Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM KOSMETOLOGI

“FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL PEEL-OFF DENGAN KOMBINASI


EKSTRAK KULIT BUAH NAGA DAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI
SEBAGAI ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI”

DISUSUN OLEH

NAMA MAHASISWA NIM


1. HANAN KARIMAH F.19.022
2. ELVI MAHARSA F.20.011
3. MUH.PRIYAN ALPIANSYAH F.20.031
4. JINGGA LISTANTI F.20.023
KELAS/KELOMPOK TTD ASISTEN

VA/VI (ENAM)

LABORATORIUM FARMASI TERPADU

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI

POLITEKNIK BINA HUSADA

KENDARI

2022

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi

dan melindungi permukaan tubuh, Pada permukaan kulit bermuara kelenjar

keringat dan kelenjar mukosa. Kulit wajah manusia dikelompokkan menjadi lima

jenis yaitu kulit normal, kombinasi, berminyak, kering, dan sensitif (Irawati,

2013).

Kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang umum dijumpai pada

masyarakat khususnya bagi yang tinggal di iklim tropis seperti Indonesia, namun

banyak dari masyarakat kurang memperhatikan dampak yang bisa ditimbulkan

akibat kulit kering yang terlalu lama dibiarkan karena menganggap hal tersebut

bukan masalah yang besar. Kulit yang kering dapat menurunkan kinerja

pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat

mempercepat penuaan dini dan kerusakan pada kulit. Kerusakan kulit antara lain

terjadi karena adanya sinar ultraviolet (UV), satu dari komponen sinar matahari

yang mencapai bumi. Sinar UV ini memiliki efek oksidatif yang dapat

menyebabkan peradangan. Efek sinar UV yang bersifat sebagai sumber radikal

bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).

Jerawat atau acne vulgaris merupakan peradangan menahun pada lapisan

folikel pilosebaseus yang disertai penyumbatan dan penimbunan bahan keratin

yang dipicu oleh bakteri Staphylococcus aureus (BPOM RI 2009).


Kulit buah naga merah memiliki aktivitas antioksidan lebih besar

dibandingkan aktivitas antioksidan pada daging buahnya, sehingga berpotensi

untuk dikembangkan menjadi sumber antioksidan alami. Pada buah naga merah,

aktivitas antioksidan kulit lebih besar dibandingkan daging buahnya, dimana kulit

buah naga merah memiliki aktivitas antioksidan sebesar 83,48% dengan IC50

sebesar 0,30 mg/mL (Nurliyana, 2010).

Daun jambu biji (Psidium guajava) terbukti secara ilmiah memiliki

aktivitas anti jerawat . Daun jambu biji ( Psidium guajava) memiliki aktifitas

antibakteri terhadap Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus dan

Staphylococcus epidermidis. Zat berkhasiat pada aktifitas bakteri daun jambu biji

(Psidium guajava) dipengaruhi karena keberadaan plavanoid pada daunnya (Qa,

dan et al dalam yulianti,2015.”)

Saat ini banyak perawatan kulit yang beredar di pasaran dalam bentuk

sediaan gel, krim, lotion, dan tablet. Pemanfaatan efek antioksidan dan antibakteri

dalam mengatasi kulit kering dan jerawat pada sediaan yang ditujukan pada kulit

wajah lebih baik dalam bentuk sediaan kosmetika topikal. Produk yang praktis

dalam pemakaiannya adalah bentuk gel, seperti masker gel peel-off.

Masker gel peel-off merupakan sediaan kosmetik perawtan kulit wajah

yang diaplikasikan ke kulit wajah dalam waktu tententu hingga mongering,

sediaan ini membentuk lapisan film transparan yang elastis, sehingga dapat

dikelupaskan (Morris,1993).
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan praktikum dengan

memformulasi masker gel peel-off dari kombinasi ekstrak kulit buah naga dan

ekstrak daun jambu biji sebagai antioksidan dan antibakteri.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah ekstrak daun jambu buji dan kulit buah naga dapat

dibuat sebagai masker gel.

2. Untuk mengetahui sifat fisik sediaan sediaan masker gel pada formulasi perasan

daun jambu yang dikombinasikan dengan perasan kulit buah naga.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Tentang Masker

Masker merupakan sediaan kosmetik untuk perawatan kulit wajah yang

memiliki manfaat yaitu memberi kelembaban, memperbaiki tekstur kulit,

meremajakan kulit, mengencangkan kulit, menutrisi kulit, melembutkan kulit,

membersihkan pori-pori kulit, mencerahkan warna kulit, merilekskan otot-otot

wajah dan menyembuhkan jerawat. Dengan pemakaian teratur, masker dapat

mengurangi kerutan halus yang ada pada kulit wajah (Herdiana, 2007).

Gel umumnya merupakan suatu sediaan semipadat yang jernih, tembus

cahaya dan mengandung zat aktif, merupakan dispersi koloid mempunyai

kekuatan yang disebabkan oleh jaringan yang saling berikatan pada fase

terdispersi (Ansel, 1989). Secara luas sediaan gel banyak digunakan pada

produk obat-obatan, kosmetik dan makanan juga pada beberapa proses

industri. Pada kosmetik yaitu sebagai sediaan untuk perawatan kulit, sampo,

sediaan pewangi dan pasta gigi (Herdiana, 2007).

Masker gel juga termasuk salah satu masker yang praktis, karena setelah

kering masker tersebut dapat langsung diangkat tanpa perlu dibilas. Masker gel

biasa dikenal dengan sebutan masker peel-off. Manfaat masker gel antara lain

dapat mengangkat kotoran dan sel kulit mati sehingga kulit menjadi bersih dan

terasa segar. Masker gel juga dapat mengembalikan kesegaran dan kelembutan
kulit, bahkan dengan pemakaian yang teratur, masker gel dapat mengurangi

kerutan halus yang ada pada kulit wajah. Cara kerja masker peel- off ini

berbeda dengan masker jenis lain. Ketika dilepaskan, biasanya kotoran serta

kulit ari yang telah mati akan ikut terangkat (Herdiana, 2007).

Jenis-jenis sediaan masker wajah yaitu:

a. Berdasarkan bentuk fisiknya, sediaan masker wajah dapat diformulasikan

dalam bentuk pasta, cairan, gel, malam, peeling, dan serbuk.

b. Berdasarkan komponen aktif dan formula basisnya: masker lempung (clay),

masker pengelupas (peel off), masker krim, masker kolagen, masker oksigenasi,

masker ganggang laut, dll.

Kriteria/syarat sediaan masker wajah:

1. Harus berupa pasta licin tanpa partikel kasar (gritty) dan tidak berbau tanah atau

bau tidak enak lainnya.

2. Sesudah digunakan pada wajah, sediaan harus dapat mongering dengan cepat

membentuk penyalut yang menempel pada kulit. Selanjutnya salut tersebut

harus dapat dihilangkan dengan cara mengelupaskannya dari wajah tanpa

menimbulkan rasa nyeri dan sisanya harus segera dapat dihilangkan dengan

kapas dan air hangat.

3. Menimbulkan sensasi pengencangan pada kulit sesudah penggunaan.

4. Harus menghasilkan tingkat pembersihan yang signifikasi pada kulit.

5. Tidak berbahaya dan tidak bersifat toksik.


B. Anatomi Kulit

Kulit terdiri dari epidermis berkeratin di bagian luar dari jaringan ikat

vaskuler yang kaya akan pembuluh darah di bagian dalam. Pelipatan khusus

epidermis membentuk kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan folikel rambut

(Purba, 2018). Epidermis mengandung empat jenis sel: keratinosit, melanosit, sel

Langerhans, dan sel Grastein. Kulit melekat ke otot atau tulang di bawahnya

melalui hipodermis, yaitu lapisan jaringan ikat longgar yang mengandung lemak

(IIS, 2018).

Gambar 1. Anatomi Kulit

Kulit menjalankan berbagai tugas dalam memelihara kesehatan manusia

secara utuh yang meliputi fungsi (Winda Afrian, 2016), yaitu:

a. Perlindungan fisik (terhadap gaya mekanik, sinar ultraviolet, bahan kimia)

b. Perlindungan imunologi

c. Ekskresi
d. Pengindra

e. Pengaturan suhu tubuh

f. Pembentukan vitamin D

g. Kosmetik.

Fungsi-fungsi tersebut lebih mudah dipahami dengan meninjau struktur

mikroskopik kulit yang terbagi menjadi 3 lapisan: epidermis. dermis dan subkutis.

1. Epidermis

Epidermis terdiri dari banyak lapisan sel epitel. Secara rata mengganti

dirinya sendiri setiap sekitar dua bulan. Epidermis terdiri dari sel-sel berbentuk

kubus yang hidup dan cepat membelah, penyusun terbesar epidermis adalah

keratinosit. Keratinosit tersususn dalam beberapa lapisan. Lapisan paling bawah

disebut stratum basalis, di atasnya adalah stratum spinosum dan stratum

granulosum. Ketiga lapisan epidermis ini dikenal sebagai stratum Malpighi.

Lapisan teratas adalah stratum korneum yang tersusun oleh keratinosit yang

telah mati (IIS, 2018).

Susunan epidermis yang berlapis-lapis ini menggambarkan proses

diferensiasi (keratinisasi) yang dinamis, yang tidak lain berfungsi menyediakan

sawar kulit pelindung tubuh dari ancaman di permukaan.

a. Stratum basalis

Keratinosit stratum basalis berbentuk toraks, berjajar di atas lapisan

structural yang disebut basal membrane zone (BMZ). Keratinosit basal

berdiri di atas BMZ karena protein structural membrane yang mengikat


sitoplasma keratinosit pada BMZ yang di ebut di hemidesmosom. Terdapat

tiga subpopulasi keratinosit di stratum basalis, yaitu: Sel punca (stem cells),

transient amplifying cells (TAC), sel pascamitosis (post mitotic cells).

b. Stratum spinosum

Keratinosit stratum spinosum memiliki bentuk polygonal, berukuran

lebih besar dari pada keratinosit pemeriksaan mikroskopik terlihat struktur

mirip taji stratum basale. Pada(spina). Keratinosit stratum

c. Stratum granulosum

Keratinosit stratum granulosum mengandung keratohyaline

granulase (KG) yang terlihat pada pemeriksaan mikroskopik biasa. KG

mengandung profilagrin dan loricrin yang cornified cell envelope (CCE).

sendiri kehilangan inti dan organisasi kehilangan inti dan organel sel

penting dalam pembentukan Secara sederhana, keratinosit di stratum

granulosum memulai program kematiannya(apoptosis), sehingga

penunjang hidupnya.

d. Stratum korneum

CCE yang mulai dibentuk pada stratum korneum akan mengalami

penataan bersama dengan lipid yang di hasilkan oleh lamellar granules LG.
C. Master Formula

Lilies Wahyu Ariani, dkk., 2017 dalam “Formulasi Masker Gel Peel-

Off Ekstrak Etanol Kulit Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis L) Sebagai Obat

Jerawat”

Nama Bahan Konsentrasi (%) Fungsi

Ekstrak Kulit Buah 35 Zat Aktif

Jeruk

PVA 10 Gelling agent

HPMC 1 Peningkat viskositas

Propilenglikol 15 Humektan

Metil Paraben 0,2 Pengawet

Propil Paraben 0,1 Pengawet

Etanol 96% 15 Pelarut

Aquadest Ad 100 % Pelarut

D. Modifikasi Formula

Nama Produk : Drajava Mask

Jumlah Produk : 500

Tanggal Produksi : 22 September 2022

Nomor Registrasi : NA18220200003

NA : Produk Asia (termasuk produk local)


18 : Kode Negara Indonesia

22 : Kode tahun 2022

02 : Kode kelompok produk (masker wajah)

00003 : Nomor notifikasi

No. Batch : 2220921

Digit 2 dan 3 Menunjukkan tanggal pembuatan (22)

Digit 4 dan 5 Menunjukkan bulan pembuatan (09)

Digit 6 dan 1 Menunjukkan tahun pembuatan (22)

Digit 7 Menunjukkan nomor urut pembuatan (1)

Nama Bahan Konsentrasi Range (%) Fungsi

(%)

Ekstrak Kulit Buah 2 - Zat Aktif

Naga

Ekstrak Daun Jambu 1 - Zat Aktif

Biji

PVA 10 10-16% Gelling agent

(Sukmawati

dkk.,2013)

HPMC 2 2-4% (Wade and Peningkat


Waller,1994) viskositas

Propilenglikol 15 1-15% Humektan

(Rowe,2009)

Metil Paraben 0,2 0,02-0,3% Pengawet

(Rowe,2009)

Propil Paraben 0,1 0,01-0,6% Pengawet

(Rowe, 2005)

Oleum rosae Q.s - Pengaroma

Aquadest Ad 25 g - Pelarut

E. Uraian Bahan

1. Uraian Tanaman

a. Klasifikasi

1) Klasifikasi Tanaman Buah Naga Merah

Klasifikasi tanaman buah naga merah menurut Panjuantiningrum

(2009), adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Caryophyllales

Family : Cactaceae
Genus : Hylocereus

Spesies : Hylocereus polyrhizus


2) Klasifikasi Tanaman Daun Jambu Biji

Klasifikasi tanaman daun jambu biji menurut Rochmasari (2011),

adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Myrtales

Family : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava L.

b. Morfologi

1) Tanaman Buah Naga Merah

Buah naga berbentuk bulat lonjong mirip buah nanas,

namun memiliki sirip, warna kulitnya merah jambu, dihiasi sulur

atau sisik berwarna hijau seperti sisik naga. Buah naga mempunyai

daging buah seperti buah kiwi (Winarsih, 2007).

Buah naga tergolong buah batu yang berdaging dan

berair. Bentuk buah bulat agak memanjang atau bulat agak

lonjong. Kulit buah ada yang berwarna merah menyala, merah

gelap, dan kuning, tergantung dari jenisnya. Kulit buah agak tebal,

dimana di sekujur kulitnya dihiasi dengan jumbai jumbai


menyerupai sisik-sisik ular naga. Daging buah berserat sangat

halus dan di dalam daging buah sangat banyak dan berukuran

sangat kecil. Daging buah ada yang berwarna merah, putih, dan

hitam, tergantung dari jenisnya. Daging buah bertekstur lunak dan

rasanya manis sedikit masam. (Cahyono, 2009).

2) Tanaman Daun Jambu Biji

Daun pada tanaman jambu biji memiliki struktur daun

tunggal dan mengeluarkan aroma yang khas jika diremas.

Kedudukkan daunnya bersilangan dengan letak daun berhadapan

dan pertulangan daun menyirip. Terdapat beberapa bentuk daun

pada tanaman jambu biji, berupa berbentuk daun lonjong. jorong,

dan bundar telur terbalik. Bentuk daun yang paling dominan

adalah bentuk daun lonjong (Fadhilah.2018).

c. Kandungan Kimia

1) Tanaman Kulit Buah Naga Merah

Kulit buah naga merah mengandung vitamin B1, vitamin

B2, vitamin B3, dan vitamin C, protein, lemak, karbohidrat, serat

kasar, flavonoid, tiamin, niasin, piridoksin, kobalamin, glukose,

fenolik, betasianin, polifenol, karoten, fosforus. besi, dan

phitoalbumin (Gagung dan Sunarto, 2000).


2) Tanaman Daun Jambu Biji

Kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam daun

jambu biji (Psidium guajava) adalah alkaloid, saponin, tanin dan

flavonoid (Ndukwe et al, 2013). Alkaloid merupakan senyawa

kimia bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom

nitrogen, umumnya tidak berwarna, dan berwarna jika mempunyai

struktur kompleks dan bercincin aromatik.

Saponin merupakan salah satu kelas senyawa glikosida,

steroid, triterpenoid struktur dan spesifisitas yang memiliki solusi

koloid bentuk dalam air dan berbusa seperti sabun.

Senyawa tanin secara garis besar mekanisme yang

diperkirakan adalah toksisitas tanin dapat merusak membran sel

bakteri dan pembentukan suatu kompleks ikatan tanin terhadap ion

logam yang dapat menambah daya toksisitas tanin itu sendiri.

Tanin diduga dapat mengerutkan dinding sel atau membran sel

sehingga mengganggu permeabilitas sel itu sendiri. Akibat

terpengaruh permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas

hidup sehingga pertumbuhannya terhenti atau bahkan mati

(Rahmatullah. 2018).

Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol

terbesar yang ditemukan di alam, yang terdiri dari 15 atom karbon,

dengan dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai propane
(C3) sehingga membentuk susunan C6-C3-C6. Sebagian besar

senyawa flavonoid ditemukan dalam bentuk glukosida, dengan

unit flavonoid terikat pada suatu gula. Glikosida adalah kombinasi

antara suatu gula dan suatu alkohol yang saling berikatan melalui

ikatan glukosida (Rahmatullah.2018).

d. Khasiat dibidang Farmasi

1) Tanaman Kulit Buah Naga Merah

Aktivitas antioksidan pada kulit buah naga lebih besar

dibandingkan aktivitas antioksidan pada buah naganya sehingga

berpotensi untuk di kembangkan menjadi sumber antioksidan

alami. Kulit buah naga dapat mempercantik penampilan karena

memiliki kandungan vitamin C dan antioksidan yang tinggi yang

mampu menangkap radikal bebas yang dapat membantu menjaga

kesehatan kulit, dapat diolah menjadi minuman serbuk instan dan

dibuat teh yang dapat di konsumsi langsung. Kulit buah naga juga

dapat diolah menjadi lulur dan dibuat sebagai zat pewarna alami

dalam bahan tambahan makanan

2) Tanaman Daun jambu Biji

Daun jambu biji telah banyak dimanfaatkan untuk

mengobati masalah kelainan kulit seperti jerawat. Kandungan daun

jambu biji adalah senyawa tanin 9% -12%, minyak atsiri,minyak

lemak dan asam malat. Penelitian Claus dan Tyler. tanin


mempunyai daya antiseptik yaitu mencegah kerusakan yang

disebabkan bakteri atau jamur. Manfaat daun jambu biji (Psidium

guajava) dibuktikan dapat mempercepat penyembuhan infeksi

pada kulit yang biasanya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus

aureus, Streptococcus spp. Escherichiacoli, Salmonella typhi,

Proteus mirabilis, dan Shigella dysenteria (Nuryani. 2017).

2. Uraian Bahan Tambahan

a. Polivinil Alkohol (Kibbe,2000)


Nama Resmi : POLYVINIL ALCOHOL

Sinonim : Airvol ,Elvanol ,Polyvioyl, poval,PVA

Rumus Molekul : ( C2H4O)n

Bobot Molekul : 30000-2000000

Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk granul yang tidak berbau, berwarna

putih sampai cream.

Titik Lebur : 228°C untuk tingkat terhidrolisis sempurna.

180 - 190°C untuk tingkat terhidrolisis sebagian

Kelarutan : Larut dalam air; sukar larut dalam etanol; tidak

larut dalam pelarut organik.


Fungsi : Gelling agent

b. HPMC (Rowe et al., 2006)


Nama Resmi : HYDROXYMETHYLCELLULOSE

Sinonim : Benecel MHPC; E464; hydroxypropyl

melhocel;methylcellulose; Metalose; MHPC;

pharamacoat; Tylopur; Tylose MO

Rumus molekul : -

Bobot molekul : -

Rumus struktur :

Pemerian : Tidak berbau dan berasa, berserat atau butiran

bubuk putih atau krem-putih.

Titik lebur : -

Kelarutan : Larutan dalam air dingin, membentuk larutan

keloid kental; praktis tidak larut dalam air

panas, kloroform, etanol (95%), dan eter; larut

dalam campuran etanol dan diklorometana,

campuran metanol dan diklorometana, dan

campuran air dan alkohol. larutan dalam air

dingin, membentuk larutan keloid kental. Selain

larut dalam larutan aseton berair, beberapa


kadar hipromelosa juga larut dalam kombinasi

diklorometana dan propan-2-ol,serta pelarut

organik lainya.ada nilai swellable tertentu

dalam etanol

Fungsi : Peningkat Viskositas

c. Propilenglikol (FI Ed. III, 1979, Rowe,2009)


Nama Resmi : PROPYLENEGLYCOLUM

Nama lain : Propilenglikol ,metil etilen glikol,metil glikol

Rumus struktur :

Rumus molekul : C3H8O2

Berat molekul : 76,10

Fungsi : Humektan

Pemerian : Cairan kental ,jernih, tidak berwarna,tidak

berbau ,rasa agak manis , higroskopik

Kelarutan : Larut dengan air, dengan etanol (95%) p dan

dengan kloroform p, larut dalam 6 bagian eter

p, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah

p dan dengan minyak lemak

Titik lebur : 58℃

Stabilitas : Higroskopis dan harus disimpan terlindung dari


cahaya ,ditempat sejuk dan kering.stabil pada

suhu dingin,cenderung untuk mengoksidasi

pada suhu tinggi di tempat terbuka

Inkompabilitas : Tidak kompatibel dengan reagen pengoksidasi

seperti kalium permanganat

Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat.

d. Metil Paraben (FI Ed. III,1979, Rowe, 2009)


Nama Resmi : METHYLIS PARABENUM

Nama lain : Metil paraben ,nipagin M

Rumus struktur :

Rumus molekul : C8H8O3

Berat molekul : 152,15

Fungsi : Agen persevatif

Pemerian : Kristal tidak berwarna atau bubuk Kristal putih,

tidak berbauatau berbau lemah dan rasa agak

membakar.Serbuk hablur halus, putih, hampir

tidak berbau, tidak mempunyai rasa agak

membakar diikuti rasa tebal

Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air

mendidih, dalam 3.5 bagian etanol(95%) dan


dalam3 bagian aseton P, mdah larut larut dalam

eter P dan dalam larutan alkalihidroksida, larut

dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40

bagian minyak lemak nabati panas. Jika

didinginkan larutan tetap jernih (FI III).

Stabilitas : Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat

Inkompabilitas : Aktivitas antimikroba methyl paraben dan

paraben lain sangat berkurang dengan adanya

surfaktan nonionik, seperti dengan polisorbat

micellization. 80, sebagai akibat Propilenglikol

(10%) dari telah terbukti mempotensiasi

aktifitas antimikroba dari paraben dihadapan

nonionik surfaktan dan mencegah

methylparaben interaksi polisorbat antara 80.

dan Inkompabilitas dengan bahan lain, seperti

benzoat, megnesium trisilikat, bedak, tragakan,

natrium alginat, minyak esensial, sorbitol dan

atropin.

Kegunaan : Pengawet

e. Oleum Rosae (FI Edisi III, 1979)


Nama Resmi : OLEUM ROSAE

Sinonim : Minyak mawar

Pemerian : Tidak berwarna atau kuning; bau menyerupai

bunga mawar, rasa khas; pada suhu 25℃

kental, jika didinginkan perlahan-lahan berubah

menjadi massa hablur bening yang jika

dipanaskan mudah melebur

Kelarutan : Larut dalam 1 bagian kloform P, larutan jernih

Fungsi : Sebagai pemberi aroma

Inkompatibilitas : -

f. Aquadest (FI Ed. III,1979)


Nama Resmi : AQUA DESTILATA

Sinonim : Air suling

Rm /Bm : H2O/18,02

Pemerian : Caitran jernih ,tidak berwarna ,tidak berasa,

tidak berbau.

Kelarutan : Larut dalam semua jernih larutan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutp rapat

Fungsi : Sebagai pelarut


BAB III
METODE KERJA

A. Alat Dan Bahan

1. Alat-alat yang digunakan antara lain :

a. Alat-alat gelas

b. Batang pengaduk

c. Cawan porselin

d. Kain kasa

e. Kertas saring

f. Lumpang dan alu

g. Penangas

h. pH meter

i. Pipet tetes

j. Selotip transparan

k. Sudip

l. Timbangan analitik

m. Tutup pot

n. Wadah toples

2. Bahan-bahan yang digunakan antara lain :

a. Aquadest

b. Ekstrak kulit buah naga


c. Etanol

d. HPMC

e. Metil paraben

f. Oleum rosae

g. Perasan daun jambu biji

h. Propilenglikol

i. Propil paraben

j. PVA

B. Prosedur Kerja

1. Pengambilan dan pengolahan sampel

a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

b. Dipetik buah naga merah dan daun jambu biji secara manual menggunakan

tangan

c. Dicuci sampel untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada bahan yang

digunakan

d. Setelah bersih, di kupas buah naga merah untuk memperoleh kulitnya,

setelah itu dicuci kulit buah naga merah hingga bersih

e. Kemudian dirajang sampel kulit buah naga merah dan daun jambu biji

f. Untuk daun jambu biji di blender, lalu di saring untuk mendapatkan sarinya

g. Setelah itu, untuk kulit buah naga merah dilakukan proses ekstraksi

2. Proses Ekstraksi Bahan

Ekstraksi kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus )


a. Disiapkan alat dan bahan

b. Ditimbang kulit buah naga sebanyak 1 kg kemudian dimasukkan kedalam

toples kaca

c. Ditambahkan etanol 70% hingga sampel terendam sempurna

d. Ditutup toples dengan lakban hitam yang sebelumnya diberi alumunium foil

e. Dilakukan ekstraksi secara maserasi selama 3×24 jam. Pada suhu kamar

terhindar dari cahaya. Sambil sering di aduk

f. Dilakukan penyarian setelah 3×24 jam, disaring menggunakan kain flannel,

selanjutnya di rotary evaporator suhu 50-70˚C untuk mendapatkan ekstrak

kental.

3. Pembuatan Sediaan gel peel-off

a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

b. Ditimbang bahan-bahan yang akan digunakan yang terdapat dalam formula

c. Di larutkan Polivinil alkohol dengan menambahkan akuadest empat kalinya

lalu dipanaskan sampai warnanya bening dan homogen (Larutan 1)

d. Dikembangkan HPMC dengan akuadest dibiarkan selama 30 menit (larutan

2)

e. Dibuat campuran larutan 3 dengan menambahkan propilenglikol, nipagin

dan nipasol yang dilarutkan dalam etanol 70%

f. Dicampur larutan 1 dan 2 dalam lumpang, lalu gerus homogen. Kemudian

tambahkan campuran larutan 3, gerus sampai terbentuk massa yang

homogen.
g. Dilarutkan Ekstrak etanol kulit buah naga merah ( Hylocereus polyrhizus )

dan Perasan daun jambu biji (Psidium guajava L.) dengan larutan sisa etanol

70%, kemudian tambahkan ke basis sedikit demi sedikit gerus homogen.

h. Masker gel peel-off yang dihasilkan dilakukan evaluasi yang meliputi

organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, kemampuan untuk mengering

dan viskositas.

( Lilies Wahyu Ariani, dkk., 2017 dalam “Formulasi Masker Gel Peel-Off Ekstrak

Etanol Kulit Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis L) Sebagai Obat Jerawat” )

C. Perhitungan Bahan

1. Per satuan

Tiap 1 pot memiliki bobot 25 g

a. Ekstrak kulit buah naga 2% = 2 = 0,5 g


x 25
100
g
b. Ekstrak daun jambu biji 1% = 1 = 0,25 g
x 25
100
g
c. PVA 10% = 10 = 2,5 g
x 25
100
g
d. HPMC 2% = 2 = 0,5 g
x 25
100
g
e. Propilenglikol 15% = 15 = 3,75 mL
x 25
100
g
f. Metil Paraben 0,2% = 0,2 = 0,05 g
x 25
100
g
g. Propil Paraben 0,1% = 0,1 = 0,025 g
x 25
100
g
h. Aquadest ad 25 g = 25 g – (0,5 g + 0,25 g + 2,5 g + 0,5 g +

3,75 mL + 0,05 g + 0,025 g)

= 17,42 mL

2. Per batch @500

a. Ekstrak kulit buah naga = 0,5 g x 500 = 250 g = 0,25 kg


b. Ekstrak daun jambu biji = 0,25 g x 500 = 125 g = 0,125 kg
c. PVA = 2,5 g x 500 = 1.250 g = 1,25 kg
d. HPMC = 0,5 g x 500 = 250 g = 0,25 kg
e. Propilenglikol = 3,75 mL x 500 = 1.875 mL = 1,875mL
f. Metil Paraben = 0,05 g x 500 = 25 g = 0,025 g
g. Propil Paraben = 0,025 g x 500 = 12,5 g = 0,0125kg
h. Aquadest = 17,42 mL x 500 = 8.710 mL = 8,71mL

D. Evaluasi Sediaan

1. Uji Organoleptis

Uji organoleptis dilakukan dengan melihat bentuk dan warna serta

mencium bau dari bentuk sediaan Masker Gel Peel Off Ekstrak Kulit Buah

Naga Dan Perasan Daun Jambu Biji

2. Uji pH

Pengukurun pH diawali dengan melakukan kalibrasi pH meter. Kalibrasi

dilakukan menggunakan larutan buffer pH 4 dan pH 10. Pengukuran pH


dilakukan dengan mencelupkan elektroda ke dalam 1 gram sediaan masker gel

peel off 5% (F1), 10% (F2) dan 15% (F3) serta 0% (F0) mengacu pada metode

(Apriyanto et a, 1989).

3. Uji Viskositas

Pengukuran viskositas dilakukan menggunakan viskometer Brookfield

spindel no. 6 Masker gel dimasukkan ke dalam wadah gelas kemudian spindel

yang telah dipasang diturunkan sehingga batas spindel tercelup ke dalam

masker. Kecepatan putar yang digunakan pada uji viskositas ini adalah 30 rpm.

Hasil pengukuran nilai viskositas tersebut akan didapat angka yang ditampilkan

pada monitor viscometer, dinyatakan dalam centipoise, pengukuran viskositas

ini dilakukan pada suhu kamar (Garg et al, 2010).

4. Uji Homogenitas

Masker yang akan diamati ditimbang sebanyak 1 gram dan dioleskan

pada kaca objek yang bersih dan kering sehingga membentuk suatu lapisan

tipis. Kaca objek kemudian ditutup dengan kaca preparat. Masker gel peel off

menunjukkan susunan yang homogen apabila tidak terlihat adanya butiran

kasar, tekstur tampak rata dan tidak menggumpal. (Ansel et al, 1989).

5. Uji Daya Sebar

Pengukuran daya sebar masker gel peel off sebanyak 1 gr, sediaan

diletakkan ditengah 2 cawan petri yang telah dibalik dan dilapisi plastic

transparan dibawah. Lalu tambahkan beban di atasnya seberat 125 gr,


didiamkan 1 menit. Kemudian ukur diameter gel menggunakan penggaris catat

daya sebarnya dan dilakukan sebanyak 3 kali.

Anda mungkin juga menyukai