Anda di halaman 1dari 7

Riska Purnamasari / JKLR: Jurnal Kesehatan Luwu Raya Vol.6 No.2 (Januari 2020) Hal.

37 - 43

Vol.06 No.02 Januari 2020 p-ISSN: 2356-198X

FORMULASI SEDIAAN GEL MINYAK KELAPA MURNI ATAU VCO (VIRGIN


COCONUT OIL) YANG DIGUNAKAN SEBAGAI PELEMBAB WAJAH

Gel Formulation of Pure Coconut Oil or VCO (Virgin Coconut Oil) Used as A Waste of Face

Riska Purnamasari

Prodi DIII Farmasi STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo


E-mail: riskapurnamasari933@gmail.com

ABSTRAK
Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) memiliki banyak manfaat di bidang farmasi dan kesehatan. Virgin
Coconut Oil juga memiliki kandungan antioksidan dan pelembab yang sangat tinggi dimana antioksidan ini
berfungsi untuk mencegah penuaan dini dan menjaga vitalitas tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk
memformulasikan Virgin Coconut Oil dalam sediaan gel. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah penelitian eksperimen yang disebut dengan pre-experimental design dalam bentuk one-shoot case study
dengan tujuan untuk memformulasikan minyak kelapa murni atau VCO (Virgin Coconut Oil) dalam sediaan gel
yang digunakan sebagai pelembab wajah. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium STIKes Bhakti Pertiwi Luwu
Raya Palopo. Dilakukan evaluasi sediaan meliputi Uji organoleptis ( bentuk, bau dan warna), uji homogenitas, uji
daya sebar, dan uji pH. Hasil Penelitian menunjukkan sediaan VCO ( Virgin Coconut Oil) pada konsentrasi 3 %,
6 % dan 9 % memiliki bentuk atau konsistensi yang kental, tidak memiliki bau, dan berwarna putih susu,tidak
terdapat butiran-butiran pada sediaan gel, maka sediaan gel VCO (Virgin Coconut Oil) dapat dikatakan homogen,
memiliki daya sebar antara 5-6,2 cm, hasil uji pH menunjukkan pH sediaan antara 3 - 4 yang merupakan pH asam.
Hasil evaluasi sediaan gel yang memiliki stabilitas yang paling baik adalah konsentrasi 3 %.
Kata kunci: Formulasi sediaan gel, minyak kelapa murni atau VCO, pelembab wajah

ABSTRACT
Virgin Coconut Oil has many benefits in the field of pharmacy and health. Virgin Coconut Oil also has a very high
content of antioxidants and moisturizers, which function to prevent premature aging and maintain the vitality of
the body. The purpose of this study is to formulate Virgin Coconut Oil in gel preparations. The type of research
used in this study is an experimental study called pre-experimental design in the form of a one-shoot case study
with the aim of formulating pure coconut oil or VCO (Virgin Coconut Oil) in gel preparations used as facial
moisturizers. This research was conducted at the STIKes Bhakti Pertiwi Laboratory in Luwu Raya Palopo.
Evaluation of dosage includes organoleptic tests (shape, odor and color), homogenits test, spread test, and pH
test. The results showed that pure coconut oil or VCO (Virgin Coconut Oil) gel preparations at a concentration of
3%, 6% and 9% had thick, odorless and milky white form or consistency, no granules in the gel preparation , then
the VCO (Virgin Coconut Oil) gel preparation can be said to be homogeneous, has a spread of 5-6.2 cm, the pH
test results show the pH of the preparation is between 3-4 which is an acidic pH. From the evaluation of gel
preparations which have the best stability is a concentration of 3%.
Keywords: gel preparation formulation, pure coconut oil or VCO, facial moisturizer

© 2019 Jurnal Kesehatan Luwu Raya



Correspondence Address:
LP2M STIKes Bhakti Pertiwi Luwu Raya, Kota Palopo Indonesia p-ISSN : 2356-198X
Email: lp2mstikesluwuraya@gmail.com e-ISSN : -
DOI: -

37
Riska Purnamasari / JKLR: Jurnal Kesehatan Luwu Raya Vol.6 No.2 (Januari 2020) Hal.37 - 43

PENDAHULUAN karena di era yang modern ini banyak kosmetik


Kulit kering merupakan salah satu masalah yang mengandung zat yang berbahaya untuk
kulit yang umum dijumpai pada masyarakat kulit.
khususnya bagi yang tinggal di iklim tropis Zat-zat berbahaya yang ada di kosmetik
seperti Indonesia, namun banyak dari bisa masuk ke dalam tubuh. Di dalam tubuh
masyarakat kurang memperhatikan dampak akan menjadi racun (bersifat toksin) yang bisa
yang bisa ditimbulkan akibat kulit kering yang menimbulkan penyakit kanker, gagal ginjal
terlalu lama dibiarkan karena menganggap hal bahkan sangat berbahaya bagi janin untuk
tersebut bukan masalah besar. wanita yang sedang mengandung.
Kulit yang kering dapat menurunkan Berdasarkan hasil pengawasan rutin Badan
kinerja pertahanan tubuh terhadap infeksi dan POM di seluruh Indonesia terhadap kosmetika
efek radikal bebas. Radikal bebas dapat yang beredar dari Oktober 2014 sampai
mempercepat penuaan dini dan kerusakan pada September 2015, ditemukan 30 jenis kosmetika
kulit. Kerusakan kulit antara lain terjadi karena mengandung bahan berbahaya yang terdiri dari
adanya sinar ultraviolet (UV), satu dari 13 jenis kosmetika produksi luar negeri dan 17
komponen matahari yang mencapai bumi. Sinar jenis kosmetika produksi dalam negeri.
UV ini memiliki oksidatif yang dapat
Minyak kelapa murni sudah sejak lama
menyebabkan peradangan. Efek sinar UV yang
digunakan sebagai pelembab kulit alami karena
bersifat sebagai sumber radikal bebas dapat
mampu mencegah kerusakan jaringan dan
dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012)
memberikan perlindungan terhadap kulit
Prevalensi xerosi s(Kulit kering) di
tersebut. Minyak kelapa murni pun mampu
Indonesia adalah 50 % - 80 %. Sedangkan pada
mencegah berkembangnya bercak bercak di
beberapa negara lain seperti Brazil, Australia,
kulit akibat penuaan dan melindungi kulit dari
Turki, dan lain lain adalah 35 % - 70 %.( Paul,C.
cahaya matahari. Bahkan minyak kelapa murni
2011)
dapat memperbaiki kulit yang rusak atau sakit.
Pada kondisi kulit tertentu pelembaban
Oleh karena itu, penggunaan minyak kelapa
diperlukan oleh kulit untuk mempertahankan
murni akan mampu menampilkan kulit lebih
struktur dan fungsinya. Oleh karena beberapa
muda.
faktor baik faktor yang berasal dari dalam
Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil)
maupun dari luar, kulit dapat menjadi lebih
memiliki banyak manfaat di bidang farmasi dan
kering. Secara alamiah kulit berusaha untuk
kesehatan. Minyak kelapa murni (Virgin
melindungi dirinya. Namun, dalam kondisi
Coconut Oil) juga memiliki kandungan
tertentu faktor perlindungan alamiah tersebut
antioksidan dan pelembab yang sangat tinggi
tidak mencukupi untuk melindungi kelembaban
dimana antioksidan ini berfungsi untuk
kulit dan karena itu dibutuhkan perlindungan
mencegah penuaan dini dan menjaga vitalitas
tambahan non alamiah yang berasal dari luar
tubuh.
kulit yaitu dengan memberikan kosmetika
Hasil penelitian Anwar (2011) dan
pelembab kulit.
Musdalifah (2011) menyatakan bahwa VCO
Pemakaian kosmetik terutama bagi
yang dibuat dengan metode pengadukan dan
konsumen wanita merupakan salah satu
VCO yang dibuat dengan metode pemanasan
kebutuhan yang tidak dapat dihindari.
bertahap mengandung komponen tak
Umumnya seorang wanita mulai menggunakan
tersabunkan yaitu α-tokoferol.
kosmetik ketika ia mulai beranjak remaja dan
Berdasarkan uraian di atas dan sebagai
dewasa karena telah timbul kesadaran untuk
gerakan kembali ke alam dengan memanfaatkan
merawat diri dan ingin terlihat cantik. Namun
minyak kelapa murni atau virgin coconut oil
dalam pemakaian kosmetik masyarakat harus
(VCO), maka penulis tertarik untuk
lebih teliti dalam memakai produk kosmetik

38
Riska Purnamasari / JKLR: Jurnal Kesehatan Luwu Raya Vol.6 No.2 (Januari 2020) Hal.37 - 43

menggunakan minyak kelapa murni atau virgin b. Bau


coconut oil ( VCO ) sebagai pelembab dalam Tabel 2.
sediaan gel. Data pengamatan terhadap bau dari Sediaan
Gel VCO
METODE Formula Hari
Jenis penelitian yang digunakan pada 1 2 3 4 5 6 7
penelitian ini adalah penelitian eksperimen Tidak
A - - - - - -
yang disebut dengan pre-experimental design berbau
dalam bentuk one-shoot case study (Studi kasus Tidak
B - - - - - -
berbau
satu tembakan) yaitu desain penelitian yang
Tidak
dilakukan dengan memberi treatment C - - - - - -
berbau
(perlakuan) dan selanjutnya hasilnya Sumber : Data Primer, 2019
diobservasi. Treatment (perlakuan) yang Keterangan :
dimaksudkan adalah melakukan formulasi A : Formulasi konsentrasi 3 %
sediaan setelah itu dilakukan evaluasi terhadap B : Formulasi Konsentrasi 6 %
sediaan gel VCO yang telah diformulasi. C : Formulasi Konsentrasi 9 %
(-) : Tidak terjadi perubahan
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian diambil dari Tabel c. Warna
Evaluasi Sediaan Gel VCO yang telah dibuat di Tabel 3.
laboratorium STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Data pengamatan terhadap warna dari
Raya Palopo meliputi Uji Organoleptis(bentuk, Sediaan Gel VCO
bau dan warna), Uji Homogenitas, uji Daya Formula Hari
Sebar dan Uji pH. 1 2 3 4 5 6 7
A Putih susu - - - - - -
1. Uji Organoleptis Sediaan Gel B Putih susu - - - - - -
a. Bentuk C Putih susu - - - - - -
Tabel 1. Sumber : Data Primer, 2019
Data pengamatan terhadap bentuk dari Keterangan :
sediaan gel VCO A : Formulasi konsentrasi 3 %
Formula Hari B : Formulasi Konsentrasi 6 %
C : Formulasi Konsentrasi 9 %
1 2 3 4 5 6 7
(-) : Tidak terjadi perubahan
A Kental - - - - - -
B Kental - - - - - -
3. Uji Daya Sebar
C Kental - - - - - - Tabel 5
Sumber : Data Primer, 2019 Data pengamatan terhadap Daya Sebar dari
Keterangan :
Sediaan Gel VCO
A : Formulasi konsentrasi 3 %
Formula Hari
B : Formulasi Konsentrasi 6 %
C : Formulasi Konsentrasi 9 % 1 2 3 4 5 6 7
(-) : Tidak terjadi perubahan A 5,5 5,5 6 5,5 5,8 5,3 5,5
B 5,5 5,5 6,2 6,1 6 5,6 5,6
C 5,2 5,8 5,4 6 5,5 5,5 5,8
Sumber : Data Primer, 2019
Keterangan :
A : Formulasi konsentrasi 3 %
B : Formulasi Konsentrasi 6 %
C : Formulasi Konsentrasi 9 %

39
Riska Purnamasari / JKLR: Jurnal Kesehatan Luwu Raya Vol.6 No.2 (Januari 2020) Hal.37 - 43

4. Uji pH menambah kekentalan dari sediaan gel yang


Tabel 6 dibuat karena dapat membentuk suspensi
Data Pengamatan terhadap pH Sediaan Gel koloidal. ( Ditjen POM, 1995)
VCO BHT dengan konsentrasi 1% yang
Formula Hari digunakan sebagai Antioksidan, sekaligus BHT
1 2 3 4 5 6 7 juga digunakan untuk mecegah ketengikan
pH oksidatif dari lemak dan minyak, juga untuk
A - - - - - -
4 mencegah hilangnya aktivitas vitamin yang
pH pH pH pH pH pH pH larut dalam minyak.
B
3 3 4 3 4 4 4
pH pH pH pH pH pH pH
Gliserin dengan konsentrasi 5% yang
C digunakan sebagai Pembasah atau pelembab,
3 3 4 3 4 4 3
Sumber : Data Primer, 2019 karena memiliki warna yang jernih dan tidak
Keterangan : berbau dan efektif digunakan sebagai humektan
A : Formulasi konsentrasi 3 % dan emollient.
B : Formulasi Konsentrasi 6 % Propil Paraben dengan konsentrasi 0,02%
C : Formulasi Konsentrasi 9 %
yang digunakan sebagai Pengawet, karena
(-) : Tidak terjadi perubahan
Propil paraben efektif pada kisaran pH yang
luas, memiliki aktivitas antimikroba dalam
PEMBAHASAN spektrum yang luas dan dalam pembuatan
Pada penelitian ini dibuat sediaan gel sediaan gel tidak menghasilkan gelembung
VCO( Virgin Coconut Oil) yang dapat yang banyak seperti pada penggunaan metyl
digunakan untuk melembabkan wajah. Virgin paraben.
Coconut Oil atau minyak kelapa murni PGA dengan konsentrasi 0,5% yang
mengandung asam lemak rantai sedang yang digunakan sebagai emulgator, karena zat aktif
mudah dicerna dan dioksidasi oleh tubuh yang digunakan adalah minyak maka
sehingga mencegah penimbunan di dalam diperlukan emulgator untuk menyatukan
tubuh. Di samping itu ternyata kandungan minyak dengan air. Sebagai pelarut digunakan
antioksidan di dalam VCO pun sangat tinggi Aquadest
seperti tokoferol dan betakaroten. Antioksidan Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa sediaan
ini berfungsi untuk mencegah penuaan dini dan gel VCO(Virgin Coconut Oil) pada konsentrasi
menjaga vitalitas tubuh (Setiaji dan Prayugo, 3 %, 6 % dan 9 %, pada hari pertama
2010). pengamatan memiliki bentuk dan konsistensi
Bahan-bahan tambahan yang digunakan gel yang kental begitupun pada hari pada hari
pada formulasi sediaan gel VCO (Virgin ketujuh pengamatan sediaan gel masih memiliki
Coconut Oil) adalah Carbapol dengan bentuk dan konsistensi gel yang kental. Hal ini
konsentrasi 1% yang digunakan sebagai Basis menunjukkan bahwa sediaan gel yang dibuat
gel, karena Carbapol dapat larut dalam air, memiliki kestabilan dalam bentuk karena dari
menunjukkan viskositas yang tinggi pada hari pertama pengamatan hingga hari ketujuh
konsentrasi kecil, bekerja efektif pada rage pH tidak terjadi perubahan pada sediaan gel.
yang luas, berbentuk cair kental transparan. Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa sediaan
Carbapol dapat terdispersi dalam air untuk gel VCO( Virgin Coconut Oil) pada konsentrasi
membentuk larutan koloidal bersifat asam. 3 %,6 % dan 9 %, pada hari pertama
Carbapol digunakan sebagai gelling agent pada pengamatan hingga hari ketujuh pengamatan
konsentrasi 0,5 – 2,0 % ( Rowe,2009) . tidak memiliki bau pada sediaan gel yang telah
Na CMC dengan konsentrasi 1 % yang dibuat. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan gel
digunakan sebagai Pengental, karena NA CMC yang dibuat memiliki kestabilan yang baik
mudah terdispersi dalam air dan juga dapat karena tidak terjadi perubahan bau dan juga

40
Riska Purnamasari / JKLR: Jurnal Kesehatan Luwu Raya Vol.6 No.2 (Januari 2020) Hal.37 - 43

tidak terdapat bau tengik pada sediaan gel pertama daya sebar sediaan adalah 5,5 cm, pada
dikarenakan bau tengik dari minyak kelapa hari kedua daya sebar sediaan adalah 5,5 cm,
yang digunakan sebagai zat aktif pada sediaan pada hari ketiga daya sebar sediaan adalah 6,2
gel ini. cm, pada hari keempat daya sebar sediaan
Pada tabel 3 menunjukkan bahwa sediaan adalah 6,1 cm, pada hari kelima daya sebar
gel VCO (Virgin Coconut Oil) pada konsentrasi sediaan adalah 6 cm, pada hari keenam daya
3 %, 6 % dan 9 %, pada hari pertama sebar sediaan adalah 5,6 cm dan pada hari
pengamatan sediaan gel yang telah dibuat ketujuh sediaan adalah 5,6 cm.
memiliki warna sediaan yaitu putih susu dan Pada sediaan gel VCO (Virgin Coconut
hingga hari ketujuh pengamatan tidak terdapat Oil) pada konsentrasi 9 % memiliki daya sebar
perubahan warna pada sediaan gel VCO yang yang berbeda dari hari pertama pengamatan
dibuat. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan gel hingga hari ketujuh pengamatan. Pada hari
yang dibuat memiliki kestabilan warna karena pertama daya sebar sediaan adalah 5,2 cm, pada
tidak terjadi perubahan warna pada sediaan gel. hari kedua daya sebar sediaan adalah 5,8 cm,
Berdasarkan hasil pengamatan pada hari ketiga daya sebar sediaan adalah 5,4
organoleptis sediaan gel VCO (Virgin Coconut cm, pada hari keempat daya sebar sediaan
Oil) tidak terjadi perubahan bentuk, bau dan adalah 6 cm, pada hari kelima daya sebar
warna pada sediaan, hal ini menunjukkan sediaan adala h 5,5 cm, pada hari keenam daya
bahwa sediaan gel yang dibuat memiliki sebar sediaan adalah 5,5 cm dan pada hari
kestabilan dan mutu yang baik. ketujuh sediaan adalah 5,8 cm.
Stabilitas dari suatu sediaan farmasi dapat Menurut Roudhatini, 2013 dalam
dilihat dari ada tidaknya perubahan bentuk, bau penelitiannya yang berjudul “Uji Efektitivitas
dan rasa selama penyimpanan. Sediaan Gel Anti Jerawat Minyak Atsiri Daun
Pada tabel 4 menunjukkan bahwa sediaan Jeruk Sambal (Citrofortunella microcarpa)
gel VCO( Virgin Coconut Oil) pada konsentrasi terhadap P.acnes”. Perbedaan pada daya sebar
3 %, 6 % dan 9 %, pada hari pertama dari sediaan gel dipengaruhi oleh kekuatan
pengamatan hingga hari ketujuh pengamatan matriks gel yang dipengaruhi oleh gelling agent
tidak terdapat butiran-butiran pada sediaan gel, atau Basis gel pada sediaan yaitu Carbapol.
maka sediaan gel VCO( Virgin Coconut Oil) Semakin kuat matriks gel maka daya sebar gel
dapat dikatakan homogen. akan menurun. Hasil uji daya sebar yang ia
Pada tabel 5 menunjukkan bahwa sediaan dapatkan pada hari pertama untuk Formula 1
gel VCO(Virgin Coconut Oil) pada konsentrasi yaitu 7,3 cm, hari kedua yaitu 7,5 cm, hari
3 % memiliki daya sebar yang berbeda dari hari kelima yaitu 7,7 cm, hari kedelapan 7,0, hari
pertama pengamatan hingga hari ketujuh kesebelas yaitu 7,5 cm, hari keempat belas 8,0.
pengamatan. Pada hari pertama daya sebar Dari data hasil uji daya sebar tersebut
sediaan gel adalah 5,5 cm, pada hari kedua daya didapatkan hasil yang berbeda dengan daya
sebar sediaan gel adalah 5,5 cm, pada hari sebar yang dilakukan pada penelitian ini
ketiga daya sebar sediaan adalah 6 cm, pada hari disebabkan oleh konsentrasi dari Carbapol yang
keempat daya sebar sediaan adalah 5,5 cm, pada digunakan, semakin tinggi konsentrasi
hari kelima daya sebar sediaan adalah 5,8 cm, Carbapol yang digunakan maka semakin tinggi
pada hari keenam daya sebar sediaan adalah 5,3 pula daya sebar dari sediaan gel.
cm, dan pada hari ketujuh daya sebar sediaan Berdasarkan dari data daya sebar sediaan
5,5 cm. gel VCO ( Virgin Coconut Oil) memiliki daya
Pada sediaan gel VCO (Virgin Coconut sebar antara 5-7 cm, Menurut Garg et al (2002)
Oil) pada konsentrasi 6 % memiliki daya sebar daya sebar sediaan gel yang baik antara 5-7 cm.
yang berbeda dari hari pertama pengamatan Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa pH
hingga hari ketujuh pengamatan. Pada hari dari sediaan gel VCO(Virgin Coconut Oil) pada

41
Riska Purnamasari / JKLR: Jurnal Kesehatan Luwu Raya Vol.6 No.2 (Januari 2020) Hal.37 - 43

konsentrasi 3 % , pada hari pertama hingga hari termasuk dalam senyawa asam maka dipastikan
ketujuh pengamatan pH sediaan yang memiliki pH di bawah 7.
ditunjukkan oleh kertas pH adalah 4. Pada Berdasarkan evaluasi dari sediaan gel
konsentrasi 6 %, Pada hari pertama dan hari VCO dapat dilihat bahwa sediaan gel dengan
kedua pengamatan pH sediaan yang konsentrasi 3 % dari hari pertama evaluasi
ditunjukkan oleh kertas pH adalah 3, pada hari hingga hari ketujuh tidak terjadi perubahan baik
ketiga pH sediaan adalah 4, pada hari keempat segi fisik maupun pH. Jadi formulasi yang
pH sediaan adalah 3, pada hari kelima hingga memiliki kestabilan yang paling baik adalah
hari ketujuh pH sediaan adalah 4. Pada formulasi sediaan gel dengan konsentrasi 3 %.
konsentrasi 9 %, pada hari pertama dan hari
kedua pH sediaan adalah 3, pada hari ketiga pH KESIMPULAN
sediaan adalah 4, pada hari keempat pH sediaan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
adalah 3, pada hari kelima dan keenam pH disimpulkan bahwa :
sediaan adalah 4, dan pada hari terakhir pH Minyak kelapa murni atau VCO
sediaan adalah 3. diformulasikan dalam sediaan gel dengan
Menurut Isnin dan Bambang,(2014) dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi 3 %, 6 %
penelitiannya yang berjudul “Pengaruh dan 9 %, dilakukan evaluasi selama 7 hari
Konsentrasi Virgin Coconut Oil (VCO) terhadap sediaan meliputi uji organoleptis, uji
Terhadap Stabilitas Emulsi Kosmetik dan Nilai pH, uji daya sebar dan uji homogenitas. Dari
Sun Protection Factor (SPF) . Nilai pH emulsi hasil evaluasi tersebut didapatkan sediaan yang
kosmetik yang ia peroleh berkisar antara 6,84 – stabil dari segi fisik dan homogenitas, namun
7,02. Hal ini menunjukkan bahwa pH emulsi terjadi perubahan pH pada konsentrasi 6 % dan
kosmetik telah sesuai dengan standar mutu 9 %. Berdasarkan evaluasi dari sediaan gel
emulsi kosmetik meskipun demikian kurang VCO dapat dilihat bahwa sediaan gel dengan
sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5 – 6,5, karena konsentrasi 3 % adalah formulasi yang
jika krim memiliki pH tertalu basa akan memiliki kestabilan yang paling baik dari segi
menyebabkan kulit bersisik sedangkan jika pH fisik, homogenitas hingga pH.
terlalu asam akan menimbulkan iritasi kulit.
Hasil uji Ph menunjukkan bahwa pH turun SARAN
seiring dengan meningkatnya konsentrasi dari Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut
sediaan gel VCO. Peningkatan konsentrasi dengan menambah parameter uji lainnya.
VCO seiring dengan peningkatan kandungan
asam – asam lemak pada sediaan gel. Semakin DAFTAR RUJUKAN
banyak jumlah asam lemak pada sediaan gel Anief, M., (2010). Ilmu Meracik Obat.
maka jumlah H+ yang terdisosiasi menjadi Yogyakarta: Gadjah Mada University
semakin besar. Hal ini memberikan dampak Press.
pada semakin rendahnya pH gel yang Annisa. (2017) . Formulasi dan Uji Stabilitas
dihasilkan. Smaoui dkk, (2012) mengatakan Fisika – Kimia Sediaan Gel Etil P-
bahwa kandungan asam-asam lemak dengan Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (
Virgin Coconut Oil ( VCO) dapat menurunkan Kaempferia galanga L.) . Skripsi.
pH dari sediaan. Penurunan cenderung kecil, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
karena asam-asam lemak dalam VCO Ansel, H. ( 2011). Pengantar Bentuk Sediaan
merupakan asam lemah sehingga hanya Farmasi Edisi 4 . Jakarta; UI Press.
sebagian kecil yang yang terdisosiasi ion H+. Anwar, F dan Musdalifah. (2011). Analisis
Hasil uji pH menunjukkan pH dari sediaan Komponen Tidak Tersabunkan Dalam
adalah pH asam, karena Virgin Coconut Oil Virgin Coconut Oil (VCO) Yang Dibuat

42
Riska Purnamasari / JKLR: Jurnal Kesehatan Luwu Raya Vol.6 No.2 (Januari 2020) Hal.37 - 43

Dengan Metode Mixing. Skripsi. FMIPA Rindengan, B, dan Novarianto, H. (2009).


UNSRAT. Pembuatan dan Pemanfaatan Minyak
Darmoyuwono, W. (2009). Gaya hidup Sehat Kelapa Murni. Jakarta: Penebar
Dengan Virgin Coconut Oil. Jakarta: PT. Swadaya.
Indeks. Robbani, (2015). Uji Stabilitas Kimia Etil p-
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. metoksisinamat dari Rimpang Kencur
Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan (Kaempferia galanga L) dalam Sediaan
Republik Indonesia. Setengah Padat. Jakarta : UIN Syarif
Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetika Hidayatullah.
Indonesia. Jakarta: Departemen Roudhatini, (2013). Uji Efektifitas Sediaan Gel
Kesehatan Republik Indonesia. Anti Jerawat Minyak Atsiri Daun Jeruk
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Sambal (X Citrofortunella microcarpa)
Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Terhadap P.acnes. Skripsi.
Republik Indonesia. Pontianak;FKUT.
Eroschenko, V.P. (2012). Atlas Histologi Rowe, R.C, et Al. (2009). Handbook Of
diFiore ed. 11, chapter 10, pp. 223-227, Pharmaceutical Excipients, 6th Ed. The
EGC, Jakarta. Pharmaceutical Press, London.
Hairi, (2010). Pengaruh Umur Simpan Buah Rutgers. Edu ( homepage on the internet)
Nanas dan Konsentrasi Ekstrak Kasar Rutgers The State of New Jersey, 2017 (
Enzim Bromelin Pada Pembuatan Virgin Cited 6 Februari 2017), tersedia dari :
Coconut Oil Dari Buah Kelapa Typical http://www.rci.rutgers.edu/uzwiak/Ana
(Cocos nucifera L). Malang : UIN. tPhys/APFallLect7.html
Isnin, dkk. (2014). Pengaruh Konsentrasi Setiaji, B, dan Prayugo, S. ( 2010). Membuat
Virgin Coconut Oil ( VCO) Terhadap VCO Berkualitas Tinggi. Jakarta:
Stabilitas Emulsi Kosmetik dan Nilai Sun Penebar Swadaya.
Protection Factor(SPF). Yogyakarta; Smaoui, dkk. (2012). Cosmetic Emulsion from
Universitas Gadjah Mada. Virgin Olive Oil: Formulation and Bio-
Marriot, et. Al. (2010). Pharmaceutical Physical Evaluation, Afr. J. Biotechnol.
Compounding and Dispensing. London: Tranggono, R.I. dan Latifah, F. (2011). Buku
Pharmaceutical Press. Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik,
Nova, G. D. (2012). Formulasi Ekstrak Metanol Editor: Joshita Djajadisastra, Pharm.,
Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) MS, Ph.D. Jakarta: Penerbit Pustaka
pada Uji Iritasi Primer. Fakultas Farmasi Utama.
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Tortora, G,.J & Derrickson, B.H. (2009),
Paul C, Maumus-Robert S, Mazereeuw-Hautier Principles of Anatomy & Physiology 12th
J, Guyen C, Saudez X SA. Prevalence ed, Chapter 5, pp. 148-153, John Wiley &
and risk factors for xerosis in the elderly: Sons, Asia.
a cross-sectional epidemiological study Wardani, I.E. (2012). Uji Kualitas VCO
in primary care. JAAD [Internet]. 2011 Berdasarkan Cara Pembuatan dari
[cited 2016 Feb 4];5(3):223–60. Proses pengadukan Tanpa Pemancingan
Available from: dan Proses Pengadukan dengan
http://www.jaad.org/article/S0190- Pemancingan. Skripsi Fakultas MIPA
9622(02)61509-9/fulltext. UNS.
Rathod, H,dan Metha. (2015). A review on Wasitaatmadja, S.M. (2010). Penuntun Ilmu
Pharmaceutical Gel. International Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press.
Journal of Pharmaceutical Sciences.

43

Anda mungkin juga menyukai