PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Kecantikan merupakan sebuah kebutuhan primer saat ini bagi kaum wanita. Tampil
cantik bagi wanita merupakan sebuah tuntutan untuk menunjang sikap percaya diri dalam
setiap aktivitas. Kaum wanita menganggap kecantikan saat ini menjadi suatu barang
mewah untuk diperoleh. Pada dasarnya kecantikan dibagi menjadi dua bagian yaitu,
kecantikan bersumber dari dalam dan kecantikan bersumber langsung pada bentuk fisik.
Kecantikan dari segi bentuk dan fisik kini menjadi populer di masyarakat sehingga
menciptakan banyak solusi atau alternatif untuk mendapatkannya. Cara-cara modern
banyak disediakan oleh salon-salon kecantikan, yaitu mulai dari menggunakan laser,
suntik, dan bahan kimia lainnya. Perawatan wajah atau skin care treatment merupakan
usaha dalam memelihara dan memperbaiki kesehatan, keindahan serta menjaga
keremajaan kulit wajah.
Perawatan kulit wajah terdiri dari pembersih, penipis, pelembab, pemakaian
bedak dan pelindung (tabir surya). Perawatan kulit dapat bermakna berbeda pada
setiap orang. Pada beberapa orang, terutama pria, perawatan kulit bermakna tidak
lebih dari membersihkan dengan air atau scrub disertai sabun seadanya. Di lain
pihak orang lain memaknai sebagai suatu hal yang harus dilakukan secara teratur,
rutin
untuk menunjang perawatan kulit wajah secara maksimal. Namun kembali pada
individu yang memilih perawatan apa dan dimana dilakukan perawatan tersebut.
Sesuai dengan kondisi kulit wajah dan biaya.
I.2
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
I.3
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dasar tentang
anatomi kulit, jenis-jenis dari perawatan kulit (skin care) dan bahan-bahan yang tidak
diizinkan untuk digunakan dalam kosmetika serta untuk mengetahui cara memilih
kosmetik yang baik.
I.4
Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode
pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini.
BAB II
2 KOSMETOLOGI II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Definisi Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan peka.
II.1.1 Struktur Lapisan Kulit
Secara garis besar kulit tersusun atas 3 lapisan :
a. Lapisan epidermis
Lapisan epidermis yaitu lapisan epitel yang berasal dari ekstoderm.
Berdasarkan ketebalan epidermis, dapat dibedakan kulit tebal dan kulit tipis. Turunan
epidermis meliputi rambut, kuku, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Lapisan
epidermis terdiri dari stratum korneum, stratu lusidum, stratum granulosum, stratum
spinosum, stratum basale.
b. Lapisan dermis
Lapisan dermis yaitu suatu lapisan jaringan ikat yang berasal dari mesoderm,
terletak di bawah lapisan epidermis dan jauh lebih tebal dari epidermis. Lapisan ini
terdiri dari lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan folikel
rambut. Secara garis besar, lapisan dermis dibagi menjadi dua bagian yaitu pars
papilare dan pars retikulare. Pada lapisan ini tedapat sel-sel saraf dan pembuluh darah.
c. Lapisan subkutis
Lapisan ini terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengikat kulit secara
longgar pada organ-organ di bawahnya, yang memungkinkan kulit di bagian atas
bergeser. Lapisan ini mengandung sel-sel lemak.
II.1.2 Jenis-Jenis Kulit
Kulit digolongkan menjadi tujuh jenis, yaitu : kulit normal, berminyak, berminyak
sensitive (sensitife oily skin), kombinasi (campuran), kering, kering sensitive dan kulit
gersang, yaitu :
a. Kulit Normal
Kulit jenis ini merupakan kulit yang sehat dimana kelenjar lemak memproduksi
minyak tidak berlebihan, sehingga tidak menimbulkan penyumbatan pada pori-pori
3 KOSMETOLOGI II
kulit. Tanda-tanda kulit normal antara lain : kulit lembut, halus, segar, bercahaya,
sehat, pori-pori tidak kelihatan, tonus (daya kenyal) kulit bagus. Kulit normal
biasanya dijumpai pada anak-anak sampai menjelang remaja.
b. Kulit Berminyak
Kulit berminyak disebabkan oleh sekresi kelenjar sebasea yang berlebihan.
Ciri-ciri kulit berminyak adalah kulit kelihatan basah dan mengkilat, pori-pori jelas
terlihat, sering terdapat jerawat atau acne, kulit terlihat pudar dan kusam. Kulit
berminyak umumnya terdapat pada usia remaja dan dewasa.
c. Kulit Berminyak Sensitive (sensitive oily skin)
Kulit jenis ini tanda-tandanya sama dengan kulit berminyak hanya terdapat
pembuluh darah yang melebar dan rusak, sehingga
c.
d.
e.
f.
Respon pertama terhadap radiasi UV adalah peningkatan distribusi melanosom. Hal ini
dengan cepat dapat meningkatkan pigmentasi pada lapisan basal (stratum basalis),
sehingga warna kulit menjadi coklat karena sinar matahari. Bila stimulasi dihentikan,
warna coklat dapat dihentikan, warna coklat cepat menghilang atau mengelupas seiring
dengan pergantian normal epidermis. Bila kulit terpapar dengan sinar matahari lebih lama,
maka produksi melanin meningkat lagi secara permanent.
II.2
5 KOSMETOLOGI II
sebagai agen sitotoksik melanosit poten dengan sitotoksik melanosit spesifik yang
relative tinggi.
Hidroquinon Bahan ini termasuk golongan obat keras yang hanya dapat
digunakan berdasarkan resep dokter. Hidroquinon yang banyak dipakai sebagai
penghambat pembentukan melamin yang dapat menyebabkan hiperpigmentasi,
padahal melamin berfungsi sebagai pelindung kulit dari sinar ultraviolet, sehingga
terhindar dari resiko sinar matahari secara langsung, hidroquinon dapat
mengakibatkan noda hitam dan benjolan kekuningan pada kulit yang disebut
sebagai okrosinosis yang sifatnya permanen sebagai akibat terhambatnya produksi
melanin kulit yang berfungsi melindungi kulit dari sinar ultraviolet. oleh karena itu
Badan POM menetapkan ambang batas kandungan hidroquinon di bawah 2%.
Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan
iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa terbakar juga dapat menyebabkan
kelainan pada ginjal (Nephropaty), kanker darah (Leukimia) dan kanker sel hati
(Hepaoceluller adenoma),
2. Monobenzyl Ether HQ
Monobenzyl Ether Hidroquinon (MBEH) sama dengan HQ yang termasuk
agen kimia golongan fenol atau ketakol. MBEH hamper selalu menyebabkan
depigmentasi ireversibel kulit. Sisa MBEH telah ditemukan dalam desinfektan,
germisida, baki hidangan dari karet, selotif dan apron karet. Dalam dermatologi
seharusnya dipakai untuk menghilangkan daerah yang tersisa selain kulit normal
pada pasien untuk vitiligo umum dan sukar disembuhkan. Mekanisme yang diduga
terjadi pada pigmentasi oleh MBEH adalah dengan penghancuran melanosit
selektif melalui pembentukan radikal bebas dan penghambatan kompetitif system
enzim tirosinase.
3. Merkuri
Merkuri (Hg)/air raksa termasuk logam berat berbahaya yang dalam
konsentrasi dapat bersifat racun. Pemakaian merkuri (Hg) dalam krim pemutih
dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit yang akhirnya
dapat menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit, serta pada
pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanent pada
susunan saraf otak, ginjal, dan gangguan perkembangan janin bahkan paparan
jangka pendek dalam dosis tinggi dapat menyebabkan muntah-muntah, diare dan
kerusakan ginjal, serta merupakan zat karsinogenik (menyebabkan kanker) pada
manusia.
4. Arbutin
6 KOSMETOLOGI II
Arbutin berasal dari ekstrak tanaman bearberry, yang dulu sering digunakan
oleh bangsa jepang. Jika dibandingkan dengan hidroquinon, maka daya pemutih
arbutin tidak sekuat hidroquinon. Produk yang mengandung arbutin dapat dijual
secara bebas tanpa resep dokter. Selain bearberry, arbutin juga ditemukan pada
tanaman gandum dan kulit buah pear. Bahan ini berfungsi sebagai pemutih kulit
wajah (skin lightening) yang bekerja dengan cara menghambat pembentukan
melanin dalam kulit yaitu dengan menghambat aktivitas tirosin. Karena arbutin
tidak menghidrolisa HQ bebas, agen selanjutnya tidak bertanggung jawab terhadap
efek inhibitor arbutin pada melanogenesis. Penghambatan sintesis melanin (kirakira 39%) terjadi pada konsentrasi 5x105 mol/L. selain bekerja dengan
menghambat tirosin, arbutin juga bekerja dengan mengelupas kulit epidermis
(eksfoliasi). Beberapa pabrik melaporkan arbutin sebagai obat depigmentasi yang
efektif pada konsentrasi 1%.
5. Asam azelaik
Secara alami asam azelaik didapat dari saturasi pityrosporum ovale, asam
azelaik mempunyai efek antiproliferatif dan sitotoksik terhadap melanosit. Efek
selanjutnya terjadi karena penghambatan yang agak kuat dari retioreduksin
reduktase, enzim yang terlibat dalam aktivasi oksireduktase mitokondria dan sintesi
DNA. Walaupun asam azelaik pada awalnya digunakan untuk pengobatan akne,
ternyata juga berhasil pada pengobatan lentiginosis, rosasea dan hiperpigmentasi
paska inflamasi. Selain berfungsi sebagai antibakteri, keratolitik, komedogenik dan
anti inflamasi. Asam azelaik juga mampu mengurangi pigmentasi pada kulit
terutama bagi mereka yang berkulit gelap dan bekas jerawat warna coklat atau
untuk kasus melasma. Asam azelaik 20% dilaporkan mempunyai efektivitas yang
sama dengan HQ 4% dalam mengatasi kulit gelap tersebut. Efek samping dari
bahan ini berupa iritasi kulit, rasa gatal, dan terbakar hingga pengelupasan kulit.
6. Asam kojik
Sebelum digunakan sebagai pemutih kulit, asam kojik telah banyak
digunakan sebagai bahan tambahan pada makanan yang digunakan untuk menjaga
kualitas warna makanan. Asam kojik marupakan metabolit jamur yang biasa
dihasilkan oleh spesies jamur aspergillus, acetobacter, dan penicillium. Asam
kojik menghambat aktivitas katekolase tirosin, yang dibatasi enzim esensial dalam
biosintesis pigmen kulit melanin. Melanosit yang diobati dengan asam kojik
menjadi nondendritik, dengan penurunan jumlah melanin. Kemudian asam kojik
mencari oksigen reaktif yang dilepaskan secara berlebihan dari sel atau yang
7 KOSMETOLOGI II
dihasilkan dalam jaringan atau darah. Biasanya konsentrasi asam kojik yang
digunakan sebagai kosmetik berkisar antara 1-4%. Kelebihan asam kojik
dibandingkan bahan pemutih lainnya adalah kestabilannya dalam suatu produk
kosmetik. Akan tetapi dari hasil penelitian asam kojik lebih mengiritasi
dibandingkan HQ sehingga lebih baik dikombinasikan dengan kortikosteroid
topical untuk mencegah masalah tersebut. Beberapa penelitian kontroversial
menyimpulkan bahwa penggunaan asam kojik dalam dosis tinggi dapat bersifat
karsinogenik.
7. Licorice ekstract
Glabiridin (glicyrrhia glabra) merupakan kandungan utama dari ekstract
licorice yang mampu memutihkan kulit. Cara kerjanya yaitu menghambat
melanogenesis (pembentukan pigmen kulit) dan juga mencegah terjadinya proses
inflamasi di kulit. Beberapa riset menunjukkan bahwa penggunaan glabiridin 0,5%
secara topical dapat menghambat sinar UV-B yang dapat memicu terbentuknya
pigmentasi dan kemerahan pada kulit (James, 2009).
8. Vitamin E
Sebuah literature jepang melaporkan bahwa penggunaan vitamin E
(tocoferol) secara oral ternyata efektif untuk mengatasi masalah hiperpigmentasi
pada wajah, terutama jika dikombinasikan dengan vitamin C. beberapa riset
lainnya juga menemukan bahwa derivate tokoferol ini merupakan penghambat
pembentukan melanin yang lebih kuat jika dibandingkan dengan abutin dan asam
kojik. Derivate vitamin E juga dapat digunakan untuk memeperbaiki dan mencegah
terbentuknya pigmentasi wajah yang dipicu oleh radiasi sinar UV, sebaik cara kerja
vitamin E sebagai antioksidan.
9. Vitamin C
Asam askorbat (vitamin C) merupakan salah satu antioksidan sama seperti
vitamin E. Vitamin ini banyak ditemukan pada jeruk dan sayuran berwarna hijau.
Kandungan vitamin C sangat populer dan banyak digunakan dalam produk
perawatan kulit, namun sayangnya produk vitamin C masih banyak yang belum
stabil. Bentuk vitamin C yang stabil adalah derivat vitamin C yang disebut sebagai
magnesium-Lascorbyl-2-phospate. Salah satu penelitian menyatakan bahwa derivat
vitamin C yang digunakan secara topikal pada pasien melasma dan lentigo senilis
menunjukkan efek mencerahkan yang cukup signifikan. Hanya saja, harga produk
vitamin C yang stabil ini relatif lebih mahal ketimbang vitamin C biasa.
10. Asam Ellagik
8 KOSMETOLOGI II
kondisi kulit. Kosmetik pelembab terutama untuk kulit kering, tetapi di pasaran juga
terdapat pelembab untuk kulit berminyak.
II.2.5 Kosmetika Pengelupasan Sel Tanduk ( Skin Peeling )
Penggunan kosmetika ini dapat dikatakan sebagai kosmetika pembersih mendalam
(deepth cleansing ), karena dapat mengelupaskan sel tanduk yang sudah mati, sehingga
akan menimbulkan peremajaan pada kulit. Kosmetik skin peeling dapat berbentuk krim
atau pasta yang mengandung butiran-butiran kecil, yang dapat membantu mengelupaskan
kulit sel-sel yang sudah mati dengan cara digosokkan ( facial scrub ). Kosmetik ini
digunakan untuk semua jenis kulit.
II.2.6 Krim Pengurut (Massage Cream)
Penggunaan krim pengurut terutama untuk melicinkan gerakan pada saat
melakukan pengurutan, melunakkan sel tanduk yang sudah mati sehingga sel-sel tersebut
dapat ikut larut pada waktu krim diangkat. Krim pengurut terdiri atas lemak hewani, lemak
pelikan, lemak nabati, air dan parfum. Kosmetik ini sama untuk semua jenis kulit.
10 KOSMETOLOGI II
Masker terdiri atas berbagai macam bentuk. Berikut ini adalah macammacam masker
dan penggunaannya :
1. Masker Bubuk
Masker ini terdiri dari bahan serbuk (koalin, titanium, dioksida, magnesium
karbonat),
hidrogen peroksida
(H2O2). Berfungsi
aquadestilator
adonan kental. Dalam membuat adonan tersebut memerlukan keahlian agar tidak
terlalu cair maupun tidak terlalu kental dan mudah dioleskan pada kulit wajah.
2. Masker Gelatin (Peel of Mask)
Masker ini membentuk tembus terang ( transparant ) pada kulit. Bahan
dasar adalah bersifat
jelly
dari
gum,
tragocant ,
latex
dan biasanya
12 KOSMETOLOGI II
BAB III
PENUTUP
III.1
Kesimpulan
Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan
dan kehidupan. Kosmetika perawatan kulit (skin care) sehari-hari terdiri atas pemutih,
pembersih, penyegar, dan pelembab. Sedangkan perawatan secara berkala ditambah skin
peeling, pengurut krim, dan masker. Pemilihan Kosmetik / Skin Care meliputi : kenali
jenis kulit dengan tepat, memilih produk kosmetika yang mempunyai nomor registrasi dari
Depkes dan memiliki keterangan-keterangan yang tercantum pada label atau kemasan serta
hati-hati dengan produk yang sangat cepat memberikan hasil.
13 KOSMETOLOGI II
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24965/5/Chapter%20I.pdf
http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2010-2-00152-ds%20bab%202.pdf
http://www.geocities.ws/kurcantik204/halaman_depan_Kulit_Wajah_bel2.pdf
14 KOSMETOLOGI II