Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH FARMAKOEKONOMI

CBA (Cost Benefit Analysis)

Disusun Oleh :
Jopi Pralestia (21340281)
Reni (21340282)
Gadis Ayuning Trias (21340283)
Adelia Khaerunisa (21340284)
Bertha Tiara Handayani (21340285)

Kelas:
Reguler C

Dosen Pembimbing :
Apt.Elvina triana Putri., M.Farm

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya sehingga tugas makalah Farmakoekonomi dengan materi CBA (Cost Benefit
Analysis) dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini dibuat sebagai
kewajiban untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Farmakoekonomi.
Makalah ini kami susun dengan harapan dapat menjadi sarana pembelajaran serta
dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca, rekan mahasiswa, serta dosen.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
terutama dari segi penulisan dan kata-kata. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.

Jakarta, Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 3

A. Teori Dasar ....................................................................................................................... 3


B. Definisi Cost benefit analysis ........................................................................................... 3
C. Konsep Dasar Analisis Cost Benefit Analysis .................................................................. 4
D. Manfaat Cost Benefit Analysis-Ratio ............................................................................... 4
E. Perhitungan Cost-Benefit Analysis (CBA) ....................................................................... 5

BAB III REVIEW JURNAL ................................................................................................... 8

A. Analisis Biaya Dan Manfaat Berbagai Skema Untuk Pelayanan Hemodialisis Di Rumah
Sakit Dr. Sitanala Tangerang ............................................................................................ 8
B. Modelling the impact of rapid diagnostic tests on Plasmodium vivax malaria in South
Korea: a cost–benefit analysis ........................................................................................ 10

BAB IV PENUTUP .................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Upaya peningkatan kesehatan masyarakat meningkat secara signifikan selama


beberapa dekade terakhir, namun masih terdapat kendala dalam pemerataan
kesehatan. Terdapat tantangan yang cukup besar untuk membuat kemajuan
dibidang kesehatan. Dibutuhkan pengetahuan tentang bagaimana membuat suatu
program atau intervensi, informasi tentang banyaknya biaya yang dibutuhkan
dengan benefit yang diterima.
Biaya (Cost) adalah semua program pengorbanan yang dikeluarkan untuk
memproduksi atau memperoleh suatu komoditif. Biaya merupakan nilai dari
sejumlah input (faktor produksi) yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk
(output). Dalam bidang kesehatan produk yang dihasilkan adalah jasa pelayanan
kesehatan, misal di rumah sakit produk outputnya adalah pelayanan rawat jalan,
rawat inap, laboratorium, radiologi, kamar bedah dan lain-lain.
Penyedia pelayanan kesehatan akan membutuhkan adanya sumber daya
kesehatan yang digunakan pada setiap program kesehatan untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang di
selenggarakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kesehatan dan manfaat
lain sehingga para pengguna jasa pelayanan yang didapatkan.
Dalam menganalisi sumber daya kesehatan yang digunakan dan dibutuhkan,
maka harus dilakukan sebuah prose perhitungan untuk membantu pengambilan
keputusan dalam memilih suatu program dengan membandingkan keluaran yang
diperoleh (manfaat = benefit), dengan masukan (biaya = cost) yang dibutuhkan
dari berbagai program yang tersedia. Teknik untuk menilai hal tersebut disebut
dengan analisis biaya/keuntungan (cost/benefit analysis).
Berdasarkan alasan tersebut, makalah ini kami buat untuk memberikan
penjelasan dan pemahaman dalam mempelajari Cost Benefit Analysis.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Cost Benefit Analysis ?


2. Apa konsep dasar Cost Benefit Analysis ?

1
3. Apa manfaat dari Cost Benefit Analysis ?
4. Bagaimana perhitungan Cost Benefit Analysis?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Cost Benefit Analysis.


2. Untuk mengetahui konsep Cost Benefit Analysis.
3. Untuk mengetahui manfaat dari Cost Benefit Analysis.
4. Untuk mengetahui perhitungan Cost Benefit Analysis.
D. Manfaat
Penyajian materi ini memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Farmakoekonomi dan diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran serta
memberikan informasi dan pengetahuan tentang Cost Benefit Analysis.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Dasar
Farmakoekomomi adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan
membandingkan biaya terhadap konsekuensi dari terapi obat untuk sistem
perawatan kesehatan dan masyarakat (Sanchez, 2005). Farmakoekonomi penting
untuk mempelajari terkait dengan pembiayaan kesehatan yang mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun karena adanya teknologi yang canggih pada bidang
ilmu kesehatan. Penelitiaan farmakoekonomi mengidentifikasi, mengukur dan
membandingkan biaya dan konsekuensi dari suatu produk dan pelayanan
kefarmasian. Dalam farmakoekonomu perlu memperhatikan 2 variabel yaitu input
(biaya) yang digunakan untuk mendapatkan atau menggunakan obat untuk
mengasilkan outcome.
Prinsip farmakoekonomi yaitu menetapkan masalah, identifikasi alternatif
intervensi, menentukan hubungan anatara income dan outcome, menilai biaya dan
efektifitas, menginterpretasi dan mengambil kesimpulan. Data farmakaoekonomi
menjadi alat yang sangat berguna dalam membuat beberapa keputusan klinik,
seperti pengelolaan formularium yang efektif, pengobatan pasien secara individual,
kebijakan pengobatan dan alokasi dana.

B. Definisi Cost benefit analysis


Cost Benefit Analysis adalah teknik analisis ekonomi yang menghitung dan
membandingkan biaya suatu intervensi kesehatan terhadap manfaat dalam satuaan
moneter. Nilai manfaat dari suatu intervensi adalah meningkatnya hasil pengobatan
(kesembuhan, pulihnya kemampuan fisik) bila dibanding dengan hasil serupa dari
intervensi lain. CBA merupakan teknik yang dapat digunakan untuk
membandingkan internal satu intervensi, apabila nilai manfaat bernilai positif maka
intervensi tersebut harus dilakukan.
Cost Benefit Analysis (CBA) adalah proses sistematis untuk menghitung dan
membandingkan manfaat dan biaya dari proyek untuk dua tujuan:
1. Untuk menentukan apakah itu adalah investasi yang sehat (pembenaran /
kelayakan).

3
2. Untuk melihat bagaimana membandingkan dengan proyek-proyek alternatif
(peringkat / prioritas tugas). Ini melibatkan membandingkan biaya total
diharapkan setiap pilihan terhadap manfaat yang diharapkan total, untuk
melihat apakah manfaatnya lebih besar daripada biaya, dan seberapa banyak.

C. Konsep Dasar Analisis Cost Benefit Analysis


Keterbatasan anggaran pemerintah untuk melakukan alternatif program yang
akan dilaksanakan. Sehingga pemerintah harus jeli dalam menentukan program
yang diprioritaskan. Pemilihan prioritas suatu proyek tidak mudah. Dalam
memutuskan kelayakan suatu proyek yang berhubungan dengan sektor publik,
pemerintah dihadapkan pada banyak pertimbangan dan permasalahan. Dalam hal
ini, prioritas yang dipilih harus mempertimbangkan kepentingan publik atau
masyarakat umum dengan menggunakan cost benefit analysis-ratio.

D. Manfaat Cost Benefit Analysis


Berdasarkan hasil analisis ini, pemerintah dapat menentukan pilihan yang tepat
dan anggaran dapat dialokasikan secara efektif. Pemilihan alternatif dan penentuan
prioritas ini berkontribusi pada pencapaian anggaran berbasis kinerja. Kapasitas
pengembangan daerah tidak mutlak hanya dilakukan berdasarkan variabel manfaat
dan biaya.
Dalam pengembangan ekonomi suatu wilayah, analisis utama yang harus
dikedepankan oleh pemerintah daerah adalah sejauh mana kontribusi suatu proyek
dalam komunitas dan ekonomi lokal suatu wilayah. Secara umum, cost benefit
analysis-ratio (BCR) dapat membantu penggunanya untuk:
1. Membantu dalam proses pengambilan keputusan.
2. Menambah alternatif atau pilihan.
3. Mengurangi biaya alternatif yang tidak efektif.

Menurut Remenyi (2002), mendefinisikan Cost Benefit Analysis (CBA) adalah


untuk mengevaluasikan apakah efektivitas dari manfaat lebih besar dari pada biaya,
atau masih mencukupi bagi masyarakat, dalam Cost-Benefit Analysis melibatkan
serangkaian langkah atau tahapan, adapun 5 tahapannya yaitu :

4
Analisis biaya manfaat adalah suatu alat analisis dengan prosedur yang
sistematis untuk membandingkan serangkaian biaya dan manfaat yang relevan
dengan sebah aktivitas atau proyek. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah secara
akurat membandingkan kedua nilai, manakah yang lebih besar. Selanjutnya dari
hasil perbandingan ini, mengambil keputusan dapat mempertimbangkan untuk
melanjutkan suatu rencana atau tidak dari sebuah aktivitas, produk atau proyek,
atau dalam konteks evaluasi atas sesuatu yang telah berjalan, adalah menetukan
keberlanjutannya.

E. Perhitungan Cost-Benefit Analysis (CBA)


Teknik analysis yang bisa digunakan dalam Cost Benefit Analysis ada 3 teknik
(Cambell dan Ricard B, 2003), yaitu :
1. Net Present Value (NPV)
NPV mempunyai banyak istilah lain yang digunakan, Present Worth
Analysis (PWA) ataupun Present Value Menthod (PWM) dalam bahasa
Indonesia diartiakan sebagai analisis nilai sekarang. Metode ini menghitung
selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang.
NPV memanfaatkan tiga konsep secara seklaigus, yani konsep ekilvalensi
(equivalent concept), cash flows, dan faktor bunga majemuk (compound interst
factor). NPV merupakan metode untuk menentukan nilai uang yang sekarang
ada dari berbagai aliran kas keluar dan aliran kas yang masuk pada waktu
tertentu yang ada di depan.
Analisis NPV adalah analisis dapat mengkonversi manfaat dan nilai-nilai
masa datang menjadi sebanding dengan nilai masa sekarang dari manfaat masa

5
dengan memotong manfaat tersebut menjadi biaya organisasi. Dari nilai yang
tersebut dapat dibandingkan nilai masa sekarang dari manfaat masa datang
dengan biaya-biaya yang dibutuhkan untuk mencapai manfaat tersebut, untuk
menentukn apakah manfaat yang didapat lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan.
2. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate Return (IRR) sebagai laju pengembalian bunga pada pinjaman
yang dikembalikan saat jadwal pengembalian. Sehingga memberikan nilai
present (jumlah pengeluaran yang diekivalensi dengan nilai sekarang dan
jumlah pengeluaran yang diekivalensi waktu sekarang) sama dengan no. Nilai
ekivalensi adalah nilai yang sama dengan proyeksi waktu yang berbeda (Agus,
2011).
Teknik IRR paling banyak digunakan dalam teknik analisis. Teknik juga
dikenal dalam kesulitan perhitungan dalam pengaplisian pada objek yang akan
dianalisis. Teknik IRR lebih rumit daalam perhitungan karena mengunakan
trial & error, ekstraporasi, dan lain-lain. Tetapi penggunaan IRR besar
manfaatnya karena akan lebih mudah dipahami artinya.
Teknik IRR mendapatkan tingkat dari suatu investasi dimana nilai sekarang
(present value/pv) dari pengeluaran kas. Pada intinya Metode ini mencari
tingkat bunga yang menjadikan jumlah sekarang dari tiap tiap proses yang di
diskontokan dengan tingkat bunga tersebut sama besarnya dengan nilai
sekarang dari nilai proyek.
Keuntungan dari pengguaan Teknik IRR adalah jika analisis NPV
diperlukan penetapan suku bunga terlebih dahulu, pada analisis IRR mencari
tingkat pengmbalian bunganya, sehingga akan lebih mudah dipahami seberapa
baik proyek jika dana dialokasikan pada proyek tersebut.

3. Metode Cos Benefit Ratio (CBR)


Metode CBR adalah metode yang dilakukan dengan cara membandingkan
total manfaat yang telah diidentifikasi selama umur investasi direncanakan
dengan total biaya yang semuanya dianyatakan dalam tahun ke-0 (Present
Value). Cost Benefit Ratio juga dikenal dengan Analisis Biaya Manfaat.
Analisis biaya manfaat dapat diikhtisarkan bahwa analisis ini dapat digunakan

6
untuk mengavaluasi proyek-proyek yang menganggu lingkurngan hidup dan
kepentingan umum (Suparmoko, 1989). Cost Benefit Ratio (CBR) dibagi
menjadi 3 yaitu (Zerbe dan Dively, 1994) :

1. Undiscount Benefit Cost Ratio (BCRu)


Undiscount Benefit Cost Ratio (BCRu) merupakan metode paling
sedehana yang digunakan dalam perhitungan BCR. Metode ini tidak
memasukkan pertambahan nilai uang setiap tahunnya, dan menggagap
pembayaran di masa depan dengan nilai pembayaran di tahun pertama
pembayaran. Metode BCRn tidak layak dalam perhitungan BCRn karena
tidak bisa menghitung Benefit Cost sesuai dengan perubahan nilai uang.

2. Discount Benefit Cost Ratio (BCRd)


Discount Benefit Cost Ratio (BCRd) merupakan metode kedua dari
metode BCR. Metode ini hampir serupa dengan perhitungan NPV. Metode
BCRd ini memasukkan nilai uang yang masuk dalam perhitungan. Penentuan
kelayakan suatu proyek dilihat dari nilai BCRn. Jika nilai BCRn lebih dari 1
maka dapat disimpulkan bahwa manfaat yang didapat lebih dari biaya yang
dikeluarkan. Nilai BCRn merupakan nilai yang menunjukkan kelayakan
suatu proyek dari >1.

3. Net Benefit Cost Ratio (BCRn)


Net Benefit Cost Ratio (BCRn) merupakan metode BCR yang paling sulit
karena formula yang dipakai memadukan formula NPV dan BCRn secara
bersamaan. Nilai kelayakan BCRn lebih dari maka proyek tersebut layak
untuk dilaksanakan.

7
BAB III
REVIEW JURNAL

A. Analisis Biaya Dan Manfaat Berbagai Skema Untuk Pelayanan


Hemodialisis Di Rumah Sakit Dr. Sitanala Tangerang
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan manfaat dan biaya
layanan hemodialisis dengan sistem KSO (Kerja Sama Operasional) dan
swakelola di RSK DR Sitanala Tangerang tahun 2017 dari 3 (tiga) Perusahaan
Penyedia Mesin Hemodialisis. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2017 –
Februari 2018 di Unit Hemodialisis RSK DR. Sitanala Tangerang. Analisis
ekonomi yang digunakan dalam pencapaian efisiensi penggunaan sumber daya di
rumah sakit ini adalah Cost Benefit Analysis (analisis biaya-manfaat).
Secara umum faktor-faktor yang terkait dengan tingkat efektivitas biaya
adalah:
1. Mengetahui besaran unit cost yang dibutuhkan untuk pelayanan HD dengan
metode KSO dan investasi mandiri.
2. Mengetahui tingkatan Cost Benefit dari masing-masing Produsen mesin HD
3. Mengetahui pola manajemen penyelenggaraan pelayanan HD di RSKS
4. Mengetahui jumlah permintaan pelayanan HD di RSKS selama masa KSO dan
umur ekonomis mesin HD
5. Mengetahui perkiraan perbandingan efektivitas biaya yang dihasilkan
pelayanan HD dari metode KSO dan investasi jangka Panjang
6. Mendapatkan rekomendasi keputusan melakukan KSO atau melakukan
investasi.

1. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah penelitian kualitatif.
Penelitian dilakukan dengan penggalian dan pencarian bukti empiris untuk
menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan aspek-aspek terkait dengan
komponen penetapan tarif dari suatu produk layanan. Lebih spesifik yaitu layanan
Hemodialisis, sehingga ditemukan berbagai alternatif pilihan rekanan penyedia

8
produsen mesin HD yang akan menawarkan fasilitas kerjasama dan keuntungan
atas biaya yang dikeluarkan RSKS.

2. Hasil Penelitian
Perbandingan tingkat rasio biaya manfaat antara penyelenggaraan layanan
HD melalui swakelola, KSO dengan PT BB, PT GIN dan PT FMC. Hasil
rekapitulasi dilakukan dari data-data yang telah diperoleh sebagai berikut:
Untuk perbandingan nyata terhadap tarif HD Rp.890.000,-, maka total cost
terlebih dahulu peneliti tetapkan menjadi unit cost tanpa tambahan biaya pajak.
Hasil hitung peneliti berdasarkan data yang didapat dilapangan ternyata lebih
besar dari tarif,antara lain: unit cost dengan cara swakelola adalah Rp.
1.547.170,-. Dengan KSO PT BB adalah Rp.1.000.189,-. Dengan KSO PT GIN
Rp.1.089.760,-. Dan KSO dengan PT FMC adalah Rp.1.014.415,-.
Hasil perhitungan kumulatif dari seluruh biaya-biaya untuk
menyelenggarakan layanan HD yang peneliti peroleh, dari pilihan swakelola
yang diasumsikan akan lebih efisien karena tak ada bagi hasil kepada penyedia
alat HD sehingga keuntungan 100% akan diterima RSKS, diluar dugaan malah
menggambarkan kondisi peta bisnis yang paling tidak menguntungkan, dan
selain itu juga pilihan swakelola menimbulkan pengeluaran dengan total cost
tertinggi. Perbandingan nyata terhadap benefit yang diterima RSKS setelah
memberikan pelayanan sebanyak 4.167 kunjungan adalah sebesar
Rp.3.708.630.000,-. Berdasarkan data yang peneliti dapatkan sebagai berikut
Untuk total cost dengan cara swakelola adalah Rp.6.447.055.810,-. Dengan
KSO PT BB adalah sebesar Rp.4.167.786.608. Dengan KSO PT GIN
Rp.4.541.028.965,-. Dan KSO dengan PT FMC adalah sebesar
Rp.4.227.066.350,-.
Berdasarkan analisis manfaat biaya, sebagai alat bantu menentukan pilihan
terbaik maka KSO dengan PT BB sudah tepat. Dengan menyelenggarakan
layanan HD ber- KSO dengan PT BB, RSKS telah melakukan pola manajemen
yang paling efisien saat ini

9
B. Modelling the impact of rapid diagnostic tests on Plasmodium vivax
malaria in South Korea: a cost–benefit analysis
Tes diagnostik cepat (RDT) banyak digunakan untuk mendiagnosis malaria
Plasmodium vivax, terutama di negara dengan sumber daya terbatas. Namun,
dampak RDTs. terhadap kejadian malaria P. vivax dan biaya pengobatan nasional
belum dievaluasi. Peneliti menilai dampak implementasi RDT pada kejadian
malaria P. vivax dan pengeluaran medis secara keseluruhan di Korea Selatan dan
melakukan analisis biaya-manfaat dari perspektif pembayar.
1. Metode
Metode yang di gunakan penelitian ini yaitu mengembangkan model
kompartemen dinamis untuk transmisi malaria P. vivax di Korea Selatan
menggunakan persamaan diferensial penundaan. Latensi dan musim yang panjang
dimasukkan ke dalam model, yang dikalibrasi dengan insiden malaria sipil selama
2014–2018. Peneliti kemudian memperkirakan kasus malaria yang dapat dicegah
dan total biaya medis dari dua skenario diagnostik: skenario dasar yaitu
mendiagnosis hanya dengan mikroskop, dan skenario kontrol adalah mendiagnosis
menggunakan salinan mikro dan RDT secara bersamaan. Biaya medis dan analisis
biaya-manfaat penggunaan RDT diambil berdasarkan data dari National Health
Insurance Ilsan Hospital (NHIIH) dan Health Insurance Review and Assessment
Service (HIRA). Analisis ekonomi yang dilakukan yaitu analisis biaya-manfaat dari
RDT penggunaan manfaat tambahan: rasio biaya (IBCR) hanya
mempertimbangkan biaya medis dan melakukan analisis sensitivitas probabilistik
untuk mencerminkan ketidakpastian parameter model, biaya dan manfaat.
2. Biaya Medis
Peneliti menggunakan pendekatan microcosting untuk memperkirakan biaya
medis rata-rata per pasien untuk satu episode malaria dari setiap sumber data. Data
biaya yang dimasukkan adalah biaya pemberian obat, biaya injeksi, biaya prosedur
atau pembedahan, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan pencitraan termasuk CT
dan USG, alat/persediaan medis dan transfusi darah. Total biaya medis dihitung
dengan mengalikan kasus dengan biaya medis rata-rata per pasien. Biaya yang lebih

10
rendah dan pengurangan jumlah kasus dalam skenario RDT menghasilkan
penghematan pengeluaran yang besar setiap tahun. Kesenjangan biaya antara dua
skenario meningkat, dengan $93.200 dalam penghematan biaya medis pada tahun
2028 dan $696.214 terakumulasi selama 10 tahun.

3. Analisis biaya-manfaat (Cost Benefit Analysis)


Dibandingkan dengan skenario mikroskop, RDT bermanfaat sejak tahun
pertama diperkenalkan, dengan IBCR melebihi 1, seperti yang ditunjukkan pada
gambar 3. Dengan bertambahnya tahun, IBCR meningkat dan manfaat tambahan
adalah 2,5 kali biaya tambahan pada akhir cakrawala waktu. Manfaat tambahan
meningkat setiap tahun. Sementara itu, biaya inkremental meningkat hingga tahun
keenam dan mulai menurun setelahnya karena penurunan jumlah kasus malaria P.
vivax dalam skenario RDT mengakibatkan peningkatan biaya kumulatif yang
lambat. Akibatnya, IBCR dapat meningkat menjadi 2,5 dalam 10 tahun.

4. Analisis sensitivitas probabilistik


a. Sensitivitas univariat
Digunakan untuk menentukan parameter mana yang paling sensitif terhadap
IBCR. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4, pengurangan waktu
diagnosis, periode infeksi, dan periode latensi pendek adalah tiga parameter
paling sensitif, diikuti oleh lima parameter lainnya. Pengurangan besar
dalam waktu diagnosis karena penggunaan RDT bermanfaat dan
menghemat biaya, dengan IBCR negatif. Jika periode infeksi lebih lama dari
saat ini, lebih banyak wabah terjadi pada skenario awal, dan RDT menjadi
pilihan yang lebih menguntungkan. Demikian pula, periode latensi pendek
yang lebih pendek menyebabkan wabah yang lebih besar dalam skenario

11
dasar, membuat pengenalan RDT lebih bermanfaat. Khusus untuk manfaat
dalam skenario RDT dan harga RDT, kami memperkirakan nilai minimum
dan maksimum yang mencapai ambang batas 1. Manfaat di bawah $10,6
atau biaya RDT di atas $39,7 tidak dapat mencapai hasil yang bermanfaat.
Perubahan tingkat diskonto tidak mempengaruhi hasil secara signifikan.

b. Sensitivitas multivariat
Seperti dalam analisis sensitivitas univariat, pengurangan waktu
diagnosis memiliki pengaruh yang lebih besar pada IBCR daripada periode
infeksi, seperti yang ditunjukkan pada gambar 5A. Semua rentang yang
diuji memberikan hasil yang bermanfaat dan penghematan biaya untuk
wilayah dengan nilai IBCR negatif.
Hasil pada Gambar 5B menunjukkan bahwa pengenalan RDT adalah
pilihan yang menguntungkan daripada melanjutkan penggunaan mikroskop
saja dan juga mencerminkan situasi di mana waktu diagnostik dan biaya
medis dapat bervariasi menurut wilayah dan rumah sakit.
Efek gabungan dari ketidakpastian di semua delapan parameter diselidiki
lebih lanjut dan ditunjukkan pada gambar tambahan online 4. Kami
menghasilkan 1000 set dari delapan nilai parameter yang diambil dari setiap
distribusi dan memperoleh 1000 set biaya tambahan dan manfaat tambahan.
Kemiringan satu titik dari titik asal mewakili satu IBCR. Dari semua IBCR,

12
95,5% lebih besar dari 1 atau negatif, yang berarti pengenalan RDT
bermanfaat.

5. Hasil Penelitian
Hasil dari kumpulan data ini menunjukkan tren yang serupa dengan hasil
analisis biaya-manfaat menggunakan data NHIIH. Analisis menggunakan kedua
sumber data menunjukkan bahwa dampak RDT pada biaya-manfaat dan
pengeluaran medis keseluruhan terakumulasi dari waktu ke waktu. Di Korea
Selatan, semua warga negara berada di bawah Layanan Asuransi Kesehatan
Nasional yang didanai oleh iuran, subsidi pemerintah, dan biaya tambahan
tembakau. Pemerintah pusat menyediakan 14% dari total jumlah pendanaan, dan
total pengeluaran untuk asuransi kesehatan telah meningkat setiap tahun. 32 Karena
kenaikan biaya pengobatan bukan hanya masalah di Korea Selatan, upaya untuk
mengurangi biaya pengobatan secara keseluruhan adalah penting.
Pembelajaran ini memiliki beberapa kekuatan. Pertama, peneliti
mengembangkan model matematika kompartemen dinamis yang dapat
memperoleh hasil untuk dampak RDT yang lebih komprehensif. Melalui model ini,
peneliti dapat mengimplementasikan dinamika transmisi malaria P. vivax sehingga
dapat memperkirakan dampak pengenalan RDT pada keseluruhan insiden malaria
di masa depan dan pengeluaran medis nasional. Kedua, model penularan malaria
dirancang melalui seperangkat nilai berdasarkan data nyata dan proses penyesuaian
sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Pengurangan waktu diagnostik karena
penggunaan RDT yang diperoleh dengan menganalisis data rumah sakit yang
sebenarnya juga meningkatkan keandalan simulasi. Analisis biaya-manfaat
memperkirakan biaya rata-rata per kapita berdasarkan data rumah sakit yang
sebenarnya, dan keandalannya meningkat melalui proses validasi menggunakan

13
data dari seluruh negara. Terakhir, analisis sensitivitas menunjukkan bagaimana
IBCR dapat berubah dalam berbagai situasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 55,3% kasus malaria P. vivax baru dapat
dicegah, dan biaya medis sebesar $696214 dapat dihemat selama 10 tahun setelah
pengenalan RDT. Perkiraan IBCR adalah 2,5, menunjukkan bahwa implementasi
RDT bermanfaat, dibandingkan dengan mikroskop saja. IBCR sensitif terhadap
pengurangan waktu diagnosis, periode infeksi, dan periode latensi pendek, dan
memberikan hasil yang bermanfaat dalam manfaat lebih dari $10,6 atau biaya RDT
di bawah $39,7.
Model simulasi menyarankan bahwa RDT dapat secara signifikan mengurangi
insiden malaria P. vivax dan biaya medis. Selain itu, analisis biaya-manfaat
menunjukkan bahwa pengenalan RDT bermanfaat daripada mikroskop saja. Hasil
ini mendukung perlunya adopsi RDT secara luas

14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. CBA merupakan teknik yang dapat digunakan untuk membandingkan
internal satu intervensi, apabila nilai manfaat bernilai positif maka
intervensi tersebut harus dilakukan
2. Berdasarkan hasil penelitian dari jurnal A didapatkan data sebagai berikut,
untuk total cost dengan cara swakelola adalah Rp.6.447.055.810,-. Dengan
KSO PT BB adalah sebesar Rp.4.167.786.608. Dengan KSO PT GIN
Rp.4.541.028.965,-. Dan KSO dengan PT FMC adalah sebesar
Rp.4.227.066.350,-. Maka berdasarkan analisis manfaat biaya, sebagai alat
bantu menentukan pilihan terbaik maka KSO dengan PT BB sudah tepat.
Dengan menyelenggarakan layanan HD ber- KSO dengan PT BB, RSKS
telah melakukan pola manajemen yang paling efisien saat ini.
3. Pada hasil penelitian dari jurnal B menunjukkan bahwa 55,3% kasus
malaria P. vivax baru dapat dicegah, dan biaya medis sebesar $696214
dapat dihemat selama 10 tahun setelah pengenalan RDT. Selain itu, data
dari analisis biaya-manfaat menunjukkan bahwa implementasi RDT
bermanfaat, dibandingkan dengan mikroskop saja. IBCR sensitif terhadap
pengurangan waktu diagnosis, periode infeksi, dan periode latensi pendek,
dan memberikan hasil yang bermanfaat dalam manfaat lebih dari $10,6 atau
biaya RDT di bawah $39,7.

15
DAFTAR PUSTAKA

Agus, P. & Puyani. 2011. Ekonomi Teknik.Yogyakarta: Graha Ilmu.


Azizan, Nasron, et al. “Analisis Biaya Dan Manfaat Berbagai Skema Untuk
Pelayanan Hemodalisi Di Rumah Sakit Dr. Sitanala Tangerang.” Jurnal Riset
Bisnis, vol. 4, no. 1, 2020, pp. 39–48,
http://journal.univpancasila.ac.id/index.php/jrb/%0A.
Campbell, H. & Ricard B. 2003. Benefit-Cost Analysis Financial and
Economics Apraisal Using Spreadsheet. New York: Cambrige Press

Jannah, N., Apriliani, I., Astuti, D. R dan Yuli. 2018. Cost Benefit Analysis. Jakarta
: Fakultas Farmasi Institut Sains dan Teknologi Nasional.

Kim, Jung Ho, et al. “Modelling the Impact of Rapid Diagnostic Tests on
Plasmodium Vivax Malaria in South Korea: A Cost-Benefit Analysis.” BMJ
Global Health, vol. 6, no. 2, 2021, pp. 1–8, doi:10.1136/bmjgh-2020-
004292.
Kompas. Retinopati diabetik, Penyebab Utama Kebutaan Diabetes [Internet].
[Place unknown]: Harian Kompas; 2008 [diakses 30 November 2019].
Available from:
http://nasional.kompas.com/read/2008/08/15/%2005344587/retinpati.diabetik.
penyeba b utama.kebutaan.diabetesi
Money, Arthur Remenyi, Dan, and Michael Sherwood-Smith. 2002. The Effective
Measurement and Management of IT Costs an Benefits, 2nd Edition.
Butterworth-Heinemann, Britain.
Prasetya F. 2012. Modul Ekonomi Publik Bagian VI: Analisis Biaya dan Manfaat.
Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sabarguna B.
2004. Manajemen Keuangan Rumah Sakit. Yogyakarta: Konsorsium
Rumah Sakit Islam Jateng-DIY.
Sanchez RJ, et al. 2005. Exogenous Manganous Ion at Millimolar Levels Rescues
All Known Dioxygen-Sensitive Phenotypes of Yeast Lacking CuZnSOD. J Biol
Inorg Chem 10(8):913-23.

16
Sanjaya. Retinopati Diabetika, P2KB Perdami Jawa Tengah [Internet]. 2010
[diakses 30 November 2019]. Available from :
http://p2kb.wordpress.com/2010/05/10/referati- retinopati-diabetika
Suparmoko, M. 1989. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
Yogyakarta: BPFE.
Tjiptoherihanto P, Soesetyo B. 1994. Ekonomi Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta. Trinantoro L. 2006. Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi Dalam
Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Vogenberg, R.F. 2001. Introduction to Applied Pharmacoeconomics. New York:
McGraw – Hill. Medical Publishing Division.
Wuryandari G. 2010. Cost-Benefit Rasio Rencana Pengembangan Alat
Diagnostik Panoramic X-Ray di RSD Balung Tahun 2010. Surabaya: FKM
Universitas Airlangga.

17
18

Anda mungkin juga menyukai