OLEH :
KELOMPOK 3
ANNISA NURUL FAATHIR (PO714251201013)
ASTI WIDYA AULIYA (PO714251201014)
AULIA MARWAN (PO714251201015)
AYUASRINI (PO714251201016)
AZZAHRAH RAMADHANI ZAMZAM (PO714251201017)
A. Kosmetik Pelembab
Wanita yang memiliki kulit kering dan juga kulit normal yang
cenderung kering sangat perlumenggunakan kosmetik pelembab, sedangkan
yang memiliki kulit berninyak dan berjerawat tidak perlu menggunakan
kosmetik pelembab. Secara alami, kulit memiliki lapisan lemak tipis pada
permukaannya yang terdiri atas produksi kelenjar minyak kulit, yang
berfungsiuntuk melindungi kulit dari kelebihan penguapan air yang akan
menyebabkan dehidrasi kulit,oleh karena itu kulit memerlukan kosmetik
pelembab. (Retno Iswari dkk, 2007)
Kosmetik Pelembab adalah kosmetik perawatan yang digunakan
untuk melindungi,melembabkan dan memberikan lumasan untuk keperluan
kulit.Di samping itu, untuk kulit yang menderita kelainan seperti kekeringan,
penuaan, menderita jerawat, noda-noda hitam dan lain-lainnya ada perawatan
khusus kelainan kulit dengan kosmetika perawatan kelainan kulit yang
umumnya mengandung bahan-bahan aktif seperti vitamin, alantoin, kolagen,
hormon, sulfur,dan lain-lainnya. (Retno Iswari dkk, 2007)
Kosmetika pelembab perlu dipakaikan terutama pada kulit yang kering
atau normal condong kering, apalagi jika akan lama berada di dalam
lingkungan yang mengeringkan kulit, misalnya ruangan ber-AC. Kulit yang
alamiah sudah berminyak, misalnya pada umumnya remaja, apalagi jika juga
berjerawat, tidak perlu, bahkan kadang-kadang terlarang untuk memakai
kosmetika pelembab. (Retno Iswari dkk, 2007)
Base foundation atau moisturizer berfungsi sebagai bahan pelembab
kulit untuk menormalisir kadar air dalam kulit serta untuk melindungi kulit
terhadap bahan kosmetik lain yang akanmembahayakan. Jenis bahan dasar
pelembab ada dua macam yaitu minyak ( oil base) dan air. Pelembab yang
berbahan dasar minyak, baik untuk jenis kulit normal dan kering,sedangkan
untuk kulit berminyak sebaiknya menggunakan pelembab yang berbahan
dasar air. Jenis bahan dasar pelembab menentukan bentuknya, pelembab
berbahan dasar minyak biasanya berbentuk krim, sedangkan pelembab
berbahan dasar air biasanya berbentuk lotion. ( Retno Iswari dkk, 2007)
*Sumber:https://pintubelajarcerdas.blogspot.com/2017/02/kosmetik-pelembab-
fungsi-base_12.html
Bahan-bahan dasar
Bahan utama di dalam krim pelembab adalah lemak-lemak
(lanolin, lemak wool, fatty alcohol tinggi, lanette wax, glycerol
monostearate, dll.) yang semuanya merupakan bahan pengemulsi tipe
W/O. ( Retno Iswari dkk, 2007)
Sebagai tambahan adalah campuran minyak seperti misalnya
minyak tumbuhanyang lebih baik daripada mineral oils karena lebih
mudah bercampur dengan lemakkulit, lebih bisa menembus di antara
sel-sel stratum corneum, dan memiliki daya adhesi yang lebih kuat.
( Retno Iswari dkk, 2007)
Preparat dari tipe emulsi O/W, misalnya bahan-bahan
emulgator nonionic yang paling cocok untuk krim pelembab. Sabun-
sabun triethanolamine juga sering direkomendasikan. Sebagai
tambahan krim O/W selalu berisikan humektan (gliserol, sirup sorbitol,
dll.).
Air yang digunakan harus didestilasi atau dihilangkan garam-
garamnya dengan ion-exchanger. Sisa-sisa besi dan tembaga sangat
berbahaya karena mempercepat terjadinya ketengikan.
Karena kandungan minyak tumbuhannya yang tinggi, preparat
pelembab ini mudah menjadi tengik. Karena itu penambahan
antioksidan adalah esensial. Juga kosmetika pelembab harus dilindungi
dari perusakan oleh mikroorganisme dan terbentuknya jamur dengan
penambahan bahan pengawet. ( Retno Iswari dkk, 2007)
Tipe emulsi
Kosmetika pelembab berdasarkan lemak terbagi dalam
berbagai bentuk, mulai dari krim lemak anhidrous, krim emulsi W/O,
emulsi ganda, krim O/W yang kaya minyak, sampai ke emulsi O/W
cair dengan lebih 80% air. ( Retno Iswari dkk, 2007)
Berikut 3 contoh formulasi kosmetika pelembab dari 3 orang
ahli (Rothemann, Keithler dan Mecca):
1 2 3
Mineral oil - 54,0 29,8
Microcrystalline wax - - 2.0
Paraffin wax - - 3.0
Olive oil 18.75 8.0 -
Sesame oil - - 30.0
Beeswax 4.0 - 5.0
Spermaceti 1.0 - 4.0
Anhydrous lanolin 37.5 4.0 2.0
Cetyl alcohol - 4.0 -
Stearyl alcohol - 2.0 -
Glyceryl monostearate - 6.0 -
Oleic acid - - 1.0
Triethanolamine - - 1.5
Borax 0.25 - -
Sodium lauryl sulfate - 1.0 -
Allantoin - - 0.2
Perfume oil 0.5 - 0.4
Butyl-p-hydroxybenzoate - - 0.2
Aquadest 37.5 19.0 19.9
*Sumber: Buku Pegangan Dasar Kosmetologi ( Retno Iswari dkk, 2007)
*Sumber: https://toko.sehatq.com/produk/glysolid-glycerin-cream-80-ml
Berikut 3 contoh formulasi hand lotions dan gel dari 3 orang ahli (Riechst.
Aromen, Rothemann dan De Navarre)
1 2 3
Almond oil - - 0.3
Glyceryl monostearate - - 0.3
Stearic acid - - 1.2
Ricinoleic acid - - 0.3
Triethanolamine - - 0.3
Glycerol 20.0 20.0 6.0
Madu 5.0 - -
Sorbitol liquid 5.0 - -
Gelatin 4.0 - -
Quince seed mucilage(2 ½ - - 50.0
%)
Sodium alginate - 2.0 -
Calcium citrate - 0.2 -
Alkohol 2.5 3.0 -
Nipagin 0.2 - -
Perfume oil 0.3 0.1 -
Aquadest 65.0 78.5 38.6
*Sumber: Buku Pegangan Dasar Kosmetologi (Retno Iswari dkk, 2007)
E. Kosmetik Pelindung
Kosmetik pelindung ini merupakan kosmetik yang dikenakan pada
kulit yang sudah bersih dengan tujuan untuk mempertahankan kondisi kulit
sebaik-baiknya dan untuk melindungi kulit dari berbagai pengaruh lingkungan
yang dapat merugikan kulit, terutama melindungi kulit dari radiasi sinar ultra
violet matahari (tabir surya). (Retno Iswari dkk, 2007)
Syarat-syarat preparat kosmetik tabir surya (sunscreen) adalah mudah
dipakai, jumlah preparat yang menempel mencukupi kebutuhan, bahan dasar
dan bahan aktif dalam preparat ini mudah tercampur serta bahan dasarnya
mampu mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit. ( Retno Iswari
dkk, 2007)
Menurut tujuan spesifiknya, masing-masing kosmetika pelindung
dapat dibagi atas:
a) Preparat yang melindungi kulit dari bahan-bahan kimia (bahan kimia yang
membakar, larutan detergen, urine yang sudah terurai, dll.).
b) Preparat untuk melindungi kulit dari debu, kotoran, tir, bahan pelumas, dll.
c) Preparat untuk melindungi kulit dari benda fisik yang membahayakan kulit
(sinar ultraviolet, panas).
d) Preparat yang melindungi kulit dari luka secara mekanis (dalam bentuk
kosmetika pelumas).
e) Preparat untuk mengusir serangga agar jangan mendekati kulit. (Retno
Iswari dkk, 2007)
F. Kosmetik Occlusive
Kosmetik occlusive biasanya memiliki tekstur berat dan greasy sehingga
kurang nyaman dipakai pada kulit dan berpotensi menyumbat pori-pori. Karena
teksturnya yang terasa kurang nyaman pada kulit, agen occlusive biasanya akan
dipasangkan dengan emolien yang lebih disukai oleh banyak
orang. Meskipun oklusif atau kombinasi oklusif dan emolien sangat efektif dalam
menjaga kelembapan kulit, teksturnya yang berat dan berminyak menyebabkan
masalah kulit tersumbat yang menyebabkan jerawat atau folikulitis pada beberapa
orang. Oleh karena itu, penggunaan oklusif lebih sering ditemukan
dalam salep untuk merawat area kulit spesifik saja alih-alih seluruh wajah.
(Devina Ellora, 2018)
Kosmetik occlusive bekerja untuk meningkatkan dan kelembapan mejaga
pada kulit dengan lapisan pelindung untuk mencegah berkurangnya kadar
udara. Sebelum, oklusif bekerja untuk mengunci kelembapan pada kulit. Nah,
untuk 'mengunci' kelembapan pada kulit, occlusive kerap hadir dalam tes yang
cenderung lebih berat seperti petrolatum, wax , silikon, zinc oxide , dan minyak
seperti castor oil atau jojoba oil . Agen oklusif yang paling populer
adalah petrolatumatau biasa Anda kenal dengan petroleum jelly , yang mampu
menahan kadar air dalam kulit hingga 98%. Contoh penggunaan
komponen occlusive dalam produk pelembap dapat
berupa petrolatum, dimethicone (silikon), beeswax, cocoa butter, soybean
oil, olive oil, dan mineral oil. (Devina Ellora, 2018)
Contoh produk:
Syarat-syarat bagi bahan aktif untuk preparat tabir surya antara lain harus :
1. Efektif menyerap radiasi UV-B tanpa perubahan kimiawi akan
mengurangi efisiensi, bahkan menjadi toksis atau iritasi.
2. Meneruskan UV-A untuk mendapatkan tanning (di kulit Kaukasia/Eropa).
3. Stabil, yaitu tahan keringat dan tidak menguap.
4. Mempunyai daya larut yang cukup untuk mempermudah formulasinya.
5. Tidak berbau atau boleh berbau ringan.
6. Tidak toksik, tidak mengiritasi dan tidak menyebabkan sensitisasi.
Preparat Anhidrous.
Minyak-minyak suntan cair menduduki tempat yang terpenting.
Keuntungan khusus dari preparat tabir surya yang berdasar minyak ini ialah
ketahanannya terhadap air,sehingga tidak terganggu oleh perspirasi dan air
kolam renang. (Retno Iswari dkk, 2007)
Minyak tumbuhan, terutama minyak wijen, paling luas digunakan.
Hasil terbaik diperoleh bila ke dalam preparat minyak itu dimasukkan 10-15
% bubuk bahanmurni penolak sinar matahari, misalnya zinc oksida. (Retno
Iswari dkk, 2007)
Konsentrasi bahan aktif 2-10%, tergantung pada jenis bahan aktif
yang digunakan. Preparat dapat dalam bentuk minyak, jelly atau aerosol.
Berikut sejumlah contoh formula preparat tabir surya anhydrous dari 3 orang
ahli (De Navarre, Rothermann, De Navarre dan Sun-Lac Inc) :
1 2 3 4
Mineral oil 60.0 70.0 - 26.0
Ceresine - - 15.0 -
Isopropyl miristate - 4.0 - 1.1
Sesame oil 36.5 - - -
Olive oil - 25.0 - -
Coconut oil - - 75.0 -
Vitamin F - 1.0 - -
Mentyhl 3.5 - - -
anthranylate
Sun Protector - 1.0 - -
Mentylsalicylate - - 10.0 -
(Dr.K. Richter)
2- - - - 2.0
Ethylhexylsalicylate
Pewangi - - - 0.3
Freon 12 - - - 14.0
Freon 114 - - - 56.0
*Sumber: Buku Pegangan Dasar Kosmetologi (Retno Iswari dkk, 2007)
Emulsi
Segala jenis emulsi, non-greasy O/W, semi-greasy dual emulsion, dan
fatty W/O, digunakan sebagai preparat sunscreen. Yang tinggi kandungan
lemaknya nampak mirip minyak, yang non-greasy mirip dengan preparat
yang berdasar air.
Keuntungan dari preparat emulsi jalah penampakannya yang menarik,
serta konsistensinya yang menyenangkan sehingga memudahkan pemakaian.
Tak ada risiko tumpah dengan membalikkan botolnya (kecuali liquid emulsi)
dan produk-produk itu dapat dikemas di dalam tube yang mudah digenggam
dan semakin populer itu. (Retno Iswari dkk, 2007)
Krim dapat diformulasi sebagai aerosol jika mau. Bahan-bahan tabir
surya untuk emulsi O/W larut dalam air, sedangkan untuk emulsi W/O larut
dalam minyak. Di dalam emulsi ganda (dual emulsion) kadang-kadang
digunakan suatu kombinasi. Polano (1945) mengadakan pengamatan yang
menarik dan menemukan bahwa bahan-bahan aktif yang larut dalam air,
seperti tannin, altrazeozone dan Cibazol hanya memperlihatkan efek protektif
bila dalam emulsi O/W tetapi tidak dalam emulsi W/O. (Retno Iswari dkk,
2007)
Berikut 3 contoh formulasi yang agak berbeda dari 3 orang ahli (Harry,
De Navarre dan Rothemann):
1 2 3
Petrolatum - - 40.0
Isopropyl palmitate 1.0 - -
Sesame oil - 5.0 -
Peanut oil - - 10.0
Yellow beeswax - - 2.5
Lanolin,anhydrous - - 5.0
Cholesterol - - 1.2
Cethyl alcohol - - 1.2
Propylene glycol - 15.0 -
ricinoleate
Propylene glycol - 6.5 -
monostearate
Stearic acid 15.0 - -
Oleic acid - 3.0 -
Span 60 - 2.0 -
Tween 60 1.5 - -
Sunscreen agent q.s - q.s
Beta methyl - 5.0 -
umbelliferone
Triethanolamine - 1.5 -
Sorbitol liquid 2.5 - -
Pewangi - - 0.2
Air 78.0 64.0 40.0
*Sumber: Buku Pegangan Dasar Kosmetologi (Retno Iswari dkk, 2007)
1 2 3
krim Aerosol Jelly
Mineral oil - 2.4 -
Silicone oil DC 555 5,0 - -
Sesame oil - 2.4 -
Isopropyl alcohol 99% - 17.2 -
Ethyl alcohol 95% 94.45 - -
Sorbitol liquid - - 5.0
Dipropylene - 17.2 -
Carrageenan - - 5.0
Dipopylene glycol 0.25 - -
salicylate
Isobutyl-p-amino 0.75 - -
benzoate
Glyceryl-p-amino - 0.8 -
benzoate
Triethanolamine b-methyl - - 3.0
acetate
Pewangi 0,3 - -
Freon 11/12 (50:50) - 60.0 -
Air - - 85.0
*Sumber: Buku Pegangan Dasar Kosmetologi (Retno Iswari dkk, 2007)
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/179319268/Kosmetika-Pelembab-dan-Pelindung-doc
Kosmetika Pelembab Dan Pelindung. Diakses pada tanggal 6 September
2022
Tranggono, Retno Iswari dan Fatma Latifah. (2007). Buku Pegangan Ilmu
Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.