Anda di halaman 1dari 16

Potensi Pemanfaatan kelopak bunga rosella

( Hibiscus sabdariffa Linn)

Oleh
Kadek Hery Putra Astawan (Surya/17)
Kadek Angga Sutrisna(Surya/14)

SMA TARUNA MANDARA


TAHUN PELAJARAN
2019/2020
2

DAFTAR ISI

BAB 1
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………....1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………….2
1.3 Tujuan ………………………………………………………………..................................2

BAB II
KAJIAN TEORI...............................................................................................................................3
2.1 Uraian tanaman.....................................................................................................................3
2.1.1 Klasifikasi....................................................................................................................3
2.1.2 Nama daerah................................................................................................................3
2.1.3 Kandungan zat kimia...................................................................................................4
2.1.4 Khasiat.........................................................................................................................4
BAB III
METODE PENELITIAN.................................................................................................................5
3.1 Metode pengumpulan data..................................................................................................5
3.1.1 Wawancara..................................................................................................................5
3.1.2 Observasi.....................................................................................................................5
BAB IV
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………..6-11
BAB V
PENUTUP………………………………………………………………………………………...13
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………..13
5.2 Saran………………………………………………………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….14
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia berada didaerah tropis yang banyak keanekaragaman tanaman yang ada di
Indonesia. Berbagai macam tanaman dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan maupun bahan
obat. Salah satu tanaman yang dapat dijadikan bahan obat dan dihidangkan yaitu tanaman rosella
merah yang dalam bahasa latin Hibiscus sabdariffa L. Budidaya tanaman rosella merah ini
sangatlah mudah dan juga tidak memerlukan tempat yang luas untuk memenuhi kebutuhan
pribadi. Tanaman rosella merah memberikan banyak manfaat dibidang kesehatan.
Rosela merah (Hibiscus sabdariffa) adalah tanaman asli dari daerah yang terbentang dari India
hingga Malaysia. Namun, kini menyebar luas di semua negara tropis dan sub tropis, termasuk
Indonesia. Di Indonesia rosela paling banyak tumbuh di daerah pulau Jawa. Masyarakat Indonesia
umumnya masih banyak yang belum mengenal rosela. Namun saat ini bunga rosela mulai dilirik
oleh masyarakat. Hal ini terjadi karena banyak manfaat yang diperoleh masyarakat setelah
mengkonsumsi produk-produk yang terbuat dari kelopak bunga rosella.
Kelopak bunga rosela adalah bagian tanaman yang bisa diproses menjadi produk pangan. Kelopak
bunga tanaman ini berwarna merah tua, tebal, dan berair. Kelopak bunga rosela merah yang
rasanya sangat masam ini biasanya diproses menjadi jeli, saus, teh, sirup, selai, puding, dan
manisan. Bahan penting yang terkandung dalam kelopak bunga rosela adalah gossypetin,
anthocyanin, dan glucide hibiscin. Selain itu kelopak bunga rosela juga mengandung asam
organik, polisakarida, dan flavonoid yang bermanfaat mencegah penyakit kanker, mengendalikan
tekanan darah, melancarkan peredaran darah, dan melancarkan buang air besar. Secara
tradisional, tanaman ini banyak dimanfaatkan untuk mengatasi batuk, lesu, demam, dan gusi
berdarah.
Dengan berbagai khasiat dan potensi yang dimilikinya, para petani mulai melirik tanaman ini
sebagai bahan tanam yang memberikan keuntungan lebih. Para petani tertarik karena mereka
mengetahui kemudahan dalam pemeliharaan serta belum maraknya pesaing sehingga potensi
masih terbuka lebar. Namun karena hal ini masih awam di mata petani, banyak petani yang hanya
menanam begitu saja tanpa memperhatikan prosedur serta pemanfaatan lebih lanjut kepada hasil
tanam mereka, sehingga hasil yang didapatpun kurang maksimal yang dikarnakan belum
mampunya petani memaksimalkan hasil panen serta mamanfaatkan hasil panen tersebut dengan
baik.
4
1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Apa saja syarat tumbuh tanaman rosella?

1.2.2 Bagaimana teknik budidaya tanaman rosella ?

1.2.3 Bagaimana proses panen dan pasca panen pada tumbuhan rosella?

1.2.4 Potensi apa saja yang dimiliki tanaman rosella?

1.2.5 Bagaimana pengolahan dan pemanfaatan bunga rosella?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui syarat tumbuh tanaman rosella

1.3.2 Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman rosella

1.3.3 Untuk mengetahui proses panen dan pasca panen pada tanaman rosella

1.3.4 Untuk mengetahuin potensi yang dimiliki tanaman rosella

1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana pengolahan dan pemanfaatan bunga rosella


BAB II

Kajian Teori

2.1 Klasifikasi
Tanaman rosella memiliki lebih dari 300 spesies yang tersebar pada daerah tropis dan non tropis.
Biasanya, digunakan sebagai tanaman hias dan beberapa diantaranya dipercaya memiliki khasiat
medis, salah satu diantaranya adalah rosella merah atau rosella (Hibiscus sabdariffa L.). Nama
lain rosella adalah Hibiscus Sabdariffa L., H. Sabdariffa varaltissima, Rozelle, Red Sorrel, Sour-
sour, Lemon bush, Florida cranberry, Oseille rouge (Perancis), Quimbombo Chino (Spanyol),
Karkad (Afrika Utara), Bisap (Senegal) (Ullych, 2009).

Domain : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Anak divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Malvales

Suku : Malvaceae

Marga : Hibiscus

Jenis : Hibiscus sabdariffa Linn

2.2 Morfologi Tanaman Rosella


Rosella merah (Hibiscus sabdariffa L) termasuk dalam genus hibiscus family malvaceae.
Tanaman kerabat bunga sepatu ini berasal dari Afrika Barat tetapi ada juga yang
mengatakan berasal dari India. Rosella merah mulai dikenal dan ditanam di Asia pada abad
ke-17. Ditanam secara besar-besaran di Indonesia pada tahun 1920. Rosella adalah sejenis
tanaman herba tahunan yang dapat hidup lama, dapat tumbuh mencapai ketinggian 0,5 - 3
meter, biasanya hidup di daerah beriklim tropis dan subtropis. Sekarang ini tanaman rosella
sudah tersebar di seluruh dunia, oleh karena itu tanaman ini memiliki nama berbeda disetiap
tempatnya.
2.3 Nama Daerah
Sulawesi : Bunga Rosella

Enrekang : Bunga Rosella

2.4 Kandungan Kimia Rosella


Zat aktif yang paling berperan dalam kelopak bunga rosella meliputi gossypetin, antosianin
dan glucosidal hibiscin. Antosianin merupakan pigmen alami yang memberi warna merah
pada seduhan kelopak bunga rosella dan bersifat antioksidan yang dapat menghambat
radikal bebas. Pigmen alami dari kelopak kering rosella terbukti efektif dalam menghambat
dan sekaligus mematikan sel kanker HL-60 ( kanker darah dan leukemia ) dan berperan
dalam proses apoptosis ( bunuh diri ) sel kanker. Selain itu terdapat pula senyawa flavanoid
yang merupakan turunan fenol yang mempunyai kemampuan sebagai antibakteri.

2.5 Khasiat Rosella


Rosella merah (Hibiscus sabdariffa L) dulu merupakan penghias pagar rumah atau
pekarangan. Saat ini lebih dari 100 varietas rosella tumbuh di Indonesia. Berbagai penyakit
dapat diatasi oleh herba tropis ini, seperti batuk, asam urat, kolesterol, hingga hipertensi.
Selain itu rosella merah berkhasiat menangkal radikal bebas dan sebagai penyegar. Hal ini
bukan isapan jempol semata karena rosella merah mengandung berbagai senyawa berkhasiat
seperti antioksidan, asam esensial, bata karoten, potassium, zat besi dan berbagai jenis
vitamin.
BAB 3
Metode Penelitian

Sebagai karya ilmiah, maka tidak bisa dilepaskan dari penggunaan metode.Secara umum
metode penelitian atau metode ilmiah adalah sebuah prosedur atau langkah-langkah dalam
mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Berdasarkan kebutuhan pembuatan karya ilmiah,
kami menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara dan observasi yang telah
dilakukan untuk pembuatan karya ilmiah ini.

3.1 Pengumpulan Data


Menurut Arikunto dalam bukunya Hardiansyah, teknik pengumpulan data yaitu cara
memperoleh data dalam melakukan kegiatan penelitian. Penggunaan teknik di atas dirasa sangat
cocok bagi penelitian untuk memperoleh pandangan yang holistic (menyeluruh). Karena dapat
memahamai konteks data dalam keseluruahan lapangan dan situasi. Dengan teknik observasi,
peneliti akan menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh informan dalam
wawancara karena adanya keinginan untuk menutupi, karena dapat merugikan nama lembaga.
Dan teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi. Karena dengan
wawancara, peneliti dapat menggali ada saja yang diketahui dan dialami subjek yang diteliti.
Sedangkan taknik studi dokumentasi diperlukan untuk bahan informasi penunjang, dan sebagai
bagian berasal dari kajian sumber data pokok yang berasal dari observasi partisipisan dan
wawancara mendalam.

3.1.1 Wawancara
Dalam metode ini kami melakukan wawancara terhadap petani secara langsung. Dimana dalam
metode ini kami mendapat fakta berupa bagaimana petani tersebut melakukan proses
penanaman sampai pada pemanenan. Selain itu kami juga melakukan wawancara terhadap
mahasiswa bidang farmasi sehingga dari proses tersebut kami mendapat informasi berupa
manfaat rosella ini bagi kesehatan serta cara pemanfaatan yang tepat pada kelopak bunganya.

3.1.2 Observasi
Dalam metode ini kamu melakukan pengamatan langsung terhadap proses panen yang terjadi
pada bunga rosella beserta proses keberlanjutannya sampai dengan penjualan akhir, sehingga
dari proses tersebut kami mendapat fakta berupa kegiatan panen dan pasca-panen serta
pengolahan yang dilakukan pada bunga ini dikalangan para petani
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Syarat Tumbuh Rosella


4.1.1 Suhu
Tanaman rosella tumbuh optimal di daerah dengan ketinggian 600 meter dpl. Semakin tinggi
dari permukaan laut, pertumbuhan rosella akan terganggu. Rosella dapat tumbuh didaerah tropis
dan subtropis dengan suhu rata-rata 24-32°C. Namun rosella masih toleran pada kisaran suhu
10-36°C. Untuk menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, rosella
memerlukan waktu 4-5 bulan dengan suhu malam tidak kurang dari 21°C.
4.1.2 Air
Jika curah hujan tidak mencukupi dapat diatasi dengan pengairan yang baik. Periode kering
dibutuhkan rosella untuk pembungaan dan produksi biji. Sedangkan hujan atau kelembaban
yang tinggi selama masa panen dan pengeringan dapat menurunkan kualitas kelopak bunga dan
dapat menurunkan produksi.
4.1.3 Cahaya, panjang hari dan waktu tanam
Rosella merupakan tanaman berhari pendek (untuk induksi pembungaan memerlukan panjang
hari waktu kurang dari 12 jam). Bila ditanam pada bulan bulan foto periode pendek akan cepat
berbunga dan pendek. Untuk keperluan diambil bunganya, waktu yang tepat adalah bulan April
—Mei. Rosella toleran terhadap sedikit naungan dan dapat tumbuh di green house, tetapi
pertumbuhan terbaik ditunjukkan pada tanaman yang ditanam di lapangan pada kondisi cahaya
penuh. Waktu tanam juga dapat mempengaruhi kandungan kimia kelopak rosella. Rosella yang
ditanam pada bulan Mei menghasilkan antosianin, protein dan karbohidrat total lebih tinggi
dibandingkan dengan yang ditanam pada bulan. April atau Juni.
4.1.4 Tanah
Tanaman rosella dapat diusahakan disegala macam tanah akan tetapi yang paling cocok pada
tanah yang subur dan gembur maksudnya yang mempunyai struktur yang dalam, bertekstur
ringan dan berdrainase baik. Rosella masih dapat toleran terhadap tanah masam dan agak
alkalin, tetapi tidak cocok ditanam di tanah salin atau berkadar garam tinggi. Kemasaman tanah
(pH) optimum untuk rosella adalah 5,5-7 dan masih toleran juga pada pH 4,5-8,5. Selama
pertumbuhan rosella tidak tahan terhadap genangan air. Curah hujan yang dibutuhkan untuk
lahan tegal adalah 800—1670 mm/5 bulan atau 180 mm/bulan. Apabila ditanam pada wadah
yang terbatas ukurannya seperti pada polibag yang berukuran sedang (diamater 30 cm),
pertumbuhan tanaman rosella menjadi tidak optimal dengan tinggi tanaman kurang dari 1 m.
Akibatnya produksi bunga menjadi lebih rendah (Mardiah dkk, 2009).
4.2. Teknik Budidaya Tanaman Rosella Merah
4.2.1 Persiapan lahan
Persiapan lahan untuk menanam rosella sama seperti tanaman tahunan lainnya. Sebelum
dilakukan penanaman, lahan yang akan digunakan harus diolah terlebih dahulu. Agar perakaran
dapat berkembang dengan baik dilakukan pengolahan tanah yang agak dalam. Jika benih
langsung ditanam, lubang tanaman dapat dibuat langsung pada saat tanam dengan menggunakan
tugal yang terbuat dari kayu bulat berdiameter 20 cm. Tanah dicampur dengan pupuk dasar
berupa pupuk kandang dengan dosis 10 20 ton/ha. Lahan dilarik dengan jarak antar larik 1,5 m.
Dibuat alur atau bedengan setinggi 15-20 cm.
4.2.2 Persiapan bahan tanaman
Rosella dapat dibiakkan dengan cara vegetatif (setek batang) atau cara generatif
(biji). Namun perbanyakan tanaman rosella merah biasanya dilakukan secara generatif dengan
biji. Untuk mempercepat perkecambahan, biji rosella direndam terlebih dahulu dengan air
selama 24 jam, kemudian baru dipilih biji yang tenggelam untuk ditanam.
4.2.3 Pembibitan
Benih rosella merah dapat langsung ditanam di lapangan atau dipindahtanamkan. Pada sistem
penanaman langsung, benih ditanam 2-3 butir per lubang tanam sedalam 0,5 cm. Setelah bibit
berdaun 2-4 helai, dilakukan penjarangan dengan memilih satu tanaman yang menunjukkan
pertumbuhan terbaik.
4.2.4 Penanaman di polibag
Selain ditanam di lapangan, dalam skala kecil rosella dapat pula ditanam di polibag besar
(paling sedikit menggunakan 10 kg media tanam). Media tanam yang dipakai dapat berupa
campuran tanah dengan pupuk organik seperti pupuk kandang atau pupuk kompos dengan
perbandingan 4:1. Penanaman di polybag memiliki produktivitas lebih rendah daripada ditanam
di lapangan.
4.2.4 Jarak tanam
Tanaman rosella yang ditanam dengan jarak yang rapat menyebabkan tanaman saling menaungi
sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih tinggi, tetapi produksi kelopak per tanaman
menurun. Cabang-cabang yang saling menaungi akibat jarak tanam yang terlalu rapat membuat
pertumbuhan tanaman menjadi kurang optimal dengan diameter cabang dan ukuran kelopak
bunga lebih kecil serta warna kelopak lebih pucat. Sedangkan cabang bagian atas yang terkena
cahaya matahari penuh tidak mengalami gangguan seperti disebutkan di atas.
4.2.5 Pemupukan
Pupuk yang digunakan untuk rosella bervariasi antara daerah dan negara. Rosella sangat
responsif terhadap pemberian nitrogen. Pupuk N berpengaruh pada fase awal pertumbuhan
rosella karena Nitrogen berperan mendorong pertumbuhan vegetatif, yang berkolerasi dengan
produksi kelopak bunga. Namun, pemberian pupuk amonia yang berlebihan akan menyebabkan
pertumbuhan vegetative menjadi pesat, tetapi produksi buah menurun. Dosis pupuk Nitrogen
dan Kalium mempengaruhi kandungan antosianin, vitamin C dan karbohidrat kelopak bunga.
Pupuk P selain mempengaruhi pertumbuhan akar juga mendorong pembentukan bunga.
4.2.6 Pemangkasan
Pemangkasan ditujukan untuk menghilangkan dominansi apikal (pengaruh penghambatan ujung
pucuk terhadap pertumbuhan tunas dibawahnya), sehingga akan mendorong pertumbuhan tunas
lateral (cabang) ke samping. Jumlah cabang yang banyak akan meningkatkan jumlah daun yang
tumbuh. Bunga rosella tumbuh pada ketiak daun, sehingga jumlah daun per tanaman yang besar
akan semakin meningkatkan produksi kelopak bunga. Peningkatan jumlah bunga akan
menaikkan jumlah kelopak bunga dan biji per hektar. Selain itu pemangkasan akan
menghasilkan tanaman yang kompak dengan percabangan yang banyak sebagai tempat
tumbuhnya bunga. Untuk meningkatkan produksi kelopak, pemangkasan dapat dilakukan pada
umur 2 bulan setelah tanam.
4.2.7 Pengendalian hama
Sebagai kompetitor cahaya, air dan hara, gulma perlu dikendalikan, terutama pada fase awal
pertumbuhan vegetatif atau umur satu bulan setelah tanam. Pada fase awal penanaman, rosella
tumbuh relatif cepat. Setelah berumur lebih dari 60 hari, rosella tumbuh dengan lambat dan
mulai membentuk kelopak serta bakal biji. Karena itu, lahan perlu disiangi sampai umur 6-7
minggu setelah tanam. Hama tanaman utama yang menyerang rosella adalah nematoda
(Heterodera rudicicola) yang menyerang batang dan akar, sementara hama lainnya adalah
belalang yang biasa menyerang daun rosella (Gunawan, 2009).

4.3. Panen dan Pasca Panen


4.3.1 Panen
Kelopak rosella dapat dipanen saat biji telah tua (umur 3-4 minggu) yang ditandai
dengan kulit pembungkus biji majemuk yang berwarna coklat dan sedikit terbuka atau
membelah. Pemetikan dilakukan dengan gunting atau pisau karena kelopak sulit dipetik dengan
tangan tanpa bantuan alat, juga untuk menghindari rusaknya batang. Pemanenan dapat
dilakukan 3-4 kali (selang 1-2 minggu) lalu jika tanaman sudah tak lagi berbunga dicabut dan
diganti dengan pohon rosella yang baru.
Kelopak yang telah dipetik dikumpulkan dan dicuci dengan air bersih lalu dijemur pada pukul
9.00-11.00 atau 14-16.00 selama 3 hari. Kelopak yangberkualitas memiliki aroma sitrus yang
khas saat telah kering dan saat direndam dengan air panas warna merah dan rasa asamnya cepat
larut. Setiap pohon dapat menghasilkan bunga 200-1000 gram kelopak basah atau 20-100 gram
kelopak kering dan biji kering 2-3 x bobot kelopak (Anonim, 2007).
4.3.2 Pasca Panen
Pengelolaan pasca panen tanaman obat ditujukan untuk membuat produk tanaman obat menjadi
simplisia yang siap dikonsumsi oleh masyarakat umum, industri obat ataupun untuk tujuan
eksport. Kegiatan yang meliputi prosesing/pengelolaan bahan sesaat setelah panen sampai tahap
penyimpanan dengan tujuan agar diperoleh simplisia yang berkualitas serta tetap stabil selama
penyimpanan. Pengelolaan pasca panen tersebut meliputi :
a. Pengumpulan bahan baku
b. Sortasi basah
c. Pencucian
d. Penirisan
e. Pengubahan bentuk
f. Pengeringan
g. Sortasi kering
h. Pengepakan dan penyimpanan (Katno, 2004).

4.4. Kandungan dan Kegunaan Rosella


Rosella yang memiliki kandungan antioksidan yang tinggi sangat direkomendasikan sebagai
bahan untuk dikonsumsi. Semakin pekat warna merah pada kelopak bunga rosella, rasanya akan
semakin asam dan kandungan antosianin (antioksidan) semakin tinggi. Antosianin disini
berperan menjaga kerusakan sel akibat penyerapan sinar ultraviolet berlebih. Ia melindungi sel-
sel tubuh dari perubahan akibat radikal bebas. Tetapi hati-hati sebab kadar antioksidan tersebut
menjadi berkurang bila mengalami proses pemanasan dan pengeringan (misalnya dengan oven).
Kadar antioksidan rosella yang memiliki kandungan antioksidan paling tinggi jika dikonsumsi
dalam bentuk kering. Antioksidan adalah molekul yang berkemampuan memperlambat ataupun
mencegah oksidasi molekul lain. Kandungan antioksidan yang rendah dapat menyebabkan stres
oksidatif dan merusak sel-sel tubuh. Oleh karena itu efek pengobatan rosella ini terhadap
berbagai penyakit sebenarnya merupakan efek dari antioksidannya (Anonim, 2010).

4.5 Peluang Usaha Dalam Pemanfaatan Bunga Rosella

Selama ini tumbuhan Rosella dikenal sebagai salah satu penghasil serat bermutu, yang bisa
dimanfaatkan adalah daun, buah dan bunganya. Sampai saat ini Bunga Rosella (Hibiscus
sabdariffa L) dimanfaatkan kelopak bunganya sebagai bahan pembuatan teh. Saat ini masyarakat
Indonesia mulai mengembangkan kelopak bunga Rosella menjadi minuman teh yang sehat.
Dengan adanya teh dari kelopak bunga Rosella, maka kemungkinan dibuatnya jenis minuman
lain dengan bahan baku kelopak bunga Rosella semakin besar. Di era masa kini banyak
masyarakat yamg mengeluh dalam mengonsumsi makanan atau minuman, mereka harus
mempertimbangkan kesehatan mereka. Dalam hal ini suatu terobosan baru untuk menghapus
kegelisahan masyarakat akan makannan dan minuman yang berbahaya bagi kesehatan mereka
sangatlah diharapkan. Sirup adalah minuman manis yang sangat digemari di masyarakat namun
konsumsi berlebihan akan beresiko terhadap tingginya kadar gula dalam darah. Dalam hal ini
membuat sirup yang ramah bagi kesehatan sangat dibutuhkan. Kelopak rosela dapat dijadikan
alternative sebagai minuman sehat selain the. Hal ini dikarenakan sirup dengan bahan kelopak
bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) yang kaya akan manfaat salah satunya antioksidan dan
antidiabetes (pustaka)

Potensi pemanfaatan kelopak bunga rosella menjadi sirup ini memiliki banyak keunggulan
disamping manfaat kesehatan didalamnya, peluang usaha yang menjanjikanpun masih melekat
pada pemanfaatan ini. Semua ini dikarnakan masih minimnya pesaing dan minat masyarakan
akan pangan yang berkualitas dan bergizipun semakin meningkat, sehingga para petani yang
hanya menjual hasil panennya secara mentah dapat mengolah lebih lanjut hasil panen mereka
dengan hasil yang lebih menguntungkan. Berikut ini adalah proses sederhana dalam pembuatan
sirup bunga rosella.

Tahap Pembuatan Produk

1. Persiapan perlengkapan Produksi Pada tahap ini diperlukan alat da bahan yang dibuthkan
untuk melaksanakan program, antara lain :

A. Alat

 Gelas Ukur

 Kompor gas

 Corong

 Kain saring

 Wadah panci

 Botol

 Baskom

B. Bahan

 Bunga Rosella

 Gula

 Air

 Garam

2. Pengolahan ”Sirup Rosella”


Bahan yang diperlukan pada pengolahan sirup ”Rosella” ini adalah bunga rosella. Dengan bahan
tambahan berupa gula sebagai pemanis, dan Garam sebagai pengawet. Metode pembuatan sirup
”Rosella” meliputi:

a. Pelumatan Sortasi Pada tahap sortasi, bunga dipilih yang sudah matang dan kondisinya
baik.

b. Pencucian Buah Pencucian bunga dilakukan menggunakan air mengalir.

c. Pelepasan bunga dari tangkainya Pelepasan kelopak bunga dilakukan dengan pemotogan
kelopak dari tangkainya kemudian kelopak di pisahkan dari bijinya.

d. Penambahan gula Setelah didihan air berubah menjadi merah tambahakan gula , aduk
sampai rata , dan rebus kembali.

e. Penyucian Botol, Sterilisasi Botol Penyucian botol dilakukan dengan menggunakan air
hangat bersuhu 50 · C dengan cara perendaman kurang lebih 30 menit
f. Pasteurisasi Setelah dilakukan penyucian dan sterilisasi botol, sirup dimasukkan ke dalam
botol,
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tumbuhan rosella merupakan tumbuhan yang sangat bermanfaat, khusunya pada bagian
kelopak bunganya. Kelopak bunga dari tumbuhan ini memiliki berbagai kandungan zat kimia
baik yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Manfaat yang dihasilkan antara lain sebagai pengatur
kadar gula darah, sebagai antihipertensi, bahkan pencegah kanker pula. Namun dari sekian
banyak manfaat tersebut, pemanfaatan kelopak bunga rosella masihlah rendah. Dengan
keterbatasan pengetahuan serta teknologi yang kurang merata disetiap daerah menjadikan
hambatan dalam pemanfaatannya. Padahal jika kita telaah dari manfaat yang dihasilkan,
peluang bisnis yang sangat menjanjikan masih terbuka lebar dengan sedikitnya pesaing
sehingga pemanfaatan kelopak bunga rosella ini menjadi peluang bisnis yang mampu
mengangkat perekonomian pada masyarakat yang melakukan pengolahan terhadapnya.
Pengolahan bunga rosella ini dapat dilakukan dengan menjadikannya sirup bunga rosella. Sirup
merupakan bahan tambahan pada minuman yang begitu digemari karena selain pemberi rasa
juga pembari warna pada minuman. Dengan kandungan bunga rosella yang mampu
menurunkan kadar gula serta kandungan warna merah alami, maka pengaruh negatif dari
penggunaan sirup konfensional pada minuman dapat dinetralisir, sehingga kebutuhan konsumen
akan pangan yang berkualitas dan bergizi dapat terpenuhi.

5.2 Saran
Proses pemanfaatan dan pengolahan bunga rosella masihlah sangat minim khususnya pada
masyarakat pedesaan dengan lahan yang luas. Untuk itu kami menyarankan kepada seluruh
masyarakat khususnya yang berkecimpung dibidang pertanian, kesehatan, maupun pebisnis
untuk mulai melirik potensi yang dimiliki dari tumbuhan rosella ( Hibiscus sabdariffa Linn)
ini. Hal ini karena melihat mudahnya pemeliharaan tanaman, dampak positif bagi
kesehatan, serta peluang bisnis yang tentunya masih sangat terbuka menjadikan tanaman ini
memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan. Kami harapkan menjadi komoditi yang
menjadi primadona baik didalam maupun diluar negeri sehingga manfaat tanaman ini dapat
dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Agromedia, 2003. Ramuan Tradisional Untuk Mengatasi Aneka


Penyakit.
PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Hidayat. T, 2007. Budi Daya Tanaman Rosella. CV. Sinar Cemerlang Abadi.
Jakarta.

Nuke, 2008. Rosella. Sekolah Farmasi ITB. http://bahan-alam.fa.itb.ac.id.


Diakses tanggal 28 Pebruari 2020.

Tarmizi, 2008. Analisis Kandungan Kimia Berkhasiat Kapas Merah.


Universitas Negeri Padang Press. Padang.

Hary, 2019. Proposal PKM-K Sirup Keramat. Institut Ilmu Kesehata


Medika Persada Bali.

Bahrodin, 2017. Metode Penelitian Dalam Karya Ilmiah. http://repo.iain-


tulungagung.ac.id/5133/13/BAB%20III.pdf. diakses tanggal 1
Maret 2020
16

Anda mungkin juga menyukai