantulkan atau menghamburkan radiasi UV. 12
kasat mata, dan inframerah. 12,24 Kaca depan mobil hanya Tabir surya fisik mengandung partikel mineral inert, misalnya
meneruskan radiasi UV < 1%. 24 Di Amerika Serikat standar titanium dioksida (TiO2), seng oksida (ZnO), talk (magnesium
minimum untuk transmisi sinar kasat mata pada kaca depan silikat), magnesium oksida, kaolin, fero atau ferioksida, barium
mobil adalah 70%, serta kaca samping dan belakang adalah sulfat, silika, mika, dan red petrolatum. 8,28 Seng oksida dan
20-35 %. 12,24,26 titanium dioksida merupakan tabir surya fisik yang paling
efektif, seng oksida microfine mengabsorbsi semua radiasi UV
Tabir surya dan titanium dioksida mengabsorbsi UVB dan menghamburkan
Tabir surya (sunscreen) adalah bahan yang dapat UVA.18 Titanium dioksida dan seng oksida bersifat fotostabil
mengabsorbsi, memantulkan, atau menghamburkan dan tidak diabsorbsi secara sistemik. Tabir surya ini dapat
radiasi UV sehingga dapat menjaga kulit dari efek UV memberikan perlindungan pada penyakit fotosensitivitas yang
yang membahayakan. Tabir surya dibagi menjadi tabir diinduksi oleh sinar kasat mata, misalnya porfiria. 12 Jenis yang
surya fisik dan kimiawi berdasarkan mekanisme paling sering digunakan adalah titanium dioksida ultrafine yang
kerjanya.7 Tabir surya modern harus mengandung oleh karena ukuran partikelnya, tidak tampak jika digunakan
campuran keduanya dan memenuhi persyaratan, antara sehingga secara estetik dapat diterima. Titanium dioksida stabil
lain dapat memberikan perlindungan terhadap radiasi secara kimia, tidak menyebabkan fotoalergi atau dermatitis
UVB dan UVA, fotostabil, dan kedap air.6 kontak, tidak rusak sepanjang waktu, serta sangat kecil
Efektivitas penggunaan tabir surya topikal bergantung kemungkinannya menyebabkan iritasi kulit.7 Sedangkan seng
pada berbagai faktor, antara lain sediaan tabir surya, cara oksida microfine memberikan perlindungan terhadap spektrum
aplikasi, tujuan pemakaian, lingkungan, dan kondisi kulit. 18 luas UVA, termasuk UVA1, bersifat fotostabil, dan tidak
Penilaian efektivitas tabir surya menggunakan SPF, pada bereaksi dengan tabir surya organik/kimiawi.12
awalnya ditetapkan oleh seorang ilmuwan Austria, Franz Greiter Tabir surya kimiawi (chemical blocker/active
pada tahun 1962. Setelah itu diadopsi oleh banyak industri sunscreen/organic sunscreen) adalah penyaring radiasi UV
kosmetik dan farmasi hingga saat ini, termasuk oleh Food and secara parsial/total, yang bila diaplikasikan di permukaan
Drug Association (FDA) pada tahun 1978.7,23 SPF menunjukkan kulit tampak tipis dan tidak terlihat, umumnya tidak
berapa lama kulit yang terlindungi tabir surya akan mengalami berwarna, sehingga dari segi estetik lebih dapat diterima. 18
eritema jika dibandingkan dengan kulit yang tidak dilindungi. Tabir surya kimiawi biasanya merupakan komponen
SPF merupakan perbandingan antara jumlah energi radiasi UVB aromatik yang berkonjugasi dengan kelompok karbonil.
yang diperlukan untuk menimbulkan eritema minimal (MED) Struktur ini menyebabkan molekul mampu mengabsorbsi
pada kulit yang dilindungi tabir surya dengan jumlah energi radiasi UV energi tinggi dan mengubahnya menjadi energi
yang diperlukan untuk menimbulkan eritema yang sama pada rendah sehingga tidak menyebabkan kerusakan kulit. 7
kulit yang tidak dilindungi.7,27 SPF menunjukkan besarnya
perlindungan tabir surya pada kulit terhadap efek radiasi UVB. ANTIOKSIDAN
Sedangkan untuk menilai besarnya perlindungan tabir surya Oksidan atau radikal bebas adalah senyawa reaktif
pada kulit terhadap efek radiasi UVA sering digunakan dengan dengan elektron yang tidak berpasangan pada orbit luarnya.
pengukuran persistent pigment darkening (PPD).7 FDA Radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan komponen
menyetujui jumlah penggunaan tabir surya untuk mendapatkan molekul atau sel (lipid, karbohidrat, atau protein/DNA) dan
perlindungan kulit yang optimal, yaitu 2 mg tiap cm 2 luas mempengaruhi fungsi sel tersebut.18 Beberapa radikal bebas,
kulit.7,27 antara lain anion superoksida, radikal peroksil, dan radikal
Penelitian menunjukkan bahwa perlindungan terbaik hidroksil, bersifat sangat reaktif, berumur pendek, serta
didapatkan melalui penggunaan tabir surya 15-30 menit bereaksi di tempat pembentukannya. Molekul oksigen reaktif
sebelum pajanan diikuti dengan penggunaan ulang sekali lainnya, misalnya oksigen molekular, oksigen singlet, dan
lagi 15-30 menit sesudah pajanan radiasi UV. Penggunaan hidrogen peroksida, sebenarnya bukan radikal bebas, namun
ulang hanya dibutuhkan sesudah berenang, berkeringat, mampu memicu reaksi oksidatif dan membentuk spesies
dan menggosok tubuh.7 radikal bebas lainnya. Semua radikal bebas dan molekul
Untuk melindungi permukaan tubuh orang dewasa oksigen reaktif disebut reactive oxygen species (ROS).29,30
seluas 1,73 m2, dibutuhkan kurang lebih 35 ml tabir surya.
Takaran sendok teh dalam menggunakan tabir surya adalah Antioksidan endogen
sebagai berikut: mengoleskan tipis lebih dari setengah Antioksidan endogen, yaitu antioksidan enzimik dan
sendok teh tabir surya ( ~ 3 ml) untuk setiap lengan, wajah, nonenzimik, merupakan senyawa dalam tubuh intraseluler,
dan leher. Pada setiap tungkai, dada, dan punggung, oleskan ekstraseluler, atau di membran sel. Berfungsi menetralkan
tipis lebih dari satu sendok teh tabir surya ( ~ 6 ml).7
145
Prasetyowati Subchan dkk Fotoproteksi
kerusakan atau mempertahankan fungsi terhadap dicapai pada formulasi pH di bawah 3,5. Dengan formula
gangguan radikal bebas.18 tadi, kadar dalam kulit akan maksimal setelah pengolesan
Antioksidan enzimik lebih banyak bekerja intrasel. solusio asam L-askorbat 15% selama 3 hari. Di kulit
Glutation peroksidase dan glutation reduktase mereduksi molekul vitamin C akan stabil dengan waktu paruh 4
hidrogen peroksida dan hidroksiperoksida lipid hari.35 Penelitian menggunakan solusio asam L-askorbat
menggunakan glutation. Enzim katalase menetralkan 10% yang dioleskan selama 5 hari sebelum irradiasi UVB
hidrogen peroksida dan merupakan antioksidan yang menunjukkan penurunan bermakna dosis eritema minimal
penting di peroksisom. Superoksida dismutase tembaga- dibandingkan dengan kontrol vehikulum.32 Vitamin C
seng dan superoksida dismutase mangan melindungi sel topikal juga mencegah eritema, pembentukan sel sunburn,
terhadap radikal superoksida, sedangkan superoksida dan reaksi fototoksik akibat psoralen-UVA (PUVA).
dismutase ekstrasel memberikan perlindungan di ruang Vitamin C topikal juga terbukti mencegah imunosupresi
ekstrasel. Aktivitas antioksidan enzimik pada kulit akibat UV dan hipersensitivitas kontak.12
manusia lebih tinggi di epidermis dibandingkan dengan Fungsi utama vitamin E sebagai antioksidan adalah
dermis, katalase adalah yang paling aktif. 29 mencegah peroksidasi lipid.36 Penelitian pada manusia
Antioksidan nonenzimik dengan berat molekul dengan sediaan vitamin E topikal 2% yang dioleskan 30
rendah meliputi asam L-askorbat dalam bentuk cair, menit sebelum radiasi UV menunjukkan penurunan eritema
glutation dalam kompartemen selular, vitamin E pada yang bermakna pada dosis satu MED. 37 Sediaan topikal asam
membran, dan ubikuinol di mitokondria. Asam L-askorbat L-askorbat 15% dan α-tokoferol 1% memberikan
adalah antioksidan utama di kulit dengan konsentrasi 15 perlindungan 4 kali lipat terhadap eritema kulit akibat UV
kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan glutation, 200 dibandingkan bila tiap sediaan diberikan terpisah.31
kali lebih tinggi dibandingkan vitamin E, dan 1000 kali Selenium adalah zat gizi mikro yang sangat penting
lebih tinggi dibandingkan ubikuinol/ubikuinon. bagi glutation peroksidase dan tioredoksin reduktase. 38
Konsentrasi antioksidan lebih tinggi di epidermis Penelitian pada manusia membuktikan bahwa L-
dibandingkan di dermis, yaitu 6 kali lipat lebih tinggi selenometionin topikal meningkatkan dosis eritema
untuk asam L-askorbat dan glutation, serta 2 kali lipat minimal.29 Seng adalah unsur yang sangat penting bagi
lebih tinggi untuk vitamin E dan ubikuinol/ubikuinon.29 manusia, berperan sebagai katalisator bagi enzim-enzim
yang berperan dalam replikasi DNA, transkripsi gen, dan
Antioksidan eksogen sintesis protein maupun RNA. Seng memiliki efek
Antioksidan eksogen merupakan antioksidan yang antioksidan yang penting pada jaringan. 29
didapatkan dari luar tubuh, antara lain dengan cara oral Antioksidan botanikal bersifat melawan oksigen
maupun topikal. Antioksidan dirusak atau mengalami singlet, anion superoksida, radikal hidroksil, radikal
perubahan karena oksidasi saat netralisasi radikal bebas dan peroksil, dan hidroksiperoksida. Sebagian besar
berkurang kadarnya sehingga perlu ditambah dengan antioksidan botanikal dikelompokkan menjadi karotenoid,
mengoleskannya langsung ke kulit. Meskipun antioksidan flavonoid, dan polifenol. Flavonoid dan polifenol
dapat dihantarkan ke kulit melalui diet dan suplemen oral, mempunyai struktur polifenolik, sedangkan karotenoid
namun proses fisiologis yang meliputi penyerapan, kelarutan,
merupakan derivat vitamin A.31
dan pengangkutan membatasi jumlah antioksidan yang
sampai ke kulit. Pengolesan langsung memberi keuntungan FOTOPROTEKSI LAIN
pada bagian kulit yang membutuhkan perlindungan. 29,31
Antioksidan eksogen, antara lain vitamin, mikronutrien, dan Osmolit
antioksidan botanikal. 31 Pajanan sel terhadap stres osmotik, yaitu penyusutan sel
Vitamin C adalah antioksidan paling penting dalam pada keadaan hiperosmotik atau pembengkakan sel pada
cairan ekstrasel dan terlibat dalam berbagai fungsi sel.32 keadaan hipoosmotik, menyebabkan uptake maupun efflux
Selain sebagai antioksidan, vitamin C juga berperan pada cairan organik (osmolit) yang dibutuhkan untuk menjaga
biosintesis kolagen. Vitamin C juga dapat menghambat volume sel tetap konstan. Osmolit yang terdapat pada tubuh
biosintesis elastin sehingga mengurangi peningkatan manusia, antara lain betaine, taurine, dan myoinositol.
akumulasi elastin pada kulit yang mengalami photoaging.29 Penelitian terbaru menunjukkan bahwa osmolit tidak hanya
Asam L-askorbat juga mengurangi sintesis pigmen di kulit berperan dalam homeostasis volume sel, namun juga
dengan menghambat enzim tirosinase. 29,33 Pemberian merupakan bagian integral pertahanan sel melawan
suplemen dosis tinggi dibatasi oleh mekanisme kontrol gangguan eksogen yang berbahaya. Mekanisme yang disebut
biologik sehingga jumlah yang dihantarkan ke kulit juga dengan “strategi osmolit” ini merupakan sistem transpor
terbatas.34 Maka pemberian asam L-askorbat secara topikal osmolit spesifik, yaitu betaine gamma-amino-N-butyric acid
adalah satu-satunya cara untuk meningkatkan konsentrasinya transporter-1 (BGT-1), the sodium-dependent myoinositol
di kulit. Penyerapan asam L-askorbat di kulit transporter (SMIT), dan taurine transporter
146
MDVI Vol. 38 No. 3 Tahun 2011; 141 - 148
147
Prasetyowati Subchan dkk Fotoproteksi
18. Darvin M, Lademann J. Antioxidants in the skin: dematological 29. Bergendi L, Benes L, Durackova Z, Ferencik M. Chemistry,
and cosmeceutical aspects. Dalam: Walters KA, Roberts MS, physiology and pathology of free radicals. Life Sci. 1999;
editor. Dermatologic, cosmeceutic, and cosmetic 65: 1865-74.
development - therapeutic and novel approaches. New York: 30. Murray JC, Burch JA, Streilein RD, Iannacchione MA, Hall RP,
Informa Healthcare; 2008. h.373-84. Pinnell SR. A topical antioxidant solution containing vitamins C
19. Svobodova A, Walterova D, Vostalova J. Ultraviolet light and E stabilized by ferulic acid provides protection for human
induced alteration to the skin. Biomed Pap Med Fac Univ skin against damage caused by ultraviolet irradiation. J Am
Palacky Olomouc Czech Repub. 2006; 150(1): 25-38. Acad Dermatol. 2008; 59: 418-25.
20. Hatch KL, Block L, Gies P. Photoprotection by fabric. 31. Eberlein-Konig B, Ring J. Relevance of vitamins C and E in
Dalam: Lim HW, Draelos ZD, editor. Clinical guide to cutaneous photoprotection. J Cosmet Dermatol. 2005; 4:4-9.
sunscreens and photoprotection. New York: Informa 32. Pasonen-Seppanen S, Suhonen TM, Kirjavainen M, Sulhko
Healthcare; 2009. h. 223-42. E, Urttl A, Miettinen M, et al. Vitamin C enhances
21. Lim HW, Osterwalder U. Novel developments in differentiation of a continuous keratinocyte cell line (REK)
photoprotection: part I. Dalam: Lim HW, Honigsmann H, into epidermis with normal stratum corneum ultrastructure
Hawk JLM, editor. Photodermatology. New York: Informa and functional permeability barrier. Histochem Cell Biol.
Healthcare; 2007. h. 279-96. 2001; 116: 287-97.
22. Lim HW. Photoprotection and sun protective agents. Dalam: 33. Stahl W, Mukhtar H, Afaq F, Sies H. Vitamins and polyphenols
Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, et al, edsitor. Fitzpatrick's in systemic photoprotection. Dalam: Gilchrest BA, Krutmann J,
Dermatology in General Medicine. Edisi ke-7. New York: editor. Skin aging. Berlin: Springer; 2006. h.113-22.
Mac Graw-Hill Inc; 2008. h.2137-42. 34. Pinnell SR, Yang HS, Omar M, Riviere NM, DeBuys HV,
23. Lim HW, Honigsmann H. Photoprotection. Dalam: Lim HW, Walker LC, et al. Topical L-ascorbic acid: percutaneous
Honigsmann H, Hawk JLM, editor. Photodermatology. New absorption studies. Dermatol Surg. 2001; 27:137-42.
York: Informa Healthcare; 2007. h.267-78. 35. Ak. Levine M, Wang YH, Padayatty SJ, Morrow J. A new
24. Tuchinda C, Lim HW. Photoprotection by glass. Dalam: Lim recommended dietary allowance of vitamin C for healthy
HW, Draelos ZD, editor. Clinical guide to sunscreens and young women. Proc Natl Acad Sci USA 2001; 98: 9842-6.
photoprotection. New York: Informa Healthcare; 2009. h. 36. Baumann L, Allemann IB. Antioxidants. Dalam: Baumann
243-56. L, Saghari S, Weisberg E, editor. Cosmetic dermatology
25. Levy SB. Sunscreens and photoprotection: eMedicine principles and pactice. Edisi ke-2. New York: McGraw-Hill;
dermatology. Tersedia online pada: http:// 2009. h. 292-311.
emedicine.medscape.com/article/1119992-overview. 13 37. Sorg O, Antille C, Saurat JH. Retinoids, other topical vitamins,
Januari 2009. and antioxidants. Dalam: Rigel DS, Weiss RA, Lim HW, editor.
26. Draelos ZD. Cosmeceutical botanicals : part 1. Dalam: Draelos Photoaging. New York: Marcel Dekker Inc; 2004. h.89-116.
ZD. Cosmeceuticals. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2005. 38. Krutmann J, Yarosh D. Modern photoprotection of human
h.71-8. skin. Dalam: Gilchrest BA, Krutmann J, editor. Skin aging.
27. More BD. Physical sunscreens: On the comeback trail. Indian Berlin: Springer; 2006. h. 103-12.
J Dermatol Venereol Leprol. 2007; 73: 80-5. 39. Gonzales S, Calzada YG. Oral and other non-sunscreen
28. Levy SB. Sunscreens. Dalam: Wolverton SE, editor. photoprotective agents. Dalam: Lim HW, Draelos ZD,
Comprehensive dermatologic drug therapy. Edisi ke-2. editor. Clinical guide to sunscreens and photoprotection.
Philadelphia: Saunders Elsevier; 2007. h. 703-17. New York: Informa Healthcare; 2009. h. 207-22.
148