Anda di halaman 1dari 13

I.

JUDUL PERCOBAAN

ANALISA GOLONGAN KARBOHIDRAT

II. TUJUAN PERCOBAAN

Mempelajari sifat golongan karbohidrat berdasarkan struktur

pembentuknya, mengetahui sifat sifat karbohidrat. Dan mengidentifikasi reaksi

yang terjadi pada percobaan kal ini.

III. LANDASAN TEORI

Karbohidrat adalah Polihidroksi aldehida dan Polihidroksi keton atau

zatzat yang bila dihidrolisis akan menghasilkan derivat senyawa-senyawa

tersebut. Suatu kharbohidrat tergolong aldehida ( CHO ), jika oksigen karbonil

berikantan dengan suatu atom karbon terminal dan suatu keton ( C = O ) jika

oksigen karbonil berikatan dengan suatu karbon internal. Pada umumnya

karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih, yang sukar larut dalam

pelarut organik, tetapi larut dalam air ( kecuali beberapa sakarida ).

Sebagian besar karbohidrat dengan berat melekul yang rendah, manis

rasanya. Karena itu, juga digunakan istilah gula untuk zat-zat yang tergolong

karbohidrat. Terdapat tiga golongan karbohidrat yang utama yaitu :

monosakarida, oligosakarida dan polisakharida. Kata sakarida diturunkan dari

bahasa Yunani yang berarti gula. Monosakarida atau gula sederhana, terdiri

dari hanya satu unit polisakharida aldehida atau keton.

D-glukosa adalah monosakarida yang paling banyak dijumpai di alam.

Oligosakarida (bahasa Yunani oligos yang artinya sedikit ) terdiri dari rantai

pendek unit monosakarida yang digabungkan bersamasama oleh ikatan


kovalen. Diantaranya yang paling dikenal adalah disakarida yang mempunyai

dua unit monosakarida. Teristimewa adalah sukrosa (gula tebu) yang terdiri

gula D-glukosa dan D-fruktosa yang digabungkan oleh ikatan kovalen.

Kebanyakan oligo sakarida yang mempunyai tiga atau lebih unit

monosakarida tidak terdapat secara bebas, tetapi digabungkan sebagai rantai

samping polipeptida pada proteoglikan . Polisakharida terdiri dari rantai

panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida. Beberapa

polisakharida seperti selulosa, mempunyai rantai lenier, sedangkan yang lain

seperti amilum (pati) dan glikogen mempunyai rantai yang

bercabang.Polisakharida yang paling banyak dijumpai pada dunia tanaman

yaitu pati dan selulosa . Nama semua monosakarida dan disakarida berakhiran

-Osa

Monosakarida sering disebut gula sederhana (Simple Sugars) adalah

karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana

lagi. Monosakarida tidak berwarna merupakan kristal padat, yang mudah larut

dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut non polar. Kebanyakan

monosakarida mempunyai rasa manis, dengan rumus emperis (CH2O) n,

dimana n = 3 , atau jumlah yang lebih besar lainnya

Masing-masing senyawa monosakarida ada dalam dua kelompok yaitu:

aldotriosa dan ketotriosa, aldotetrosa dan ketotetrosa, aldopentosa dan ketopentosa

dan sebagainya. Golongan heksosa yang mencangkup aldoheksosa, yaitu D-

glukosa dan ketoheksosa yaitu, D-fruktosa adalah monosakarida yang paling


banyak dijumpai di alam. Golongan aldopentosa, yaitu D-ribosa dan 2- deoksi-D-

ribosa, adalah komponen asam nukleat

Adanya sifat pereduksi dari gula disebabkan oleh adanya gugus aldehida

atau gugus keton yang bebas, sehingga dapat mereduksi ion-ion logam seperti

tembaga (Cu) dan perak (Ag) dalam larutan basa. Dalam mereduksi Benedict

yang terbuat dari campuran CuSO4, NaOH dan Na-sitrat , gula tersebut akan

mereduksi CU2+ yang berupa Cu(OH)2 menjadi CU+ sebagai CuOH,selanjutnya

menjadi Cu2O yang tidak larut, berwarna kuning atau merah bata / coklat.

IV. ALAT DAN BAHAN

A. Alat yang digunakan

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung

3. Gegep

4. Sendok tanduk

5. Pipet tetes

6. Pemanas air

7. Pipet volume

8. Gelas kimia

9. Karet penghisap

10. Botol semprot

11. Labu ukur


B. Bahan yang digunakan
1. Pereaksi molish
2. H2SO4
3. Barfoed
4. Resorcin
5. HCL 4N
6. Fehling A dan B
7. NaOH
8. CuSO4
9. Luff
10. Na2Co3
11. Glukosa
12. Fruktosa
13. Laktosa
14. Sukrosa (gula pasir)

V. CARA KERJA

a. Uji Organoleptis

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Diambil sampel glukosa,fruktosa,laktosa dan sakarosa

3. Dilakukan identifikasi bentuk,warna,bau,rasa pada masing masing


sampel

b. Uji Reaksi Warna

1. Molish

Larutan gula + pereaksi molish + H2SO4 P melalui dinding tabung.

2. Barfoed

Larutan gula + barfoed, dipanasi 1-2 menit.


3. Seliwanoff

50 mg zat + 10 mg resorcin + 10 mL HCL 4N, dipanaskan.

4. Fehling

Larutan gula + fehling A dan B, dipanaskan.

5. Trommer

Larutan gula + NaOH + CuSO4, kocok dimasak sampai mendidih.

6. Luff

Larutan gula + luff,panasi 1-2 menit.

7. Inversi

1 mL larutan inverse + 1 mL Na2CO3 2N + 5 mL pereaksi luff,lalu


dimasak 2 menit

8. Stanley

Larutan gula 1 % + 2 X volume NaOH 2 N dipanasi 2 menit, + fehling


VI. DATA PENGAMATAN

1. ORGANOLEPTIS

Organoleptis GLUKOSA FRUKTOSA LAKTOSA SAKAROSA


Serbuk Serbuk Serbuk Serbuk
Bentuk
kristal halus kristal
Warna Putih Putih putih Kuning pucat
Tidak Aroma Tidak Tidak
Bau
berbau khas gula berbau berbau
Manis mint Manis Tidak manis

Rasa terlalu

manis

2. REAKSI WARNA

Cara kerja GLUKOSA FRUKTOSA LAKTOSA SAKAROSA

1 MOLISH
. Larutan gula Terbentuk Terbentuk Terbentuk Terbentuk

+ prx molish cincin ungu cincin ungu cincin ungu cincin ungu

+H2SO4 P (+) (+) (+) (+)

melalui Karbohidrat Karbohidrat Karbohidrat Karbohidrat

dinding tabung
2 BARFOED

. Lar gula + (+)monosak (+)monosak


(+)Disakarida
(+)Disakarida
barfoed panasi arida arida

1-2 menit

3 SELIWANOFF

. 50 Mg zat + (-) Ketosa (+) Ketosa (-) Ketosa (+) Ketosa

10mg Resorcin

+ 10 ml HCL4,

dipanaskan
4 FEHLING

. Lar gula + (+) gula (+) gula (-) gula (-) gula

fehling A dan reduksi reduks reduksi reduksi

fehling B di

panaskan
5 TROMER

Lar gula + (+) gula (+) gula (-) Gula (-) Gula

NaOH+ CuSO4 reduksi reduksi reduksi reduksi

Kocok, di

masak hingga

mendidih

6 LUFF

Largula+ luff, (+) gula (+) gula (-) Gula (-) Gula

panasi 1-2 reduksi reduksi reduksi reduksi

menit

7 INVERSI (+) tidak (+) tidak

Lar inversi +1 reduksi jadi reduksi jadi

ml Na2CO3 2N - - reduksi reduksi

+ Prx luff

8 STANLEY

Lar gula 1% + (+) gula (-) gula non (+) gula (+) gula non

2x vol NaOH reduksi reduksi reduksi reduksi

2N panasi 2

mnt + fehling
VII. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan untuk mengidentifikasi karbohidrat

yang memiliki gugus pereaksi maupun non reduksi dengan uji organoleptik

dan reaksi warna. Hal yang awal dilakukan yaitu melakukan uji

organoleptik yang berkaitan dengan warna, bau, bentuk, dan rasa dari

sampel(glukosaa, fruktosa, laktosa dan sakarosa). Dari empat sampe bentuk

serbuk yaitu glukosa dan laktosa sedangkan fruktosa dan sakarosa berbentuk

Kristal. Lalu untuk warna dari sampel hanya sakarosa yang berwarna putih

kekuningan. Selain itu memiliki warna putih pada sampel lainnya.

Kemudian identifikasi bau dari empat sampel tersebut tidak memiliki bau

apapun. Selanjutnya, rasa yang dimilliki oleh empat sampel ini hanya

laktosa yang memiliki rasa tawar selain itu sampel lainnya memiliki rasa

manis.

Pada uji reaksi warna, pertama dilakukan dengan menggunkan uji

molish. Dimana uji ini didasari atau ditandai dengan muncunya cincin

berwarna ungu jika sampel positif. Larutan gula yang diuji dicampur dengan

pereaksi molish, yaitu a-naftol yang terlarut dalam etanol setelah

pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 ditambahkan perlahan-lahan

dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur

dengan lapisan atau hanya terbentuk lapisan. H2SO4 pekat berfungsi

menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Sehingga

hasilnya positif ditujjukan ktika warna larutan ungu pada batas kedua cairan.
Sedangkan warna hijau menunjukkan bahwa senyawa uji mengandung

karbohidrat.

Selanjutnya uji barfoed dimana karbohidrat direduksi pada suasana

asam dengan penambahan asam laktat. Senyawa uji yang membentuk

endapan merah adalah monosakarida sedangkan yang tidak membentuk

merah bata (larutan berwarna biru) adalah disakarida. Berdasarkan

percobaan glukosa dan fruktosa merupakan monosakarida sedangkan

laktosa dan sakarosa merupakan disakarida. Pada proses pemanasan gukosa

dan fruktosa endapan merah bata terbentuk lebih cepat dibandingkan dengan

laktosa dan sakarosa yang membentuk endapan merah bata dalam waktu

lama. Hal tersebut terjadi karena glukosa dan fruktosa merupakan

monosakarida yang ditandai dengan adanya reaksi perubahan warna menjadi

atau membentuk merah bata, sedangkan laktosa dan sakarosa merupakan

disakarida yang ditandai dengan tidak adanya perubahan(warna tetap biru)

Uji seliwanoff adalah uji yang spesifik dalam mengidentifikasi giula

ketosa seperti fruktosa. Dalam pengujian gologan aldosa tidak bereaksi,

sedangkan ketosa mengalami proses dehidrasi untuk memberikan derivate

furfuralnya yang akan mengalami kondesasi denagn resorcinol dan

memmbentuk senyawa komplek berwarna merah. Pada uji ini dilakukan

dengan empat sampel yaitu glukosa,fruktosa,laktosa dan sakarosa. Semua

sampel ini ditambahkan resorcin dan HCl lalu dipanaskan. Pemanasan

dilakukan dangan tujuan umtuk membantu proses hidrolisis disakarida yang

akan menghasilkan monosakarida ketosa, dan kemudian memberi warna.


HCl yang terkandung dalam pereaksi seliwanoff akan mendehidrasi fruktosa

menghasilkan hidrolisis furfural sehingga terjadi kondensasi setelah

penambahan resorcin membentuk larutan berwarna merah. Dari empat

sampel yang positif ketosa yaitu fruktosa dan sakarosa yang ditandai dengan

terbentuknya warna merah anggur. Sedangkan glukosa dan laktosa negtif

ketosa dimana warna setelah dilakukan pemanasan adalah kekuningan.

Pada uji fehling , trimmer dan uff hampir sama dengan uji benedict yang

bertumpu pada adanya gula pereduksi pada karbohidrat. Apabila sampel uji

positif gula pereduksi (gula terbuka) maka setelah dipanaskan akan

terbentuk endapan merah bata sedangkan jika sampel uji negative gula

reduksi (gula tertutup) setelah dpanaskan akan berubah warna menjadi biru-

hijau-kuning-kemerahan. Dari ketiga uji yang dilakukan terdapat sampel uji

(glukosa,fruktosa,laktosa,dan sakarosa) yang spesifik gula reduksi (gula

terbuka dalah glukosa dan fruktosa) yang ditandai dengan adanya endapan

merah bata sedangkan laktosa dan sakarosa positif gula tertutup (gula non

reduksi) atau negatif gula reduksi (gula terbuka) yang ditandai dengan

terbentuknya warna biru setelah dipanaskan.

Pada pengujian inverse hanya menggunakan dua sampel yaitu laktosa dan

sakarosa karena laktosa dan sakarosa merupakan contoh atau bagian dari

gula non reduksi (gula tertutup) yang warna kedua jenis gula ini dihidrolisis

(inversi) terlebih dahulu lalu menjadi gula reduksi. Laktosa dan sakarosa

yang sudah diinversi ditambahkan dengan Na2CO3 dan ditambahkan


pereaksi luff lalu dipanaskan dan membentuk endapan merah bata yang

menandakan bahwa laktosa dan sakarosa positif gula reduksi.

Pengujian terakhir yaitu uji stanley demana uji ini dilakukan dengan

melarutkan empat sampel uji (glukosa,fruktosa,laktosa,dan sakarosa)

dengan aquadest seteah itu ditambahkan NaOH dan pereaksi fehling A dan

B lalu dipanaskan sampel uji yang positif glukosa atau membentuk endapan

merah bata begitupun sebaliknya. Sampel uji yang positif glukosa, laktosa

dan sakarosa yang ditandai dengan endapan merah bata.

VIII. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:

a. Glukosa dan laktosa memiiki bentuk serbuk sedangkan fruktosa dan

sakarosa emiliki bentuk kristal.

b. Glukosa,fruktosa dan laktosa memiliki warna putih sedangkan sakarosa

berwarna putih kekuningan.

c. Glukosa, fruktosa, sakarisa serta laktosa tidak memiliki bau

d. Glukosa, fruktosa, sakarisa serta laktosa memiliki rasa yang tawar atau

tak berasa
e. Karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya cincin berwarna ungu

pada glukosa,fruktosa,laktosa dan sakarosa melalui uji molish.

f. Monosakarida dan disakarida dapat dibuktikan dengan terbentuknya

endapan merah bata dan biru dengan uji barfoed.

g. Ketosa dapat dibuktikan dengan terbentuknya warna merah anggur pada

fruktosa dan sakarosa yaitu uji seliwanoff

h. Gula reduksi dan non reduksi dapat dibuktikan dengan adanya endapan

merah bata sert warna biru ( gula non reduksi) pada glukosa,

fruktosa,laktosa dan sakarosa dengan uji fehling, trimmer, dan luff

i. Gula reduksi ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata pada

glukosa, laktosa, dan sakarosa dapat di uji dengan uji Stanley.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawijaya, F.a. 2000. Manfaat Penggunaan Antihistamin Generasi Ketiga.

Buletin FK trisakti.

Kaizang, B.6. and Trevar, A.g. 2002. Farmakologi Dasar dan Kulit Edisi III. 693-

694. Penerbit buku kedokteran RGC. Jakarta.

Mutscler, E., 1991. Dinamika Obat Edisi V, 88. Penerbit ITB. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai