Anda di halaman 1dari 12

I.

Analisis market
Paparan sinar matahari yang mengeluarkan radiasi ultraviolet (UV) dapat memicu
berbagai masalah pada kulit seperti pori-pori yang membesar. Pori-pori yang besar akan
mudah tertutup oleh keringat, minyak, kulit-kulit mati, debu, dll, sehingga saluran kelenjar
keringat kulit menjadi tersumbat dan meradang sehingga menimbulkan komedo,dan masalah
kulit tersebut dalam menyerang wanita usia remaja hingga usia produktif. Kulit di atas
komedo yang terbuka dan terpapar udara, menyebabkan warna komedo menjadi tampak
hitam, masalah kulit tersebut cukup merisaukan karena berhubungan dengan menurunnya
kepercayaan diri akibat berkurangnya keindahan wajah.
Solusi yang dilakukan demi menjaga kulit wajah tetap sehat adalah dengan perawatan
kulit yang dilakukan secara rutin dengan membersihkan kulit wajah. Ada beberapa cara untuk
membersihkan kulit wajah yaitu : mencuci wajah menggunakan sabun, membersihkan wajah
dengan pembersih wajah, dan membersihkan wajah menggunakan masker. Pemakaian
masker wajah bermanfaat untuk melembutkan kulit, membuka pori-pori yang tersumbat, dan
membersihkan sisa kosmetik yang tidak bisa dihilangkan menggunakan pembersih biasa.
Produk masker yang beredar di pasaran umumnya Clay Mask, Peel Off Mask, Gel
Mask, Sheet Mask, Masker Alami, tentu saja penggunaan masker seperti itu memakan waktu
yang cukup lama sehingga kurang diminati karena mengganggu akivitas wanita remaja dan
produktif (usia 17-35thn ) yang cukup padat. Sehingga untuk menyesuaikan hal tersebut ,
tercipta inovasi di bidang kosmetik salah satunya masker stick. Masker stick dengan
keunggulan mudah digunakan kapan saja, dimana saja, efisien, mudah di bawa kemanapun,
dan yang terpenting adalah setelah diaplikasikan di wajah bisa langsung di bersihkan tanpa
menunggu waktu kering yang lama.

II. Spesifikasi produk


Masker stick merupakan sediaan semi padat yang berbentuk seperti lipstik dengan
warna yang menyerupai warna kulit wanita Asia sehingga tidak akan merusak penampilan.
Bobot masker yang ringan yaitu 5 gram tentu saja masker ini mudah dibawa kemanapun dan
efisien. Masker stick ini merupakan jenis krim dengan tipe o/w yang mudah dibersihkan
dengan air.
III. Komponen bahan
Ada beberapa bahan untuk menyusun formula krim tipe o/w, berikut adalah
komponen bahan:
1. Basis

Basis krim merupakan bahan utama pembentuk krim,berikut adalah beberapa golongan
basis krim
a) Golongan asam lemak: Asam stearat, asam palmitat, asam laurat, asam
maristat
b) Golongan hidrokarbon: Vaselin putih, vaselin kuning, paraffin
c) Golongan monogliserilida dan digliserida: Emulgid
d) Golongan minyak tumbuh-tumbuhan: Oleum sesami, oleum cocos
e) Golongan malam dan zat menyerupai malam: Caraalba, ceraflava, cetaceum

2. Humektan
Humektan adalah bahan yang larut dalam air dengan kemampuan mengikat
air yang tinggi. Bahan ini mampu menarik air dari atmosfer, mencegah penguapan
dan pengentalan produk sehingga meningkatkan masa pakai produk.
Beberapa contoh humektan yang sering digunakan adalah gliserin, sorbitol, natrium
hialuronat, urea, propilen glikol, asam hidroksi – α dan gula (Baumann, 2008).

3. Emmolient
Definisi : emmolient atau pelembab membantu menjaga kelembapan kulit dan
lentur dengan mengurangi kehilangan air dari epidermis, lapisan luar kulit. Emmolient
adalah humektan,pelumas, dan oklusi. Oklusi menempatkan lapisan minyak pada
permukaan kulit, memperlambat kehilngan air. Sebuah humektan meningkatkan
permukaan kapasitas kulit untuk menahan air. Pelumas mengurangi gesekan saat
menggosok kulit.

Contoh : Propilenglikol

Heksilenaglikol

Butilenaglikol

Gliseril triasetat
4. Antimikorba
Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan
mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan.
Miroorganisme dapat menyebabkan bahaya karena kemampuan menginfeksi dan
menimbulkan penyakit serta merusak bahan pangan atau sediaan. Antibakteri
termasuk kedalam antimikroba yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan
bakteri.

Contoh : Metilprednisolon

Propilparaben

5. Whitening
Pemutih kulit adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat
menekan atau menghambat melamin yang sudah terbentuk sehingga akan memberikan
warna kulit yang lebih putih (Compac, 2005)
Contoh zat :
- Hg (merkuri),
Merkuri (Hg)/air raksa termasuk logam berat berbahaya yang dalam konsentrasi
dapat bersifa racun. Pemakaian merkuri (Hg) dalam krim pemutih dapat menimbulkan
berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit yang akhirnya dapat menyebabkan
bintikbintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit, serta pada pemakaian dengan dosis
tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanent pada susunan saraf otak, ginjal, dan
gangguan perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi dapat
menyebabkan muntah-muntah, diare dan kerusakan ginjal, serta merupakan zat
karsinogenik (menyebabkan kanker) pada manusia (Arief, 2007).
- Asam retinoat
- Hydrokuinon
- Niacinamide
- Titanium dioksida
6. Emulsifying
Zat pengemulsi (emulgator) merupakan komponen yang paling penting agar
memperoleh emulsi yang stabil. Semua emulgator bekerja dengan membentuk film
(lapisan ) disekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi untuk
mencegah terjadinya koalesensi dan terpisahnya cairan dispersi sebagai fase terpisah.
Hal yang paling utama bagi emulgator adalah kemampuannya untuk menghasilkan dan
menjaga stabilitas emulsi dalam penyimpanan dan pemakaian (Anief, 2003: 132).
Berdasarkan struktur kimianya emulgator diklasifikasikan menjadi (Gennaro,1990;
Liebermen,1998) :
1. Emulgator alam
 Emulgator alam yang membentuk film multimolekuler, misalnya akasia dan gelatin.
 Emulgator alam yang membentuk film monomolekuler misalnya lesitin, kolesterol
 Emulgator yang membentuk film berupa partikel padat misalnya bentonit, vegum.
2. Emulgator sintetik atau surfaktan yang membentuk film monomolekuler, kelompok
bahan aktif permukaan ini dibagi menjadi anionik, kationik, dan nonionik.
Tergantung dari muatan yang dimiliki oleh surfaktan.
a) Anionik
Surfaktan ini memiliki muatan negatif. Contoh bahannnya yaitu kalium, natrium,
dan garam ammonium dari asam laurat dan asam oleat yang larut dalam air dan
merupakan bahan pengemulsi M/A yang baik. Bahan ini mempunyai rasa yang
kurang menyenangkan dan mengiritasi saluran cerna sehingga dibatasi
penggunaannya hanya untuk bagian luar.
b) Kationik
Aktifitas permukaan bahan kelompok ini terletak pada kation yang bermuatan
positif. pH dari sediaan emulsi dengan pengemulsi kationik yaitu antara 4-8.
rentang pH ini juga menguntungkan karena masuk kedalam pH normal kulit.
Contohnya yaitu senyawa ammonium kuartener.
c) Nonionik
Surfaktan yang luas penggunaannya sebagai bahan pengemulsi karena memilki
keseimbangan hidrofilik dan lipofilik dalaam molekulnya. Tidak seperti anionik
dan kationik,emulgator nonionik tidak dipengaruhi perubahan pH dan penambahan
elektrolit. Contoh yang paling banyak digunakan yaitu ester gliseril, ester asam
lemak sorbitan (span) dan turunan polioksietilennya (tween).

7. Absorben
Absorbent merupakan bahan penyerap perspirasi(keringat) dan
sebum(minyak) di wajah contohnya magnesium karbonat dan kalium karbonat.
8. Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa yang dapat menunda, menghambat atau


mencegah oksidasi lipid atu molekul lain dengan menghambat inisiasi atau propagasi
dari reaksi rantai oksidatif (Javanmardi, et al., 2003). Antioksidan bekerja seperti
“rantai pelindung” dalam artian semua senyawa tersebut bekerja secara sinergis dan
saling melindungi satu sama lain dari kerusakan yang mungkin terjadi ketika
menetralkan radikal bebas. Sehingga, seringkali senyawa–senyawa antioksidan
tersebut hanya efektif jika digunakan secara bersama–sama (dalam bentuk kombinasi
dengan senyawa lain) Antioksidan dikelompokkan menjadi 2 yaitu antioksidn
enzimatis dan antioksidan non-enimatis. Antioksidan enzimatis misalnya enzim
superoksida dismutase (SOD), katalase, dan glutation peroksidase. Antioksidan non-
enzimatis dibagi menjadi 2 kelompok yaitu antioksidan larut lemak dan antioksidan
larut air. Antioksidan larut lemak seperti tokoferol, karotenoid, flavonoid, quinon dan
bilirubin, BHT dan BHA. Sedangkan antioksidan larut air seperti asam askorbat, asam
urat, protein pengikat logam, dan protein pengikat heme. (HPE)

9. Stiffening Agent

Stiffening agent adalah suatu zat yang ditambahkan ke dalam suatu formula,
yang berfungsi sebagai pengental atau pengeras didalam sediaan lotion atau krim
(Rahmanto, 2011)

Conth bahan

1. Dextrin
2. Asam stearat
3. Cetyl alkohol
4. Paraffin
5. Stearyl alcohol
6. Wax, anionic smulsifying
7. Wax, cetyl esters
8. Wax, microcrystalline
9. Wax, nonionic emulsifying
10. Wax, white
11. Wax, yellow
(HPE)

10. Pengawet

Bahan untuk mencegah tumbuhnya atau untuk bereaksi dan menghancurkan


mikroorganisme yang dapat merusak produk atau tumbuhan pada produk Bahan
pengawet (buku ilmu pengetahuan kosmetik).Contoh bahan-bahan :

1) Formaldehyde
2) Parabens(metil,etil,butil,propil,isobutil)
3) Rodamin B
4) Methylisothiazolinone dan Metylkloroisotiazolinone(katon GG)
5) Asam sorbat
6) Asam benzoat
7) Asam Dehidroasetat
8) Methyl paraben
9) DEA (diethanolamine),TEA triethanolamine
10) Propilen glycol (HPE)

11. Lubrikan

Lubrikan adalah eksipien yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara


permukaan tablet dengan dinding lubang kempa selama proses pengempaan dan
pengeluaran tablet dari lubang kempa. Lubrikan digolongkan berdasarkan
kelarutannya dalam air, yakni lubrikan larut air dan tidak larut air. Namun dalam
dunia kosmetik lubrikan berfungsi untuk mencegah lengketnya sediaan pada
dinding kemasan seperti masker stik. Contoh talk dan silika
12. Keratolytic

Keratolytic memiliki fungsi untuk mengobati atau mencegah kulit kering,


kasar, bersisik, gatal misalnya contoh: asam laktat,urea, asam salisilat

IV. Formula
Formula masker stick
PEG 400 10%
PEG 4000 15%
Gliserin emolient 5%
Cetyl alkohol 5%
Gom arab emulgator 15%
CMC-Na pengikat 2%
Asam stearat pengental 15%
Asam salisilat keratolitik 1%
Titanium oxide tabir surya 4%
Magnesium carbonat absorben 0,5%
TEA pengatur ph 3%
Talk lubrikan 4%
Cl 77492 1%
Cl 77499 1%
Cl 77491 1%
Propilenglicol pelarut 3%
BHT 0,1%
Aqua ad 5g

V. Alasan pemilihan bahan


1. PEG 400 : Berfungsi sebagai surfaktan dalam formulasi kosmetik yang dapat
digunakan sebagai pelembab unutuk kulit kering.
Pemerian : cairan kental jernih, tidak berwarna atau praktis tidak berwarna,
bau khas lemah, agak higroskopik.
Kelarutan : larut dalam air, dalam etanol (95%) P, dalam aseton P, dalam
glikol lain dan dalam hidrokarbon aromatik, praktis tidak larut dalam eter P
dan dalam hidrokarbon alifatik.
Kadar :
2. PEG 4000 : Berfungsi sebagai basis
Pemerian : serbuk licin putih atau potongan putih kuning gading, praktis tidak
berbau, tidak berasa.
Kelarutan : mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan dalam
kloroform P, praktis tidak larut dalam eter P.
Kadar :
3. Gliserin : Berfungsi sebagai humektan dan emollient. Konsentrasi gliserin
yang digunakan sebagai humektan dan emollient berkisar kurang dari 30%.
Gliserin bersifat higroskopis. Campuran antara gliserin, etanol, dan propilen
glikol bersifat stabil secara kimia. Gliserin akan meleleh pada suhu 200C.
gliserin didapatkan dari minyak dan lemak sebagai produk dalam pembuatan
sabun dan asam lemak, sehingga aman digunakan pada kulit
Pemerian : cairan seperti sirup jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis
diikuti rasa hangat, higroskopis
Kelarutan : dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P, praktis tidak
larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak.
Kadar : <30%
4. Gom arab : karena gom arab merupakan emulgator yang berasal dari alam
sehingga tidak menimbulkan toksisitas
Pemerian : hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir.
Kelarutan : mudah larut dalam air, menghasilkan larutan yang kental dan
tembus cahaya. Praktis tidak larut dalam ethanol.
Kadar: 5-10%
5. Cetyl alkohol : dapat meningkatkan stabilitas, konsistensi, dan tekstur
emulsi.
Pemerian : serpihan putih atau granul seperti lilin, berminyak memiliki bau
dan rasa yang khas.
Kelarutan : mudah larut dalam ethanol 95% dan eter, kelarutannya meningkat
dengan peningkatan temperature, serta tidak larut dalam air.
Kadar: 2-3%
6. CMC-Na : Viskositas larutan CMC dipengaruhi oleh pH larutan, kisaran pH
Na-CMC adalah 5-11 sedangkan pH optimum adalah 5, dan jika pH terlalu
rendah (<3), Na-CMC akan mengendap.
Pemerian : serbuk atau granul, putih sampai krem, higroskopik
Kelarutan : mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal, tidak
larut dalam ethanol, dalam eter dan dalam pelarut organik lain.
Kadar: 1-5% sebagai pengikat
7. Asam stearat : Untuk membersihkan dan menciptakan tekstur yang greasy.
Pemerian : kristal putih atau kuning berwarna, kristalin padat, atau putih.
Kelarutan : mudah larut dalam benzene karbon tetraklorida, kloroform, dan
eter, larut dalam ethanol, heksan dan propilenglikol, praktis tidak larut dalam
air.
Kadar:1-20%
8. Asam salisilat : Asam salisilat berfungsi menghancurkan sel kulit berlebih
pada permukaan kulit. Obat ini akan meningkatkan kelembapan pada kulit dan
melarutkan unsur yang mengakibatkan sel kulit menempel satu sama lain.
Kondisi ini akan mempermudahkan pengelupasan kulit. Dalam penggunaan
salep asam slisilat konsentrasi 1-2% digunakan sebagai keraktolitik dan
antifungi, sedangkan dalam konsentrasi 4% digunakan sebagai keratoplastik.
Pemerian : hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih, hampir
tidak berbau, rasa agak manis dan tajam.
Kelarutan : larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P,
mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P, larut dalam amonium asetat
P, dinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat P dan natrium sitrat P.
Kadar : 1-2%
9. Titanium dioxide : Titanium dioxide merupakan tabir surya yang aman,
efektif dan berspektrum luas. Titanium dioksida bekerja secara fisik, yaitu
dengan memantulkan sinar UV. Selain dapat memantulkan sinar, titanium
dioksida memiliki sifat untuk menyerap minyak. Senyawa ini memilki
fotostabilitas yang tinggi dan tingkat toksisitas yang rendah
Pemerian : putih, amorf, tidak berbau, dan tidak berasa.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam asam sulfat encer, HCl, asam nitrat,
pelarut organik, dan air. Larut dalam asam flurida dan asam sulfat pekat panas.
Kelarutan tergantung pada perlakuan panas sebelumnya, pemanasan
berkepanjangan menghasilkan bahan yang kurang larut.
Kadar: <25%
10. Magnesium carbonat : memiliki sifat absorben yang baik dan terbukti
memiliki sifat mendistribusi parfum yang baik. Kerapatannya adalah bagian
dari lapisan magnesium karbonat, kualitas yang mana memberikan
perkembangan pada tipe kehalusan dari bedak
Pemerian : serbuk halus, putih dann voluminus, bau lemah khas, mudah
melekat di kulit, bebas dari butiran.
Kelarutan : tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter.
Kadar: 0,5-1%
11. TEA : biasa digunakan dalam preparasi sediaan sunsreen, mengurangi
tegangan permukaan zat menjadi emulsi sehingga bahan larut air dan minyak
dapat dicampurkan. Juga sebagai pengontrol PH Kosmetik dan produk
perawatan pribadi
Pemerian : tidak berwarna sampai kuning pucat, tidak meiliki bau amoniak.
Kelarutan : mudah larut dalam aseton, karbon tetraklorida, metanol dan air.
Kadar: 2-5%
12. Talk lubrikan : karena talk tidak toksik , aman untuk kulit dan talk sendiri
selain sebagai lubrikan dalam tablet biasanya sebagai bahan dasar bedak tabur.
Pemerian : serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu, berkilat,
mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam pelarut asam dan basa, pelarut organik
dan air.
Kadar: 4%

13. Iron oxide : Beberapa Iron Oksides masih diekstraksi secara alami, namun
Iron Oxides di alam (tanah) sering mengandung logam beracun seperti timbal,
arsen, merkuri, antimon dan selenium (ketika mereka berada di alam). Ini
adalah pewarna kosmetik sehingga tingkat logam beracun dalam konsentrasi
rendah dianggap “aman.”
Pemerian : bubuk berwarna hitam dan kuning tergantung bentuk kristal.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam asam mineral.

14. Propilen glycol : memiliki kelebihan yaitu tidak toksik, tidak menyebabkan
iritasi lokal, tidak menyebabkan reaksi hipersensitivitas dan aman digunakan
hingga konsentrasi lebih dari 50%.
Pemerian : cairan kental, jernih tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak
manis, *higroskopik.

Kelarutan : dapat bercampur dengan iar, dengan etanol (95%) P dan dalam
kloroform P, larut dalam 6 bagian eter P, tidak dapat campur dengan minyak
tanah P dan dengan minyak lemak.

Kadar: 5%

15. BHT : karena bht merupakan antioksidan hang efektif , dengan kadar yang
kecil bisa memnilbulkan efek antioksidan.
Pemerian : putih atau kuning pucat, kristal padatan, bau khas, tidak berasa
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air gliserin, propilen glikol, larut alkali
hidroksida, sangat mudah larut dalam aseton, benzen, etanol (95%) dan
mineral oil.
Kadar: 0,0075-1,0%

VI. Perhitungan bahan


10
1) PEG 400 10 % = x 5g = 0,5 g
100
15
2) PEG 4000 15 % = 100 x 5 g = 0,75 g
5
3) Gliserin 5 % = 100 x 5 g = 0, 25 g
5
4) Cetyl Alkohol 5 % = 100 x 5 g = 0, 25 g
15
5) Gom Arab 15 % = 100 x 5 g = 0, 75 g
2
6) CMC – Na 2 % = 100 x 5 g = 0, 1 g
15
7) Asam Stearat 15 % = 100 x 5 g = 0, 75 g
1
8) Asam salisilat 1 % = 100 x 5 g = 0, 05 g
4
9) Titanium oxide 4 % = 100 x 5 g = 0, 2 g
0,5
10) Magnesium Carbonat 0,5% = 100 x 5 g = 0, 025 g
3
11) TEA 3 % = 100 x 5 g = 0, 15 g
4
12) Talk 4 % = 100 x 5 g = 0, 2 g
1
13) Cl77492 1 % = 100 x 5 g = 0, 05 g
1
14) Cl77499 1 % = 100 x 5 g = 0, 05 g
1
15) Cl77491 1 % = 100 x 5 g = 0, 05 g
3
16) Propilen glycol 3 % = 100 x 5 g = 0, 15 g
0,1
17) BHT 0,1 % = 100 x 5 g = 0, 005 g

18) Aqua ad = 5 g – ( 0,5 g + 0, 75 g + 0, 25 g + 0, 25


g + 0, 75 g + 0, 1 g + 0, 75 g + 0, 05 g + 0, 2 g + 0, 025 g + 0, 15 g + 0, 2 g
+ 0, 05 g + 0, 05 g + 0, 05 + 0, 15 g + 0, 005 g ) = 0, 78 g
VII. Alat dan bahan
VIII. Prosedur kerja

Anda mungkin juga menyukai