Analisis market
Paparan sinar matahari yang mengeluarkan radiasi ultraviolet (UV) dapat memicu
berbagai masalah pada kulit seperti pori-pori yang membesar. Pori-pori yang besar akan
mudah tertutup oleh keringat, minyak, kulit-kulit mati, debu, dll, sehingga saluran kelenjar
keringat kulit menjadi tersumbat dan meradang sehingga menimbulkan komedo,dan masalah
kulit tersebut dalam menyerang wanita usia remaja hingga usia produktif. Kulit di atas
komedo yang terbuka dan terpapar udara, menyebabkan warna komedo menjadi tampak
hitam, masalah kulit tersebut cukup merisaukan karena berhubungan dengan menurunnya
kepercayaan diri akibat berkurangnya keindahan wajah.
Solusi yang dilakukan demi menjaga kulit wajah tetap sehat adalah dengan perawatan
kulit yang dilakukan secara rutin dengan membersihkan kulit wajah. Ada beberapa cara untuk
membersihkan kulit wajah yaitu : mencuci wajah menggunakan sabun, membersihkan wajah
dengan pembersih wajah, dan membersihkan wajah menggunakan masker. Pemakaian
masker wajah bermanfaat untuk melembutkan kulit, membuka pori-pori yang tersumbat, dan
membersihkan sisa kosmetik yang tidak bisa dihilangkan menggunakan pembersih biasa.
Produk masker yang beredar di pasaran umumnya Clay Mask, Peel Off Mask, Gel
Mask, Sheet Mask, Masker Alami, tentu saja penggunaan masker seperti itu memakan waktu
yang cukup lama sehingga kurang diminati karena mengganggu akivitas wanita remaja dan
produktif (usia 17-35thn ) yang cukup padat. Sehingga untuk menyesuaikan hal tersebut ,
tercipta inovasi di bidang kosmetik salah satunya masker stick. Masker stick dengan
keunggulan mudah digunakan kapan saja, dimana saja, efisien, mudah di bawa kemanapun,
dan yang terpenting adalah setelah diaplikasikan di wajah bisa langsung di bersihkan tanpa
menunggu waktu kering yang lama.
Basis krim merupakan bahan utama pembentuk krim,berikut adalah beberapa golongan
basis krim
a) Golongan asam lemak: Asam stearat, asam palmitat, asam laurat, asam
maristat
b) Golongan hidrokarbon: Vaselin putih, vaselin kuning, paraffin
c) Golongan monogliserilida dan digliserida: Emulgid
d) Golongan minyak tumbuh-tumbuhan: Oleum sesami, oleum cocos
e) Golongan malam dan zat menyerupai malam: Caraalba, ceraflava, cetaceum
2. Humektan
Humektan adalah bahan yang larut dalam air dengan kemampuan mengikat
air yang tinggi. Bahan ini mampu menarik air dari atmosfer, mencegah penguapan
dan pengentalan produk sehingga meningkatkan masa pakai produk.
Beberapa contoh humektan yang sering digunakan adalah gliserin, sorbitol, natrium
hialuronat, urea, propilen glikol, asam hidroksi – α dan gula (Baumann, 2008).
3. Emmolient
Definisi : emmolient atau pelembab membantu menjaga kelembapan kulit dan
lentur dengan mengurangi kehilangan air dari epidermis, lapisan luar kulit. Emmolient
adalah humektan,pelumas, dan oklusi. Oklusi menempatkan lapisan minyak pada
permukaan kulit, memperlambat kehilngan air. Sebuah humektan meningkatkan
permukaan kapasitas kulit untuk menahan air. Pelumas mengurangi gesekan saat
menggosok kulit.
Contoh : Propilenglikol
Heksilenaglikol
Butilenaglikol
Gliseril triasetat
4. Antimikorba
Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan
mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan.
Miroorganisme dapat menyebabkan bahaya karena kemampuan menginfeksi dan
menimbulkan penyakit serta merusak bahan pangan atau sediaan. Antibakteri
termasuk kedalam antimikroba yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan
bakteri.
Contoh : Metilprednisolon
Propilparaben
5. Whitening
Pemutih kulit adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat
menekan atau menghambat melamin yang sudah terbentuk sehingga akan memberikan
warna kulit yang lebih putih (Compac, 2005)
Contoh zat :
- Hg (merkuri),
Merkuri (Hg)/air raksa termasuk logam berat berbahaya yang dalam konsentrasi
dapat bersifa racun. Pemakaian merkuri (Hg) dalam krim pemutih dapat menimbulkan
berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit yang akhirnya dapat menyebabkan
bintikbintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit, serta pada pemakaian dengan dosis
tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanent pada susunan saraf otak, ginjal, dan
gangguan perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi dapat
menyebabkan muntah-muntah, diare dan kerusakan ginjal, serta merupakan zat
karsinogenik (menyebabkan kanker) pada manusia (Arief, 2007).
- Asam retinoat
- Hydrokuinon
- Niacinamide
- Titanium dioksida
6. Emulsifying
Zat pengemulsi (emulgator) merupakan komponen yang paling penting agar
memperoleh emulsi yang stabil. Semua emulgator bekerja dengan membentuk film
(lapisan ) disekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi untuk
mencegah terjadinya koalesensi dan terpisahnya cairan dispersi sebagai fase terpisah.
Hal yang paling utama bagi emulgator adalah kemampuannya untuk menghasilkan dan
menjaga stabilitas emulsi dalam penyimpanan dan pemakaian (Anief, 2003: 132).
Berdasarkan struktur kimianya emulgator diklasifikasikan menjadi (Gennaro,1990;
Liebermen,1998) :
1. Emulgator alam
Emulgator alam yang membentuk film multimolekuler, misalnya akasia dan gelatin.
Emulgator alam yang membentuk film monomolekuler misalnya lesitin, kolesterol
Emulgator yang membentuk film berupa partikel padat misalnya bentonit, vegum.
2. Emulgator sintetik atau surfaktan yang membentuk film monomolekuler, kelompok
bahan aktif permukaan ini dibagi menjadi anionik, kationik, dan nonionik.
Tergantung dari muatan yang dimiliki oleh surfaktan.
a) Anionik
Surfaktan ini memiliki muatan negatif. Contoh bahannnya yaitu kalium, natrium,
dan garam ammonium dari asam laurat dan asam oleat yang larut dalam air dan
merupakan bahan pengemulsi M/A yang baik. Bahan ini mempunyai rasa yang
kurang menyenangkan dan mengiritasi saluran cerna sehingga dibatasi
penggunaannya hanya untuk bagian luar.
b) Kationik
Aktifitas permukaan bahan kelompok ini terletak pada kation yang bermuatan
positif. pH dari sediaan emulsi dengan pengemulsi kationik yaitu antara 4-8.
rentang pH ini juga menguntungkan karena masuk kedalam pH normal kulit.
Contohnya yaitu senyawa ammonium kuartener.
c) Nonionik
Surfaktan yang luas penggunaannya sebagai bahan pengemulsi karena memilki
keseimbangan hidrofilik dan lipofilik dalaam molekulnya. Tidak seperti anionik
dan kationik,emulgator nonionik tidak dipengaruhi perubahan pH dan penambahan
elektrolit. Contoh yang paling banyak digunakan yaitu ester gliseril, ester asam
lemak sorbitan (span) dan turunan polioksietilennya (tween).
7. Absorben
Absorbent merupakan bahan penyerap perspirasi(keringat) dan
sebum(minyak) di wajah contohnya magnesium karbonat dan kalium karbonat.
8. Antioksidan
9. Stiffening Agent
Stiffening agent adalah suatu zat yang ditambahkan ke dalam suatu formula,
yang berfungsi sebagai pengental atau pengeras didalam sediaan lotion atau krim
(Rahmanto, 2011)
Conth bahan
1. Dextrin
2. Asam stearat
3. Cetyl alkohol
4. Paraffin
5. Stearyl alcohol
6. Wax, anionic smulsifying
7. Wax, cetyl esters
8. Wax, microcrystalline
9. Wax, nonionic emulsifying
10. Wax, white
11. Wax, yellow
(HPE)
10. Pengawet
1) Formaldehyde
2) Parabens(metil,etil,butil,propil,isobutil)
3) Rodamin B
4) Methylisothiazolinone dan Metylkloroisotiazolinone(katon GG)
5) Asam sorbat
6) Asam benzoat
7) Asam Dehidroasetat
8) Methyl paraben
9) DEA (diethanolamine),TEA triethanolamine
10) Propilen glycol (HPE)
11. Lubrikan
IV. Formula
Formula masker stick
PEG 400 10%
PEG 4000 15%
Gliserin emolient 5%
Cetyl alkohol 5%
Gom arab emulgator 15%
CMC-Na pengikat 2%
Asam stearat pengental 15%
Asam salisilat keratolitik 1%
Titanium oxide tabir surya 4%
Magnesium carbonat absorben 0,5%
TEA pengatur ph 3%
Talk lubrikan 4%
Cl 77492 1%
Cl 77499 1%
Cl 77491 1%
Propilenglicol pelarut 3%
BHT 0,1%
Aqua ad 5g
13. Iron oxide : Beberapa Iron Oksides masih diekstraksi secara alami, namun
Iron Oxides di alam (tanah) sering mengandung logam beracun seperti timbal,
arsen, merkuri, antimon dan selenium (ketika mereka berada di alam). Ini
adalah pewarna kosmetik sehingga tingkat logam beracun dalam konsentrasi
rendah dianggap “aman.”
Pemerian : bubuk berwarna hitam dan kuning tergantung bentuk kristal.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam asam mineral.
14. Propilen glycol : memiliki kelebihan yaitu tidak toksik, tidak menyebabkan
iritasi lokal, tidak menyebabkan reaksi hipersensitivitas dan aman digunakan
hingga konsentrasi lebih dari 50%.
Pemerian : cairan kental, jernih tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak
manis, *higroskopik.
Kelarutan : dapat bercampur dengan iar, dengan etanol (95%) P dan dalam
kloroform P, larut dalam 6 bagian eter P, tidak dapat campur dengan minyak
tanah P dan dengan minyak lemak.
Kadar: 5%
15. BHT : karena bht merupakan antioksidan hang efektif , dengan kadar yang
kecil bisa memnilbulkan efek antioksidan.
Pemerian : putih atau kuning pucat, kristal padatan, bau khas, tidak berasa
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air gliserin, propilen glikol, larut alkali
hidroksida, sangat mudah larut dalam aseton, benzen, etanol (95%) dan
mineral oil.
Kadar: 0,0075-1,0%