Anda di halaman 1dari 171

KOSMETIK

SANDRA AULIA MARDIKASARI


DAFTAR ACUAN

1. PERATURAN KEPALA BADAN


PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 19 TAHUN
2015 TENTANG PERSYARATAN
TEKNIS KOSMETIKA
2. Retno Iswari Trenggono dan Fatma
Latifah, Buku Pegangan Ilmu
Pengetahuan Kosmetik. Jakarta:
Gramedia
3. E-BOOK
CAPAIAN PEMBELAJARAN
 Kosmetika, cosmeceutical
 Penggolongan kosmetik, tipe produk kosmetik
 Klaim kosmetik dan penandaan
 Struktur lapisan kulit manusia
 Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan
untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis,
rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar), atau gigi
dan membran mukosa mulut, terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan,
dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau
memelihara tubuh pada kondisi baik (Peraturan Kepala
BPOM No. 19 Tahun 2015 Tentang Persyaratan Teknis
Kosmetika)
Perbedaan kosmetik dengan
sediaan farmasi lain (obat)
Penggolongan Kosmetika

 Handbook of Cosmetic Skin Care, 2009


Kosmetik diklasifikasikan berdasarkan fungsinya :
1. Kosmetik yang meningkatkan penampilan dan keindahan ,
contohnya berbagai make-up, pewarna rambut, cat kuku, dll
2. Kosmetik perawatan kulit, digunakan untuk menjaga agar kulit
lembut dan halus, contohnya sediaan pelembab (moisturizer) dan
pembersih (cleanser)
3. Kosmetik untuk melindungi kulit, contohnya sediaan tabir surya
dan sabun antibakteri
Penggolongan Kosmetik (BPOM)
Berdasarkan bahan dan penggunaannya serta untuk maksud evaluasi
produk kosmetik dibagi 2 (dua) golongan :
1. Kosmetik golongan I adalah :
a. Kosmetik yang digunakan untuk bayi;
b. Kosmetik yang digunakan disekitar mata, rongga mulut dan
lainnya;
c. Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan kadar dan
penandaan;
d. Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum lazim
serta belum diketahui keamanan dan kemanfaatannya.
2. Kosmetik golongan II adalah kosmetik yang tidak termasuk golongan I
Tipe produk kosmetik (BPOM)
1. Krim, emulsi, cair, cairan kental, gel minyak untuk kulit
(wajah,tangan,kaki,dan lain-lain)
2. Masker wajah (kecuali produk peeling/pengelupasan kulit secara
kimiawi)
3. Alas bedak (cairan kental, pasta, serbuk)
4. Bedak untuk rias wajah, bedak badan, bedak antiseptik dan lain-lain
5. Sabun mandi, sabun mandi antiseptik, dan lain-lain
6. Sediaan wangi-wangian
7. Sediaan mandi (garam mandi, busa mandi, minyak, gel dan lain-lain)
8. Sediaan depilatori
9. Deodoran dan anti-perspiran
10. Sediaan rambut
Lanjutan..
11. Sediaan cukur (krim, busa, cair, cairan kental, dan lain-lain)
12. Sediaan rias mata, rias wajah, sediaan pembersih rias wajah & mata
13. Sediaan perawatan dan rias bibir
14. Sediaan perawatan gigi dan mulut
15. Sediaan untuk perawatan dan rias kuku
16. Sediaan untuk organ intim bagian luar
17. Sediaan mandi surya dan tabir surya
18. Sediaan untuk menggelapkan kulit tanpa berjemur
19. Sediaan pencerah kulit
20. Sediaan anti-wrinkle
Penandaan Kosmetik (BPOM)
Penandaan harus mencantumkan informasi, paling sedikit:
a. Nama Kosmetika;
b. Kemanfaatan/Kegunaan;
c. Cara penggunaan;
d. Komposisi;
e. Nama dan negara produsen;
f. Nama dan alamat lengkap Pemohon Notifikasi;
g. Nomor bets;
h. Ukuran, isi, atau berat bersih;
i. Tanggal kedaluwarsa;
j. Nomor notifikasi; dan
k.Peringatan/perhatian dan keterangan lain, jika
dipersyaratkan.
Cosmeceutical
Handbook of Cosmetic Skin Care, 2009
 Istilah “cosmeceuticals” pertama kali dipopulerkan oleh seorang
dermatologis, Professor Albert Kligman, pada pertengahan tahun
1980an. Istilah ini membandingkan antara istilah “cosmetics” dan
“pharmaceuticals” dan merujuk pada sediaan antara kedua grup ini.
 Kosmesetikal didefinisikan untuk produk-produk yang dapat
memberikan efek menguntungkan bagi kulit tetapi tidak secara jelas
menunjukkan efek terapetik biologis dimana dapat diklasifikasikan
sebagai obat.
 Produk klasik yang dapat disebut kosmesetikal misalnya adalah retinol
(kurang potensial dibanding tretinoin), alpha-hydroxy acids, beta-
hydroxy acids.
 Pada konsentrasi rendah, alpha-hydroxy acids berfungsi secara esensial
sebagai moisturizer agent, tetapi pada konsetrasi tinggi secara signifikan
mempengaruhi epidermis
Struktur Kulit
Struktur Kulit Manusia
 Ketebalan 0,5-5 mm
 Pertahanan paling luar
Penampang
Melintang Kulit
Struktur kulit dilihat dari mikroskop
Lapisan Kulit
 Epidermis
Ketebalan 100-150 μm.
Komponen utama protein keratin. Lapisan:
- Stratum Basale
- Stratum Spinosum
- Stratum Granulosum
- Stratum Korneum
Stratum Basale
 Lapis tunggal sel muda tak terdifferensiasi
 Berbentuk tabung
 Memperbarui lapisan stratum korneum
Stratum Spinosum

 Lapisan sel berbentuk poligonal


 Masih memiliki nukleus dan organel
 Filamen keratin > Stratum Basale
 Antar sel dihubungkan desmosom
Stratum Granulosum
 Tempat aktivitas biokimia
 Perubahan morfologi sel
 Polipeptida membentuk gabungan sel keratin,
membentuk lapisan spinosum yang bergerak pada
zona transisi menjadi molekul serat keratin yang
tidak larut.
Stratum Korneum
 Barier pertama untuk difusi zat
 Ketebalan 10-20 μm saat kondisi kering
 Tersusun atas 10-25 lapisan sel yang kompak, rata, kering dan
sel keratin.
 Secara fisiologi tidak aktif
 Kulit manusia terdiri dari 10-70 folikel rambut dan 200-250
kelenjar keringat /cm2 luas tubuh.
Dermis
• Lapisan jaringan ikat 75 % serat kolagen, 4 % serat elastin dan
0,4 % serat retikulin. Serat-serat kolagen dan elastin tersusun
secara acak dan menyebabkan dermis teregang dan memiliki daya
tahan. Asam hialuronat yang disekresikan oleh sel-sel jaringan
ikat memiliki mekanisme kerja melapisi protein dan
menyebabkan kulit menjadi elastis dan turgor (tegang).
• Terdapat pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh
limfe, folikel rambut serta kelenjar keringat dan sebasea
(minyak).
• Terdapat sel mast  histamin saat radang dan makrofag 
fagositosis sel-sel mati dan mikroorganisme.
Subkutan
 Lapisan yang terletak dibawah dermis ini terdiri dari lemak
dan jaringan ikat yang berfungsi sebagai peredam kerja dan
insulator panas.
 Tempat penyimpanan kalori.
TEKNOLOGI KOSMETIKA

SANDRA AULIA MARDIKASARI


CAPAIAN PEMBELAJARAN
Jalur penetrasi

Obat masuk dari luar kulit melewati jaringan kulit sirkulasi sistemik

Tiga jalur penetrasi potensial:


- melalui kelenjar keringat,
- melalui kelenjar minyak atau folikel rambut,
- menembus stratum korneum
Fungsi Kulit

1. Sebagai lapisan pelindung


2. Mentransmisikan sensasi (sentuhan, tekanan, nyeri,
dan suhu)
3. Membantu mengatur suhu tubuh
4. Produksi vitamin D
5. Berperan dalam interaksi sosial
Kulit sebagai lapisan pelindung
- Lapisan terluar kulit tersusun atas lapisan keratin yang berperan
sebagai penutup yang melindungi tubuh dari mekanisme kerusakan
yang dapat disebaban oleh : pecahan, tekanan, chemical toxins, sinar
uv, agen infeksi seperti bakteri & fungi.
- Kulit tidak hanya berperan melindungi tubuh dan lingkungan
luar tetapi juga mencegah hilangnya air dari tubuh
Mentransmisikan sensasi

Lapisan dermis  banyak pembuluh darah yang dapat


mentransmisikan sentuhan, tekanan, rasa nyeri dan
temperatur ke kulit
Membantu mengatur suhu tubuh
Sejumlah keringat dilepaskan dari kulit berdasarkan suhu
tubuh dan kondisi lingkungan dan dapat dihasilkan beberapa
liter keringat per hari.
Produksi vitamin D
 Cahaya matahari menstimulasi produksi vitamin D di kulit, kemudian masuk ke dalam
darah dan jaringan tubuh.
 Vitamin D esensial untuk pengaturan tingkat kalsium tubuh dan untuk pertumbuan
tulang
Interaksi sosial

 Kulit memiliki warna, tekstur dan bau, berperan dalam interaksi sosial.
 Beberapa ekspresi dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah kulit
Skin Moisture and Moisturizer
Kandungan air pada kulit

Kandungan air dalam kulit (dermis dan epidermis) sekitar 80%. Lapisan kulit terluar, lapisan
keratin, tersusun dari sel-sel kulit mati dan memiliki kandungan air yang kecil sekitar 10-
30%.
Kelembaban kulit

Ketika kandungan air pada kulit sedang


normal, maka kulit akan lembut, halus,
elastis dan mengkilap.

Pada kulit normal, pergerakan air selalu


terjadi dari lapisan kulit yang dalam
menuju bagian luar yang dikenal dengan
evaporasi.

Evaporasi air dari permukaan kulit


Tipe-tipe kulit
1. Kulit kering
2. Kulit berminyak
3. Kulit normal
4. Kulit kombinasi

Contoh Kondisi Kulit kering (Dry Skin)


Kulit kering

 Kulit kehilangan elastisitasnya karena hilangnya


kandungan kelembaban.
 Pada kulit kering, lapisan superfisial tidak terlepas
dengan mudah dan tetap melekat.
 Sel keratin yang terakumulasi menyebabkan
permukaan kulit seperti bersisik

Mikroskopik struktur kulit kering


Penyebab kulit kering

Kulit kering dapat disebabkan oleh :


1. Faktor eksternal misalnya terpapar lingkungan kering dan angin, AC, pencucian yang
sering juga dapat menghilangkan lapisan minyak pelindung kulit , terpapar bahan tertentu
seperti pelarut atau deterjen.
2. Ketidakmampuan kulit mempertahankan kelembabannya, misal adanya
penyakit kulit seperti dermatitis atopik atau karena kurangnya asupan mineral pada
makanan.
Faktor alami yang melindungi kulit dari
kekeringan

1. Lapisan minyak pada kulit – lapisan lemak


2. Faktor pelembab alami : beberapa senyawa mengandung faktor pelembab alami
seperti urea, asam laktat, asam glikolat, asam malat, asam piruvat,dll
Oklusif dan humektan
Terdapat 2 golongan sediaan yang tujuannya untuk
menjaga kelembaban kulit :
1. Oklusif
2. Humektan
Oklusif

 Oklusif menghasilkan lapisan minyak pada kulit,


memperkaya lapisan lemak alami kulit yang mana
mampu mencegah evaporasi air.
Bahan yang berfungsi sebagai oklusif :
 Lapisan keratin menjadi tersaturasi
1. senyawapenuh
lemak turunaandengan
mineral air
seperti paraffin atau petroleum jelly,
cetomacrogol
2. lemak hewan seperti lanolin dan
turunannya
3. Minyak sayur seperti olive oil, oat oil,
peanut oil, sesame oil dll

Lapisan lipid di atas lapisan keratin


Humektan

 Humektan menyerap air


 Banyak senyawa yang termasuk dalam kelompok ini,
yang mana mampu berpenetrasi ke lapisan keratin
Contoh bahan humektan :
dan meningkatkan kandungan air.
1. molekul kecil dengan kemampuan absorbsi : gliserin,
sorbitol, propilenglikol
2. Makromolekul : elastin, kolagen, glikosaminokglikan
3. Bahan mengandung faktor pelembab alami : urea, fosfolipid,
asam laktat, dll

Bahan mengabsorbsi air


Memilih moisturizer
 Ratusan moisturizer tersedia, mengandung bahan-bahan yang disebutkan
sebelumnya. Ada yang berupa produk oklusif, produk yang mengabsorbsi air
atau kombinasi
 Dijual dengan berbagai formula : emulsi, salep dan krim
 Kandungan air dan komponen lipid berbeda tiap formula
 Produk yang kaya dengan air terasa dingin saat disentuh, lebih kental
 Produk dengan kandungan minyak tinggi memiliki sensasi hangat dan lebih
mengkilap.
 Penentuannya dengan melihat kondisi kulit (skin type)
Teknologi Kosmetika
Sediaan kuku (Cat kuku)
Sandra Aulia M ardikasari
1. Anantomi Fisiologi kuku
2. Definisi dan jenis sediaan
3. Persyaratan sediaan
4. Komposisi sediaan
5. Formulasi dan evaluasi sediaan
 Kuku merupakan lembaran keratin yang sangat kuat yang tumbuh dari epidermis permukaan dorsal jari kaki dan jari tangan.

 Kuku sebagian besar terdiri dari keratin, protein yang sama dengan yang menyusun rambut dan permukaan kulit.

 Tetapi keratin kuku adalah Hard Keratin, yang sama dengan komposisi kimia dari bahan penyusun tanduk hewan (horn). Bentuk keratin ini mengandung lebih
banyak sulfur dibandingkan keratin kulit normal. Kuku juga mengandung sejumlah kecil elemen seperti kalsium, iron dan zinc.

 Fleksibilitas relatif dari kuku dikarenakan adanya senyawa fosfolipid. Senyawa lemak ini juga mengandung polisakarida dan protein. Fosfolipid merupakan
komponen utama membrane sel di tubuh.

 Kuku tiap orang bervariasi ; tebal, tipis, panjang, pendek, cembung, datar, juga sifat fisikanya. Kekerasan kuku bergantung pada kandungan air dari piringan
kuku (Nail Plate) dan komposisi keratin yang menyusunnya
 Nail Plate atau piringan kuku, bagian terluar yang nampak dari sebuah kuku

 Nail matrix atau matriks kuku, jaringan tempat awal tumbuhnya kuku, akar dari kuku. Bagian ini merupakan bagian yang “hidup”, bagian yang aktif dari sebuah kuku. Sel-sel

matriks kuku berada di area lunula dan berada di bawah lipatan kulit di dasar kuku. Sel-sel matriks terus membelah, sehingga kuku dapat tumbuh. Setiap cedera atau kerusakan
pada matriks kuku dapat merusak kuku. Kerusakan parah dan permanen ke matriks kuku akan menghasilkan cacat permanen pada kuku, bahkan sampai kehilangan seluruh kuku.

 Nail Bed atau bantalan kuku merupakan jaringan lunak di bagian bawah dari piringan kuku, tersusun atas banyak pembuluh darah yang tipis sehingga memberikan warna pink pada

kuku. Warna sebenarnya dari kuku adalah putih (seperti yang terlihat pada ujung kuku yang keluar dari ujung jari)

 Lunula merupakan bagian yang berwarna pucat, di bagian bawah atau dasar kuku, menunjukkan bagian atas yang terlihat dari matriks kuku, tempat dimana kuku tumbuh.

 Cuticle atau kutikula merupakan lipatan pada bagian bawah kuku

 Eponychium

 Heponychium
Hasil Scanning Electron Microscopy (SEM) dari
permukaan terluar kuku
 Kuku jari tangan tumbuh sekitar 3-4 mm per bulan (sekitar 0,1-0,15 mm per hari).

 Kuku jari kaki tumbuh lebih lambat, sekitar 40% dari kuku jari tangan.

 Pertumbuhan kuku dipengaruhi oleh cuaca/suhu ; lebih cepat pada cuaca atau suhu yang hangat dan menjadi lebih lambat
pada cuaca dingin

 Laju pertumbuhan kuku dipengaruhi oleh usia : kuku tumbuh lebih cepat pada usia muda. Semakin bertambah usai maka laju
pertumbuhan kuku melambat.

 Penggunaan jari-jari tangan misal pada aktivitas mengetik dapat menstimulasi pertumbuhan kuku, sehingga pada orang-
orang yang aktif dengan tangan kanan, kuku jari pada tangan kanan tumbuh sedikit lebih cepat dibanding kuku tangan kiri.

 Beberapa pengobatan juga mempengaruhi laju pertumbuhan kuku. Selain itu kuku tumbuh lebih cepat saat kehamilan.
Beberapa jenis produk
manicure dan urutan
penggunaanya
Sediaan Kuku

Terdapat beberapa jenis sediaan kuku, seperti berikut ini :

 Nail polish, nail enamel, nail lacquer : berupa pewarna kuku untuk memberikan kesan atraktif dan mengkilap.

 Nail hardeners : untuk memperkuat kuku yang rapuh. Kandungannya adalah akrilat polimer dan campuran protein dan garam daeri

beberapa logam

 Nail moisturizer ; untuk meningkatkan kelembaban kuku. Umumnya mengandung proteins, asam lemak, lanolin dan asam amino. Beberapa

produk terbaru mengandung vitamin dan ekstrak tumbuhan. Moisturizer diaplikasikan ke kuku dengan sikat halus atau dengan memijat

kuku menggunakan produk tsb

 Nail polish remover ; umumnya digunakan pelarut untuk menghilangkan produk yang ada pada kuku. Conothnya acetone, alcohol, fatty

compound seperti lanolin. Biasanya diaplikasikan dengan tisu atau kain yang telah dibasahi dengan produk tsb.
Beberapa kandungan sediaan kuku dan komplikasi yang dapat terjadi
Sediaan Cat Kuku

 Sediaan cat kuku digunakan sebagai pewarna kuku baik untuk kecantikan dan untuk menutupi kekurangan yang ada
di kuku. Selain itu juga untuk memperkuat kuku yang rapuh.

 Komponen utama dari cat kuku adalah nitroselulosa, bahan yang stabil yang secara mekanis memperkuat kuku.
Merupakan turunan selulosa dan larut dalam pelarut organik. Ketika diaplikasikan ke kuku, pelarutnya menguap,
meninggalkan lapisan tipis nitroselulosa yang keras dan tahan air.

 Komponen lainnya yang digunakan pada cat kuku selain nitroselulosa adalah vinyl, methacrylate dan selulosa
asetat. Tetapi bahan-bahan ini kurang tahan dan tidak bisa menghasilkan permukaan yang keras seperti
nitroselulosa
Persyaratan kualitas untuk cat kuku
1. Memiliki viskositas yang memudahkan untuk diaplikasikan ke kuku
2. Dapat menegering dengan cepat (3-5 menit) dan membentuk lapisan
3. Lapisan sebaiknya tidak cloudy atau menghasilkan lubang-lubang ketika kering
4. Pigmen yang digunakan dapat tersebar dan warnanya terjaga
5. Harus melekat dengan baik dan tidak luntur selama aktivitas sehari-hari
6. Harus dapat mudah dihapus dengan remover dan dapat cepat dibersihkan
7. Tidak merusak kuku atau beracun
(Takeo, Mitsui)
Komposisi Formula Cat Kuku
Komposisi Formula Cat Kuku (1)
 Pembentuk lapisan. Yang terbaik adalah nitroselulosa. Kandungan nitrogen 11,5-12,2%. Mudah larut dalam ester dan keton. Ketika
menghandle nitroselulosa sebaiknya jauhkan dari api dan sumber panas lainnya.

 Resin. Merupakan bahan penting dalam cat kuku. Nitrosleulosa memiliki beberapa kelemahan, lapisan tipis yang dihasilkan tidak mengkilap,
rapuh dengan penyebaran yang kurang bagus di kuku. Sehingga digunakan bersama resin untuk meningkatkan daya lekat dan kilap. Contoh yang
umum digunakan adalah alkyl resin, sulfonamide resin, sucrose resin dan acrylic resin. Dalam memilih resin, harus diperhatian interaksi dengan
bahan pewarna, kompatibilitas dengan nitroselulosa dan kelarutan dalam pelarut yang digunakan

 Platicizer. Digunakan untuk memberikan fleksibilitas dan ketahanan lapisan cat kuku. Castor oil, Camphor, Ester asam sitrat seperti asetil
tributil sitrat luas digunakan. Camphor cukup efektif sebagai plasticizer untuk nitroselulosa dan masih digunakan sampai sekarang. Persyaratan
untuk plasticizer adalah sebagai berikut : (1) Sebaiknya memiliki kompatibilitas yang baik dengan pelarut, nitroselulosa dan resin-resin, (2) Dapat
mudah menguap dan memberikan elastisitas pada lapisan, (3) Harus stabil dan tidak berbau, (4) Harus kompatibel dengan pewarna, (5) Non
toxic
Komposisi Formula Cat Kuku (2)

 Pelarut. Menjaga produk dalam bentuk cair selama jangka waktu tertentu dan mencegahnya dari kekeringan pada botol. Umumnya digunakan
alkil ester, glikol ester dan alcohol.

 Pewarna. Memberikan warna yang diinginkan pada piringan kuku. Biismuth oxychloride dan mica dilapisi titanium dioxide memberikan warna
yang bervariasi pada kuku. Selain itu Rhodamine B, pewarna organik seperti Lithol rubin juga digunakan untuk kesan warna yang atraktif.

 Bahan pensuspensi. Secara luas digunakan untuk meningkatkan stabilitas dan penyebaran pada pigmen inorganik seperti titanium dioksida dan
pigment mutiara lainnya.

 Beberapa cat kuku juga mengandung serat nilon untuk menebalkan dan memperkuat kuku.

 Selain itu beberapa juga mengandung protein, gelatin dan vitamin.


Pelarut pada cat kuku
 Pelarut yang digunakan harus dapat melarutkan nitroselulosa, resin dan plasticizer, viskositasnya harus dapat
disesuaikan agar mudah digunakan pada kuku dan juga memiliki laju penguapan yang sesuai.
 Jika pelarut terlalu cepat kering, hal ini dapat menyebabkan terbentuknya lubang-lubang dan dapat
memunculkan jejak bulu sikat, yang mempengaruhi tampilan dari lapisan akhir.
 Selain itu pelarut yang panas laten penguapannya sangat tinggi dapat menyebabkan kekeruhan. Sehingga hal ini
sangat butuh perhatian.
 Karena tidak ada pelarut yang memenuhi semua persyaratan terkait adanya lubang-lubang, kekeruhan, laju
pengeringan dan kesan yang menyenangkan di kuku, maka normalnya digunakan campuran beberapa pelarut.
Dapat dilihat pada tabel di slide berikutnya
Tipe pelarut pada cat
kuku
Contoh Formula
Nitroselulosa 10
Alkyl resin 10
Asetil tributyl sitrat 5
Etil asetat 20
Butyl asetat 15
Etil alcohol 5
Toluen
35
Pigment qs.
Suspending agent qs.
Prosedur pembuatan
 Tambahkan pigmen ke dalam campuran yang terdiri atas alkyl
resin dan acetyl tributyl citrate, campur hingga homogen
(komponen pewarna).

 Buat larutan dari bahan-bahan lainnya, tambahkan komponen


warna ke dalamnya, campur dengan baik untuk membentuk
dispersi yang seragam.

 Masukkan dalam wadah yang tertutup rapat untuk mencegah


penguapan pelarut, jauhkan dari api atau sumber panas.
Evaluasi sediaan
 Viskositas
 Uji kerapuhan
 Waktu pengeringan
 Daya lekat
 Stabilitas
 Resistensi terhadap air
 dll
TEKNOLOGI KOSMETIKA
SEDIAAN BIBIR (LIPSTICK)
SANDRA AULIA MARDIKASARI
CAPAIAN
PEMBELAJARAN
1. ANATOMI BIBIR
2. SEDIAAN LIPSTICK
3. PERSYARATAN
4. KOMPOSISI
5. FORMULASI EVALUASI
Lips Anatomy

 Bibir merupakan lipatan membran muscular yang mengelilingi bagian depan


mulut. Area kontak antara dua bibir disebut stomium dan membentuk
labial aperture.
 Permukaan luar bibir ditutupi oleh kulit, dengan folikel rambut, kelenjar
sebasea, dan keringat kelenjar;
 Permukaan bagian dalam ditutupi oleh mukosa labial, epitel yang
mengandung kelenjar saliva tak-berlapis dan non keratin.
 Zona transisi antara kedua epitel ini adalah Vermilion berwarna merah
yang merupakan pembatas bibir.
 Tidak memiliki folikel rambut atau kelenjar saliva, tetapi terdapat kelenjar
sebasea sekitar 50% pada orang dewasa.
 Sama seperti kulit, epitel Vermillion mengandung melanosit dan terdapat
melanin pada sitoplasma sel basal. Namun, pigmentasi melanin ringan dan
kurangnya keratinisasi, warna hemoglobin terlihat lebih jelas, sehingga bibir
berwarna merah
 Bibir memiliki anatomis dan fisiologis yang agak berbeda dengan kulit pada
Lip Histology bagian tubuh lainnya.
Lipstik (Lipstick)

Lipstik merupakan produk makeup berupa pasta anhidrat di mana pigmen tersebar bersama
dengan zat pewarna lainnya yang dirancang untuk menonjolkan warna kulit dari bibir.

Dibentuk seperti stick dengan cara menuangkan material panas ke dalam cetakan.

Terdapat 2 tipe lipstik : classical dan volatile based

 Lipstik berfungi untuk :

1. Memberikan warna pada bibir sehingga wajah lebih hidup

2. Melindungi bibir dari kekeringan dan radiasi UV


Persyaratan
lipstik
1. Tidak menyebabkan iritasi atau menimbulkan alergi pada bibir
2. Tidak memiliki rasa dan bau yang tidak enak
3. Stabil dalam penyimpanan, permukaannya mulus, tidak meleleh, tetap terlihat bagus selama
waktu yang dipersyaratkan
4. Dapat mempertahankan bentuknya, tanpa retakan, perubahan bentuk atau menjadi lunak
selama masa penyimpanan
5. Tidak meneteskan minyak
6. Dapat mempertahankan warnanya yang atraktif dan tanpa ada perubahan warna
Komposisi
lipstik
Secara umum bahan-bahan dalam formulasi lipstick :
1. Wax (15%) yang berbentuk padat pada suhu kamar. Untuk memberikan kekerasan pada formula
dan menghasilkan tekstur seperti krim ketika diaplikasikan;
2. Waxy paste (20%) membantu melumasi lipstik setelah diaplikasikan;
3. Minyak (30%) untuk mendispersikan pigmen;
4. Texturing agent (sekitar 10%) untuk meningkatkan tekstur;
5. Coloring, pigments, dan / atau pearls (20%) untuk memberikan warna;
6. Pengawet dan antioksidan (1%) untuk menstabilkan formula
7. Parfum (1%); sebagai pengaroma

8. Bahan aktif termasuk UV-filters untuk meningkatkan manfaat penggunaan jangka panjang
Wax dan waxy
paste
Wax atau lilin yang digunakan dapat berasal dari tumbuhan, hewan ataupun
sintetis. Harus padat dalam suhu ruang dan meleleh ketika digunakan.
Menghasilkan jaringan kristalin (crystalline network) dalam formulasi
sehingga memberi bentuk pada sediaan lipstick.

Lilin yang dipilih harus mampu menjaga kekerasan sediaan sehingga


tidak mudah patah selama digunakan. Wax yang digunakan adalah wax
alam seperti carnauba wax, beeswax, candelila wax, dan japan wax, dan
mineral wax seperti paraffin padat, microcrystalline wax, ceresin, wax
hidrokarbon lainnya

Waxy paste atau pasta lilin. Disebut pasta karena wujudnya semisolid pada
suhu ruang. Berfungsi untuk menjaga warna lipstick di bibir. Wujudnya yang
lengket dan titik leburnya mendekati suhu bibir, sehingga memudahkan lipstick
melebur saat penggunaannya
Contoh bahan-bahan Wax dan Waxy
paste
Oils /
Minyak
 Cairan hidrofobik ini merupakan pelarut untuk bahan pewarna. Bahan pewarna berdifusi dalam
minyak sehingga warnanya terbentuk.
 Minyak memberikan kenyamanan dan lubrikasi selama penggunaan dan berpengaruh besar
terhadap efek kosmetik.
 Castor oil telah lama digunakan, memiliki pigment yang bagus karena polaritasnya, dapat
memberikan viskositas yang sesuai untuk molded lipstick. Selain itu yang terpenting adalah karena
dapat bertindak sebagai pelarut pada beberapa pewarna.
 Adapun kekurangannya hanyalah rasa dan bau yang kurang enak (karena oksidasi). Perlahan-
lahan digantikan oleh ester asam lemak yang stabil dan tidak berbau
 Contohnya lainnya : cocoa butter, jojoba oil, macadamia nut oil and lanolin oil ; untuk hidrokarbon oil misalnya
petrolatum, parafin cair dan ester asam lemak sintetis.
Texturing agent
 Bahan-bahan ini bisa berbeda-beda ; berfungsi untuk
memberikan kelembaban, kecerahan warna dan kehalusan
tekstur
 Contohnya serbuk polyamide memberikan kelembutan, silica
beads memberikan kehalusan, dan hasil akhir yang matte.
TiO2 flakes memberikan efek soft-focus, bismuth oxychloride
memberikan efek satin-berkilau.
Pigments
 Pigmen merupakan bahan sintetik atau berasal dari mineral yang
dapat digunakan sebagai pewarna.
 Bahan-bahan pada tabel di samping berupa serbuk halus ketika
kering, sangat opaque dan memiliki karakteristik warna yang
bagus.
 Terdapat pula serbuk padat yang dapat didispersikan dalam
minyak
 Kemampuan melapisi dari sebuah lipstick tergantung pada
kandungan pigmennya ; pigment dapat menyembunyikan warna
dasar bibir.
 Aturan internasional sangat ketat membatasi penggunaan
pigment. Hanya nomor tertentu yang dapat digunakan di wajah
karena adanya resiko jika tertelan.
 Efek metal dan mutaiara dari sebuah lipstick diperoleh dari bahan
komposit, seringkali berlapis-lapis dan ini merupakan pigment
interference karena menghasilkan pola interference dengan
panjang gelombang yang cukup panjang pada cahaya alami..
Antioksidan dan Pengawet
 Antioksidan yang sering digunakan
adalah β – carotenes (provitamins
A), ascorbic acid, BHA, BHT, dan
tocopherol.
 Terdapat beberapa bahan pengawet
(utamanya phenoxyethanol) dalam
produk anhidrat seperti lipstik
Pengaroma
(Perfume)
Perfume memberikan aroma terhadap
lipstick. Umumnya digunakan
konsentrat berbasis minyak yang dapat
bercampur dengan minyak lainnya dalam
formula.
Bahan aktif
Bahan aktif digunakan untuk memberikan karakteristik spesifik terhadap
produk akhir dan seringnya untuk klaim antiaging dan moisturizing.

Harus mengandung konsentrasi yang sesuai agar bisa berefek. Vitamin A,


β - carotene, vitamin E (tocopherol), dan vitamin C sering digunakan
dalam sediaan lipstik.

Sunscreen dapat digunakan untuk melindungi bibir terhadap UV dan


menjaga kualitas antiaging
FORMULA LIPSTIK KLASIK ;
Gloss & Matte
Prosedur
Pembuatan
1. Pigment dicampur dengan salah satu emolien misal castor oil atau
beberapa fase emolient
2. Kemudian ditambahkan wax, dipanaskan dan dicampur sampai
homogen (kira-kira 95-1050 C)
3. Pearls dan filler ditambahkan ke dalamnya dan dicampur homogen
4. Tambahkan zat aktif, pengawet, pengaroma dan antioksidan sampai
homogen
5. Jaga suhu agar berada sedikit di atas titik leleh wax yang digunakan.
Volatile Solvent
Lipstick
Lipstik non-transfer yang mudah menguap ; keseimbangan yang tepat dari pelarut dan emoilien untuk
mencegah lipstik terlalu kering di bibir.

Bahan-bahan yang umum digunakan :

1. Solvents ; Isododecane, alkyl silicones, cyclomethicone

2. Emolient ; Phenyl trimethicone, esters, alkyl silicones (cair dan pasta), minyak sayur

3. Waxes ; Polyethylene, synthetic, ceresin, ozokerite, paraffin (tdk kompatible dgn bbrp silikon),
beeswax, alkyl silicone

4. Fixatives ; Silicone resin. Silicone plus polymers

5. Colorants/pearls ; Sama seperti lipstik klasik

6. Bahan aktif; Sama seperti lipstik klasik

7. Pengawet/antioksidan. Sama seperti lipstik klasik


KOMPOSISI Volatile Solvent lipstick

Prosedur Pembuatan :
Sama seperti lipstik klasik, kecuali penyiapannya
harus dalam wadah tertutup rapat untuk
mencegah hilangnya bahan-bahan yang mudah
menguap (volatile)
Contoh
Formula
Solvent Lipstick Classic Lipstick
Prosedur
Pembuatan
Campur bahan-bahan kering dengan
bahan menguap serta silicone ester wax.
Wax dan minyak ditambahkan dengan
pemanasan. Serbuk-serbuk ditambahkan
kemudian. Campuran diaduk sebelum
dituang ke cetakan dan dibiarkan dingin
Oil-based
lipstick
Prosedur pembuatan :

Tambahan TiO2, lithol rubin B dan BCA ke dalam sebagian


castor oil, campur dalam roller mill (komponen pigmen).
Larutkan tetrabromofluorescein dalam sisa castor oil
(komponen dye). Larutkan bahan lainnya dengan pemanasan dan
campur bersamaan, tambahkan komponen pigmen dan dye,
homogenkan dengan homogenizer untuk memperoleh dispersi
yang seragam. Tuang ke dalam cetakan dan dinginkan segera
untuk untuk membentuk stick-form lipstick
Emulsion type lipstick
Prosedur pembuatan :

Tambahkan TiO2, lithol Rubin B dan Lithol Rubin BCA ke


dalam sebagian castor oil (komponen pigmen). Larutkan
tetrabromofluorescein dalam sisa castor oil (komponen
dye). Buat larutan homogen pada suhu 80oC dengan
purified water, gliserin dan Propilen glikol (fase air).
Lelehkan bahan lainnya dengan pemanasan dan campur ;
kemudian tambahkan komponen pigmen dan dye, aduk
dengan homogenizer agar diperoleh disperse yang seragam.
Tambahkan fase air dan jadikan emulsi dengan bantuan
homogenizer, kemudian tuang dalam cetakan dinginkan
segera untuk membentuk stick-form lipstick
Evaluasi
Sediaan
 Uji titik leleh ; Syarat titik leleh sesuai dengan SNI 16-4769-1998 adalah 500-700C

 Pemeriksaan pH ; menggunakan pH meter dengan sampel 1%

 Uji oles ; pengamatan visual dengan mengoleskan lipstick pada kulit punggung tangan kemudian mengamati banyaknya

warna yang menempel dengan 5 kali perlakuan

 Uji Homogenitas ; sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butir-butir kasar

 Uji iritasi ; uji patch test

 Uji hedonik ; uji kesukaan

 Uji stabilitas ; pengamatan terhadap bentuk, warna dan bau dari sediaan lipstick selama penyimpanan suhu kamar
TEKNOLOGI KOSMETIKA
BEDAK WAJAH (FACE POWDER)

TEKNOLOGI KOSMETIKA
BEDAK WAJAH (FACE
POWDER)
SANDRA AULIA MARDIKASARI
CAPAIAN
PEMBELAJARAN
 Definisi sediaan
 Persyaratan sediaan
 Jenis-jenis sediaan
 Formulasi dan Evaluasi
DEFINISI
 Bedak wajah adalah tipe kosmetik yang digunakan untuk

tujuan merubah warna wajah agar lebih atraktif dan menutup


noda, bintik dan kekurangan lainnya pada wajah.

 Sejak adanya foundation, tujuan utama penggunaan bedak


adalah untuk menghilangkan kilap minyak karena keringat dan
sebum serta menjaga agar make up terlihat bagus lebih lama.
Persyaratan
Sediaan
 Memberikan rasa halus/lembut pada seluruh teksturnya

 Membantu memperbaiki make up dan daya tahan make up


yang lebih lama

 Membuat tekstur kulit terlihat menjadi lebih halus

 Menekan minyak dan kilau pada wajah

 Bebas partikel keras, tidak mudah menggumpal dan mudah


disapukan

 Tidak mengiritasi kulit dan membuhi derajat halus tertentu


Jenis-jenis bedak
wajah
Terdapat beberapa jenis bedak wajah :

1. Loose powder, dimana serbuk merupakan komponen utama ;

2. Compact powder, bentuk padat yang sudah ditambahkan sejumlah kecil minyak sebagai bahan pengikat ;

3. Paper powder, powder yang diaplikasikan di kertas ;

4. Liquid face powder, dimana powder tersidpersi dalam larutan encer ;

5. Kneaded face powder, dimana gliserin atau larutan lainnya ditambahkan ke dalamnya

Saat ini loose powder and compact powder merupakan tipe utama yang digunakan. Sedangkan Liquid face powder dan kneaded face powder

banyak digunakan pada masa lalu dan saat ini digunakan secara luas untuk make up panggung atau make up khusus lainnya.
Loose
Powder
 Merupakan produk bentuk powder yang seluruh bahannya adalah serbuk-serbuk dan
tanpa adanya minyak. Loose powder utamanya digunakan setelah foundation tipe
emulsi atau basis minyak untuk memperoleh hasil yang matt dan warna kulit yang jelas
dengan mengurangi kilap minyak dan lengket serta menjaga make up terlihat bagus lebih
lama dengan menjaga kontrol terhadap keringat dan sebum.

 Karena diaplikasikan dengan sebuah puff, loose pdwder harus menyebar dengan mudah.
Serbuk utama yang digunakan adalah Talc. Kaolin dan titanium dixode digunakan untuk
memberikan hasil akhir yang matt dan kemampuan menutup. Zinc stearate
dan zinc myristate untuk adhesi yang baik dan calcium carbonate dan mg carbonate
untuk menyerap keringat dan sebum. Pigment warna dan pigment pearly untuk
meningkatkan warna kulit.
Formula Loose
Powder

Prosedur pembuatan :
Campur talc dan pigmen warna, kemudian tambahkan sisa
bahan dan campur merata kemudian atur tingkat warnanya.
Semprotkan parfum dan campur dengan baik. Setelah itu
digiling lalu diayak.
Compact powder

 Memiliki fungsi yang sama dengan loose powder. Loose

powder umumnya digunakan untuk pemakaian sehari-hari di rumah


sementara compact powder digunakan ketika jauh dari rumah

untuk memperbaiki make up.

 Bahan yang digunakan dalam compact powder pada dasarnya sama

dengan loose powder tetapi sekitar 5% minyak

ditambahkan sebagai bahan pengikat untuk membuatnya

menjadi bentuk yg compact.


Formula Compact Powder

Prosedur pembuatan
Campur talc dan pigmen warna dalam blender. Tambahkan sisa
serbuk, campur merata lalu tambahkan bahan pengikat dan
antioksidan dan sesuaikan tingakt warnanya. Semprotkan parfum.
Setelah itu digiling dan diayak lalu kompres dalam wadah.
Paper sheet-type face powder

 Dibuat dengan mengaplikasiakan powder ke atas kertas agar lebih mudah dibawa
kemana-mana.

 Paper powder dapat mengabsorbsi keringat dan sebum yang muncul di


permukaan kulit wajah dan lebih mudah untuk memudahkan untuk touch up make
up.

 Bahan utamanya sama dengan loose powder tetapi ditambahkan polymer larut air
untuk melekatkan powder ke kertas. Serbuk-serbuk didispersikan dalam larutan
polymer larut air kemudian diaplikasikan pada kertas dengan sebuah pelapis/penyalut.
Kertas ini kemudian dikeringkan dan dipotong sesua ukuran untuk dimasukkan dalam
wadah.
Liquid Face
Powder
 Merupakan kosmetik ringan yang memberikan sensasi segar dan dingin.

 Dibuat dengan cara mendispersikan loose powder dalam lotion yang


mengandung gliserin dll.

 Ketika digunakan, harus dikocok terlebih dahulu untuk membuat campuran


seragam. Sebaiknya digunakan serbuk yang tidak membentuk suspensi atau
endapan. Juga tidak melengket pada sisi botol.

 Kelebihan dari liquid face powder adalah rasa segar dan dingin yang
dihasilkan juga hasil makeup-nya yang tipis.
Other powder cosmetics ;
Baby powder & Talcum Powder

 Baby powder digunakan untuk bayi. Sehingga harus sangat lembut, mengabsorbsi lembab dan
melindungi kulit. Bahan utama yang digunakan adalah talc. Juga mengandung bahan germicidal untuk
mencegah ruam popok (diaper rash) dan semacamnya.

 Karena untuk bayi maka sangat penting untuk memilih bahan germicidal dan parfum yang tidak mengiritasi.

 Baby powder terdapat dalam 2 bentuk. Loose powder yang mana serbuk adalah bahan utamanya dan
compact powder yang mengandung 5% minyak sbg bahan pengikat.
Formula Baby Powder

Prosedur pembuatan.
Sama seperti loose powder.
Talcum Powder
 Kosmetik yang digunakan di seluruh tubuh dan dan memberikan
sensasi halus pada kulit.
 Mampu menyerap keringat dan melembabkan setelah mandi pada
musim panas dan setelah shaving.
 Mengandung lebih banyak talc dibandingkan loose powder dan

metallic soap untuk meningkatkan adhesi. Bahan germicidal dan


bahan lainnya juga ditambahkan untuk berbagai tujuan
penggunaan.
Formula Talcum
Powder

Prosedur pembuatan.
Sama seperti loose powder.
Evaluasi

1. Organoleptis

2. Uji iritasi kulit ; uji tempel terbuka di belakang telinga

3. Uji pH ; dicampur dengan air membentuk suspense kemudian cek pH

4. Uji daya lekat

5. Uji hedonic

6. Uji stabilitas sediaan, dll


TEKNOLOGI KOSMETIKA

Sandra Aulia Mardikasari


CAPAIAN PEMBELAJARAN
 DEFINISI
 JENIS-JENIS
 PERYARATAN
 KOMPOSISI
 FORMULASI DAN EVALUASI
DEFINISI
Foundation atau alas bedak
merupakan produk yang dirancang
untuk digunakan pada wajah sebagai
dasar riasan.
Berfungsi untuk menutup flaws kulit,
memunculkan berbagai tone warna
pada kulit, melindungi kulit dari
pengaruh lingkungan, seperti
kekeringan dan radiasi UV serta
membuat permukaan kulit terlihat
lebih lembut.
Persyaratan
sediaan

1. Harus dapat kering dengan cepat agar


memungkinkan aplikasi merata
2. Tidak mengendap dan mudah dituang
3. Stabil dalam penyimpanan
4. Tidak lengket, berminyak atau terlalu kering
5. Dapat meningkatkan penampilan
6. Produk harus seragam
Jenis-jenis Foundation
Foundation tersedia dalam beberapa jenis :
 Emulsions. O/W, anionic, nonionic, and cationic. Emulsi
w/o : lebih popular untuk ketahanan terhadap air,
mengandung volatile silicone, hydrocarbons, minyak mineral,
dan ester-ester
 Anhidrat. Cream powder dan stick
 Suspensions. Minyak dan larutan
Emulsified Foundation
Komposisinya bervariasi tergantung derajat coverage dan sifat
emoliennya. Kebanyakan emulsified foundation adalah emulsi
o/w anionic karena mudah dalam formulasinya.
Anionic menunjukkan karakteristik berikut :
- Stabilitas emulsi
- Pembasahan pigmen dan disperse
- Mudah menyebar dan bercampur
- Terasa nyaman di kulit, memberi kesan licin pada wajah
Emulsified
Pertimbangan formula. Hal-hal yang harus dipertimbangkan saat formulasi :
Foundation
- Kontak di kulit lebih lama. Jumlah emulsifier minimal untuk mencegah iritasi
- Memilih basis minyak yang low comedogenicity
- Pengawet foundation mungkin sulit untuk mengawetkan produk yang
mengandung air dan gum

Peralatan produksi untuk emulsion make up


 Pigment Extenders: hammer mill and jet mill
 Internal Phase: propeller mixer/SS steam–jacketed kettle
 External Phase: colloid mill, homogenizer/sidesweep, and SS steam–jacketed
finishing kettle
 Emulsification: sidesweep, homogenizer, and recirculating mill, i.e., colloid mill
 With high-viscosity systems planetary mixer is needed
Anhydrous Foundations
Anhydrous foundation umumnya seperti serbuk, tidak cair dan mudah dibawa travel.
Bahan-bahan yang digunakan :
1. Emolien. Viskositas rendah dan tekstur cerah ; termasuk minyak-minyak, ester dan silicones
2. Waxes.
a. natural : beeswax, jojoba, oranye, carnauba, candelilla dan castor
b. beeswax derivatives : dimethicone copolyol beeswax, polyglyceryl-3 bees-wax, butyloctanol dan hexanediol beeswax (tekstur bagus,
compatible dengan silicone material)
c. Sintetis : paraffin, mikrokritalin, polietilen dan wax sintetis
d. Fatty alcohol dan fathy alcohol ethoxylates : unithox dan unilin
e. Fatty ester : croda (syncrowax)
3. Pigments ; TiO2, ZnO dan iron oxide
4. Texturing agent : boron nitrate, mica, sericite, borosilicate copolymer, starch, silicone powder
5. Wetting agent. Digunakan dalam jumlah kecil ; emulsifier HLB rendah, poligliseril ester, hydrogenated lecithin, lanolin alcohol dan
soya sterol
Anhydrous
foundation
Klasifikasi Foundation Berdasarkan
Tipe

Meskipun terdapat dalam berbagai jenis,


foundation secara luas dapat dibagi
menjadi :
- powder compact form
- oil-based foundation ; and
- emulsion foundation.
Tabel di samping menunjukkan
klasifikasi berdasarkan tipe beserta
komponen utamanya.
Contoh-contoh Formula Foundation
Powdery Foundation
 Powdery foundation tersusun atas extender pigmen, whitening pigment,
coloring pigmen, bahan pengikat, parfum, dll.
 Extender pigment contohnya talc, mica, and sericite digunakan untuk
memudahkan penyebaran dan rasa lembut saat pemakaian
 Coloring pigmen dan whitening pigmen untuk membuat make up
terlihat cantik dan meningkatkan warna kulit. Jumlahnya lebih
banyak dibandingkan pada bedak padat. Contohnya iron oxide, titanium
dioxide coated mica (pearly pigment) untuk memberikan kilau yang
cocok pada hasil akhir make up
 Minyak sebagai bahan pengikat digunakan dari minyak tanaman atau
hewani, juga mineral oil seperti liquid paraffin atau minyak ester
sintetik. Minyak silicon digunakan untuk mengurangi penyebaran
foundation dan membuatnya tahan air. Untuk menjaga
bentuknya, minyak semi solid seperti lanolin atau hidrokarbon waxes
juga dapat ditambahkan.
Powdery Foundation

Prosedur pembuatan :
Seperti pembuatan compact powder
Dual-use Foundation
 Merupakan foundation yang dapat digunakan menggunakan
sponge basah atau kering dan merupakan tipe utama foundation
musim panas (summer foundation)
 Kelebihan utamanya adalah kenyamanannya, terasa dingin dan
segar dan kemampuan untuk menjaga make up terlihat bagus
ketika menggunakan sponge basah.
 Ketika powdery foundation digunakan dengan sponge basah,
powder melengket di sponge, menjadi hidrofilik, menyerap air
membentuk cake yang membuat sulit untuk digunakan. Sedangkan
pada dual-use foundations, caking yang terbentuk dicegah dengan
cara memproses powder agar menjadi hidrofobik
 Bahan utama dual-use foundation adalah bubuk silicon yang sudah
diolah dan bahan pengikat. Karena digunakan pada musim panas, sering
ditambahkan titanium dioxide dan ultraviolet absorbents untuk
memberi perlindungan terhadap radiasi UV
Dual-use Foundation

Prosedur pembuatan :
Seperti pembuatan compact powder
Cake Type Foundation
 Adalah compact foundation yang digunakan dengan sponge
basah. Banyak digunakan saat musim panas karena rasa segar dan
dingin yang diberikan. Tipe ini mengandung surfaktan
hidrofilik sehingga menjadi creamy ketika diletakkan
pada sponge basah. Sifat creamy dikarenakan emulsion yang
terbentuk ketika dicampur dengan air.
 Foundation ini merupakan tipe utama produk foundation untuk
musim panas sebelum adanya tipe dual-use yang sekarang telah
berubah menjadi foundation tipe utama saat musim panas karena
kenyamanan sediaannya.
 Cake type foundation tetap masih banyak digunakan.
Penggunaannya dengan air dapat menyegarkan dan baik untuk
orang-orang yang menyukai make up tipis.
Cake Type Foundation

Prosedur pembuatan :
Seperti pembuatan compact powder
Oil-based
 Pada tipe ini, powder didispersikan pada minyak.
foundation
 Terdapat 2 bentuk yakni compact dan stick.
 Cocok untuk musim semi dan musim dingin karena efek
emoliennya yang kuat.
 Kelebihan dari oil based foundation adalah dapat menyebar
baik pada kulit, melekat dengan baik, digunakan untuk menutup
spot, bintik-bintik dan tanda lahir yang mana foundation biasa
tidak mampu untuk menutupinya.
 Untuk mencegah rasa lengket yang cenderung ditimbulkan oleh
basis minyak, formula harus didesain agar mempertimbangkan
karakteristik kulit-individu terhadap adanya minyak dan powder.
Oil-based foundation (compact type)

Prosedur pembuatan :
Buat larutan dari bahan pengikat dan antioxidant
pada suhu 85°C. Kemudian campur semua
powder, setelah pencampuran dan penggilingan,
masukkan campuran ke dalam larutan dengan
pengocokan, dengan menggunakan colloid mill,
dispersikan ke dalam larutan. Tambahkan
perfume, hilangkan udara, masukkan dalam
wadah pada suhu 700C, dinginkan.
Oil-based foundation (stick
type)
Prosedur pembuatan :
Sama seperti Compact type
o/w emulsion foundation

 Foundation tipe emulsi o/w merupakan system dimana fase minyak dan serbuk didispersikan ke dalam fase air untuk membentuk
emulsi. Terdapat jenis cream dan liquid.

 Karena dapat memberikan rasa moist ketika digunakan dan bagus untuk mengatasi masalah kulit, foundation tipe ini menjadi favorit di Europe
dan America yang iklimnya kering dan kelembaban lebih rendah dibandingkan jepang.

 Tetapi tipe ini mudah dipengaruhi oleh keringat dan sebum sehingga cukup sulit untuk menjaga make up terlihat bagus.

 Untuk emulsi tipe o/w, powder (pigment) harus terdispersi merata di fase air dan system emulsi yg stabil harus dijaga.

 Kelembaban meningkat dengan menurunnya viskositas, hal terpenting yang harus diketahui adalah berapa banyak viskositas dari external fase
yang dapat dikurangi sebelum system menjadi tidak stabil. Sehingga ketika mendesain formula, harus dipertimbangkan dengan hati-hati poin-
poin seperti pemilihan powder, komposisi fase minyak, pemilihan emulsifier dan emulsifikasi dan metode dispersi.

 Formula berikut ini adalah foundation emulsi o/w tipe liquid. Dapat diubah menjadi tipe cream dengan menaikkan proporsi
fase minyak dan meningkatkan jumlah powder
o/w emulsion foundation

Prosedur pembuatan
Dispersikan thickening agent hidrofilik, bentonite
dalam propilenglikol dan tambahkan purified
water. Setelah pencampuran menggunakan
homomixer pada suhu 700 C, tambahkan sisa fase
air dan campur merata. Setelah pencampuran
merata, tambahkan powder ke dalam campuran;
aduk dengan homomixer. Kemudian buat larutan
fase minyak panaskan suhu 70-800 C dan
tambahkan sedikit-sedikit. Proses dengan
Homomixer suhu 70°C. Ketika mengaduk,
dinginkan sampai suhu 45°C. tambahkan perfume
dan dinginkan sampai suhu ruang. Terakhir,
hilangkan udara, dan amsukkan dalam wadah.
w/o emulsion foundations

 Foundation tipe emulsi w/o telah digunakan sejak lama. Kekurangannya adalah rasa lengket saat penggunaan karena
fase externalnya adalah minyak.

 Tetapi adanya surfaktan silicone dapat membentuk w/o emulsion. Dengan menggunakan minyak silicon sebagai fase
luar, dapat lebih stabil.

 Foundations menggunakan tipe emulsi w/o yang baru ini menghasilkan rasa yang lebih segar dan make up bertahan
lama, yang mana ini merupakan hal tidak biasa dari foundation jenis ini.

 Dalam tipe ini, ada foundation disperse 2-lapisan (tipe kocok). Foundation ini memiliki viskositas rendah dan
menjadi emulsi w/o ketika dikocok. Memberikan efek segar, dingin dan lembab, sangat populer saat musim panas.

 Baru-baru ini bentuk padat dari emulsi w/o telah dikembangkan. Foundation tipe ini sangat popular. Pada
dasarnya ini adalah tipe cream yang dibuat menjadi padat dengan penambahan wax dan dimasukkan dalam
wadah.
w/o emulsion foundations

Prosedur pembuatan
setelah mencampur fase air pada suhu 70° C,
campur dan giling powder dan tambahkan ke
dalam campuran ini fase air. Kemudian proses
pada suhu 70°C dalam homomixer. Tambahkan
stabilizer, yang telah dilarutkan dalam air dan
aduyk. Tambahkan fase minyakyang tekah
dipanaskan pada suhu 70° C, proses dalam
Homomixer. Ketika mengaduk dinginkan
sampai suhu 45°C dan tambahkan perfume.
Dinginkan suhu ruang. Terakhir hilangkan udara
dan masukkan dalam wadah
Evaluasi
Sediaan
 Uji organoleptis
 Uji Homogenitas warna
 Uji iritas Pada Kulit
 Uji Viskositas, untuk liquid
foundation
 Uji pH, pH foundation harus
disesuaikan dengan pH kulit,
menggunakan pH meter.
 Uji daya lengket, semakin besar daya
lekat pada kulit, foundation dapat
lebih lebih tahan lama.
 Uji stabilitas
Pewarna rambut dan Tonik
Sandra Aulia Mardikasari
CAPAIAN PEMBELAJARAN
 Definisi sediaan
 Persyaratan
 Jenis-jenis
 Mekanisme
 Formulasi dan Evaluasi
Definisi
 Pewarna rambut adalah produk kosmetik yang

digunakan untuk menutup tampilan warna


rambut secara temporer atau permanen, dengan
menghilangkan sebagian warna yang ada dan
atau menambahkan warna baru.
Komposisi dan morphology serat
rambut

 Batang rambut terbagi atas 4 struktur utama :

1. Kutikula (cuticle), bagian terluar batang rambut, yang berfungsi mengatur jumlah air dalam struktur
rambut yang menjaga sifat fisik rambut, terdiri atas 6-10 lapisan cell yang tumpang tindih dengan arah
memanjang.

2. Kortex (cortex), komponen utama dari rambut terdiri atas sel silindris dengan ketebalan sekitar 1-6
mikrometer, membentuk matrix dimana terdapat protein dan keratin.

3. Cell membrane complex (CMC), bagian terpenting dari struktur rambut yang tersusun atas membrane
sel dan material adhesive

4. Medula , bagian terdalam, berupa ruang kosong atau terisi dengan keratin sponge, berkontribusi pada
kecerahan rambut.
Warna Rambut

 Warna spesifik rambut ditentukan oleh sel melanosit yang ada pada
folikel rambut. Perbedaan tipe melanin (secara genetik) menentukan
warna akhir rambut. Perbedaana konsentrasi dan komposisi kimia
melanin menghasilkan warna rambut hitam, coklat ataupun pirang.

 Terdapat 2 jenis melanin pada rambut yakni :

1. Eumelanin : warna coklat ke hitam ; jika konsentrasi eumelanin


rendah, rambut berwarna pirang

2. Pheomelanin : kekuningan dan merah

 Ketika rambut kehilangan pigmennya, rambut akan berwarna putih


atau abu-abu
Persyaratan
1. Tidak membahayakan Kesehatan

2. Mewarnai rambut tetapi tidak mewarnai kulit

3. Tidak memberikan efek merugikan terhadap struktur rambut

4. Tidak memerlukan waktu lama untuk menghasilkan efek

5. Tidak mengiritsai rambut

6. Tahan terhadap perlakuan lain, misalnya pengeritingan


permanen
Komponen pewarna rambut secara
umum dan fungsinya
Jenis-jenis pewarna rambut
 Temporary hair dyes
 Semi-permanen hair dyes
 Permanent (oxidative) hair dyes
 Hair bleaching
Jenis-jenis pewarna rambut dan bahan
pewarna yang digunakan
Temporary dyes
 Temporary dyes tersedia dalam bentuk sticks, gels, spray dan mousses.

 Biasanya diformulasi dengan asam-asam atau pewarna yang terdispersi yang memiliki BM
tinggi, yang afinitasnya kecil pada rambut dan larut dalam basis warna.

 Bahan Pewarna dicampur dengan polymer kationik untuk menurunkan kelarutan dan
meningkatkan afinitas pada rambut, campuran tersebut didispersikan ke basis pewarna
dengan bantuan surfaktan

 Warnanya tidak bertahan lama, mudah dicuci dengan shampoo, mudah digunakan dan
cenderung aman.

 Kekuatan ikatan antara substrat rambut dan pewarna cukup rendah sehingga warna dapat
dengan mudah tercuci setelah pertama kali pemakaian shampoo.
Temporary dyes

Formula (color stick ) Prosedur pembuatan :


Lelehkan bahan minyak dan campur merata,
Carbon black 2 campurkan dengan karbon hitam, dinginkan
Beeswax 15
Japan wax 10
Castor oil 66.8
POE(20)sesquioleate 1.2
Perfume 5.0
Antioxidant q.s.
Formula Temporary Dye (Spray type)

Prosedur pembuatan :

Buat campuran merata dari bahan-bahan hair color solution,


kemudian masukkan dalam wadah aerosol
Liquid type
 Hair color yang dikemas dalam botol untuk mewarnai
bagian-bagian rambut dengan brush yang telah disediakan

Contoh Formula :

Pigment
1
Acrylic resin alkanolamine solution (50%) 8
Ethyl alcohol 91
Perfume q.s.

Pembuatan :
Campur seluruh bahan sampai merata
Semi Permanent Dyes

 Tersedia bentuk  liquid, gels dan cream

 Bahan utamanya  azo-acid dengan pelarut benzyl alcohol dan N-methyl pyrrolidone. Karena efek pewarna yang
sangat kuat dapat dicapai dengan kondisi asam, maka asam seperti asam sitrat biasa ditambahkan untuk
mengatur pH. Selain itu pewarna nitro juga sering digunakan.

 Dapat bertahan di rambut sampai sekitar 6-8 kali pemakaian shampoo untuk pembersihannya

 Pewarna yang digunakan  memiliki BM rendah sehingga memudahkan untuk berdifusi di bagian terluar lapisan
kutikula tanpa berikatan erat dengan protein rambut

 Karena ukuran molekul yang kecil, pewarna ini mampu berpenetrasi ke dalam kutikula rambut. Pencucian rambut
membuka kutikula, sehingga pewarna rambut lama kelamaan dapat hilang karena kelarutan bahan pewarna dalam
air.
Semi permanent (gel types)

Pada produk ini, hair color dibuat dalam bentuk gel dengan bantuan thickening agent misalnya CMC dan gum
xanthan.

Formula
Acidic dye 1
Benzyl alcohol 6
Isopropyl alcohol 20
Citric acid 0.3
Xanthan gum 1
Purified water 71.7

Pembuatan :
Buat disperse dari xanthan gum dalam benzoyl alcohol dan
tambahankan disperse ini ke dalam campuran dari bahan-
bahan lainnya.
Penetrasi pewarna Semi-permanent
Dye
Permanent (oxidative) Dyes

 Oxidative dyes merupakan pewarna yang paling banyak digunakan. Dapat memberikan efek pewarnaan yang lebih lama

dibandingkan temporary dan semipermanen. Melibatkan reaksi oksidasi. Produk terdiri atas beberapa komponen yang berbeda

untuk dicampur sebelum digunakan.

 Dibedakan menjadi demi-permanent dan permanent. Perbedaan utama antar keduanya adalah tipe dan jumlah bahan alkali

dan konsentrasi peroksida, yang dapat menghasilkan warna berbeda (termasuk ketahanan, kecerahan yang dihasilkan, dan gray

coverage).

 Demi-permanent colorants umumnya menggunakan hydrogen peroksida 2% dan jumlah alkali yang rendah
(monoethanolamine, not ammonia), sehingga penetrasi warnanya kurang efisien.

 Permanent colorants menggunakan peroksida sampai 6% dan juga ammonia sebagai alkalizer untuk menjadikan pH sampai

9.0-10.5, sehingga penetrasi sempurna menembus cortex rambut. Penggunaan berulang dibutuhkan tiap 4-6 minggu untuk

menghindari adanya pertumbuhan baru pada bagian akar rambut. Dapat tercuci setelah 24 kali pemakaian shampo.
Permanent (oxidative) Dyes, contoh
Formula (Liquid type)

 Permanen Dyes tersedia dalam bentuk serbuk, liquid dan cream. Liquid dan cream bentuk utama saat ini

Pembuatan :

Buat campuran dari semua bahan. Untuk mencegah agar oxidation


dyes tidak teroksidasi oleh udara, sebaiknya ditambahkan terakhir
Formulasi

 Semua pewarna rambut permanen umumnya dijual dalam 2


komponen. Pertama pewarna yang mengandung precursor warna dan
bahan alkalizer (biasnaya ammonia atau monoethanolamine) dalam
basis surfaktan, dan komponen lainnya adalah larutan penstabil dari
hydrogen peroksida (pengembang/developer)

 Kedua komponen dicampurkan lalu diaplikasikan ke rambut.


Komponen pengembang berbentuk cair, komponen pewarna
berbentuk cream, juga ada yang cair.
Liquid type (color developer)

Formula Liquid type (color developer)

Aqueous hydrogen peroxide (30%) 20


Purified water
80
Stabilizer
q.s.

Pembuatan :
Campur merata semua bahan
Penetrasi pewarna Permanent Dye
Jenis pewarna rambut lainnya (plant-
based)

Berasal dari :

1. Henna leaves (active ingredient 2-


hydroxy-1,4-naphthoquinone)

2. Chamomile flowers (active ingredient


4’,5,7-trihydroxyflavone)
Mekanisme pewarnaan rambut

• Gambar di samping menunjukkan diagram proses kimia fisika

dalam pewarnaan, untuk bagian-bagian berbeda dari tiap rambut.

Aksi pewarnaan dimulai ketika adanya kontak dengan lapisan


terluar dari rambut yakni epicuticle (lapisan terluar dari kutikula).

Terdapat fenomena antarmuka dari pembasahan dan adsorbsi

pada antarmuka cair-padat.

• Pewarna rambut melewati kompleks membran sel melalui kutikula


ke dalam cortex dengan mekanisme permeasi dan difusi. Dapat

juga terjadi reaksi polymerisasi.


Mekanisme pewarnaan rambut

 Proses awal pewarnaan rambut  pigment melekat pada permukaan epikutikula.

 Terdapat beberapa produk gel yang mengandung pewarna rambut tetapi tidak cukup

untuk menutupi seluruh kutikula.

 Untuk semi-permanent colour  Acidic dyes berpermeasi ke dalam bagian kutikula dan

cortex. Dye melekat pada rambut dengan ikatan ionic. Permeasi dari dyes dengan BM
tinggi difasilitasi dengan adanya carrier seperti pelarut (benzyl alcohol). Pewarnaan
dapat bertahan sekitar 1 bulan

 Untuk permanent colour  monomer oxidation dyes (amine dan phenol compouns)

berpermeasi ke dalam rambut dan oxidizing agent (biasanya aqueous hydrogen


peroxide) digunakan untuk efek oxidizing polymerization, membentuk polymer color
yang diserap oleh cortex.
Mekanisme aksi dari berbagai jenis
pewarna rambut
Evaluasi
 Organoleptis
 Uji pH
 Uji iritasi
 Uji stabilitas sediaan
 Uji efek pewarna / stabilitas warna
 dll
Sediaan Hair Bleach

 Hair bleaches adalah produk yang mencerahkan rambut tanpa


penambahan warna baru.
 Proses bleaching terjadi dengan mekanisme oxidasi pada melanin
 Selain hydrogen peroksida dan ammonia, juga mengandung
persulfates untuk meningkatkan atau mempercepat proses
bleaching.
 Bleaching merupakan metode paling efisien untuk mencerahkan
rambut alami dan rambut yang telah diwarnai.
Formula hair bleach

Pembuatan :
Panaskan purified water dan tambahkan
semua bahan, pisahkan dari ammonia untuk
membuat larutan; kemudian dingikan dan
tambahkan ammonia

Pembuatan :
Larutkan stabilizer dalam purified water;
kemudian panaskan dan larutkan bahan
lainnya. Dinginkan sambal diaduk.
Hair Tonics
 Disebut juga hair lotions dapat digunakan secara harian untuk menjaga
kerapihan rambut. Di masa lalu tonics diharapkan dapat membantu
pertumbuhan rambut. Tetapi klaim ini tidak didukung oleh bukti klinis.
 Tonics dalam penggunaan teratur dapat membantu menjaga kulit kepala
dalam kondisi baik, dan pijatan pada kulit kepala akan merangsang aliran
darah ke folikel rambut sehingga berkontribusi pada kondisi kulit kepala atau
kondisi rambut yang lebih baik.
 Meningkatkan penampilan rambut yang disisir, ada juga yang mengandung
bahan aktif untuk menjaga kulit kepala dalam kondisi baik, karena kulit kepala
yang sehat adalah salah satu persyaratan penting untuk rambut yang sehat
dan berkilau
Contoh formula

Prosedur :
Larutkan parfum dalam etanol. Tambahkan larutan gliserol, air dan
warna yang dibutuhkan, dalam jumlah kecil, aduk rata tiap ada
penambahan bahan. Saring melalui filter halus menggunakan talc atau
kieselguhr sebagai filter bantuan, untuk mendapatkan produk yang
jernih dan berkilau.
Beberapa bahan aktif beserta klaim
dalam hair tonic

Klaim dibuat untuk sejumlah besar bahan yang digunakan sebagai 'bahan aktif’ dalam lotion dan tonik

rambut. Di antaranya adalah:

1. Bahan yang bertindak sebagai rubefacients yaitu yang membawa darah ke permukaan kulit. Klaim yang
dibuat adalah untuk merangsang pertumbuhan folikel rambut. Bahan-bahannya termasuk:

(a) cantharides, sekarang tidak diizinkan dalam kosmetik di bawah aturan EC, dan Hanya menggunakan

resep berdasarkan Medicine (UK) Act di 0,1%;

(b) ekstrak capsicum, diizinkan untuk penggunaan eksternal sebesar 2,5% sebagai capsicum;

(c) pilocarpine, sekarang tidak diizinkan oleh Consumer Protection Regulation (CPR) 1984 (Inggris), dan

hanya menggunakan resep berdasarkan Medicine Act (UK);

(d) kina dapat digunakan pada 0,2% dihitung sebagai kina base;
Beberapa bahan aktif beserta klaim
dalam hair tonic

(e) ammonia, diizinkan 6% dihitung sebagai NH3 (jika lebih dari 2% maka pada label dicantumkan 'Mengandung
amonia’;

(f) resorcinol, diizinkan dalam kosmetik untuk shampoo dan lotion pada 0,5%,

(g) asam salisilat diizinkan untuk penggunaan luar dalam liquids pada 0,05%, Turpentine oil dan rosemary oil

2. Belerang dan beberapa turunannya.

Colloidal sulfur telah banyak digunakan sebagai agen anti ketombe dalam tonik rambut. Beberapa turunan
belerang diklaim menjadi bahan yang bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan rambut, dan untuk
mempertahankan kulit kepala dalam kondisi yang sehat.

3. Nutrisi yang diklaim dapat membantu sintesis sel, mis. vitamin A dan E, kelompok vitamin B dan vitamin F.

Faktor vitamin seperti asam pantotenat dan panthenol juga telah digunakan.
Contoh Formula

Prosedur :
Larutkan calcium pantothenate dalam gliserol dan etanol dan tambahkan air
dalam jumlah kecil, aduk setiap penambahan bahan untuk mencegah
kekeruhan. Sesuaikan pH 5-6 dengan asam laktat. Bahan pengawet metyil p-
hidroksibenxoate 0,15% dapat digunakan. Saring dan kemas dalam wadah
opaque untuk mencegah photo-oxidation

Anda mungkin juga menyukai