Anda di halaman 1dari 2

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(1978). Formularium Nasional Edisi


Kedua. Jakarta: Depkes RI. Hal.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(1984). Farmakope Indonesia Edisi


Ketiga. Jakarta: Depkes RI. Hal. 38.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(1995). Farmakope Indonesia Edisi


Keempat. Jakarta: Depkes RI. Hal. 649.

Harkness, R. (1989). Interaksi Obat. Bandung: Penerbit ITB. Hal.252-254, 287.

Jas, A. (2004). Perihal Obat dan Berbagai Sediaannya. Medan: USU Press.
Hal.2-3.

Johnson, E.L. dan Stevenson, R. (1991).Dasar Kromatografi Cair. Bandung: ITB


Press. Hal. 9.

Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal.


323-325, 378-379.

Rohman, A. (2009). Kromatografi Untuk Analisis Obat. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Hal. 2.

Rohman, A dan Gandjar, Ibnu Gholib.(2012). Analisis Obat Secara Spektoskopi


dan Kromatografi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 418.

Sartono.(1996). Apa Yang Kamu Ketahui Tentang Obat-Obat Bebas dan


Terbatas. Edisi Kedua. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal.

Setiabudy, R. (2007). Farmakologi dan Terapi.Edisi kelima. Jakarta: Gaya Baru.


Hal. 238.

Tjay, T. H. dan Rahardja, K. (1986).Obat-Obat Penting. Edisi Keempat. Jakarta:


Depkes RI. Hal.

Watson, David G. (2009). Analisis Farmasi: Buku Ajar Untuk Mahasisawa


Farmasi dan Praktisi Kimia Farmasi. Jakarta: EGC. Hal.314-315.

Widjaja, M.C. (2001). Mencegah dan Mengatasi Demam Pada Balita. Jakarta:
Kawan Pustaka. Hal.

Widjajanti, V.N. (1988). Obat-Obatan. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 34.


Widodo, H. (2013). Ilmu Meracik Obat Untuk Apoteker. Yogyakarta: D-Medika.
Hal.75-79.

Widodo, R. (2004). Panduan Keluarga Memilih dan Menggunakan Obat.


Yogyakarta: Kreasi Wacana Yogyakarta. Hal.65-67.

Anda mungkin juga menyukai