Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sinar matahari adalah sumber utama radiasi sinar ultraviolet (UV) untuk

semua sistem kehidupan manusia. Radiasi sinar UV dibagi menjadi tiga kategori,

yaitu radiasi UV-A (315-400 nm), radiasi UV-B (280-315 nm), dan radiasi UV-C

(100-280 nm). Radiasi sinar UV memiliki efek yang menguntungkan bagi

kesehatan manusia, khususnya pada kulit yaitu pembetukan vitamin D 3 atau

aplikasi dalam kombinasi dengan obat dalam terapi penyakit kulit seperti psoriasis

dan vitiligo, serta memiliki kapasitas untuk menghasilkan spesies kimia reaktif,

seperti radikal bebas yang dapat menyebabkan terjadinya efek akut dan efek

kronis yang merugikan bagi kulit. Radiasi sinar UV yang paling banyak

berpengaruh terhadap kesehatan kulit adalah radiasi sinar UV-B, dimana radiasi

sinar UV-B memiliki efek yang paling kuat dalam menyebabkan terjadinya

photodamage pada kulit salah satunya eritema (Clydesdale et al., 2001;

Svobodova et al., 2006).

Intensitas atau dosis sinar UV-B yang dibutuhkan untuk menyebabkan eritema

pada kulit yang terlihat secara makroskopik 24 jam setelah paparan disebut

dengan dosis eritema minimal (DEM). Nilai DEM diperoleh dari lama paparan

sinar UV atau energi sinar UV yang dibutuhkan dalam menghasikan eritema yang

digambarkan ke dalam unit joule per area kulit dalam sentimeter (J/cm 2). Nilai

DEM dapat digunakan untuk menunjukkan sensitivitas akut pada kulit individu

1
2

terhadap sinar UV. DEM juga penting diketahui unuk menentukan nilai Sun

Protection Factor (SPF) dari suatu sediaan tabir surya yang menunjukkan

kemampuan tabir surya dalam melindungi kulit (Mitsui, 1997; Utami, 2009).

Eritema adalah reaksi inflamasi akut pada kulit yang ditandai dengan

timbulnya kemerahan dan merupakan aspek visual dari respon sunburn yang

terjadi 2-4 jam setelah irradiasi. Eritema disebabkan oleh terjadinya vasodilatasi

pembuluh darah akibat interaksi antara Reactive Oxygen Species (ROS) dengan

sel mast yang ada di lapisan atas dermis. Sel mast akan melepaskan mediator-

mediator yang dapat menginduksi terjadinya vasodilatasi pembuluh darah, seperti

histamin, sehingga menyebabkan timbulnya eritema pada kulit. ROS dapat

terbentuk melalui mekanisme fotosensitisasi, dimana sinar UV-B diserap oleh

sensitizer yang tereksitasi sehingga terbentuk suatu ROS. ROS dapat

menyebabkan terjadinya kerusakan struktural kulit, kerusakan pembuluh darah

kulit, pigmentasi yang tidak merata hingga terjadinya kanker (Clydesdale et al.,

2001; Jusuf, 2005; Utami, 2009; D’Orazio et al., 2013). Sedangkan, efek kronis

pada kulit disebut photoaging yang merupakan bagian dari penuaan kulit ektrinsik

dengan tanda-tanda klinis seperti kulit kering, kasar, adanya kerutan lebih dalam

dan nyata, hingga timbulnya kanker kulit (Jusuf, 2005; Helfrich et al., 2008).

Berbagai usaha untuk menanggulangi kerusakan kulit akibat sinar UV

sekarang ini banyak ditujukan pada usaha pengikatan atau pemecahan radikal

bebas. Antioksidan adalah substansi kecil yang mampu menetralkan radikal bebas

dengan cara menstabilkan, menonaktifkan, atau meminimalkan reaksi oksidatif

dalam sel. Penggunaan zat-zat antioksidan dapat mencegah berbagai penyakit


3

yang ditimbulkan oleh radiasi sinar UV. Beberapa golongan senyawa aktif

antioksidan seperti polifenol, asam fenolik, flavonoid, tannin, antarquinon,

sinamat, dan lain-lain telah dilaporkan memiliki kemampuan sebagai

perlindungan terhadap sinar UV (Priyadarsini, 2005; Svobodova et al., 2006;

Pouillot et al., 2011).

Kulit buah manggis mengandung antioksidan kompleks dengan kadar yang

tinggi, terutama senyawa fenolik seperti xanton (Lim, 2012). Penelitian

Nontamart et al (2013), menyatakan turunan xanton dalam kulit buah manggis

yaitu α-mangostin diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Senyawa xanton yang

terdapat dalam kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dapat menyerap

sinar UV, dimana xanton memiliki panjang gelombang maksimum 305-330 nm

yang termasuk ke dalam rentang panjang gelombang sinar UV-B (Susanti et al.,

2012).

Telah dilakukan formulasi ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana

L.) dalam bentuk sediaan masker gel peel off oleh Sukmawati (2013). Penggunaan

ekstrak kulit buah manggis sebagai antioksidan yang ditujukan pada kulit wajah

akan lebih baik bila diformulasikan dalam bentuk sediaan topikal dibandingkan

sediaan oral karena dapat merangsang proses regenerasi stratum korneum, dapat

digunakan untuk melindungi epidermis dan dermis dari bahaya racun dan sinar

UV, serta dapat memberikan nutrisi pada kulit (Pouillot et al, 2011). Hasil

pengujian Utami (2014), menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan dari sediaan

masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) lebih

kuat dibandingkan ekstraknya dan standar vitamin C.


4

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin melakukan suatu pengujian

aktivitas perlindungan sinar UV-B dari masker gel peel off ekstrak kulit buah

manggis (Garcinia mangostana L.) pada hewan uji tikus galur wistar, dengan

mengukur derajat eritema pada kulit tikus wistar setelah dipapar sinar UV-B dan

menentukan dosis sinar UV-B terkecil yang dibutuhkan dalam menimbulkan

eritema (DEM) pada kulit tikus wistar.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah penggunaan masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis

(Garcinia mangostana L.) dapat mengurangi derajat eritema pada kulit

tikus wistar yang dipapar sinar UV-B ?

1.2.2 Apakah penggunaan masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis

(Garcinia mangostana L.) dapat menghasilkan dosis eritema minimal

(DEM) yang lebih besar pada kulit tikus wistar ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui efektivitas penggunaan masker gel peel off ekstrak kulit

buah manggis (Garcinia mangostana L.) dalam mengurangi derajat

eritema pada kulit tikus wistar yang dipapar sinar UV-B.

1.3.2 Untuk mengetahui efektivitas penggunaan masker gel peel off ekstrak kulit

buah manggis (Garcinia mangostana L.) dalam meningkatkan dosis

eritema minimal (DEM) pada kulit tikus wistar.


5

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Ilmiah

Dapat memberikan informasi ilmiah tentang efek antioksidan dari masker

gel peel off ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dalam

menanggulangi kerusakan pada kulit akibat radiasi sinar UV-B.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dapat dijadikan sumber informasi oleh masyarakat tentang efek

antioksidan dari masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis (Garcinia

mangostana L.) dalam memberikan perlindungan pada kulit dari pengaruh

kerusakan oleh sinar UV-B sehingga dapat digunakan dalam kehidupan

sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai