1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 KULIT
Kulit adalah lapisan paling luar yang membungkus seluruh tubuh dan
melindungi alat-alat tubuh bagian dalam. Terdiri dari beberapa lapis mempunyai
struktur sangat komplek yaitu mengandung lemak, kolagen, elastin, keratin,
melanosit, air dan mineral sehingga lues dan elastis serta penampilan yang
indah.Kulit merupakan organ tubuh yang penting yang merupakan permukaan
luar organisme dan membatasi lingkungan dalam tubuh dengan lingkungan
luar.Warna kulit bermacam –macam, misalnya warna kuning, sawo matang dan
hitam. .
3
Terutama pada kulit muka akan terlihat dua jenis kulit, sebagian kulit
berminyak, seperti di hidung, dagu, dan dahi. Sebagian lagi kelihatan
kering misalnya:di bawah mata.
2.1.2 Faktor-faktor yang Mengubah Jenis Kulit
4
2.2.1 Syarat Kosmetik
Syarat kosmetik secara umum yaitu:
1. kosmetik tidak boleh kotor
2. kosmetik tidak boleh rusak
3. kosmetik tidak boleh mengandung bahan-bahan beracun yang
melampaui batas yang di tetapkan
4. kosmetik tidak menggangu kesehatan manusia
5. wadah pembungkus dan penandaan kosmetik harus menurut persyaratan
yang telah di tetapkan.
5
Menambah daya tarik dengan keharuman kulit
Menolong penderita yang mempunyai penyakitkulit agar penampilannya
dapat diterima secara sosial.
2.2.6 Kegunaan Kosmetik Untuk Kesehatan dan Kecantikan
Kosmetik pemeliharaan dan perawatan kulit
Pencegahan terhadap timbulnya kelainan kulit, mempertahankan
keaadan kulit yang baik agar tidak menjadi buruk.
rias atau dekoratif
Untuk memperbaiki penampilan
Kosmetik wangi-wangian (parfum) Untuk menambah daya tarik
penampilan dan menutupi bau badan yang kurang sedap.
2.3 Krem
2. Krem dasar, adalah sediaan yang digunakan sebagai tatarias wajah dan
digunakan pada siang hari.
1. Krem urut dan krem pelembut, adalah sediaan yang digunakan untuk
memperbaiki kulit rusak karena suatu unsur atau karena kulit yang mati.
2. Krem untuk tangan dan badan, adalah sediaan yang digunakan untuk
maksud melindungi kulit agar tetap halus dan lembut.
2.4 Merkuri
Logam merkuri atau air raksa, mempuyai nama kimia hydragyrum yang
berarti perak cair.Logam merkuri di lambangkan dengan Hg.Pada table periodika
6
unsur-unsur kimia menempati urutan(NA)80 dan mempunyai bobot atom (BA
200,59).
1. Berujud cair pada suhu kamar (25°C)dengan titik beku paling rendah
sekitar -39°C
5. Merupakan unsur yang sangat beracun bagi semua makhluk hidup, baik
itu dalam bentuk unsur tunggal (logam) ataupun dalam bentuk
persenyawaan.
2. Sebagian krim pemutih wajah ada yang dicampur merkuri dengan bedak
dingin (bedak jerawat), agar tampak lebih encer.
7
3. Krim pemutih wajah pada umumnya tidak homogen (tidak menyatu dan
tidak kasar), bila didiamkan minyak akan terpisah dengan bagian padat.
8. Kulit dapat berubah menjadi putih dalam waktu singkat (kurang 2 Minggu,
tergantung kadar kandungan merkuri, makin tinggi makin lebih cepat
memberikan warna putih).
9. Pada wajah tidak timbul jerawat sama sekali, jika lapisan kulit epidermis
kita telah rusak. karena kulit wajah sudah tidak mengandung protein &
melanin untuk melindungi radiasi paparan matahari pada wajah
tersebut,sehingga tidak satupun jasad renik dan serangga hinggap.
10. Pori-pori pada permukaan wajah tampak mengecil & halus, karena
disebabkan lapisan kulit terluar wajah kita telah tipis & tergerus oleh
logam merkuri, tampak sepintas terlihat mengecil & halus.
8
paru serta merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) pada
manusia (Badan POM RI, 2008).
Yang dijual di
Pasar Gunung
Tua
2.4.9 Hipotesis
9
Terdapat Merkuri pada krim pemutih wajah bermerek X yang dijual di
Pasar Gunung Tua
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah krim pemutih wajah bermerek X yang
dijual oleh pedagang kosmetik di Pasar Gunung Tua yang berjumlah 12 .
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah krim pemutih wajah yang bermerek X
yang dijual di Pasar Gunung Tua. Pengambilan sampel dilakukan secara acak
sistematis (Systematic Random Sampling), dengan cara membagi jumlah
anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya
adalah interval sampel, misalnya hasil sebagai interval adalah X. Maka yang
terkena sampel adalah setiap kelipatan dari X tersebut. (Notoadmodjo, 2010).
Sampel adalah sebagian dari subjek yang diteliti. Pada penelitian ini
jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 4 sampel.
10
3.4 Alat dan Bahan
1. Batang tembaga
2. Kertas Pasir
3. Erlemeyer
4. Beaker glass 50 ml dan 250 ml
5. Kertas saring
6. Batang pengaduk
7. Penangas air
8. Sumber panas/api
9. Pipet tetes
10. Rak tabung reaksi
11. Tabung Reaksi
12. Gelas ukur 10 ml dan 25 ml
13. Kertas perkamen
14. Spatel logam
15. Cawan penguap
16. Corong
17. Corong pisah
18. Labu tentukur 100 ml
19. Neraca analitik elektrik
11
7. Baku pembanding (HgCl2)
8. Aquades
3.6 Prosedur Kerja
3.6.1 Larutan Uji
Menurut prosedur PPOMN tahun 2000 :
Sejumlah 1 ml larutan uji ditambahkan satu tetes larutan kalium iodida 0,5
N dengan perlahan melalui dinding tabung.Terbentuk endapan warna
merah jingga.
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Lakukan percobaan sebanyak tiga kali pada masing-masing sampel.
Pada sampel yang memberi hasil positif terhadap reaksi diberi tanda (+) dan
untuk sampel yang memberi hasil negatif diberi tanda (-) yang diperiksa di di
Labkesda Medan yang diperoleh hasil sebagai berikut : Sampel merek X 1, X2, X3
dan X4 : Setelah dilakukan reaksi identifikasi merkuri dengan menggunakan
metode PPOM 2000 menunjukkan hasil positif, maka hal ini menunjukkan bahwa
krem pemutih merek X positif mengandung merkuri, hasil dapat dilihat (pada
tabel 4.1).
4.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian identifikasi merkuri secara analisa kualitatif terhadap
krem pemutih wajah merek X yang dijual di Pasar Gunung Tua dengan metode
PPOM 2000 maka diperoleh hasil sebagai berikut (terdapat pada tabel 4.1).
Sampel X1, X2, X3 dan X4: Setelah dilakukan reaksi identifikasi merkuri yaitu
dengan penambahan sejumlah larutan uji ditambah dengan KI 0,5 N
terbentuk endapan merah jingga yang menunjukkan adanya merkuri
Sampel X1, X2, X3 dan X4: Setelah dilakukan reaksi identifikasi merkuri yaitu
dengan penambahan sejumlah larutan uji ditambah dengan larutan
amonia terbentuk endapan putih yang menunjukkan adanya merkuri
Sampel X1, X2, X3 dan X4: Setelah dilakukan reaksi identifikasi merkuri yaitu
batang tembaga dicelupkan kedalam larutan uji terbentuk lapisan abu-abu
mengkilap pada batang tembaga yang menunjukkan adanya merkuri
Dari hasil penelitian kita dapat melihat bahwa para produsen kosmetik
merek X yang dijual di Pasar Gunung Tua ditemukan kecurangan dengan
menambahkan merkuri pada krim pemutih merek X tersebut.Hal ini menunjukan
masih ada ditemukan ketidakpatuhan produsen kosmetik dalam penggunaan
bahan yang dilarang oleh Peraturan kepala Badan POM Republik Indonesia NO:
2 TAHUN 2014 Tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetik.
13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian identifikasi Merkuri dengan metode PPOM 2000 pada
krim pemutih wajah merek X yang dijual di Pasar Gunung Tua dengan metode
PPOM 2000 diperoleh hasil positif atau mengandung merkuri.
5.2 Saran.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Kegunaan Kosmetik untuk Kesehatan dan Kecantikan.
<http://cantiksehat21.blogspot.com/2013/06/efek-merkuri-pada-
kosmetik.html>[diakses 23 Mei 2014]
Anonim, 2011. Pengertian Kosmetik. <http://rospository
usu.ac.id/chapter>[ diakses 23 Mei 2014]
Anonim, 2013. Ciri-Ciri Kosmetik Bermerkuri.
<http://kosmetikberbahaya.com/bahaya-merkuri-dalam-kosmetik.[diakses
23 Mei 2014]
Badan POM RI, 2008. Naturalkos.
http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/Buletin%20Naturalkos/
0208.pdf[diakses 23 Mei 2014]
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
1176/Menkes/Per/VIII/2010,Tentang Notifikasi Kosmetik.
http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/Buletin%20Naturalkos/0208.pdf
Keputusan Kepala Badan POM NO: HK.00.05.4.1745 tanggal 5 Mei 2003
tentang kosmetik
Peraturan kepala Badan POM Republik Indonesia NO: 2 TAHUN 2014 Tentang
perubahan kedua atas peraturan kepala Badan POM NO:
HK.03.1.23.08.11.07517 TAHUN 2011 Tentang Persyaratan Teknis Bahan
Kosmetika.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2011. No
HK.03.1.23.08.11.07517. Tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika.
15
16