TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Kulit Wajah
Kulit adalah bagian tubuh manusia yang terbesar, fleksibel, dan paling
elastis, dan menutupi seluruh bagian luar tubuh. Orang dewasa memiliki 1,5
m2 kulit yang menghasilkan sekitar 15% dari total beratnya. Iklim, usia, jenis
kelamin, ras, dan lokasi pada tubuh semuanya memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kompleksitas, elastisitas, dan kepekaan kulit. Ini juga
bervariasi dalam hal kelembutan, ketipisan, dan ketebalan (Murnalis & Merita,
2019) Kulit wajah merupakan kulit dengan lapisan yang sangat tipis dan
mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi. Ada beberapa jenis-jenis kulit
wajah diantaranya, kulit normal, kulit berminyak, kulit kering, kulit
kombinasi, dan kulit ssensitif.
a. Kulit Normal
Seseorang dikatakan memiliki kulit normal jika kulitnya memiliki
keseimbangan air dan minyak (sebum) yang baik. Kulit seimbang tidak
kering atau terlalu berminyak. Jenis kulit normal, seperti kulit yang cerah,
lembap, dan pori-pori yang nyaris tak terlihat, biasanya tidak memiliki
masalah.
b. Kulit Berminyak
Meski minyak dapat mengawetkan kulit, penggunaan yang terlalu banyak
tetap memiliki efek yang merugikan. Ini karena terlalu banyak minyak
dapat menyumbat pori-pori dengan menempel pada sel kulit mati. Jerawat
atau komedo adalah hasil akhirnya. Wajah yang tampak lembab atau
berkilau akibat produksi minyak berlebih merupakan salah satu ciri kulit
berminyak.
c. Kulit Kering
Seseorang dengan kulit kering sebenarnya hanya menghasilkan sedikit
sebum, berbeda dengan seseorang dengan kulit berminyak. Karena minyak
yang ada sangat sedikit, kulit mudah terkelupas karena kurangnya hidrasi.
Biasanya kulit yang benar-benar kering akan terasa gatal dan meradang.
Munculnya kulit kusam dan kasar merupakan tanda lain dari kulit kering.
d. Kulit Kombinasi
Jenis kulit ini dibedakan dengan bercak berminyak di wajah dan bercak
kering di bagian wajah lainnya. Karakteristik tambahan termasuk pori-pori
yang lebih besar, berisi komedo, dan mengkilap.
e. Kulit Sensitif
Hal ini disebabkan penurunan fungsi pertahanan alami kulit, yang
membuatnya lebih rentan terhadap peristiwa pemicu seperti perubahan
cuaca, stres, fluktuasi hormonal, kehadiran hewan peliharaan, debu, atau
bahan kimia. Ciri khas seseorang dengan kulit sensitif adalah merah, gatal,
dan kering.
2.1.2 Lidah Buaya
Lidah buaya termasuk salah satu bahan organik yang digunakan pada
masker. Di lokasi yang kering, lidah buaya mudah dijangkau. Lidah buaya
adalah tumbuhan yang bermanfaat karena seluruh komponennya dapat
digunakan baik untuk perawatan diri maupun pengobatan beberapa penyakit
(Widiawati, 2014). Di antara zat aktif biologis lainnya, ditemukan di lidah
buaya. Minsalnya lectins dari berbagai jenis, mannans acetate, polymannans,
dan antioksidan. Lidah buaya juga memiliki lebih dari 200 komponen dengan
manfaat kesehatan dan kecantikan, serta sekitar 75 jenis zat bermanfaat
(Widiawati, 2014) Banyak vitamin (kecuali vitamin D), mineral, enzim,
saponin, karbohidrat rantai panjang, dan 20 jenis asam amino berbeda terdapat
dalam lidah buaya. Oleh karena itu lidah buaya banyak digunakan di Indonesia
sebagai komponen kesehatan dan kecantikan.
Kontribusi pokok lidah buaya untuk kesehatan kulit adalah
kemampuannya untuk mendorong pertumbuhan jaringan epidermis dan
membantu regenerasi sel (Widiawati, 2014). Sedangkan untuk membersihkan
kulit yang bernoda, kandungan pH lidah buaya dapat mengembalikan
keseimbangan kulit. Lidah buaya mengandung vitamin yang dapat digunakan
untuk melembabkan kulit, mengatasi jerawat, dan mengurangi efek
peradangan pada permukaan kulit (Murnalis & Merita, 2019). Mengingat
perincian ini, jelaslah bahwa produk yang terbuat dari lidah buaya memiliki
potensi besar untuk sukses secara komersial. Manfaat masker lidah buaya ini
antara lain untuk merawat kulit wajah yang berjerawat. Penggunaannya
sebagai masker diharapkan dapat meningkatkan keragaman pasar produk
masker dan nilai tambah tanaman lidah buaya.
PEMBAHASAN
Varietas tanaman yang dikenal sebagai lidah buaya (Aloe vera L.) telah
digunakan sebagai obat selama ribuan tahun. Itu digunakan sebagai pupuk rambut,
kulit, dan penyembuhan luka tahun lalu.Tumbuhan ini digunakan sebagai bahan baku
industri farmasi dan kosmetik serta dalam produksi makanan, minuman kesehatan,
dan obat tradisional.
Masing-masing dari banyak elemen yang ada dalam lidah buaya memiliki
fungsi tertentu. PH lidah buaya mirip dengan epidermis manusia. Lidah buaya dapat
meniru pertumbuhan jaringan kulit dan mempermudah proses regenerasi sel kulit
yang merupakan manfaat utamanya bagi kulit.
Lidah buaya memberi kulit kita nutrisi yang sangat baik. Lidah buaya
mengandung berbagai mineral penting dan praktis untuk melembabkan kulit ari.
Karena lidah buaya mengandung vitamin C dan vitamin E, sangat efisien untuk
mengencangkan kulit. Sel regenerasi kulit terjadi setiap 28 hari. Penghilangan bekas
luka yang normal ini dibantu oleh antrakuinon dan asam amino. Selain itu,
mengandung polisakarida, enzim, seng, riboflavin, vitamin A, C, dan E, serta hormon
yang membantu perbaikan luka. Krim cukur, tabir surya, pelembab kulit, pembersih
wajah, penyegar, masker, lipstik, deodoran, sampo, dan kondisioner rambut hanyalah
beberapa produk kosmetik yang mengandung lidah buaya sebagai salah satu
komponennya. Lidah buaya juga bermanfaat untuk menutrisi rambut dan memberikan
penampilan yang berkilau dan lebih lembut. Keunggulan ini berasal dari berbagai
komponen vital yang dimiliki lidah buaya, antara lain vitamin B1, B2, B3, B6, C,
kolin, asam folat, glukosa, manosa, aldopentosa, dan enzim. Dan untuk
Menyembuhkan Luka yang dimana Proses penyembuhan luka yang normal rumit dan
dinamis.
Masker organik lidah buaya ini pada akhirnya akan disulap menjadi produk
kecantikan lidah buaya. Masker lidah buaya yang baik dapat memenuhi syarat dan
ketentuan yang telah ditetapkan. Standar masker lidah buaya untuk industri masih
belum memiliki standar yang ditetapkan dan ditentukan oleh keinginan dan kebutuhan
industri kosmetik. Masker organik lidah buaya digunakan dalam bisnis kosmetik
karena tidak hanya lebih bermanfaat tetapi juga lebih stabil dan tahan terhadap
kerusakan. Selain itu, jumlah lidah buaya yang digunakan dalam produk kosmetik
dapat dikurangi dari 0,025 menjadi 0,1% menjadi gel (yang dapat berkisar dari 5
hingga 20%), memastikan nutrisi dan bahan aktif dalam masker organik lidah buaya
serupa dengan yang ada di lidah buaya. Gel lidah buaya, terutama bila digunakan
secara topikal
Masker wajah akan efektif memperbaiki masalah kulit jika diberikan secara
teratur. Masker lidah buaya pada wajah sebaiknya dilakukan tiga kali seminggu.
Langkah-langkah pengaplikasian masker adalah sebagai berikut :
Murnalis & Merita Yanita. 2019. “ MANFAAT LIDAH BUAYA SEBAGAI MASKER
UNTUK PERAWATAN KULIT TANGAN KERING “. Vol.11 No.1 Page 53-62.
Wardaniati Isna & Deri islami. 2020. “ Formulasi Masker Gel Dari Ekstrak Propolis Dan
Lidah Buaya Sebagai Anti Aging Dan Anti Jerawat “. Vol.12 No.2 Page 171-177.
Widiawati, Wahyu. 2014. “ Perbedaan Hasil Penyembuhan Kulit Wajah Berjerawat Antara
Masker Lidah Buaya Dengan Masker Non Lidah Buaya “. Vol.3 No.1
Agustin. 2021. “ Pengaruh hasil masker organik dari daun kelor dan kunyit untuk wajah
berjerawat dan lidah buaya sebagai peremajaan kulit wajah “. Diakses pada tanggal 13
Februari 2023 https://repository.unipasby.ac.id/id/eprint/1275/3/3.%20BAB%20I.pdf
Subaidah, W. A., Wahida, H., & Yohanes, J. 2020. “Pelatihan Pembuatan Masker peel-off
Lidah Buaya (Aloe vera) Untuk Mengatasi Efek Sunbur” Jurnal Pengabdian
Magister Pendidikan IPA, 3(2)
Mutia Lina Dewi. 2022. “Pengolahan Aloe Vera (Lidah Buaya) sebagai Minuman Sehat”
Volume 4 Nomor 1, Maret 2022, Halaman 35 – 45.
Dias Ardini & Pudji Rahayu. 2019. “Studi Variasi Gelling Agent PVA (Propil Vinil Alkohol)
pada Formulasi Masker Peel-Off Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) sebagai Anti
Jerawat” Jurnal Kesehatan Volume 10, Nomor 2.