Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paparan sinar matahari yang mengeluarkan radiasi ultraviolet (UV) dapat
memicu kemunculan keriput pada wajah. Keriput muncul karena adanya penurunan
produksi kolagen dan akumulasi elastin abnormal. Kolagen merupakan senyawa
protein rantai panjang yang tersusun atas asam amino yaitu alanin, arginin, lisin glisin,
prolin, dan hidroprolin. Kolagen berperan untuk mempertahankan struktur kulit.
Elastin berperan dalam elastisitas kulit dalam tubuh sehingga kulit memiliki
kemampuan untuk merengang dan mengendur Kulit kering (dry skin) didefinisikan
untuk menggambarkan hilangnya atau berkurangnya kadar kelembaban di stratum
corneum (SC). Pada proses penuaan terjadi kekeringan akibat kemampuan SC
mengikat air berkurang, sehingga kulit tampak mengkilat, berkerut dan keras
(Swaidatul,dkk, 2016)
Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan pada permukaan
kulit manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya
tarik dan mengubah rupa dan tidak termasuk golongan obat. Salah satu contoh
kosmetik adalah masker wajah (Sriwidodo, 1986). Pemakaian masker wajah
bermanfaat untuk melembutkan kulit, membuka pori-pori yang tersumbat, dan
membersihkan sisa kosmetik yang tidak bisa dihilangkan menggunakan pembersih
Selain itu, pemakaian masker wajah yang teratur juga dapat membantu mencegah
penuaan dini dan mengurangi munculnya keriput dan garis-garis halus (Swaidatul,dkk,
2016)
Perkembangan industri kosmetik yang terus meningkat menyebabkan
beragamnya produk masker yang beredar di pasar, baik dari segi merk, fasilitas, jenis,
harga, maupun variasi yang terkandung dalam produk tersebut. Kenyataan ini
membuat sebagian konsumen, terutama yang kurang paham mengenai masker wajah
menjadi kesulitan menemukan produk masker yang sesuai dengan kondisi kulit.
Menurut Swaidatul,dkk, (2016), masker wajah dari berbagai merk ternama saat ini
mudah di dapatkan, namun tidak sedikit yang menyebabkan kulit menjadi bermasalah.
Berdasarkan evaluasi market yang dilakukan peneliti dapat diketahui bahwa beberapa
masker yang dijual dipasaran mengandung asam alfa hidroksi (AHA), asam glikolat,
lanolin, sitrun, -karoten, sinoksat, asam stearat, propilen gliko, Benzoyl peroxide,
Benzefenon, metil paraben, parfum, zinc stearat, Briliant lake red, magnesium
karbonat dan sebagainya. Pada pembuatan kosmetika, pencampuran bahan-bahan
tersebut harus memenuhi ketentuan pembuatan kosmetika.
1

Kemajuan teknologi yang semakin pesat memacu perusahaan-perusahaan


industri kosmetik untuk berlomba-lomba menciptakan formulasi dalam pembuatan
produk masker wajah. Produk masker yang beredar di masyarakat umumnya
berbentuk bubuk yang kemudian dicampur dengan air mawar. Formulasi masker alami
yang beredar dipasaran juga terdiri dari satu ekstrak bahan, misalnya pati bengkuang.
(Swaidatul,dkk, 2016)
Pati bengkuang adalah zat pati dari umbi bengkuang yang
didapatkan dari proses pengendapan air bengkuang. Pati yang
berwarna putih bersifat dingin dan menyejukkan sehingga dapat
digunakan untuk mendinginkan lapisan kulit yang telah terkena sinar
matahari (Deiner, 2008).
Formulasi pembuatan masker wajah alami perlu dilakukan sebagai alternatif
pilihan. Pentingnya penggunaan masker alami inilah yang melatar belakangi
pembuatan formulasi masker alami berbahan dasar umbi bengkuang untuk
mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya yang dapat merusak kulit wajah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
yaitu bagaimana cara pembuatan (formulasi) masker umbi bengkuang (Pachyrizus
Erosus L. Urban) ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan
(formulasi) masker umbi bengkuang (Pachyrizus Erosus L. Urban).

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pemahaman bagi penulis dalam pembuatan
(formulasi) masker umbi bengkuang (Pachyrizus Erosus L. Urban).
2. Bagi Institusi
Sebagai refrensi belajar tentang cara pembuatan (formulasi) masker
bengkuang (Pachyrizus Erosus L. Urban)
3. Bagi masyarakat
Memberikan informasi bahwa umbi bengkuang memiliki manfaat sehingga
dapat digunakan sebagai masker wajah.
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bengkuang
1. Klasifikasi Ilmiah
Menurut Van Steenis (2005), klasifikasi tanaman bengkuang adalah :
Kingdom :
Plantae
Divisio
:
Spermatophyta
Subdivisio :
Angiospermae
Kelas
:
Dicotyledoneae
Ordo
:
Fabales
Family
:
Fabaceae
Genus
:
Pachyrhizus
3

Spesies

Pachyrhizus erosus L. Urban

2. Morfologi
Bengkuang merupakan tanaman tahunan yang dapat mencapai panjang 4-5
meter, sedangkan akarnya dapat mencapai 2 meter. Tumbuhan ini membentuk
umbi akar (cormus) berbentuk bulat atau membulat seperti gasing dengan berat
dapat mencapai 5 kg. Kulit umbinya tipis berwarna kuning pucat dan bagian
dalamnya berwarna putih dengan cairan segar agak manis. Umbinya mengandung
gula dan pati serta fosfor dan kalsium. Umbi ini juga memiliki efek pendingin
karena mengandung kadar air 86-90%. Rasa manis berasal dari suatu oligosakarida
yang disebut inulin, yang tidak bisa dicerna tubuh manusia. Sifat ini berguna bagi
penderita diabetes atau orang yang berdiet rendah kalori. (Heyne K, 1987)
Umbi bengkuang sebaiknya disimpan pada tempat kering bersuhu 12C
hingga 16C. Suhu lebih rendah mengakibatkan kerusakan. Penyimpanan yang
baik dapat membuat umbi bertahan hingga 2 bulan. (Heyne K, 1987)
3. Kandungan dan manfaat
Penelitian Lukitaningsih

(2010)

menyebutkan

bahwa

bengkuang

mengandung vitamin C, flavonoid dan saponin yang merupakan tabir surya yang
alami untuk mencegah kulit rusak oleh radikal bebas dan zat fenolik dalam
bengkuang cukup efektif menghambat proses pembentukan melanin, sehingga
pigmentasi akibat hormon, sinar matahari. Pati bengkuang adalah zat pati dari
umbi bengkuang yang didapatkan dari proses pengendapan air bengkuang. Pati
yang berwarna putih bersifat dingin dan menyejukkan sehingga dapat digunakan
untuk mendinginkan lapisan kulit yang telah terkena sinar matahari (Deiner, 2008).
B. Kosmetik
1 Definisi
Kosmetika adalah bahan atau campuran untuk digosokkan, di lekatkan,
dituangkan, dipercikan atau disemprotkan pada, dimasukan ke dalam,
dipergunakan pada badan atau bagian manusia dengan maksud untuk
membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak
termasuk golongan obat (Wasitaatmadja, 1997).
2

Klasifikasi
Brauer EW dan principles of cosmetika for dermatologist mengklasifikasikan
kosmetika sebagai berikut :

Toiletris : sabun, shampo, pengkilap rambut, kondisioner rambut, penata,


pewarna, pengeriting, pelurus rambut, deodoran, antiperspiran dan tabir

surya.
Skin care : pencukur, pembersih, astrigen, toner, pelembab, masker, krem

3
4

malam, dan bahan untuk mandi.


Make up : foundation, eye make up, lipstick, rouges, blusher, enamel kuku.
Fragrance : perfumes, colognes, toilet waters,body silk, bath powders, after
shave agent (Wasitaatmadja, 1997).

C. Masker Wajah
1. Definisi
Masker adalah sediaan kosmetik untuk perawatan kulit wajah yang
memiliki manfaat yaitu memberi kelembaban, memperbaiki tekstur kulit,
meremajakan kulit, mengencangkan kulit, menutrisi kulit, melembutkan kulit,
membersihkan pori-pori kulit, mencerahkan warna kulit, merilekskan otot-otot
wajah dan menyembuhkan jerawat dan bekas jerawat. Masker mengandung mieral,
vitamin, minyak esensial atau ekstrak buah, dan jika dimanfaatkan untuk
mengobati terdapat zat yang dapat menyembuhkan seperti antibakteri (Fauzi dkk,
2012).
2. Macam macam masker wajah
Banyak jenis masker yang saat ini beredar di pasaran, diantaranya:
a Masker bubuk
Masker ini berupa bubuk yang harus dicampur dengan air terlebih dulu
hingga kental, sebelum diaplikasikan pada wajah yang kulitnya normal.
Masker bubuk memiliki tingkat kerapatan yang tinggi, sehingga tidak cocok
digunakan untuk kulit sensitif atau yang sedang mengalami iritasi (Iswari
b

Tranggono, 2007)
Masker krim
Masker krim adalah gabungan untuk perawatan tertentu seperti facial.
Masker krim baik untuk kulit kering, karena fungsi masker ini bisa

mengangkat kulit mati dan melembabkan kulit (Iswari Tranggono, 2007)


Masker gel
Masker gel termasuk salah satu masker yang praktis, karena setelah
kering masker tersebut bisa langsung diangkat tanpa perlu dibilas Masker ini
biasa dikenal dengan masker peel off. Manfaat masker gel antara lain dapat
mengangkat kotoran dan sel kulit mati agar kulit bersih dan segar. Masker ini
juga dapat mengembalikan kesegaran dan kelembutan kulit, bahkan dengan
pemakaian teratur dapat mengurangi kerutan halus pada kulit wajah. Cara
kerja masker peel off ini berbeda dengan masker jenis lain. Ketika
5

dilepaskan, biasanya kotoran serta sel-sel kulit mati akan ikut terangkat
d

(Iswari Tranggono, 2007)


Masker kertas/ kain
Masker kertas biasanya berbentuk lembaran menyerupai wajah dengan
beberapa lubang di bagian mata, lubang hidung, dan mulut. Sedangkan
masker kain berupa gulungan kecil yang harus diuraikan. Masker kertas
maupun kain harus dicelup atau dibasahi dengan cairan tertentu sesuai
dengan kebutuhan kulit, antara lain berupa minyak esensial, pelembab
berbentuk cairan, dan serum khusus untuk wajah yang dapat mengangkat
kotoran, menghaluskan kulit serta mencerahkan kulit (Iswari Tranggono,

2007)
Masker topeng
Masker topeng berlubang dibagian mata dan mulut. Tekstur masker
topeng juga lentur sehingga dapat menyesuaikan dengan lekuk-lekuk wajah

(Iswari Tranggono, 2007)


Masker clay
Masker clay dikenal sebagai produk perawatan wajah yang ampuh
untuk membersihkan pori-pori tersumbat. Masker ini cocok untuk kulit
berminyak karena kemampuannya menyerap kandungan minyak pada wajah
sekaligus mengencangkan permukaan kulit (Iswari Tranggono, 2007)

3. Standart mutu sediaan masker


Menurut SNI 16-6070-1999, bentuk sediaan masker yang digunakan untuk
memberikan efek membersihkan, kadar air yang dipersyaratkan secara umum tidak
lebih dari 10 %. Menurut Keputusan Direktur Jendral Pengawasan Obat dan
Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia nomor : HK.00.06.4.02894
menetapkan pada sediaan masker wajah dengan lempeng total maksimum 105.

BAB III
METODOLOGI
A. Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini harus dalam keadaan bersih dan
layak pakai, peralatan yang digunakan yaitu blender, saringan, beaker glass 1000 ml
dan 2000 ml, loyang, oven, ayakan, plastic wrap, piring keramik, spatula, gunting,
timbangan analitik, dan pot cream.
B. Bahan
Sebelum dilaksanakan proses pembuatan perlu dilakukan persiapan bahan.
Bahan yang dibutuhkan antara lain umbi bengkuang (Pachyrizus Erosus L. Urban) dan
aqua rosae.
C. Prosedur
1. Prosedur pembuatan pati umbi bengkuang
Umbi bengkuang diblender selama 1 menit sampai halus, kemudian diperas
airnya di atas saringan hingga dipastikan kadar air dalam umbi bengkuang habis.
Dibuang ampas dari umbi bengkuang yang tidak diperlukan, selanjutnya air hasil
perasan dari umbi bengkuang diendapkan dalam beaker glass 1000 ml dan 2000
ml semalaman (overnight) pada suhu ruang. Supernatan dibuang setelah dipastikan
sari bengkuang mengendap dibagian bawah beaker glass. Sari bengkuang di tuang
dalam loyang dan di oven pada suhu 45C sampai kering selama 120 jam (5 hari).
Setelah kering, sari bengkuang dikeringkan dengan anginkan pada suhu ruang
selama 15 menit, kemudian di blender selama 1 menit sampai halus dan di ayak
sehingga di hasilkan sari umbi bengkuang dalam bentuk serbuk halus. (Swaidatul,
dkk, 2016)

2. Prosedur pembuatan (formulasi) masker bengkoang


Formulasi masker wajah alami ini dibuat dengan mencampurkan bahan
untuk menghasilkan masker yang siap digunakan. Bahan-bahan yang digunakan
terdiri

dari

bubuk

bengkuang

dan

aqua

rosae

dengan

perbandingan

(). Bahan di letakkan di atas piring yang di lapisi dengan


plastik wrap lalu dicampur bubuk bengkuang dengan aqua rosae. Piring yang
7

digunakan dipilih yang berbahan keramik agar plastik wrap dapat menempel pada
permukaan piring sehingga pada saat mengaduk, plastik wrap tidak bergeser ke
bagian lain. Plastik wrap yang digunakan berukuran 13 x 11 cm yang berfungsi
sebagai tempat mengaduk masker. Bahan yang sudah dicampurkan di aduk dengan
spatula selama 7 menit sampai semua bahan homogen, kemudian plastik wrap di
tutup (disatukan setiap sisi dari platik wrap) dan di lubangi bagian bawah plastik. .
(Swaidatul, dkk, 2016)

Masker dimasukkan dalam pot krim ukuran 12.5 gram. Masker yang telah
dimasukkan dalam pot krim selanjutnya di aduk kembali dengan spatula selama 3
menit agar masker lebih homogen karena pada saat pengadukan pertama masih ada
bagian yang menggumpal. Total waktu yang dibutuhkan untuk membuat masker
adalah 10 menit dengan berat total masker per pot krim adalah 10.5 gram yang
digunakan untuk satu kali pemakaian. Masker disimpan pada suhu ruang.
Komposisi bahan aktif dari bahan yang digunakan ketahui dengan perhitungan
sebagai berikut (Swaidatul, dkk, 2016) :
Kadar bahan yang dibutuhkan per pot cream x
100
Bahan aktif

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
No
1.
2.
3.

Organoleptis
Warna
Aroma
Tekstur

Hasil
Putih
Aroma rosae
Pasta halus
8

4.

Daya lekat

Melekat kuat pada kulit

B. Pembahasan
Berdasarkan penilaian hasil penelitian sifat fisik uji organoleptik pada masker
wajah pati bengkuang. Masker memiliki aroma rosae karena pati bengkuang tidak
berbau sehingga ketika dicampur dengan aqua rosae menghasilkan aroma khas rosae .
Penilaian hasil uji organoleptik terhadap warna pada masker bengkuang
mendapatkan hasil masker berwarna putih. Warna ini berasal dari pati bengkuang
yang berwarna putih sehingga ketika dilakukan pencampuran dengan aqua rosae yang
tidak berwarna menghasilkan masker yang berwarna putih.
Tekstur pada produk masker pati bengkuang memiliki tekstur yang halus dan
berbentuk pasta karena tepung bengkoang bersifat halus .
Penilaian hasil uji organoleptik daya lekat menunjukan bahwa tepung
bengkuang memiliki tingkat kelekatan tertinggi. Hal ini disebabkan

karena pati

mengandung amilopektin yang berfungsi untuk merekatkan masker pada kulit wajah
(Deiner dalam Anjani, 2008).

BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian formulasi masker umbi bengkoang (Pachyrizus
Erosus L. Urban) dapat disimpulkan bahwa masker umbi bengkuang yang dihasilkan
berwarna putih dengan tekstur pasta karena pati bengkoang dicampur dengan aqua rosae
memiliki daya lekat yang kuat dan beraroma rosae.

B Saran
1 Penulis berharap ada percobaan lanjutan dari formulasi masker umbi bengkuang
2 Diperlukan tambahan bahan alam lain yang memiliki manfaat yang dapat
diformulasikan bersama dengan umbi bengkuang.

Anda mungkin juga menyukai