Anda di halaman 1dari 9

JURNAL RISET KESEHATAN,

POLTEKKES DEPKES BANDUNG


Vol 11, No 1, Tahun 2019

Pengaruh PEG terhadap Stabilitas Fisik Formula Pembersih


yang Mengandung Nanoemulsi Minyak Biji Anggur
(Vitis vinifera)
Permatasari Lany Diah1, Rahma Hanifa1
1
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung.
Email : Lanydprmt@gmail.com

ABSTRAK: Radiasi sinar UV merupakan salah satu penyebab terjadinya photoaging.


Minyak biji anggur merupakan salah satu bahan alam yang mengandung antioksidan
dengan mekanisme penghambatan aktivasi Mitogen-Activated Protein Kinase (MAPK)
dan jalur Nuclear Factor kB (NF-kB). Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh
penambahan PEG 4000 terhadap stabilitas fisik sediaan pembersih wajah basis salep
larut dalam air mengandung nanoemulsi m/a minyak biji anggur. Formulasi pembersih
wajah basis salep larut dalam air dibuat dengan variasi konsentrasi PEG 4000 (13%,
17% dan 20%). Evaluasi sediaan pembersih wajah basis salep larut dalam air yang
dilakukan meliputi uji organoleptik, pH, viskositas, daya sebar, dan uji stabilitas. Hasil
evaluasi sediaan menunjukan bahwa F2 yang mengandung nanoemulsi m/a minyak biji
anggur (Minyak Biji Anggur 1%, Tween 80 22,5 %, Gliserin 7,5% dan Aquademineral
69 %) sebanyak 33,5 %, PEG 4000 17 %, PEG 400 20 %, Asam stearat 13 % , TEA
(Triethanolamin) 3 % dan Triethylhexanoin ad 100% merupakan formula terbaik dengan
hasil kemampuan penyebaran 0,1828 ± 0,02 cm/g, pH 8,48 ± 0,01 dan viskositas 460.00
± 20.00 dPas. Berdasarkan hasil evaluasi dapat dinyatakan bahwa F2 memiliki
efektivitas pembersih wajah yang baik dan dari hasil uji stabilitas dapat dinyatakan
bahwa F2 stabil secara fisik.

Kata kunci: minyak biji anggur, nanoemulsi, pembersih wajah, basis salep larut dalam
air

The Effect of Addition PEG 4000 on Physical Stability of Facial


Cleanser with Water Soluble Bases Ointment containing Grape
Seed Oil (Vitis vinifera) O/W Nanoemulsion

ABSTRACT: UV radiation is one of the causes of photoaging. Grapeseed oil is one of


natural components that contain antioxidant by inhibition mechanism of activation
Mitogen-Activated Protein Kinase (MAPK) and Nuclear Faktor kB (NF-kB). The aim of
this study was to find out the effect of addition PEG 4000 on physical stability of facial
cleanser with water soluble bases ointment containing o/w nanoemulsion of grapeseed
oil. Facial cleanser with water soluble bases ointment was formulated using variation
concentration of PEG 4000 (13%, 17% and 20%). Formulation were evaluated including
physical appearance, pH, viscosity, spreadability, and stability testing. The optimum
formula (F2) contained o/w nanoemulsion of grapeseed oil 33,5%, PEG 4000 17%, PEG
400 20%, stearic acid 13%, TEA 3% and Triethylhexanoin 13,5%, produce spreading
ability 0,1828 ± 0,02 cm/g, pH 8,48 ± 0,01 and viscosity 460.00 ± 20.00 dPas. Based on
the results of evaluation, F2 had a good facial cleansing ability. The formulation was
physically stable.

Keywords: grape seed oil, nanoemulsion, facial cleanser, water soluble ointment bases

9
JURNAL RISET KESEHATAN,
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 11, No 1, Tahun 2019

yang bisa mengubah tampilan sekaligus


PENDAHULUAN fungsinya bagi kulit.7 Begitu pentingnya
Kosmetik merupakan sediaan kulit bagi tubuh kita sehingga perlu
yang digunakan untuk perawatan kulit, dilakukan perawatan pada kulit salah
melindungi kulit, dan memperbaiki satu perawatan yang wajib dilakukan
penampilan. Kata “kosmetik” diturunkan adalah dengan cara membersihkan kulit
dari bahasa Yunani kosmesis secara teratur sehingga kebersihan kulit
(menghiasi) dan kosmeo (untuk akan terjaga.
memesan atau mengatur).1 Kosmetik Proses membersihkan kulit
adalah bahan atau sediaan yang adalah kebutuhan dasar manusia.
dimaksudkan untuk digunakan pada Pembersih wajah bukan hanya sarana
bagian luar tubuh manusia (epidermis, untuk mengangkat kulit mati, kotoran,
rambut, kuku, bibir dan organ genital sebum, dan kosmetik tapi merupakan
bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut langkah pertama dalam rutinitas
terutama untuk membersihkan, perawatan kulit secara keseluruhan.
mewangikan, mengubah penampilan Membersihkan wajah juga berperan
dan atau memperbaiki bau badan atau penting di luar perawatan kulit seperti
melindungi atau memelihara tubuh pada dalam perbaikan psikologis dan
kondisi baik.2 membantu memberikan rasa
Saat ini, kosmetik modern sering peremajaan pada kulit.7 Pembersih kulit
mengandung komponen berukuran merupakan sediaan yang dapat
nano, seperti nanoemulsi yang terdiri membersihkan dan menyegarkan kulit
dari bahan kosmetik tradisional.3 dengan cara menghilangkan bahan
Nanoemulsi merupakan emulsi dengan pengotor pada kulit untuk membantu
ukuran droplet 20-200 nm.4 Nanoemulsi menjaga kondisi fisiologis kulit tetap
mengandung minyak, air dan emulsifier. normal. Terdapat reaksi yang terjadi
Nanoemulsi dapat digunakan dalam akibat paparan sinar matahari atau
berbagai bentuk dari penghantaran obat mikroorganisme, yang dapat
seperti secara topikal, intravena, menyebabkan masalah. Sehingga
intranasal, dan oral.5 Penggunaan tahapan pembersihan kulit merupakan
nanoemulsi digunakan karena memiliki langkah perawatan kulit yang
manfaat mudah diaplikasikan pada kulit diperlukan, bahkan untuk kulit normal
dan dapat mengkontrol penghantaran sekalipun.8
obat dari bahan aktif ke dalam kulit.6 Bentuk sediaan pembersih kulit
Kulit adalah antarmuka antara sangat beragam di pasaran mulai dari
tubuh dan lingkungan. Ada tiga lapisan bentuk sabun, foam, gel, krim dan
utama kulit yaitu epidermis, dermis dan bentuk lainnya. Pembersih wajah
subkutan. Epidermis adalah struktur dengan basis salep larut air merupakan
terluar dan memiliki struktur berlapis- pembersih wajah dengan basis yang
lapis, jaringan epitel yang terbagi memiliki pembawa larut dalam air yang
menjadi beberapa lapisan. Struktur terbuat dari campuran polietilen glikol
terluar dari epidermis adalah stratum dengan bobot molekul yang tinggi dan
corneum (SC) yang membentuk polietilen glikol dengan bobot molekul
penghalang permebilitas epidermal rendah yang dapat melunak jika
yang mencegah hilangnya air dan digunakan pada kulit.9 Sediaan
elektrolit. Peran lain epidermis selain pembersih wajah dengan basis salep
sebagai lapisan pelindung atau larut dalam air dapat membersihkan
penghalang meliputi: pertahanan kotoran pada kulit khususnya make up
kekebalan tubuh, perlindungan dari dengan cara mengoleskannya pada kulit
sinar UV, dan perlindungan dari dengan pemberian pemijatan maka
kerusakan oksidatif. Perubahan barrier kotoran atau make up dapat
epidermis disebabkan oleh faktor terhapuskan dengan pengusapan
lingkungan, umur, atau kondisi lainnya menggunakan tissue atau kapas atau

10
JURNAL RISET KESEHATAN,
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 11, No 1, Tahun 2019

dibilas dengan air sekalipun. Sediaan karena bentuk sediaan lebih mudah
pembersih wajah harus mampu digunakan sehari-hari dan mudah untuk
menjaga kondisi fisiologis kulit. Radiasi dibawa. Sehingga, diharapkan dapat
sinar UV merupakan salah satu dibuat sediaan pembersih wajah yang
penyebab terjadinya kerusakan kulit praktis dan mampu membersihkan kulit
seperti hiperpigmentasi, photoaging, secara sempurna.
atau penuaan dini pada kulit.
Antioksidan merupakan senyawa yang METODE
dapat melindungi kulit dari kerusakan Alat dan Bahan
oksidatif yang diinduksi oleh sinar UV.10 Peralatan yang digunakan dalam
Salah satu komponen alami penelitian ini adalah timbangan analitik
yang mengandung antioksidan adalah (Mettler Toledo), sonikator (Krisbow
minyak biji anggur. Biji anggur Digital Ultrasonic), Magnetic Stirrer (IKA
merupakan salah satu bahan alamiah C-MAG HS7), pH meter (Mettler
yang mengandung proantosianidin yang Toledo), spektrofotometer UV-Vis,
termasuk polifenol. Sebagian polifenol hotplate, viskometer stormer, oven,
alami merupakan pigmen yang jika lemari pendingin, cawan penguap,
dioleskan secara topikal dapat mortir, stamper dan alat gelas.
mencegah penyerapan radiasi ke dalam
kulit sehingga dapat mengurangi efek Bahan-bahan yang digunakan
peradangan dan kerusakan DNA akibat untuk melakukakan penelitian ini adalah
radiasi sinar UV. Penghambatan minyak biji anggur (Textron Barcelona
oksidasi protein yang diinduksi oleh Spain), polietilenglikol 400 (Brataco),
proantosianidin dapat menyebabkan polietilenglikol 4000 (Brataco), Asam
penurunan photodamage kulit dan lebih stearat (Brataco), trietanolamine (TEA)
spesifik lagi, dapat mencegah penuaan (Brataco), triethylhexanoin (BASF),
dini pada kulit.11 Efek photoprotective gliserin (Brataco), Tween 80 (Brataco)
proantosianidin biji anggur bertindak dan aqua demineral.
sebagai perantara, setidaknya melalui
perlindungan dari sistem pertahanan Metode Penelitian
antioksidan endogen, pencegahan 1. Prosedur Pembuatan Nanoemulsi
photodamage makromolekul, lipid, M/A Minyak Biji Anggur
protein dan DNA yang mengarah pada Pembuatan nanoemulsi dibuat
penghambatan aktivasi Mitogen- berdasarkan penelitian Rachmadanthy
Activated Protein Kinase (MAPK) dan (2018).13
jalur Nuclear Factor kB (NF-kB).10
Minyak biji anggur mengandung vitamin 2. Prosedur Pembuatan Pembersih
E sehingga memiliki aktivitas Wajah Basis Salep Larut dalam Air
antioksidan yang tinggi. 12 Pembuatan sediaan yang akan
Dari uraian diatas penulis tertarik dilakukan adalah pembuatan sediaan
untuk melihat pengaruh penambahan pembersih wajah dengan basis salep larut
PEG 4000 terhadap stabilitas fisik dalam air untuk diinkorporasikan dengan
sediaan pembersih wajah dengan basis nanoemulsi yang dibuat. Formula sediaan
salep larut dalam air mengandung pembersih wajah basis salep larut dalam
nanoemulsi minyak biji anggur. Tujuan air dapat dilihat pada tabel 1.
dipilihnya bentuk sediaan tersebut

Tabel 1.
Formulasi Sediaan Pembersih Wajah dengan Basis Salep Larut dalam Air
Konsentrasi (% b/b)
No Nama Bahan Fungsi
F1 F2 F3
1. Nanoemulsi M/A Minyak Bahan Aktif
33.5 33.5 33.5
Biji Anggur

11
JURNAL RISET KESEHATAN,
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 11, No 1, Tahun 2019
2. PEG 4000 Basis salep 13 17 20
3. PEG 400 Basis salep 20 20 20
4. Asam Stearat Emulgator 13 13 13
5. TEA Emulgator 3 3 3
6. Triethylhexanoin Pembawa ad 100 ad 100 ad 100

Pembuatan sediaan pembersih selama 1 menit. Diameter sebar sediaan


wajah dengan basis salep larut dalam diukur, kemudian ditambahkan 50 g
air akan dilakukan dengan cara beban tambahan, didiamkan selama 1
memanaskan PEG 400, menit lalu diukur diameter sebar yang
triethylhexanoin, PEG 4000 dan asam konstan, dilakukan replikasi sebanyak 3
stearat hingga melebur. TEA kali.15 Kemudian dibuat kurva hubungan
dipanaskan pula pada cawan terpisah. antara diameter penyebaran (sumbu y)
Semua bahan kemudian dicampurkan dan beban yang diberikan (sumbu x)
dan digerus hingga membentuk basis. sehingga didapatkan nilai slope dari
Kemudian nanoemulsi m/a minyak biji persamaan regresi antara diameter
anggur sedikit demi sedikit penyebaran dengan beban. Nilai slope
diinkorporasikan ke dalam sediaan lalu tersebut menyatakan kemampuan
digerus hingga homogen. Sediaan penyebaran sediaan, sedangkan
pembersih wajah dengan basis salep diameter terbesar yang didapat dari
larut air didiamkan semalaman pengujian merupakan nilai dari
kemudian dilakukan evaluasi. kapasitas penyebaran sediaan.
e. Uji Stabilitas
2. Evaluasi Fisik Sediaan Pemeriksaan stabilitas sediaan
a. Organoleptik akan dilakukan terhadap adanya
Pemeriksaan organoleptik perubahan bentuk, bau, warna,
dilakukan secara visual dengan viskositas dan pH dari sediaan
mengamati bentuk, warna, dan bau dari pembersih wajah basis salep larut air
sediaan dengan menggunakan panca yang dilakukan terhadap masing-
indera. masing sediaan selama penyimpanan
b. Uji Viskositas pada suhu 25°C selama 7 hari.
Viskositas ditentukan dengan 3. Pengolahan dan Analisis Data
menggunakan viskometer stormer.9 Data hasil uji stabilitas yang
c. Uji pH diperoleh dianalisa secara statistik
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan Uji T-
dengan alat potensiometrik (pH meter) berpasangan dan dilanjutkan dengan uji
yang sesuai, telah dikalibrasi dengan post hoc jika sebaran data berdistribusi
dapar pH 4,7,10. Pengukuran pH normal. Namun jika data tidak
dilakukan pada suhu 25° ± 2° berdistribusi normal maka digunakan uji
(Kementrian Kesehatan Republik Wilcoxon.
Indonesia, 2014).14
d. Uji Daya Sebar
Sebanyak 1 g sediaan
ditimbang, lalu diletakkan di tengah kaca
berukuran 20 x 20 cm. Kaca yang satu
yang diletakkan di atasnya, dibiarkan
HASIL
Hasil Evaluasi Organoleptik
Berdasarkan data hasil
pengamatan organoleptik dan
homogenitas pada sediaan pembersih

12
JURNAL RISET KESEHATAN,
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 11, No 1, Tahun 2019

wajah berwarna putih, tidak berbau, spindle nomor 2. Dari hasil pengukuran
homogen dan memiliki tekstur yang viskositas didapatkan nilai viskositas
sediaan yang bervariasi secara
semakin padat dari formula 1 berurutan dari formula 1, formula 2 dan
hingga formula 3. formula 3 yaitu 300 ± 0, 460 ± 20 dan
597 ± 6.

Hasil Uji pH Uji Daya Sebar


Hasil uji pH dari sediaan formula Dari hasil uji daya sebar,
1, formula 2 dan formula 3 secara didapatkan hasil kemampuan
berurutan yaitu 8,44 ± 0,02, 8,49 ± 0,01, penyebaran terbesar dari formula 2 dan
dan 8,48 ± 0,05. nilai kapasitas penyebaran terbesar
Uji Viskositas pada formula 1. Hasil pengujian daya
Nilai viskositas sediaan diukur dengan sebar dapat dilihat pada tabel 2.
menggunakan Viscotester VT-02
Tabel 2.
Hasil Uji Daya Sebar
Formula Kemampuan Penyebaran (cm/g) Kapasitas Penyebaran (cm)
Kontrol 0,0782 ± 0,01 5,8333 ± 0,15
1 0,1727 ± 0,02 11,3667 ± 0,06
2 0,1828 ± 0,02 9,8000 ± 0,17
3 0,1211 ± 0,01 8,1300 ± 0,12

Uji Stabilitas ke 0 hingga hari ke 7 memiliki sifat fisik


Uji stabilitas sediaan meliputi uji yang sama tanpa mengalami perubahan
organoleptik, uji pH dan viskositas. baik dari bau, warna dan tidak terjadi
Berdasarkan hasil pengamatan, pemisahan fase. Sedangkan untuk uji
sediaan pada penyimpanan suhu 25°C pH dan viskositas terdapat perubahan
memiliki sifat fisik yang tetap stabil sejak namun tidak signifikan. Hasil uji
hari ke 0 hingga hari ke 7. Basis sediaan stabilitas dapat dilihat pada tabel 3 dan
pada penyimpanan suhu 25°C dari hari 4.

Tabel 3.
Hasil Uji pH Stabilitas Sediaan

Pengujian hari ke- F2 Kontrol

0 8,48 ± 0,01 8.69 ± 0.00


7 8,31 ± 0.03 8.68 ± 0.03

Tabel 4.
Hasil Uji Viskositas Stabilitas Sediaan
Pengujian hari ke- F2 Kontrol
0 460 ± 20 400 ± 0

7 483± 20 400 ± 0

13
PEMBAHASAN
Penelitian diawali dengan sehingga dapat mempengaruhi
pembuatan sediaan nanoemulsi m/a konsistensi dari bentuk sediaan jadi.
minyak biji anggur. Nanoemulsi dipilih Evaluasi yang dilakukan pada sediaan
karena merupakan bentuk sediaan yang meliputi, uji organoleptis, pH, viskositas,
dapat meningkatkan penetrasi zat ke homogenitas, daya sebar serta uji
dalam kulit.16 Formula nanoemulsi yang hedonik.
dibuat merupakan formula nanoemulsi Berdasarkan data hasil
yang paling stabil berdasarkan pengamatan organoleptik dan
penelitian Rachmadhanty (2018).13 homogenitas, sediaan pembersih wajah
Formula optimal dari nanoemulsi m/a berwarna putih dan memiliki konsistensi
minyak biji anggur terdiri dari tween 80 yang berbeda dari setiap formula.
22,5% , gliserin 7,5% dengan Sediaan pembersih wajah yang telah
perbandingan 3 : 1 sebagai surfaktan ditambahkan nanoemulsi akan
dan kosurfaktan serta aqua demineral membentuk sediaan yang agak cair
sebagai fase air. Metode pembuatan namun setelah didiamkan semalam
nanoemulsi dilakukan dengan metode sediaan akan mengeras, membentuk
emulsifikasi energi tinggi yaitu tekstur yang padat dan meleleh ketika
ultrasonikasi. Dengan proses sonikasi dioleskan pada kulit.
terdapat gelombang ultrasonik yang Pengukuran pH dari sediaan
dapat memperkecil ukuran partikel. dilakukan dengan menggunakan pH
Mekanisme tersebut terdiri dari 2 meter. Dari hasil tersebut didapatkan
proses, proses yang pertama adalah hasil pH dari semua formula pada
terjadinya kombinasi gelombang kisaran pH 8. Nilai pH tersebut
interfacial dan ketidakstabilannya termasuk aman untuk kulit karena nilai
menyebabkan erupsi tetesan fase pH yang aman untuk kulit yaitu berkisar
terdispersi menjadi fase kontinyu dan 5-10.21 Sehingga semua formula
proses kedua yaitu pemecahan tetesan memenuhi persyaratan dari pH sediaan.
melalui kavitasi di dekat antarmuka, efek Pengujian selanjutnya yaitu pengukuran
dari gelombang tersebut adalah viskositas dari sediaan. Dari hasil
membuat ukuran tetesan yang sangat pengukuran viskositas didapatkan nilai
kecil.17 Proses selanjutnya dilakukan viskositas sediaan yang bervariasi.
pembuatan sediaan pembersih wajah Namun berdasarkan kriteria inklusi dari
dengan basis salep larut dalam air. penelitian sediaan yang memenuhi
Basis salep larut dalam air dibuat dari syarat adalah formula 2 dan formula 3
campuran polietilen glikol (PEG) yang karena memiliki nilai viskositas > 350
larut dalam air dengan berbagai bobot dPas. Hasil viskositas dari ketiga
molekul yang bisa dicampur untuk formula, dapat disimpulkan bahwa
menghasilkan basis yang melunak atau semakin besar konsentrasi dari PEG
meleleh saaat diaplikasikan pada 4000 maka viskositas dari sediaan pun
permukaan kulit.18 PEG merupakan akan meningkat. Evaluasi selanjutnya
bahan yang larut dalam air dan dapat dilakukan pengujian efektifitas dari
bercampur dengan PEG lainnya pembersih wajah. Dari hasil evaluasi,
(setelah meleleh, jika perlu).19 Basis ini didapatkan hasil bahwa ketiga formula
dapat larut dalam air karena adanya dapat membersihkan make up yang
gugusan polar dan ikatan eter yang dipaparkan pada lengan bagian dalam
banyak.20 Pembuatan sediaan dan memberikan efek melembabkan
pembersih wajah ini diawali dengan setelah penggunaannya. Sediaan
proses optimasi. pembersih wajah yang di formulasikan
Basis sediaan pembersih wajah merupakan sediaan pembersih tidak
dibuat dengan menggunakan berbagai berbusa. Mekanisme kerja dari
variasi konsentrasi PEG 4000. PEG pembersih wajah ini adalah mengikat
4000 memiliki bentuk yang padat sebum, kotoran, bakteri dan sel kulit

14
mati. Fase minyak dapat mengikat baik uji stabilitas yaitu untuk mengetahui
sebum, kotoran dan kosmetik dengan kestabilan fisik sediaan yang
penghapusan yang mudah dengan cara dipengaruhi oleh perbedaan suhu dan
pengusapan.7 Selain itu dilakukan pula lama waktu penyimpanan. Uji stabilitas
pengujian efektifitas dengan dilakukan pada formula 2 dan basis
menggunakan nanoemulsi untuk sebagai kontrol untuk membandingkan
membandingkan dengan sediaan. Hasil kestabilan antara sediaan sebelum dan
dari pengujian dengan menggunakan sesudah penambahan nanoemulsi m/a
nanoemulsi masih menyisakan make up minyak biji anggur.
pada lengan bagian dalam dan hanya Berdasarkan hasil pengamatan
memudarkan sedikit make up yang organoleptik, didapatkan hasil bahwa
dipaparkan. sediaan pada penyimpanan suhu 25°C
Pengujian yang dilakukan memiliki sifat fisik yang tetap stabil sejak
selanjutnya adalah uji daya sebar, untuk hari ke 0 hingga hari ke 7. Hasil
mengetahui kelunakan sediaan pengamatan basis sediaan pada
pembersih wajah sehingga dapat dilihat penyimpanan suhu 25° tetap stabil
kemudahan pengolesan sediaan pada selama penyimpanan dari hari ke 0
kulit.22 hingga hari ke 7. Sediaan tetap memiliki
Berdasarkan data uji daya sebar sifat fisik yang sama tanpa mengalami
yang dihasilkan, selanjutnya data perubahan baik dari bau, warna dan
tersebut diuji secara statistik dan tidak terjadi pemisahan fase.
didapatkan bahwa terdapat perbedaan Pengujian stabilitas sediaan
yang bermakna dari nilai kapasitas dan selanjutnya adalah uji pH sediaan. Dari
kemampuan penyebaran dari ketiga hasil pengukuran pH selama
formula. Dari hasil uji daya sebar dapat penyimpanan 7 hari didapatkan hasil
disimpulkan bahwa, semakin besar terjadinya perubahan nilai pH pada
viskositas sediaan maka semakin kecil sediaan baik pada sediaan pembersih
nilai dari kapasitas penyebaran sediaan. wajah (F2) maupun pada kontrol.
Sedangkan hasil dari kemampuan Namun hasil dari pH sediaan pembersih
penyebaran yang memiliki kemampuan wajah maupun kontrol tetap memenuhi
penyebaran paling baik yaitu F2 karena syarat dari pH sediaan. Perubahan pH
memiliki kemampuan penyebaran yang sediaan selama penyimpanan
paling besar dibandingkan dengan F1 menandakan bahwa sediaan kurang
dan F3. Hasil kapasitas penyebaran stabil. Ketidakstabilan ini dapat merusak
memiliki nilai yang berbanding terbalik produk selama penyimpanan atau
dengan nilai viskositas sediaan karena penggunaan. Perubahan nilai pH akan
semakin besar viskositas sediaan maka terpengaruh oleh media yang
semakin besar tahanan suatu sediaan terdekomposisi oleh suhu tinggi saat
untuk mengalir sehingga kapasitas penyimpanan yang menghasilkan asam
penyebarannya pun akan menurun atau basa. Asam atau basa inilah yang
dengan adanya peningkatan viskositas. mempengaruhi pH. Selain itu perubahan
Nilai kapasitas penyebaran semakin pH disebabkan pula oleh faktor
rendah dengan konsentrasi PEG 4000 lingkungan seperti suhu dan
yang semakin tinggi. penyimpanan yang kurang baik.23 Hasil
Berdasarkan hasil evaluasi data uji pH selanjutnya dilakukan uji
sediaan, formula yang selanjutnya akan secara statistik. Data diuji secara
dilakukan uji stabilitas adalah formula 2 statistik untuk melihat stabilitas pH
karena memenuhi spesifikasi sediaan selama penyimpanan dengan uji
pembersih wajah basis salep larut wilcoxon, dari hasil uji didapatkan
dalam air. bahwa tidak terdapat perbedaan yang
Setelah didapatkan formula bermakna terhadap pH pada masing-
sediaan yang sesuai, kemudian masing suhu penyimpanan. Sehingga
dilakukan uji stabilitas sediaan. Tujuan dapat disimpulkan bahwa sediaan

15
pembersih wajah memiliki pH yang cm/g, pH 8,48 ± 0,01 dan viskositas 460
stabil ± 20 dPas.
Uji statistik dilakukan pula pada
hasil uji pH kontrol. Dari hasil uji,
didapatkan bahwa terdapat perbedaan SARAN
yang bermakna pada hasil uji pH selama Hasil yang diperoleh dari
penyimpanan yang menunjukkan penelitian formulasi sediaan pembersih
bahwa suhu penyimpanan wajah basis salep larut dalam air
mempengaruhi stabilitas dari pH kontrol. mengandung nanoemulsi m/a minyak
Pengujian selanjutnya adalah uji biji anggur masih diperlukan dilakukan
viskositas sediaan. Hasil uji viskositas evaluasi efektifitas pembersih wajah
dari sediaan memiliki peningkatan dan pada sediaan.
penurunan selama penyimpanan
selama 7 hari. Data hasil uji viskositas DAFTAR PUSTAKA
kemudian di uji secara statistik untuk 1. Shai, Avi., Maibach, Howard I.,
mengetahui perbedaan viskositas Baran, Robert. (2009). Handbook
sediaan sebelum dan sesudah Of Cosmetic Skincare Second
penyimpanan selama 7 hari. Edition. United Kingdom : Informa
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Healthcare
didapatkan bahwa tidak terdapat 2. BPOM RI. (2003). Keputusan
perbedaan yang bermakna pada hasil Kepala Badan Pengawas Obat
pengujian selama 7 hari, dengan nilai p- dan Makanana Republik
value (p> 0,05). Maka, uji stabilitas Indonesia Nomor HK.
viskositas sediaan pembersih wajah 00.05.4.1745 tentang Kosmetik.
stabil pada penyimpanan suhu 25°C. Jakarta : BPOM
Berbeda dengan hasil stabilitas 3. Nohynek, G.J., Dufour, E.K.,
viskositas pada sediaan pembersih Roberts, M.S. (2008).
wajah, hasil uji viskositas dari basis Nanotechnology, Cosmetics and
sediaan memiliki hasil yang konstan dari the Skin: Is There a Health Risk.
hari ke-0 hingga hari ke-7 pada Paris : Karger
penyimpanan suhu 25°C. Hal tersebut 4. Ashis, D Gadhave. (2014).
menyatakan nilai viskositas dari basis Nanoemulsions: Formation,
sediaan pembersih wajah stabil selama Stability and Applications.
penyimpanan suhu 25°C International Journal for Research
in Science & Advanced
Technologies.
KESIMPULAN 5. Gupta, Ankur., Eral, H.Burak.,
Berdasarkan hasil uji stabilitas Hatton, T. Alan., Doyle, Patrick S.
selama 7 hari, formula 2 sediaan (2016). Nanoemulsions:
pembersih wajah basis salep larut air formation, properties and
mengandung nanoemulsi m/a minyak applications. USA : The Royal
biji anggur stabil pada suhu Society of Chemistry
penyimpanan 25℃. Hasil evaluasi 6. Ozgun, Sinan. (2013).
sediaan menunjukkan bahwa sediaan Nanoemulsions in Cosmetics.
formula 2 yang mengandung MatS&E Dept : Anadolu University
nanoemulsi m/a minyak biji anggur 7. Draelos, Zoe Diana. (2010).
(Minyak Biji Anggur 1%, Tween 80 22,5 Cosmetic Dermatology Products
%, Gliserin 7,5% dan Aquademineral 69 and Procedures. USA : Blackwell
%) sebanyak 33,5 %, PEG 4000 17 %, Publising Ltd
PEG 400 20 %, Asam stearate 13 % , 8. Paye, Marc., Barel, Andre O.,
TEA 3 % dan Triethylhexanoin ad 100% Maibach, Howard I. (2006).
merupakan formula terbaik dengan hasil Handbook of Cosmetic Science
kemampuan penyebaran 0,1828 ± 0,02 and Technology. New York

16
London : Taylor and Francis 16. Nastiti, Christofori M.R.R, Ponto,
Group Thellie., Benson, Heather A.E.,
9. Ansel, Howard C dan Allen, Loyd Abd Eman., Grice, Jeffrey E., dan
V. Jr. (2014). Pharmaceutical Roberts, Michael S. (2017).
Dosage Forms and Drug Delivery Topical Nano and Microemulsions
System (10th edition). Philadelpia : For Skin Delivery.Journal
Lippincot Williams and Wilkins Pharmaceutics, 9, 37
10. Mantena, Sudheer K dan Katiyar 17. Jafari, Seid Mahdi., He, Yinghe
Santosh K. (2006). Grape Seed dan Bhandari, Bhesh. (2006).
Protoanthocyanidins Inhibit UV- Nano-emulsion Production by
radiation-induced Oxidative Stress Sonication and Microfluidization-A
and Activation of MAPK and NF- Comparison. International Journal
kB signaling in Human Epidermal of Food Properties, 9, 475-485
Keratinocytes. USA : Departement 18. Aulton, M.E., dan Taylor K.M.G.,
of Dermatology University of (2013), Aulton’s Pharmaceutics :
Alabama The Design and Manufacture of
11. Nichols, Joi A., Katiyar, Santosh K. Medicines, Fourth Edition,
(2010). Skin Photoprotection by Churcihill Livingstone Elsevier
Natural Polyphenols : Anti- 19. Rowe, Raymond C., Sheskey,
inflammatory, Anti-Oxidant and Paul J., Quinn Marian E. (2009)
DNA Repair Mechanisms. Arch Handbook of Pharmaceutical
Dermatol Res, 302 (2), 71 Excipients (6th ed.). London:
12. Garavaglia, Juliano., Markoski, Pharmaceutical Press.
Melissa M., Oliveira, Aline., 20. Lachman, L., Lieberman HA.,
Marcadenti, Aline. (2016). Grape Kanig, JL. (1994). Teori dan
Seed Oil Compounds : Biological Praktek Farmasi Industri. Edisi
and Chemical Actions for Health. ketiga. Jakarta : UI Press
Brazil : Libertas Academica 21. Padmadisastra., Anggia, Y.,
13. Rachmadanthy, Rizthy N.R. Anggia S. (2007). Formulasi
(2018). Formulasi Nanoemulsi Sediaan Salep Antikeloidal yang
M/A Minyak Biji Anggur (Vitis Mengandung Ekstrak Terfasilitasi
vinifera). Karya Tulis Ilmiah. Panas Microwave dari Herba
14. Kementrian Kesehatan Republik Pegagan (Centella asiatica L.
Indonesia. (2014). Farmakope Urban). Jurnal Farmasi, 28-30
Indonesia (edisi V) Jakarta: 22. Rahmawati, Dewi., Sukmawati,
Departemen Kesehatan Republik Anita., dan Indrayudha Peni.
Indonesia. (2010). Formulasi Krim Minyak
15. Wibowo, S.A., Budiman, A., dan Atsiri Rimpang Temu Giring
Hartanti D. (2016) Formulasi dan (Curcuma heyneana Val & Zijp) :
Aktivitas Anti Jamur Sediaan Krim Uji Sifat Fisik dan Daya Antijamur
M/A Ekstrak Etanol Buah Takokak terhadap Candida albicans secara
(Salanum torvum Swartz) In Vitro. Majalah Obat Tradisional,
terhadap Candida albicans. Jurnal 15(2), 56-63.
Riset Sains dan Teknologi, e- 23. Young, Anne. (2002). Practical
ISSN 2549-9750 Vol.1 (1) Cosmetic Science. London : Mill
and Boon Limited

17

Anda mungkin juga menyukai