Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KOSMETOLOGI

LOTION

OLEH:
NIWAYAN SRITANJUNG (15160007)

PROGRAM STUDI FARMASI


UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS
PADANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Sejarah lotion
Lotion merupakan cairan kental yang digunakan pada permukaan kulit untuk
melembabkan dan merawatnya. Lotion sudah ada sejak zaman kuno. Pada penggalian
situs peradaban Mesolithic yang diperkirakan berasal dari 10.000 SM menunjukkan
bahwa nenek moyang terdahulu sudah menggosokkan minyak dari tanaman jarak
pada kulit mereka. Inilah awal mula penggunaan lotion dari bahan alami.
Sementara pada penggalian makam-makam Mesir Kuno, ditemukan bejana
kecil berisi zat lemak hewan dan minyak zaitun yang ditambahkan rempah-rempah.
Menurut kitab yang ditinggalkan, campuran dalam bejana tersebut digunakan untuk
merawat kulit dan memijat kaki, dan itu dianggap sebagai hal yang mewah.
Perkembangan Penggunaan Lotion Penggunaan lotion sempat mengalami
kemunduran pada masa Renaissance. Saat itu populer lotion yang terbuat dari
merkuri yang dapat memutihkan wajah, leher, dan lengan dengan cepat. Namun,
efeknya beberapa orang meninggal karena lotion berbahaya tersebut.
Selanjutnya pada abad ke-15, lotion kembali dibuat dari bahan-bahan alami
yang baik, seperti air mawar, minyak zaitun, dan beeswax. Bahkan selama Perang
Salib, para kesatria pulang dengan aroma minyak esensial baru yang terbuat dari
bunga dan rempah-rempah. Minyak esensial tersebut kemudian dijadikan bahan
lotion yang sangat populer dan disukai banyak wanita.
Berlanjut ke Abad Pertengahan, para herbalis mengembangkan pengetahuan
mereka untuk membuat lotion yang berguna untuk menyembuhkan masalah kulit
pada wanita. Bahan yang paling luas digunakan saat itu adalah daun comfrey. Daun
ini bermanfaat untuk mempercepat penyembuhan luka.

B. Pengertian lotion
Lotion menurut FI III adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi,
digunakan sebagai obat luar. Dapat berbentuk suspensi zat padat dalam bentuk sebuk
halus dengan bahan pensuspensiyang cocok atau emulsi tipe minyak dalam air (o/w
atau m/a) dengan surfaktan yang cocok. Lotion menurut The British Pharmaceutical
Codex adalah persiapan cair ditujukan untuk aplikasi ke kulit, atau menggunakan
bulu sebagai mencuci untuk irigasi aural, hidung, mata, lisan, atau uretra. Mereka
biasanya mengandung zat kimia tertentu dalam suspensi atau larutan di dalam
kendaraan (pembawa) air.

Lotion adalah sediaan kosmetika golongan emolien (pelembut) yang


mengandung air lebih banyak. Sediaan ini memiliki beberapa sifat, yaitu sebagai
sumber lembab bagi kulit, memberi lapisan minyak yang hampir sama dengan sebum,
membuat tangan dan badan menjadi lembut, tetapi tidak berasa berminyak dan
mudah dioleskan. Hand and body lotion (losio tangan dan badan) merupakan sebutan
umum bagi sediaan ini di pasaran (Sularto, et al, 1995).

Lotion dapat juga didefinisikan sebagai suatu sediaan dengan medium air yang
digunakan pada kulit tanpa digosokkan. Biasanya mengandung substansi tidak larut
yang tersuspensi, dapat pula berupa larutan dan emulsi di mana mediumnya berupa
air. Biasanya ditambah gliserin untuk mencegah efek pengeringan, sebaliknya diberi
alkohol untuk cepat kering pada waktu dipakai dan memberi efek penyejuknya
(Anief, 1984). Wilkinson 1982 menyebutkan, lotion adalah produk kosmetik yang
umumnya berupa emulsi, terdiri dari sedikitnya dua cairan yang tidak tercampur dan
mempunyai viskositas rendah serta dapat mengalir dibawah pengaruh gravitasi.
Lotion ditujukan untuk pemakaian pada kulit yang sehat.

Jadi, lotion adalah emulsi cair yang terdiri dari fase minyak dan fase air yang
distabilkan oleh emulgator, mengandung satu atau lebih bahan aktif di dalamnya.
Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung. Konsistensi yang
berbentuk cair memungkinkan pemakaian yang cepat dan merata pada permukaan
kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat segera kering setelah pengolesan serta
meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit (Lachman et al., 1994).
C. Tujuan dan manfaat penggunaan lotion
1. Bebas Kusam
Penumpukan residu, kotoran dan sel kulit mati tak akan baik bagi regenerasi kulit.
Pemakaian body lotion dengan kandungan AHA, akan membantu proses
regenerasi kulit yang terhambat menjadikan kulit bebas dari kusam.
2. Melembutkan bagian paling kasar
Walau kulit Anda berminyak sekalipun, pasti ada bagian- bagian pada tubuh yang
lebih kasar daripada kulit lainnya. Seperti di bagian lipatan seperti siku, lutut, dan
tumit. Menggunakan body lotion setiap hari, akan membantu menjaga bagian
lipatan pada tubuh selembut kulit lainnya.
3. Proteksi setia untuk kulit
Kulit yang mengalami kekeringan akan mudah terkena iritasi dan kemerahan.
Mengaplikasikan body lotion setiap hari sama dengan memasok kadar air,
menjadikan kelembaban kulit tetap terjaga sehingga dapat mencegah kulit
terkena masalah kesehatan seperti kulit pecah- pecah dan gatal.
4. Mencegah Masalah Kulit
Jerawat tak hanya muncul di wajah saja. Terkadang perubahan hormon dan
keadaan emosional dapat menyebabkan jerawat muncul di tempat- tempat yang
tak seharusnya pada tubuh. Beberapa pelembab memiliki kandungan spesifik
yang dapat mencegah timbulnya jerawat. Diantaranya asam salisilat (salicilyc
acid) atau minyak yang melembutkan kutikula.
5. Mencerahkan Kulit
Pigmentasi selalu jadi fokus utama wanita Asia yang mendambakan kulit cerah.
Namun pengaruh buruk sinar matahari tentu tidak dapat dilawan. Gunakan body
lotion yang mengandung vitamin B3 untuk memperlambat proses pigmentasi,
sehingga kulit menjadi cerah.
6. Meratakan Rona Kulit
Saat sibuk merawat kulit tubuh yang terpapar sinar matahari, kadang membuat
kulit bagian lain yang terlindungi oleh busana yang kita pakai jadi terlupakan.
Sebaiknya gunakan body lotion di seluruh tubuh agar warna kulit tetap merata.
Pilih yang mengandung CLA (Conjugated Linoleic Acid) untuk meminimalisir kulit
belang.
7. Mengencangkan Kulit
Kurangnya produksi kolagen akibat kulit yang mengalami kekeringan dapat
diatasi dengan rutin menggunakan body lotion. Rahasianya ada pada kandungan
glycerin dan retinol yang dapat membuat kulit Anda kencang dan bebas kerut.
8. Mencegah Timbulnya Flek
Flek adalah salah satu tanda dari penuaan dini. Agar kulit tubuh tetap prima, yang
penting untuk dilakukan adalah eksfoliasi agar peremajaan kulit selalu terjadi
dengan baik. Kandungan AHA (Alpha Hidroxy Acid) pada body lotion membantu
mengganti sel- sel kulit mati dengan yang baru, menjauhkan dari kemungkinan
flek untuk muncul.
9. Mencegah Dehidrasi
Menghabiskan aktivitas seharian dalam ruangan ber-AC membuat kulit beresiko
kehilangan kelembapannya. Cara terbaik menggunakan body lotion adalah
setelah mandi ketika pori- pori kulit dalam keadaan terbuka. Dengan begitu kadar
air dari body lotion akan terkunci di dalam tubuh.
10. Perlindungan dari Sinar UVA dan UVB
Sinar UVA dan UVB yang berinteraksi langsung dengan kulit tubuh begitu keluar
dari ruangan akan membawa pengaruh buruk bagi kulit. Body Lotion yang
mengandung SPF15 atau lebih akan menghindarkan kulit dari paparan sinar
matahari dan membantu menyelamatkan tubuh dari bahaya kanker kulit.
Sesuaikan kadar SPF dengan jenis kegiatan yang Anda lakukan.

D. Keuntungan dan kerugian penggunaan lotion

Keuntungan :
 Lebih mudah diguanakan penyebaran lotion lebih merata daripada krim
 Lebih ekonomis ( lotion menyebar dalam lapisan tipis )
 Umumnya dosis yang diberikan lebih rendah
 Kerja sistem nya rendah
Kerugian :
 Bahaya alergi umumnya lebih besar
 Penyimpanan BSO lotion tidak tahan lama
 BSO kurang praktis dibawa kemana mana
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi kulit manusia


Kulit adalah suatu pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari
pengaruh lingkungan, kulit juga merupakan alat tubuh terberat dan terluas
ukurannya yaitu 15% dari berat tubuh manusia, rata rata tebal kulit 1-2 mm, kulit
terbagi atas 3 lapisan pokok yaitu, epidermis, dermis dan subkutan atau subkutis.

 Epidermis
Terbagi atas beberapa lapisan yaitu :
a. Stratum basal
Lapisan basal atau germinativum, disebut stratum basal karena selselnya terletak
dibagian basal. Stratum germinativum menggantikan sel-sel di atasnya dan
merupakan sel-sel induk.
b. Stratum spinosum
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm
terdiri dari 5-8 lapisan.
c. Stratum granulosum
Stratum ini terdiri dari sel–sel pipih seperti kumparan. Sel–sel tersebut hanya
terdapat 2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan
d. Stratum lusidum
Langsung dibawah lapisan korneum, terdapat sel-sel gepeng tanpa inti dengan
protoplasma.
e. Stratum korneum
Stratum korneum memiliki sel yang sudah mati, tidak mempunyai inti sel dan
mengandung zat keratin.
 Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis dilapisi oleh
membran basalis dan disebelah bawah berbatasan dengan subkutis tetapi batas ini
tidak jelas hanya yang bisa dilihat sebagai tanda 9 yaitu mulai terdapat sel lemak
pada bagian tersebut. Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu bagian atas, par papilaris
(stratum papilar) dan bagian bawah pars retikularis (stratum retikularis).

 Subkutis
Subkutis terdiri dari kumpulan sel lemak dan di antara gerombolan ini berjalan
serabut jaringan ikat dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bulat dengan inti yang
terdesak kepinggir, sehingga membentuk seperti cincin. Lapisan lemak disebut
penikulus adiposus yang tebalnya tidak sama pada setiap tempat. Fungsi penikulus
adiposus adalah sebagai shock braker atau pegas bila terdapat tekanan trauma
mekanis pada kulit, isolator panas atau untuk mempertahankan suhu, penimbunan
kalori, dan tambahan untuk kecantikan tubuh. Dibawah subkutis terdapat selaput
otot kemudian baru terdapat otot. Vaskularisasi kulit diatur oleh dua pleksus, yaitu
pleksus yang terletak dibagian atas dermis (pleksus superficial) dan yang terletak
di subkutis (pleksus profunda).

 Adneksa Kulit
Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku.Kelenjar kulit
terdapat di lapisan dermis, terdiri atas kelenjar keringat dan kelenjar palit.Terdapat
2 macam kelenjar keringat, yaitu kelenjar ekrin yang berukuran kecil, terletak
dangkal pada bagian dermis dengan sekret yang encer, dan kelenjar apokrin yang
lebih besar, terletak lebih dalam dan sekretnya lebih kental.
B. Undang- undang
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian
luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki bau badan atau
melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
2. Bahan Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan yang berasal dari alam
dan/atau sintetik yang merupakan komponen kosmetika termasuk bahan pewarna,
bahan pengawet dan bahan tabir surya.
3. Bahan Pewarna adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk
memberi dan/atau memperbaiki warna pada kosmetika.
4. Bahan Pengawet adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk
mencegah kerusakan kosmetika yang disebabkan oleh mikrooganisme.

BAB II
PERSYARATAN BAHAN
Pasal 2
(1) Bahan Kosmetika harus memenuhi persyaratan mutu sebagaimana tercantumm
dalam Kodeks Kosmetika Indonesia atau standar lain yang diakui atau sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Bahan Kosmetika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa bahan yang
diperbolehkan digunakan dalam pembuatan kosmetika.
(3) Selain bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), bahan tertentu
dilarang digunakan dalam pembuatan kosmetika.
Pasal 3
Bahan Kosmetika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) meliputi:
a. Bahan Kosmetika yang diperbolehkan digunakan dengan pembatasan dan
persyaratan penggunaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini;
b. bahan yang diperbolehkan sebagai Bahan Pewarna sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini;
c. bahan yang diperbolehkan sebagai Bahan Pengawet sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini; dan
d. bahan yang diperbolehkan sebagai Bahan Tabir Surya sebagaimana tercantum
dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

BAB III
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 6
Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan ini dapat dikenai sanksi
administratif
berupa:
1. Peringatan tertulis;
2. Larangan mengedarkan kosmetika untuk sementara;
3. Penarikan kosmetika yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, kemanfaatan,
mutu dan penandaan dari peredaran;
4. Pemusnahan kosmetika;
5. Pembatalan notifikasi; dan/atau
6. Penghentian sementara kegiatan produksi dan/atau peredaran kosmetika.

C. Komposisi lotion

Komposisi pembuatan hand body lotion :


Bagian I
Lexemul CS 25 gr
Laurex 5 gr
Dimethicone 100 cps
IPM ( Iso Propyl Myristat ) 10 –15 cc
Methyl paraben ( Nipagin )
Propyl paraben ( Nipasol )

Bagian II
TiO2 ( Titanium dioksida )
MPG ( Mono propylen glycol ) 5 gr
Aquadest panas
Aquadest dingin
Pewarna secukupnya
Parfum secukupnya
Peralatan yang digunakan : Wadah, pengaduk dan pemanas

D. Cara pembuatan lotion


1. Bahan-bahan dibagian I masukkan semua di wadah A dipanaskan sampai semua
bahan meleleh.
2. TiO2 + MPG di wadah B
3. (2) + air panas ( mendidih ) aduk rata
4. (1) + (3) aduk sampai agak dingin dan mengental
5. (4) + air dingin sedikit demi sedikit sambil aduk rata
6. (5) + Pewarna aduk rata
7. (6) + Parfum aduk rata
8. Jadi lotion dan siap dikemas

Gliserol
Menyebabkan kulit tetap lembab dalam waktu tertentu

Isopropyl myristat
Merupakan minyak sintetik yang digunakan sebagai emollient, pengental, atau
lubrikan dalam sediaan body lotion. Tersusun dari isopropyl alkohol (derivate
propanol0 dan asam myristat (asam lemak alami). Karakteristik unik dari isopropoil
myristat adalah kemampuannya mengurangi kesan berminyak pada sediaan
dikarenakan komposisi minyak yang tinggi pada sediaan produk. Isopropyl myristat
mudah di absorbsi oleh kulit sehingga memastikan bahan-bahan formulasi sediaan
terpenetrasi dengan cepat. Penggunaan isopropyl myristat tidak boleh lebih dari 5%
dari jumlah sediaan karena akan menyebabkan gangguan kulit seperti komedo dan
jerawat.

Minyak mineral
Minyak mineral merupakan parafin cair hasil produk samping pengolahan minyak
bumi untuk bahan bakar. Beberapa alasan mendasar pemanfaatan minyak mineral
oleh produsen kosmetik perawatan kulit adalah karena sifatnya yang jernih
transparan, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan terutama harganya yang
sangat murah. Alternatif lain pengganti minyak mineral pada sediaan perawatan kulit
adalah dengan memanfaatkan minyak yang dapat diekstraksi daritumbuhan (minyak
nabati).
o Olive Oil: Fungsi utama Minyak zaitun untuk melembabkan kulit Anda dan
mengganti yang mati sel kulit dengan membantu peremajaan sel.
Kemungkinan minyak zaitun menjadi rusak atau tengik ramalan kebutuhan
konstan emulsifikasi dalam produk Kecantikan hektar itu terkandung masuk
Minyak ini analog dengan sebum kulit. OLIVEM 800 adalah bahan yang ideal.
Juga dikenal karena sifat-sifatnya antioxidizing, bahan ini dapat ditemukan di
beberapa krim tubuh alami terbaik.
o Minyak jojoba: Terutama penting adalah sifat pelembab nya yang membuat
mereka suatu bahan besar dalam body lotion dan krim. Minyak bertindak
sebagai antioksidan. Mereka tidak terlalu lengket atau berminyak. Minyak
melembutkan dan menghaluskan kulit Anda. Mereka juga tidak mengalami
dehidrasi kulit Anda. Keriput dan stretch mark dan tanda-tanda penuaan lain
seperti yang dilakukan jauh dengan minyak ini. Tidak seperti minyak bumi
berbasis krim tubuh, minyak ini tidak segel pori-pori kulit

Dimethicone
Salah satu komposisi paling banyak dalam sediaan kosmetik. Dimethicone bekerja
sebagai anti-foaming agent, perlindungan kulit, dan conditioner kulit. Seperti silicon,
bahan ini memiliki aliran yag unik yang dapat meyebar secara merata dengan mudah.
Ketika digunakan pada kulit akan membuat permukaan kulit halus dan lembut ketika
disentuh.

Titanium Dioksida
Titanium Dioksida sebagai proteksi terhadap sinar UVA/UVB dari matahari

propil paraben (nipasol), metil pareben (nipagin)


paraben (nipasol), metil pareben (nipagin) digunakan sebagai bahan pengawet dalam
sediaan, masing-masing sebanyak 1 % dan kombinasi keduanya (propil dan metil
paraben) sebanyak 1 % dengan perbandingan 1 : 1. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa body lotion tanpa kedua pengawet (nipasol dan nipagin) memiliki daya awet
sampai hari ke-10. Sedangkan penggunaan nipasol dan nipagin masih awet sampai 8
minggu (56 hari).

E. Cara penggunaan lotion

 Bersihkan Kulit yang Akan Diolesi Pelembap


Kotoran atau debu yang melekat pada kulit akan menghalangi pelembap untuk
bersentuhan dengan kulit. Kulit pun tidak mendapatkan manfaat pelembap secara
maksimal. Jadi, bersihkanlah kulit pada bagian tubuh tertentu sebelum Anda
mengoleskan pelembap.
 Gunakan Setidaknya Sekali Sehari
Penelitian yang dilakukan Kampft dan Ennen menyatakan, penggunaan
pelembap secara rutin pada tangan yang dicuci dengan cairan antispektik,
akan membuat kulit tangan tidak kering dan kasar. Zat antiseptik biasanya
membuat kulit tangan menjadi lebih kering. Penggunaan pelembap secara
rutin membuat tangan Anda tetap sehat dan lembut meski sering dicuci
dengan cairan antiseptik.
 Gunakan Secara Menyeluruh
Bagian tubuh yang lebih sering terpapar sinar ultraviolet dari matahari akan lebih
cepat kasar dan kering. Penggunaan pelembap pada bagian tubuh tersebut harus
dilakukan secara berulang kali.
 Perhatikan Kondisi Kulit Anda
Jika Anda memiliki kondisi tertentu, seperti dermatitis atopi (kelainan kulit
karena alergi), lakukanlah konsultasi dengan dokter untuk memilih jenis
pelembap yang cocok dengan kulit Anda.
 Perhatikan Kedaluwarsa Pelembap
Pelembap yang sudah lama disimpan dan mulai mengering tidak akan efektif
untuk melembapkan kulit. Perhatikanlah tekstur dan tanggal kedaluwarsa
pelembap kulit Anda. Jangan sampai kulit Anda mengalami iritasi karena
menggunakan pelembap yang kedaluwarsa.

F. Evaluasi sediaan lotion


 Organoleptis
Pemeriksaan dan deskripsi dari kumpulan sediaan merupakan tes yang paling
mudah dipraktekkan dan yang paling utama. Pemeriksaan ini biasa dilakukan
secara mikroskopik dengan mendiskripsikan warna, kejernihan, transparansi,
kekeruhan dan bentuk sediaan. Pemeriksaan ini dapat pula dilakukan secara
mikroskopik yang dilakukan dengan mengambil gambar microphotographs yang
berguna untuk dokumentasi (Paye, 2001).
 Viskositas
Viskositas merupakan gambaran dari tahanan suatu benda cair untuk mengalir.
Sifat ini sanagat penting dalam formulasi sediaan cair dan semi padat karena sifat
ini menentukan sifat dari sediaan dalam hal campuran dan sifat alirnya, baik pada
saat diproduksi, dimasukkan kedalam kemasan, serta sifat-sifat penting pada saat
pemakaian, seperti konsistensi, daya sebar dan kelembaban. Viskositas dari suatu
sediaan juga akan mempengaruhi stabilitas fisik dan ketersediaan hayatinya.
(Paye, 2001).
 pH
Pengukuran pH (konsentrasi dari ion rganic ) dalam sediaan encer (larutan, rganic
emulsi m/a dan gel) merupakan pemeriksaan yang penting. Nilai pH dalam
rentang fisiologis biasanya telah disesuaikan, idealnya sama dengan pH kulit atau
tempat pemakaian spesifik untuk menghindari iritasi.
Banyak reaksi dan proses yang bergantung pada nilai pH, antara lain keefektifan
pengawet, stabilitas dan degradasi dari bahan dan kelarutan. Oleh karena itu,
pemeriksaan pH merupakan hal wajib yang dapat dilakukan dengan mudah
menggunakan alat yang sesuai (Paye, 2001).
 Homogenitas
Pemeriksaan homogenitas dalam banyak kasus dilakukan secara visual.
Pengendapan dalam suatu larutan atau pemisahan fase dalam suatu emulsi dapat
dengan mudah dideteksi. Sistem campuran tak transparan dan rganic sangat sulit
untuk diperiksa. Pemeriksaan rgani campuran yang demikian dilakukan secara
mikroskopik dari sampel yang ada, bersamaan dengan pengujian kuantitatif zat
aktif. (Paye, 2001).

Daftar Pustaka
Ansel HC. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Ibrahim F, penerjemah.
Jakarta: UI-Press. Terjemahan dari Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms.

[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1993. Kodeks Kosmetik


Indonesia Ed ke-2 voLume I. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan.

Doerge RF. 1982. Serbaneka senyawa organik untuk farmasi. Di dalam Wilson, Gilsvold.
1982. Buku Teks Wilson dan Gisvold Kimia Farmasi dan Medisinal Organik Bagian
II. Fatah AM, penerjemah. Semarang: IKIP Semarang Press. Terjemahan dari
Wilson and Gisvold’s Textbook of Organic Medicinal and Pharmaceutical Chemistry.

Fessenden RJ, Fessenden JS. 1982. Kimia Organik. Ed ke-3. Pudjaatmaka AH,
penerjemah. Jakarta: Penerbit Erlangga. Terjemahan dari Organic Chemistry.

Glicksman M. 1983. Food Hydrocolloids. Florida: CRC Press.


Mitsui. 1997. New Cosmetic Science. NewYork: Elsevier.
Nussinovitch A. 1997. Hydrocolloid Aplications. London: Blackie Academic &
Professional
Polo KFD. 1998. A Short Textbook of Cosmeticology. Ed ke-1. Jerman: Verlag fur
Chemische Industrie.
Rieger M. 2000. Harry’s Cosmeticology. Ed ke-8. New York: Chemical Publishing Co Inc

Schmitt WH. 1996. Skin Care Products. Di dalam: DF Williams and WH Schmitt
(Ed). 1996. Chemistry and Technology of Cosmetics and Toiletries Industry. Ed ke-
2. London: Blackie Academy and Profesional.

Anda mungkin juga menyukai