Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kosmetik berasal dari kata kosmein Yunani yang berarti “berhias”.
Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri, dahulu diramu
dari bahan alami yang terdapat di sekitarnya. Namun, sekarang kosmetika
tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan sintetik untuk maksud
meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).
Tujuan penggunaan kosmetik pada masyarakat adalah untuk
kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui riasan, meningkatkan
rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari
kerusakan sinar UV, polusi dan faktor lingkungan lain, mencegah penuaan
dini dan secara umum, membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai
hidup (Mitsui, 1997).
Setiap orang mempunyai jenis kulit yang berbeda-beda. Namun,
apapun jenis kulit itu membutuhkan perawatan dan perlindungan agar tetap
sehat dan terhindar dari gejala penuaan dini. Ada beberapa langkah ideal yang
harus dilakukan dalam rangkaian perawatan kulit sehari-hari yaitu,
pembersihan, pelembaban, perlindungan, dan tata rias. Perawatan kulit ini
penting untuk melindungi kulit dari kerusakan dan penuaan dini. Salah satu
hal dalam perawatan kulit adalah melindungi kulit dari dehidrasi. Kulit yang
mengalami dehidrasi akan cepat berkerut dan tampak kusam, sehingga
pelembaban merupakan salah satu langkah terpenting dalam rangkaian
kegiatan perawatan kulit (Muliyawan dan Suriana, 2013).
Kosmetik pelembab termasuk ke dalam kosmetika perawatan.
Pelembab ini perlu dikenakan terutama pada kulit kering atau kulit normal
yang cenderung kering, terutama jika pemakai akan lama berada di dalam
lingkungan yang mengeringkan kulit, misalnya ruangan ber AC (Tranggono
dan Latifah, 2007).

1
Menggunakan produk pelembab adalah salah satu cara termudah
untuk menjaga kelembaban kulit. Krim pelembab memang dirancang untuk
meningkatkan dan menjaga kelembapan kulit dalam berbagai kondisi, baik
kondisi panas aupun dingin (Muliyawan dan Suriana, 2013).

1.2. Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui lebih dalam tentang kosmetik pelembab.
2. Untuk mengetahui apa saja bahan dasar dalam kosmetika pelembab.
3. Bagaimana cara memilih pelembab yang sesuai dengan kulit wajah.
4. Cara pengaplikasian pelembab pada wajah yang benar.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Definisi pelembab adalah sediaan yang diperuntukkan untuk
mencegah penguapan air pada kulit (stratum corneum).
Kosmetik pelembab (moisturizers) merupakan kosmetik perawatan
yang bertujuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai
pengaruh seperti udara kering, sinar matahari terik, angina keras, umur lanjut,
berbagai penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat
penguapan air sehingga kulit menjadi lebih kering.
Secara alamiah kulit telah berusaha melindungi diri dari kekeringan
dengan adanya tabir lemak di atas kulit yang diperoleh dari kelenjar lemak
dan sedikit kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang
berfungsi sebagai sawar kulit. Namun dalam kondisi tertentu faktor
perlindungan alamiah (natural moisturizing factor/NMF) tersebut tidak
mencukupi. Oleh karena itu, dibutuhkan perlindungan tambahan non alamiah
yaitu dengan cara memberikan kosmetik pelembab
kulit. Syarat-syarat bagi preparat kosmetika pelembab, yaitu :
1. Enak dan mudah dipakai
2. Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan
3. Bahan aktif dan bahan dasar mudah tercampur
4. Bahan dasar harus mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit
2.2. Bahan Dasar Kosmetik Pelembab
Pelembab yang baik masa penggunaannya (kadaluwarsa) dapat
bertahan maksimal 1 tahun selama disimpan dalam kondisi tertutup. Terdapat
dua tipe kosmetik pelembab, yaitu kosmetik pelembab yang berbahan dasar
lemak (moisturizer) dan kosmetik pelembab berbahan dasar gliserol atau
humektan sejenis.

3
1. Kosmetik pelembab berbahan dasar lemak
Kosmetik pelembab tipe ini sering disebut moisturizer atau
moisturizing cream. Krim ini membentuk lapisan lemak tipis di
permukaan kulit, sedikit banyak mencegah penguapan air kulit, serta
menyebabkan kulit menjadi lembab dan lembut (Tranggono dan
Latifah, 2007).
a. Emulsi W/O, air dalam minyak.
Yaitu krim yang mengandung lebih banyak minyak. Krim ini
cocok dipakai pada kulit kering, karena mampu bertahan lebih
lama.
b. Emulsi O/W yang kaya minyak (emulsi minyak dalam air).
Lebih banyak diminati karena tidak terlalu berminyak dan
lengket. Lebih mudah menyerap dalam kulit karena
mengandung bahan yang mampu menahan air di dalam jaringan
kulit, terutama epidermis.
c. Emulsi O/W cair yang mengandung air lebih dari 80%
Kosmetika pelembab berbahan dasar lemak harus dilindungi
dan terbebas dari mikroorganisme serta jamur dengan penambahan
pengawet, karena kosmetik jenis ini mudah menjadi tengik.
Viskositas lemak tidak boleh terlalu rendah sehingga menyebar
ke mana-mana di permukaan kulit, atau terlalu kental sehingga
membuat kulit lengket dan terlalu berminyak. Pelembab ini harus
dapat menutup daerah tertentu permukaan kulit, menutupi tepi-tepi
tajam sisik stratum corneum, mencegah masuknya bahan-bahan asing
ke dalam kulit, mencegah penguapan air kulit tetapi tidak sampai
mencegah sepenuhnya agar kongesti perspirasi dan pengeluaran panas
tetap terjadi.
Sumber dalam krim pelembab adalah lemak (lanolin, lemak
wool, fatty alkohol, gliserol monostearat dan lain-lain). Campuran
minyak seperti minyak tumbuhan lebih baik daripada mineral oil

4
karena lebih mudah bercampur dengan lemak kulit, lebih mampu
menembus sel-sel stratum corneum dan memiliki daya adhesi yang
lebih kuat.
2. Kosmetik pelembab berbahan dasar gliserol atau humektan sejenis
Preparat jenis ini akan mengering di permukaan kulit,
membentuk lapisan yang bersifat higroskopis, yang menyerap uap air
dari udara dan mempertahankannya di permukaan kulit. Preparat ini
membuat kulit tampak lebih halus dan mencegah dehidrasi lapisan
stratum corneum kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).
Gliserin merupakan humektan yang biasa dipakai untuk
kosmetik (hand and body lotion, cream pelembab dan lain-lain), untuk
bahan dasar pembuatan sabun dan juga merupakan bahan utama untuk
pasta gigi. Fungsinya adalah untuk mengikat air atau pelembab
sehingga cream selalu basah dan tidak cepat mengering di udara
bebas. Pemakaian gliserin relatif aman untuk kulit.
2.3. Penggolongan Bahan Berdasarkan Mekanisme Kerja
Berdasarkan teori mekanisme kerjanya, pelembab dikelompokkan
menjadi :
1. Emolien didefinisikan sebagai bahan kosmetik yang digunakan untuk
menjaga kulit tampak lunak, halus, licin dan lembut. Emolien dapat
berfungsi sebagai pelembab karena kemampuannya membentuk
lapisan pada permukaan kulit atau stratum corneum dan beraksi
sebagai pelumas, untuk mengurangi kulit bersisik dan memperbaiki
penampilan kulit. Contoh emolien adalah lanolin.
2. Humektan merupakan bahan aktif dalam kosmetik yang ditujukan
untuk meningkatkan kandungan air pada permukaan kulit terluar.
Bahan-bahan yang termasuk ke dalam humektan terutama adalah
bahan-bahan yang bersifat higroskopis yang dapat digunakan secara
khusus untuk tujuan melembabkan kulit. Contoh humektan adalah
gliserin.

5
3. Oklusif adalah bahan aktif kosmetik yang dapat menghambat
terjadinya penguapan air dari permukaan kulit. Dengan mengjambat
terjadinya penguapan air pada permukaan kulit, bahan-bahan oklusif
dapat meningkatkan kandungan air dalam kulit. Contoh oklusif adalah
petrolatum.
4. Protein rejuvenator dapat menyebabkan kulit menjadi lebih muda
dengan mengisi protein esensial dalam kulit.
Ke dalam kosmetika pelembab sering dimasukkan bahan-bahan yang
dapat memberi makanan pada kulit, misalnya vitamin E dan A, kolagen,
elastin yang berguna untuk memperbaiki kondisi kulit. Kosmetika ini
misalnya vitamin krim, renutri krim, night krim. Umumnya dipakai waktu
istirahat sore atau malam hari. Kosmetika pelembab untuk kulit badan
umumnya disebut body lotion, yang berfungsi juga mewangikan badan.
2.4. Bentuk Sediaan Pelembab
1) Cream (krim)
Tekstur yang berbentuk krim biasanya terdiri dari komposisi
minyak yang cukup banyak. Oleh sebab itu, formula ini cocok
digunakan untuk kulit wajah normal atau kering. Kulit wajah yang
kering akan terasa lebih lembap dan tidak mudah kusam jika dirawat
dengan kosmetik bertekstur krim yang tepat. Tekstur krim memang
paling banyak disukai penggunaannya karena dianggap mudah di
aplikasikan pada wajah serta cepat meresap ke pori-pori kulit. Contoh
pelembab bentuk krim :

6
2) Lotion
Lotion bertekstur lebih cair dibandingkan dengan krim. Lotion
tetap memiliki kandungan minyak, meskipun tidak sebanyak
kandungan minyak pada krim. Oleh sebab itu, lotion lebih cocok
digunakan oleh mereka yang memiliki kulit normal atau cenderung
berminyak. Sementara untuk orang yang kulit wajahnya kering,
pelembab berbentuk lotion tak cukup ampuh untuk memberikan
kelembaban maksimal.

3) Gel
Pelembab berbentuk gel merupakan kebalikan dari tekstur krim,
karena terdiri dari kandungan air yang lebih banyak sehingga lebih
cocok untuk kulit wajah berminyak. Kandungan airnya yang tinggi
akan menetralkan minyak yang terdapat pada wajah. Hasilnya, wajah
pun jadi lebih bersih dan segar. Kelebihan dari kosmetik yang
bertekstur gel ini adalah non komedogenik, dimana kandungan akan
cepat meresap ke lapisan bawah kulit dan tidak akan menyumbat pori-
pori. Kelebihan gel :
a. Tekstur ringan

7
Karena tekstur gel sebagian besar terbentuk dari air,
menyebabkan ia memiliki karakteristik ringan di kulit sehingga
sangat cepat terserap oleh kulit. Tekstur gel tidak akan
meninggalkan minyak berlebih sehingga jarang menimbulkan
komedo.
b. Memiliki kemampuan yang baik dalam menghidrasi kulit.
Dengan kandungan air yang tinggi di dalam komposisinya,
pelembab ini sangat baik untuk mencegah masalah kekeringan
pada kulit. Menggunakan produk bertekstur gel ini mampu
membantu kulit wajah yang kerinf terhidrasi kembali.
c. Sensasi segar dan tahan lama
Tekstur gel terkadang memberikan sensasi rasa lebih
dingin daripada tekstur krim sehingga kulit akan terasa lebih
segar dalam jangka waktu lama. Inilah yang menyebabkan tekstur
gel ini sangat cocok digunakan pada kondisi panas atau udara
kering.

2.5. Pelembab Dari Bahan Alam


1. Lidah buaya
Gel lidah buaya memberikan sensasi dingin pada wajah. Selain itu
pelembab lidah buaya bermanfaat untuk menyembuhkan bekas luka

8
dan jerawat. Untuk menggunakannya sebagai pelembab, caranya
tinggal ambil gel dari dalam lidah buaya tersebut.
2. Minyak zaitun
Selain untuk membuat kulit wajah lebih halus dan lembut, minyak
zaitun juga berkhasiat untuk menghambat proses penuaan dini dan
meregenerasi sel kulit agar tampak jauh lebih muda. Aplikasikan
minyak zaitun pada kulit wajah seperti menggunakan pelembab pada
umumnya. Setelah didiamkan beberapa saat, bilas wajah dengan air dan
cuci menggunakan sabun wajah.
3. Minyak almond
Pelembab alami khusus untuk jenis kulit wajah yang kering. Asam
lemak tak jenuh yang terdapat di dalam minyak almond berfungsi
sebagai sun protector alami untuk melindungi kulit wajah dari paparan
sinar matahari yang bisa menyebabkan kerusakan kulit.
4. Madu
Bahan alami yang terdapat pada madu dapat membantu untuk menjaga
kelembaban kulit wajah sehingga tidak kering. Bahkan, pelembab dari
madu ini juga memiliki keunggulan dapat membersihkan bekas jerawat
dengan mudah. Bilas pelembab ini setelah digunakan, cuci wajah
dengan sabun dan air hangat untuk membuang sisa pelembab alami dari
madu tersebut.
5. Minyak jojoba
Berasal dari olahan biji tanaman jojoba (Simmodsia chinensis). Minyak
jojoba bekerja dengan membentuk lapisan berminyak di atas kulit yang
memerangkap air. Dapat digunakan sebagai pelembab pada wajah,
bibir, dan rambut. Penggunaan untuk pelembab wajah caranya dengan
mengoleskan 4-6 tetes di pagi hari dan malam hari sebelum tidur.
6. Telur dan susu
Ambil dua telur dan satu setengah cangkir susu. Tambahkan dua kuning
telur ke dalam susu. Kocok dengan merata sehingga semuanya

9
tercampur sampai membentuk pasta. Tuang ke mangkok dan dinginkan
semalam. Gunakan pelembab alami ini saat menjelang tidur setiap hari.
2.6. Manfaat Pelembab untuk Kulit Wajah
1. Melembabkan wajah
2. Membentuk struktur kulit
Pelembab dapat membantu lemak pada permukaan kulit sehingga kulit
menjadi halus, lentur, serta mengurangi penguapan air dari sel kulit.
3. Melindungi kulit wajah dari make up
Sebelum make up ada baiknya gunakan pelembab wajah agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena memakai make-up tersebut.
4. Mencegah kekeringan dan kerusakan kulit akibat faktor-faktor eksternal
seperti udara kering, AC, sinar matahari, angin, dan faktor usia.
5. Menutrisi kulit wajah
Pelembab wajah juga memiliki beberapa kandungan mineral dan juga
vitamin yang baik untuk kesehatan kulit wajah. Hal tersebut dapat
menyebabkan kulit wajah dapat ternutrisi dengan baik dan optimal.
6. Menyegarkan wajah
Sensasi yang dingin dan juga menyegarkan, manfaat pelembab wajah
dapat dijadikan alternatif bagi anda untuk menyegarkan wajah tanpa
harus repot cuci muka.
7. Menjaga elastisitas dan kekenyalan kulit wajah
Dengan elastisitas dan juga kekenyalan kulit wajah yang terjaga, maka
anda akan terhindar dari tanda-tanda penuaan, seperti keriput, kulit
bersisik dan juga terasa kering dan kasar.
2.7. Usaha Pengobatan atau Perawatan
1. Pilih pelembab sesuai jenis kulit wajah
Agar perawatan kulit dan pelembab bekerja secara efektif,
dianjurkan untuk memilih pelembab wajah yang sesuai dengan jenis
kulit. Selain itu, kulit pun akan terasa lembut
a. Kulit kering

10
Pilih pelembab berbahan dasar minyak (oil based) dan
mengandung berbagai bahan yang membantu menjaga kulit
lembab. Misalnya pelembab berbahan dasar petrolatum sangat
cocok untuk kulit yang sangat kering atau kulit pecah-pecah.
b. Kuli berminyak
Gunakan pelembab berbahan dasar air (water based) yang
berlabel noncomedogenic agar tidak menyumbat pori-pori. Kulit
berminyak membutuhkan pelembab, terutama setelah
menggunakan produk perawatan kulit yang dapat menghilangkan
minyak dan mengeringkan kulit.
c. Kulit sensitif
Pilih pelembab yang mengandung bahan-bahan seperti
chamomile atau lidah buaya dan tidak mengandung asam,
wewangian, atau pewarna. Kulit ini sulit untuk menoleransi
bahan-bahan kimia.
d. Kulit menua
Seiring bertambahnya usia, kulit cenderung menjadi lebih
kering karena produksi minyak semakin berkurang. Oleh karena
itu, gunakan pelembab berbasis minyak yang mengandung
petrolatum, antioksidan atau Alpha Hydroxy Acids (AHA) untuk
memerangi keriput.
e. Kulit normal
Pilih pelembab berbahan dasar air yang tidak terasa
berminyak dan mengandung minyak ringan atau turunan silikon
seperti cyclomethicone.
2. Cara melembabkan kulit wajah
Ada tahap-tahap yang sebaiknya dilakukan agar pelembab
bekerja dengan maksimal di kulit.
a. Mencuci wajah

11
Cuci wajah. Bersihkan kulit dengan air bersih dan sabun wajah
untuk membersihkan dan menghapus riasan, kotoran, serta
keringat yang menumpuk.
b. Mengeringkan kulit
Jangan menggosok kulit terlalu keras. Biarkan kulit tetap sedikit
lembab, karena digunakan sebagai “kanvas” yang lebih baik
sebelum menerapkan pelembab.
c. Toning
Gunakan toner yang cocok akan menghilangkan semua sisa
kotoran dari kulit anda, dan memungkinkan pelembab untuk
bekerja lebih baik. Berikut ini adalah resep alternatif alami yang
akan sesuai dengan semua jenis kulit.
Ambil beberapa tetes air mawar ke bola kapas dan oleskan pada
kulit. Pastikan untuk diserap alami oleh kulit anda.
d. Ambil pelembab secukupnya
Ambil pelembab secukupnya di telapak tangan. Setelah itu
terapkan dan oleskan dalam titik-titik kecil di dagu, hidung, dahi
dan pipi.
e. Menggunakan dua jari
Pertama mulai dari tengah dahi, kemudian oleskan memutar ke
luar dan ke ata. Hal ini sama berlaku untuk pipi dan hidung.
f. Gunakan gerakan memutar
Gunakan gerakan berputar-putar, agar krim meresap ke kulit.
Hindari mengerahkan terlalu banyak tekanan, atau menggosok
dengan penuh semangat, karena dapat merobek lapisan kulit
lembut, dan kemudian menciptakan garis-garis halus.
Catatan : jangan pernah lupa melembabkan leher, karena leher juga
rentan mengembangkan tanda-tanda penuaan seperti pada wajah.
Hindari dari bahan-bahan seperti paraben, aroma buatan dan
petrolatum di pelembab kulit anda.

12
Dianjurkan untuk tidak mengoleskan pelembab terlalu banyak atau
terlalu sedikit. Karena jika terlalu banyak, kulit akan terlihat mengkilap
dan terasa berat, menyebabkan jerawat dan kesulitan ketika
mengaplikasikan makeup. Sedangkan jika terlalu sedikit, kulit akan merasa
kencang, kering, berkerak, pecah-pecah dan terlihat kusam. Bila
menggunakan pelembab yang sesuai dengan jenis kulit, sejumput saja
sudah cukup untuk dioleskan ke seluruh wajah.
2.8. Jaminan Penggunaan Produk secara Kontinyu
Suatu produk pelembab yang digunakan secara kontinyu harus
memenuhi jaminan dan syarat yang antara lain nyaman digunakan, mudah
terabsorpsi dan dapat diterima oleh kulit. Hal ini berkaitan dengan pengaruh
regulasi yang meliputi :
1. Interaksi produk dengan kulit
Formulator harus mendesain jaminan keamanan dari awal
sampai akhir pembuatan produk dan kemanjuran menjadi nomor dua.
Perlu disadari bahwa penggunaan emulsi dalam waktu lama
akan menimbulkan efek merugikan pada kulit. Pemilihan emulsifikasi
memberi dampak pada intoleransi kulit, sering dihubungkan dengan
komponen formulasi lain seperti pengharum atau bahan pengawet.
Pengunaan pelembab harus memperhatikan hipersensitivitas kulit
terhadap bahan pengawet. Disisi lain sensitifitas kulit terhadap produk
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
a. Konsumen atau pemakai (misal bayi, orang dengan kulit yang
sensitif)
b. Kondisi penggunaan (kulit bagian mana, seberapa sering
pemakaian)
c. Rata-rata penggunaan (perhari, perminggu)
d. Geografis pemasaran (eropa, asia atau umum)
2. Interaksi dengan kulit dan kepastian permintaan
Pemahaman konsumen tentang fisiologi kulit dan produk
(bahan-bahan yang tertera dalam label) dapat mempengaruhi jumlah

13
permintaan. Sekarang ini terdapat kecenderungan bahwa suatu produk
pelembab dituntut tidak hanya sekedar melembabkan tetapi juga
memberikan efek seperti kulit menjadi bersinar, anti penuaan, suns
protection dan pembaruan sel.
3. Penyesuaian performance dengan fisiologi kulit
Contoh kasus:
Pemakaian UV protection dalam pelembab yang digunakan
sehari-hari. Diketahui bahwa orang yang beraktifitas diluar ruangan
menunjukkan kenaikan penuaan kulit akibat sinar matahari dibanding
dengan yang bekerja di dalam ruangan.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sinar UV gelombang panjang
(UVA) membakar sebanyak 1000 kali lebih sedikit dibandingkan
dengan UVB (sinar UV gelombang pendek), tetapi tetap masih dapat
menyebabkan kerusakan karena naiknya paparan UVA. Sun protection
factors (SPF) mempunyai kemampuan untuk melindungi kulit dari
pengaruh sinar UV. SPF 15 direkomendasi untuk perlindungan kulit
harian. Pada penggunaan dipantai biasanya butuh pemakaian ulang tiap
1 sampai 2 jam sekali.
2.9. Pertimbangan dalam Pembuatan Pelembab
1. Estetika
Estetika produk pelembab berkaitan dengan pengemasan
produk, pemberian label, pemilihan bahan baku dan pengharum.
a. Rub in (penggosokan)
Dapat dilihat dari mudah tidaknya produk menghilang saat
pengaplikasian. Berhubungan dengan viskositas.
b. Greasiness (sensasi berminyak)
Ditentukan secara visual dan taktil (tekanan pada
ssentuhan). Peningkatan fase air dapat menurunkan sensasi
berminyak. Partikel-partikel kecil dari emulsi tipe M/A juga akan
mengurangi persepsi sensasi berminyak pada kulit.
c. Tackiness (sensasi pekat)

14
Dapat dirasakan selama aplikasi dan setelah aplikasi
pelembab pda kulit dapat berasal dari komponen fasa air atau
stearil alkohol serta silikon yang dimodifikasi mempunyai
kekentalan yang tinggi. Komponen fasa air seperti protein,
pantenol dan beberapa fase larutan yang kental akan
menyebabkan sensasi pekat bila digunakan dalam konsentrasi
tinggi.
d. Slip (kemampuan bergulir)
Menunjukan bagaimana produk melewati kulit dan
berhubungan dengan kriteria kerusakan pelembab.

e. Break (kerusakan pelembab)


Dipengaruhi oleh bahan pengemulsi dalam hubungannya
dengan stabilitas.
f. Moisturizer after-feel (sensasi lembab setelah pemakaian)
Merupakan faktor yang sangat penting untuk suatu
pelembab selain sensasi lembut dan halus pada kulit.
2. Persepsi konsumen akan performance produk
3. Jenis kulit
4. Lingkungan
5. Berdasarkan ras
6. Faktor usia
7. Bagian tubuh yang akan menggunakan pelembab
8. Pekerjaan
2.10. Formulasi
1) Body Lotion Organik

Bahan Banyaknya Fungsi


Minyak 1 cangkir Zat pelembab
kelapa/zaitun/jojoba
Beeswax ¼ cangkir Basis
Shea butter/coconut ¼ cangkir Basis
butter

15
Minyak esensial Secukupnya Parfum
(minyak
lavender/melati)
Aquadest (air 2 cangkir Pelarut
mawar/teh hijau/aloe
vera gel)

Metode :
1. Panaskan minyak dan beeswax dalam wadah tahan panas. Pastikan
kedua bahan tersebut mencair dan tercampur rata.
2. Diamkan campuran minyak sampai suhunya turun hingga hangat.
3. Tuang larutan minyak tadi ke dalam blender hingga halus.
Tambahkan air hangat (pastikan suhunya mendekati suhu minyak
agar bisa tercampur) sedikit. Blender kembali, kemudian
tambahkan sedikit air hangat lagi. Blender kembali. Lakukan terus-
menerus sampai semua bahan tak bersisa dan tercampur dalam
blender.
4. Jika sudah mendapatkan campuran tekstur menyerupai lotion,
pindahkan lotion tadi ke wadah tertutup.
5. Simpan di dalam lemari es.
Keterangan :
1. Blender yang digunakan blender tangan.
2. Air yang digunakan merupakan air yang telah melalui proses
pemurnian, sehingga tidak terdapat lagi kandungan-kandungan
mineral di dalam air tersebut.

2) Vanishing Cream
Bahan Konsentrasi Fungsi
(%)
Minyak kelapa 5 Zat aktif
Asam stearat 14 Pengemulsi
TEA 1 Pengemulsi, pengakali
Nipagin 0,1-0,2 Pengawet
Gliserin 10 Humektan
Borax 0,25 Antiseptik 16

Aquades 100 Pelarut


Metode :
1. Fase minyak (minyak dan bahan yang bercampur atau larut dengan
minyak) dipanaskan diatas penangas air hingga suhu 700 C hingga
semua bahan lebur.
2. Pada saat yang sama fase air (bahan yang bercampur atau larut
dengan aquades) dilarutkan dalam air panas yang kira-kira
memiliki suhu 700 C hingga semua bahan larut.
3. Fase minyak dan fase air dicampurkan didalam lumpang dan
digerus hingga terbentuk massa cream. Setelah itu baru tambahkan
sedikit demi sedikit air panas ad 50 ml.
Keterangan :
1. Pelembab type O/W.

3) Timeless Collagen Regulator (Pengatur Kolagen)

17
Bahan Percent Fungsi
Phase A
Distilled Water (aqua) 60.80 Pelarut

Glycerin (glycerin) 3.00 Humektan


Phase B
Triglyceride (caprylic / capric 10.00 Emolien
triglyceride)
Grapeseed Oil (Vitus vinifera
[Grape] seed oil) 7.00 Zat aktif
(Pelembab)
GelMaker EMU (sodium acrylate / Pengental
sodium acryloyldimethyl taurate 2.00 (membantu
copolymer, isohexadecane, menjaga
polysorbate 80) kestabilan
emulsi minyak
dan air)
Avocado Butter (Persea Gratissima
[avocado] oil, glycine soja (soybean) 2.00 Basis
lipids, beeswax)
Vitamin E Acetate (dl-alpha 1.00 Pengawet /
tocopheryl acetate) antioksidan
CreamMaker BLEND (glyceryl
stearate, 3.00 Emulgator
PEG-100 stearate)
Phase C
Palmitoyl Tripeptide-38
(hydroxypropylcyclodextrin, 3.00 Pelarut
palmitoyl tripeptide-38, glycerin,
water)
Jojoba Protein HP, Hydrolyzed 3.00 Zat aktif (anti
(hydrolyzed jojoba protein) aging,
pelembab)
Lacto-Ceramide (ceramide 3, milk 4.00 Zat aktif
lipids) (regenerasi
kulit/anti aging)
Paraben-DU (propylparaben,
methylparaben,diazolidinyl urea, 1.00 Pengawet
propylene glycol)

Fragrance Coconut Lime Verbena 0.20 Parfum

18
Metode :
1. Masukan fase A (fase air) ke dalam beaker glass yang tahan panas
dan sudah didesinfektan.
2. Panaskan pada suhu 66⁰C.
3. Panaskan fase B (fase minyak) di dalam beaker glass terpisah
dengan suhu yang sama, sambil sesekali diaduk.
4. Tambahkan fase B ke fase A campur dan aduk sampai emulsi
menjadi pekat atau tebal.
5. Lanjutkan mengaduk.
6. Setelah suhu turun menjadi 38⁰C tambahkan fase C satu persatu.
7. Setiap penambahan bahan sambil diaduk.
8. Masukan ke dalam wadah krim.
Keterangan :
1. Pelembab type O/W. Krim ringan yang sangat melindungi kolagen
kulit dari dehidrasi dan mengembalikan jaringan kulit.
2. Krim juga sangat melembabkan dan meregenerasi kulit karena
terdapat protein lakto ceramide dan jojoba.
3. Treatmen ideal untuk kulit 30+ untuk perawatan anti penuaan
jangka menengah dan panjang.

4) Face Moisturizer with Squalane and Watermelon Extract

19
Bahan Percent Fungsi
Phase A
Distilled Water (aqua) 75.00 Pelarut
Sodium PCA (sodium 2.00 Humektan
L-pyroglutamate)
Phase B
CreamMaker BLEND 3.00 Emulgator
(glyceryl stearate,
PEG-100 stearate)
Squalane (squalane) Minyak 5.00 Zat aktif
hati ikan
hiu
Isoeicosane 6.00 Emolien
(isoeicosane)
Cetyl Alcohol (cetyl 3.00 Pelarut
alcohol)
Vitamin E Acetate (dl- Pengawet /
alpha tocopheryl 1.00 antioksidan
acetate)
Phase C
GelMaker EMU Pengental
(sodium acrylate / (membantu
sodium 1.00 menjaga
acryloyldimethyl kestabilan
taurate copolymer, emulsi minyak
isohexadecane, dan air)
polysorbate 80)
Phase D
Benzylalcohol-DHA 0.80 Pelarut
(benzylalcohol,
dehydroacetic acid)
Watermelon Extract
(glycerin, water, 3.00 Zat aktif
Citrullus lanatus
[Watermelon] extract)
Fragrance Lemon 0.20 Parfum
Verbena

Metode :

20
1. Masukan fase A (fase air) ke dalam beaker glass yang tahan panas
dan panaskan pada suhu 65⁰C.
2. Masukan fase B (fase minyak) ke dalam beaker glass lain yang
sudah didisinfeksi dan panaskan pada temperatur yang sama
sampai meleleh.
3. Tambahakan fase B ke fase A di aduk dengan baik.
4. Lalu angkat dari pemanas terus diaduk sampai homogen.
5. Tambahkan fase C untuk mengatur viskositas ke dalam fase AB
aduk sampai homogen.
6. Kemudian dinginkan pada suhu 40⁰C dan tambahkan fase D, aduk
sampai homogen.
7. Masukan ke dalam wadah krim
Keterangan :
1. Pelembab type O/W atau minyak dalam air.

5) Soothing gel aloevera with oatmeal (Gel sejuk alovera dengan


oatmeal)

21
Bahan Percent Fungsi
Phase A
Aloe Vera Pure 88.00 Botanical/Diluent
Juice (aloe Zat aktif
barbadensis)
Sodium Gluconate 0.10 Stabilzier
(sodium gluconate) Penstabil
Oatmeal Extract 4.00 Botanical
(glycerin, water, Zat aktif
Avena Sativa [Oat]
Meal Extract)
Caesalpinia 0.60 Thickener (pengental)
Spinosa Gum
(caesalpinia
spinosa gum)
Algae Extract & 1.50 Moisturizer
Hyaluronate Gel Pelembab
(water, glycerin,
Laminaria
Saccharina [Algae]
extract, sodium
hyaluronate)
Phasae B
Lacto-Ceramide 3.00 Skin pemulihan Metode :
(ceramide 3, milk Rejuvenation(perema
lipids) jaan kulit)
Phenoxyethanol SA 1.00
(phenoxyethanol, Pengawet
sorbic acid, caprylyl
glycol)
Provitamin B5 (d- 0.80 Antioxidant
panthenol, water)
Natural Bisabolol 0.50 Antioxidant
(bisabolol)
Vitamin E Acetate 0.50 Antioxidant
(dl-alpha
tocopheryl acetate

1. Campurkan fasa A bahan di bawah agitasi (dengan pengadukan),


sampai halus, jika perlu homogenkan dalam waktu yang singkat.
2. Tambahkan bahan fase B satu per satu, aduk rata.
3. Sesuaikan pH menjadi 4.5-5.5.

22
23

Anda mungkin juga menyukai