DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
KELAS C
FAKULTAS FARMASI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Cost Benefit Analysis” ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai persyaratan untuk
menyelesaikan Tugas Farmakoekonomi pada Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas
Farmasi Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta.
Sehubungan dengan terselesaikannya penulisan makalah ini, kami penulis
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Apt. Elvina Triana Putri, M. Farm selaku dosen mata
kuliah Farmekoekonomi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan kesempatan
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami penulis menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih mempunyai beberapa kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran
akan sangat diharapkan.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
5
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan proposal sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
atau sumber dana dan meyakinkan untuk menginvestasikan dana dalam berbagai
proyek.
Cost BenefitAnalysis (CBA) digunakan untuk mengevaluasi penggunaan
sumber ekonomi agar sumber yang langka tersebut dapat digunakan secara efisien.
Penyedia pelayanan kesehatan (Health Provider) mempunyai banyak program atau
proyek yang harus dilaksanakan sedangkan biaya yang tersedia sangat terbatas.
Dengan analisis ini Health Provider menjamin penggunaan sumber-sumber ekonomi
yang efisien dengan memilih program-program yang memenuhi kriteria efisiensi.
Cost Benefit Analysismerupakan alat bantu untuk membuat keputusan publik dengan
mempertimbangkan kesejahteraan pasien atau konsumen. Ada dua pihak yang
menaruh perhatian pada analisis ini, yaitu pertama, para praktisi teknis dan ekonom
yang berperan dalam mengembangkan metode analisis, pengumpulan data, dan
membuat analisis serta rekomendasi. Kedua, pemegang kebijakan yang berwenang
untuk membuat peraturan dan prosedur untuk melaksanakan keputusan tersebut.
11
12
Target Distribusi
Subsidi Rp. 35,28
Dana Relaksasi dan Restrukturasi Rp. 78,78
IJP Rp. 5
Penjaminan Modal Kerja UMKM Rp. 1
Pajak Penghasilan Rp. 2,40
Pembiayaan Investasi untuk Koperasi Rp. 1
melalui LPBD UMKM
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan per kapita masyarakat
Indonesia pada 2020 sebesar Rp56,9 juta dari tahun sebelumnya Rp59,1 juta pada 2019.
Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 2,12 juta. Hal ini disebabkan kontraksi
pertumbuhan ekonomi akibat pandemi Covid-19 dan peningkatan jumlah penduduk.
Dalam sensus penduduk tahun 2020, BPS mencatat jumlah penduduk Indonesia
sebanyak 270,20 juta jiwa.
Tabel PDB Triwulan atas Harga Berlaku Berdasarkan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
Pandemi
Penetapan Kebijanan Pemulihan UKM
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat perbandingan Total Produk Domestik
Bruto konsumsi rumah tangga tahun 2019 dan 2020. Jumlah konsumsi rumah tangga
tahun 2020 mengalami penurunan berturut-turut dari triwulan I ke triwulan III, namun
pada triwulan IV rumah tangga mengalami penurunan. konsumsi meningkat sebesar
Rp. 22.615,18 Miliar. Hal ini juga sejalan dengan kebijakan Pemerintah yang
ditetapkan pada 12 Agustus 2020 yang merupakan pertengahan Triwulan III. Hasil
kebijakan Pemerintah terhadap UKM terlihat dari peningkatan konsumsi rumah tangga
pada triwulan IV.
tahun 2019 dan 2020 sedangkan untuk Biaya didasarkan pada alokasi Belanja APBN
untuk pemulihan Sektor UKM.
Proyek atau program yang dikatakan efektif dan layak dalam metode ini adalah
proyek yang memiliki rasio lebih besar dari satu.
benefit
Ratio B/C =
cost
alokasi 2019 - alokasi 2020
=
alokasi APBN dari pemerintah
15.832.535.40 M - 15.434.151,80 M
=
123.46 T
= 3,22
Hasil B/C = > 1
Jika BCR > 1, dikatakan manfaat yang diperoleh lebih besar dari pengorbanan
yang dikeluarkan. Sehingga berdasarkan perhitungan BCR dapat dikatakan bahwa
kebijakan pemerintah dinilai efektif dan layak untuk dilanjutkan.
3.3 Pembahasan
Alokasi APBN sebesar 123,46 T telah disalurkan untuk membantu pelaku UKM.
Kebijakan ini menghasilkan peningkatan PDB sebesar 22.615,18 miliar seperti yang
terlihat pada triwulan IV tahun 2020. Berdasarkan analisis cost-benefit menggunakan
metode B/C (Benefit Cost Ratio), yaitu dengan membandingkan manfaat yang
diperoleh pemerintah dengan manfaat yang diperoleh pemerintah. masyarakat melalui
selisih antara PDRB Nasional dan alokasi belanja. pemerintah untuk sektor UKM
menghasilkan perhitungan sebesar 3,22 yang berarti BCR > 1 Sehingga penulis
menyimpulkan bahwa kebijakan pemerintah tersebut layak untuk dilanjutkan. Hasil
analisis ini mendukung kebijakan pemerintah untuk meningkatkan Alokasi APBN
untuk UKM pada tahun 2021.
4.1 Kesimpulan
1. Analisis biaya manfaat merupakan alat analisis yang digunakan untuk menentukan
layak atau tidaknya suatu proyek untuk dijalankan dengan memperhitungkan total biaya
yang dikeluarkan dengan manfaat yang diterima.
2. Metode BCR adalah metode evaluasi suatu proyek dengan membandingkan nilai
sekarang dari manfaat seluruh proyek yang diperoleh dengan nilai sekarang dari seluruh
biaya proyek. BCR akan dilaksanakan jika BCR > 1, dan sebaliknya jika BCR < 1
maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan.
3. pemerintah untuk sektor UKM menghasilkan perhitungan sebesar 3,22 yang berarti
BCR > 1
4. analisis ini mendukung kebijakan pemerintah untuk meningkatkan Alokasi APBN
untuk UKM pada tahun 2021.
4.2 Saran
Bagi mahasiswa dan masyarakat lebih mengetahui manfaat dan tujuan dari Cost
Benefit Analysis (CBA) atau manfaat biaya saat digunakan sesuai keperluan dan fasilitas
yang sesuai dan sebagai bahan ajar untuk dosen atau guru mengenai ekonomi dan farmasi
ekonomi.
17
DAFTAR PUSTAKA
F.R. Yamali, & R.N. Putri. “Dampak Covid-19 Terhadap Ekonomi Indonesia”, Ekonomis:
Journal of Economics and Business., Vol. 4, no. 2. 2020.
Hafidh, Aulia A. (2010). Cost Benefit Analysis. Modul Mata Kuliah Evaluasi Proyek.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Indrayathi, Putu Ayu. 2016. BAHAN AJAR ECONOMIC EVALUATION IN HEALTH CARE.
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
18