Anda di halaman 1dari 10

The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist

Vol.3 No.1, Mei2020


p-ISSN: 2597-3681 e-ISSN:2614-2805

Validasi Dan Verifikasi Hasil Uji Sun Protection Factor


(SPF) Pada Sediaan Sunblock Dan Sunscreen Bermerk Dengan Metode
Spektrofotometri

Ni Putu Rahayu Artini


Program Studi Teknologi Laboratorium Medik
Universitas Bali Internasional
Email:artinirahayu967@gmail.com

ABSTRACT
Tests for the determination of SPF value were calculated
Tanggal Submit: from the seven sunblock and brandes sunscreen preparation
5 April 2020 which were analyzed using 96% etanol solvent and kloroform,
ranging from 17.21-26.88. The results of the VA-14 sample
Tanggal Review: calculation have the lowest SPF value (SPF = 17.21) and the ES-
4 Mei 2020 30 sample has the largest SPF value calculation results from the
seven samples (SPF ES-30 = 26.88). The seven samples are
Tanggal Publish
samples that have well-known brands in Indonesia. Of the seven
Online:
5 Juni 2020
cosmetics samples, six samples had a% recovery in accordance
with the standard between 80-120%, but one product, namely
SA-35, had a recovery rate of 73.23%. Organoleptic test results
showed that the overall type of cream was m / a, fragrance, color
from milky white, light brown, and light green. The pH value
between 6.8-7.5 according to the quality standard of sunscreen
preparations in SNI 16-4399-1966, the pH value for sunscreen
preparations is 4.5-8.0. Thus, the results of the seventh pH of the
sample are still within good standard limits for cream
preparations containing sunscreen.

Keyword : cosmetics, SPF, % recovery, and pH

PENDAHULUAN dan resiko terjadinya kanker pada kulit.


Sinar matahari sebagai sumber
Sinar UV pada dasarnya memiliki
cahaya alami memiliki peranan yang
manfaat dalam pembentukan vitamin D3
sangat penting bagi keberhasilan hidup
(Cholecalciferol) yang digunakan untuk
semua makhluk hidup. Selain memberi
metabolisme pembentukan tulang dan
manfaat, sinar matahari juga dapat
sistem imun. Selain itu, radiasi sinar UV
memberikan efek yang merugikan.
juga dapat digunakan untuk terapi
Paparan sinar matahari secara berlebih
penyakit TBC, psoriasis, dan vitiligo.
merupakan mediator eksogen utama
Akan tetapi, paparan sinar UV secara
terjadinya kerusakan pada kulit yang
terus-menerus justru dapat memberikan
dapat mempercepat terjadinya penuaan

29
Artini, N. P. R. 2020. Validasi Dan Verifikasi Hasil Uji Sun Protection Factor (SPF) Pada Sediaan
Sunblock Dan Sunscreen Bermerk Dengan Metode Spektrofotometri. Surabaya : The Journal of
Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 3, No.1 (29-38).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Vol.3 No.1, Mei2020
p-ISSN: 2597-3681 e-ISSN:2614-2805

efek buruk bagi kesehatan (L. Mbanga, timbul dua tipe reaksi melanin, seperti
et al., 2014). penambahan melanin secara cepat ke
Sinar UV dibagi menjadi tiga permukaan kulit dan pembentukan
daerah, yaitu: UV C (100-290 nm), UV tambahan melanin baru. Akan tetapi,
B (290- 320 nm), dan UV A (320-400 apabila kulit terpapar sinar UV secara
nm) dimana sinar UV C dapat tersaring terusmenerus dapat mengakibatkan
oleh lapisan atmosfer dan tidak dapat hiperpigmentasi yang dapat memicu
sampai ke permukaan bumi, UV B dapat timbulnya noda hitam pada kulit dan
menetrasi lapisan permukaan kulit yang kerusakan kulit lainnya, seperti penuaan
paling atas, dapat menyebabkan dini dan kanker kulit (Trenggono, 2007).
terjadinya kerusakan DNA dan terbakar Oleh karena itu, untuk menjaga
surya, dan sinar UV A yang dapat kulit dari efek buruk radiasi sinar UV,
menetrasi lapisan kulit lebih dalam maka diperlukan perlindungan
sampai lapisan dermis, dapat menggunakan tabir surya (Maloney F.J.,
menyebabkan terjadinya penuaan, 2002). Tabir surya merupakan sediaan
pigmentasi, eritema, tanning, dan kosmetik yang digunakan dengan
kerusakan DNA akibat adanya senyawa maksud memantulkan atau menyerap
oksigen reaktif atau ROS (Reactive secara aktif cahaya matahari terutama
Oxcygen Species). Efek buruk jika pada daerah dengan emisi gelombang
terpapar sinar UV terlalu lama dapat ultraviolet dan inframerah, sehingga
menyebabkan terjadinya kanker kulit, dapat mencegah terjadinya gangguan
terbakar surya, kerusakan mata seperti kulit karena sinar UV (Draelos dan
katarak dan melanoma, penuaan kulit Thaman, 2005). Berdasarkan kandungan
secara prematur, pigmentasi, eritema, zat aktifnya, sediaan tabir surya
dan kerusakan sistem imun (Ansel, dibedakan menjadi dua yaitu sunblock
2008) dan sunscreen. Sunblock merupakan
Kulit manusia pada dasarnya sediaan tabir surya yang mekanisme
memiliki mekanisme tersendiri untuk kerjanya secara fisik memantulkan sinar
melindungi dari bahaya sinar UV, yaitu UV, sedangkan sunscreen secara kimia
dengan melakukan pembentukan menyerap sinar UV agar tidak
butirbutir pigmen (melanin) yang akan menyerang sel kulit.
memantulkan kembali sinar UV. Jika Pada penelitian ini akan
kulit terpapar sinar matahari, maka akan dilakukan analisis perbandingan nilai

30
Artini, N. P. R. 2020. Validasi Dan Verifikasi Hasil Uji Sun Protection Factor (SPF) Pada Sediaan
Sunblock Dan Sunscreen Bermerk Dengan Metode Spektrofotometri. Surabaya : The Journal of
Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 3, No.1 (29-38).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Vol.3 No.1, Mei2020
p-ISSN: 2597-3681 e-ISSN:2614-2805

SPF yang tertera pada etiket sunblock Prosedur Kerja


dan sunscreen dengan nilai SPF Uji organoleptis. Evaluasi ini dilakukan
berdasarkan hasil pengujian dengan langsung secara visual pada sediaan
menggunakan spektrofotometer UV. yang meliputi bentuk, warna, dan bau
Hasil analisis ini merupakan suatu krim yang dihasilkan (Lidya, dkk.,
pengujian dengan membandingkan 2015)
ketepatan dalam melakukan proses Pengujian tipe krim. Tipe krim diuji
validasi berdasarkan metode yang dengan metode pewarnaan dengan
dipilih. Adapun pada penelitian ini menggunakan methylene blueyang larut
dilakukan menggunakan tiga pelarut dan dalam fase air. Jika medium pendispers
perbandingan pelarut yang berbeda. berwarna biru merata, maka krim bertipe
M/A (Lidya, dkk., 2015)
METODE PENELITIAN Pengujian pH. Evaluasi pH dilakukan
Sampel Penelitian. Sampel yang dengan menggunakan pH meter.
digunakan pada penelitian ini adalah Sebanyak 2 gram sampel krim
produk kosmetika sunblock dan dilarutkan dengan aquades bebas CO2
sunscreen bermerk yang beredar di hingga 20 ml. Elektroda pada pH meter
pasaran. dicuci terlebih dahulu dengan akuades,
Bahan kimia dan Instrumentasi. selanjutnya pH meter distandardisasi
Bahan kimia yang digunakan pada dengan larutan standar pH 4, pH 7, dan
penelitian ini adalah etanol 96%, pH 10. Elektroda dicelupkan kedalam
perbandingan etanol 96% dan kloroform sampel. pH sediaan diketahui dari angka
(1:1), perbandingan etanol 96% dan yang ditunjukkan oleh pH meter (Lidya,
kloroform (1:2)dan etanol 96% dan 2015)
kloroform (1:4). Peralatan yang Pengujian nilai SPF. Penentuan
digunakan pada penelitian ini terdiri dari efektivitas perlindungan terhadap sinar
peralatan berupa beker glass 100 ml, UV dilakukan secara in vitro dengan
spatula, pipet tetes, pipet volume, dan menggunakan alat spektrofotometer
labu ukur 10 ml. Alat-alat yang UV-Vis. Masing-masing krim sunblock
digunakan pada penelitian ini adalah dan sunscreen ditimbang sebanyak 0,05
spektrofotometer UV dan neraca gram dan diencerkan dengan etanol
analitik. 96%, perbandingan etanol 96% dan
kloroform (1:1) dan etanol 96% dan

31
Artini, N. P. R. 2020. Validasi Dan Verifikasi Hasil Uji Sun Protection Factor (SPF) Pada Sediaan
Sunblock Dan Sunscreen Bermerk Dengan Metode Spektrofotometri. Surabaya : The Journal of
Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 3, No.1 (29-38).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Vol.3 No.1, Mei2020
p-ISSN: 2597-3681 e-ISSN:2614-2805

kloroform (1:4) sebanyak 10 mL gelombang 290-320 nm serta interval 5


sehingga menjadi larutan 5000 ppm. nm. Hasil absorbansi dicatat kemudian
Setelah itu, larutan tersebut dimasukkan dihitung nilai SPF nya dengan
dalam kuvet dan larutan pada kuvet menggunakan persamaan Mansyur
tersebut dibaca dengan bantuan alat (Trenggono, 2007):
spektrofotometer UV dengan panjang

CF = Faktor koreksi I = Spektrum intensitas matahari


EE = Spektrum efek eritema Abs = Absorbansi sampel
Dimana,CF adalah faktorkoreksi bernilai 10,EE (λ) adalah efek eritmogenik
radiasi pada panjang gelombang λ dan Abs (λ) adalah nilai absorbansi spektrofotometri
UV.

HASIL DAN PEMBAHASAN sampel yang diuji sebanyak tujuh


Uji Organoneplis Sediaan Kosmetik sampel yang diambil di daerah Denpasar
Sampel produk kosmetik yang dan Badung. Uji organoleptik meliputi
diuji pada penelitian ini adalah kosmetik uji bau, warna, tekstur, dan tipe krim.
yang mengandung sunscreen berupa Hasil dapat dilihat pada Tabel 1.
SPF yang tertera pada etiket. Jumlah
Tabel 1 Hasil uji organoleptis dan tipe krim pada sampel kosmetik
Uji Organoleptis
No. Sampel ID Tipe Krim
Bau Warna Tekstur
1 MO-31 m/a Wangi
Coklat muda Krim lembut
2 SA-35 m/a WangiPutih susu Krim lembut
3 WA-15 m/a Wangi
Hijau muda Krim lembut
4 VH-14 m/a WangiPutih susu Krim lembut
5 WL-15 m/a Wangi
Coklat muda Krim lembut
6 PB-30 m/a Wangi
Coklat muda Krim lembut
7 ES-30 m/a Wangi
Hijau muda Krim lembut
Produk kosmetik yang diuji mengandung sunscreen berupa SPF
pada penelitian ini adalah kosmetik yang yang tertera pada etiket. Jumlah sampel

32
Artini, N. P. R. 2020. Validasi Dan Verifikasi Hasil Uji Sun Protection Factor (SPF) Pada Sediaan
Sunblock Dan Sunscreen Bermerk Dengan Metode Spektrofotometri. Surabaya : The Journal of
Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 3, No.1 (29-38).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Vol.3 No.1, Mei2020
p-ISSN: 2597-3681 e-ISSN:2614-2805

yang diuji sebanyak tujuh sampel yang berwarna putih susu sebanyak dua buah,
diambil di daerah Denpasar dan Badung. warna coklat muda sebanyak tiga buah,
Uji organoleptik meliputi uji bau, warna, dan warna hijau muda sebanyak dua
tekstur, dan tipe krim. Hasil dapat dilihat buah. Secara keseluruhan tujuh sampel
pada Tabel 1. Dari hasil uji organoleptis memberikan hasil yang baik untuk
ke-tujuh sampel secara keseluruhan organoleptis, sehingga konsumen dapat
memiliki bau khas yang wangi dan nyaman untuk menggunakan produk
tekstur yang lembut. Tekstur yang tersebut tanpa mengurangi nilai kemasan
lembut menyatakan bahwa sampel krim produk yang bagus.
yang diuji bersifat homogen. Tidak
ditemukannya tekstur sampel yang Nilai pH Sediaan Kosmetik
lengket, wangi, dan secara keseluruhan Pengujian pH ke-tujuh sampel
meresap di kulit. Warna krim bervariasi kosmetik diperoleh rata-rata mulai dari
dari warna putih susu hingga hijau muda pH 6,0-8,0 yang disajikan pada Tabel 2.
dan coklat muda. Jumlah sampel yang

Tabel 2 Nilai pH pada sampel


No. Sampel ID pH
1 MO-31 6,8
2 SA-35 7,0
3 WA-15 7,1
4 VH-14 6,9
5 WL-15 7,2
6 PB-30 7,5
7 ES-30 7,8

Pengujian pH ke-tujuh sampel sampel berada antara rentang 6,8-7,8.


kosmetik diperoleh rata-rata pH mulai pH ini masuk dalam kategori pH netral
dari pH 6,0-8,0 yang disajikan pada atau mendekati pH kulit (Lidya, 2015).
Tabel 2. Menurut standar mutu sediaan Pengujian Nilai SPF (Sun Protection
tabir surya dalam SNI 16-4399-1966, Factor)
nilai pH untuk sediaan tabir surya Tujuh produk sunscreen
sebesar 4,5-8,0. Sehingga, hasil pH ke- dievaluasi nilai SPF dengan
tujuh sampel masih dalam batas standar menggunakan spektrofotometer UV
yang baik untuk krim sediaan yang dengan berbagai pelarut pada panjang
mengandung tabir surya karena gelombang 290-320 nm. Pada penelitian
berdasarkan hasil pengujian nilai pH ini dipergunakan metode analisis dengan

33
Artini, N. P. R. 2020. Validasi Dan Verifikasi Hasil Uji Sun Protection Factor (SPF) Pada Sediaan
Sunblock Dan Sunscreen Bermerk Dengan Metode Spektrofotometri. Surabaya : The Journal of
Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 3, No.1 (29-38).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Vol.3 No.1, Mei2020
p-ISSN: 2597-3681 e-ISSN:2614-2805

pelarut tunggal dan perbandingan 96% dan kloroform (1:1), perbandingan


pelarut. Pelarut tunggal yang pelarut etanol 96% dan kloroform (1:2)
dipergunakan pada penelitian ini adalah serta perbandingan pelarut etanol 96%
etanol 96% dan metode perbandingan dan kloroform (1:4). Hasil analisis nilai
pelarut yang digunakan pada penelitian SPF disajikan pada Tabel 3 sampai
ini adalah perbandingan pelarut etanol Tabel 6.

Tabel 3 Nilai SPF sampel kosmetik dengan pelarut etanol 96%

No. Sampel ID SPF Penelitian SPF Etiket % Recovery


1 MO-31 25,33 31 81,71
2 SA-35 25,27 35 72,20
3 WA-15 18,00 15 120,00
4 VH-14 17,21 14 114,73
5 WL-15 17,98 15 119,86
6 PB-30 25,25 30 84,17
7 ES-30 26,88 30 89,60

Tujuh produk sunscreen 100% untuk analisis SPF, ada beberapa


dievaluasi niali SPFnya dengan kosmetik yang tidak larut sempurna
menggunakan spektrofotometer UV walapun telah dibantu dengan
menggunakan pelarut etanol 96%. Hasil menggunakan vortex, hal tersebut
analisis absorbansi dan nilai SPF diperkirakan karena kandungan bahan
disajikan pada Tabel 3. Ketujuh sampel pada formula suatu kosmetik seperti
kosmetik yang mengandung tabir surya emolien dan pengemulsi yang berfungsi
diuji secara spektrofotometri dengan sebagai bahan penstabil produk sehingga
menggunakan spektrofotometer UV kelarutan menjadi sempurna (Lidya,
pada panjang gelombang 290-320 nm. 2015)..
Hasil analisis pada sampel menunjukkan Sampel yang diuji memiliki
bahwa panjang gelombang maksimum nilai SPF antara 14 sampai 50. Namun,
adalah 310 nm, karena memiliki serapan berdasarkan pengujian yang dilakukan
yang maksimun. Sedangkan pada menunjukkan hasil yang berbeda antara
panjang gelombang 315 telah terjadinya hasil pengujian di laboratorium dengan
penurunan serapan. hasil SPF yang tertera pada etiket
Penggunaan etanol 96% sebagai produk. Berdasarkan pengujian, %
pelarut, pada beberapa sampel kosmetik recovery yang diperoleh antara 70%-
belum memberikan hasil kelarutan 120%. Persentase recovery yang baik

34
Artini, N. P. R. 2020. Validasi Dan Verifikasi Hasil Uji Sun Protection Factor (SPF) Pada Sediaan
Sunblock Dan Sunscreen Bermerk Dengan Metode Spektrofotometri. Surabaya : The Journal of
Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 3, No.1 (29-38).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Vol.3 No.1, Mei2020
p-ISSN: 2597-3681 e-ISSN:2614-2805

adalah antara 80-120% (Niazy, 2004). penyimpangan yang jauh antara nilai
Dari hasil yang diperoleh, ke-enam SPF yang tertera pada etiket dengan
sampel telah sesuai mendapatkan nilai SPF hasil penelitian. Berikut hasil
perolehan kembali, namun satu sampel % recovery nilai SPF pada sediaan
menunjukkan nilai perolehan kembali kosmetik dengan menggunakan
sekitar 70%-72%. Hal ini sangat perbandingan pelarut etanol 96% dan
dipertanyakan, karena terjadi kloroform.

Tabel 4 Nilai SPF sampel kosmetik dengan pelarut etanol 96% dan kloroform (1:1)
% Recovery
No. Sampel ID SPF Penelitian SPF Etiket
1 MO-31 26583 31 82,01
2 SA-35 26,03 35 73,23
3 WA-15 19,01 15 120,23
4 VH-14 17,34 14 115,02
5 WL-15 17,87 15 118,38
6 PB-30 25,01 30 83,90
7 ES-30 26,32 30 88,23

Tabel 5 Nilai SPF sampel kosmetik dengan pelarut etanol 96% dan kloroform (1:2)
% Recovery
No. Sampel ID SPF Penelitian SPF Etiket
1 MO-31 26,87 31 82,68
2 SA-35 26,42 35 74,31
3 WA-15 19,13 15 121,06
4 VH-14 17,68 14 115,83
5 WL-15 18,01 15 119,96
6 PB-30 25,65 30 84,37
7 ES-30 26,99 30 89,76

Tabel 6 Nilai SPF sampel kosmetik dengan pelarut etanol 96% dan kloroform (1:4)
% Recovery
No. Sampel ID SPF Penelitian SPF Etiket
1 MO-31 29,97 31 88,67
2 SA-35 28,63 35 77,23
3 WA-15 19,23 15 121,13
4 VH-14 17,98 14 123,34
5 WL-15 18,45 15 123,96
6 PB-30 26,65 30 86,47
7 ES-30 27,05 30 89,98
Penelitian dilakukan modifikasi campuran fase air tetapi juga terdiri atas
pelarut untuk penentuan SPF karena fase minyak. Jumlah fase minyak yang
basis suatu kosmetik tidak hanya lebih banyak dibandingkan fase air

35
Artini, N. P. R. 2020. Validasi Dan Verifikasi Hasil Uji Sun Protection Factor (SPF) Pada Sediaan
Sunblock Dan Sunscreen Bermerk Dengan Metode Spektrofotometri. Surabaya : The Journal of
Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 3, No.1 (29-38).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Vol.3 No.1, Mei2020
p-ISSN: 2597-3681 e-ISSN:2614-2805

menyebabkan kelarutan dari SPF tidak tambahan lainnya, seperti ester, emolien
maksimal. Modifikasi tersebut dapat dan pengemulsi yang digunakan dalam
berupa campuran antara pelarut polar formulasi (Ansel, 2008). Karena, tabir
dengan pelarut nonpolar. Pelarut surya dapat berinteraksi dengan
nonpolar dipilih karena fase minyak komponen tambahan lainnya, dan
pada sediaan kosmetik akan interaksi ini dapat mempengaruhi
menyebabkan kelarutan lebih tinggi efektivitas tabir surya. Di sisi lain,
dibandingkan dengan menggunakan penting bahwa memilih SPF harus benar
murni pelarut polar seperti etanol mapun untuk jenis prototype pada masing-
methanol pada penelitian ini (Kaur et al, masing individu. Penerapan tabir surya
2010). harus dilakukan dengan benar (di
Ada banyak faktor yang seluruh tubuh, sebelum paparan sinar
mempengaruhi penentuan nilai SPF, matahari dan diterapkan kembali secara
misalnya, tidak adanya penerapan teratur) dan dalam jumlah yang benar,
metode yang tepat untuk mengevaluasi sekitar 2g / cm2. (Arief, 2009).
produk tabir surya, kombinasi dan
konsentrasi tabir surya, penggunaan SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
pelarut yang berbeda di mana tabir surya
yang telah dilaksanakan dapat
dilarutkan, jenis emulsi, efek dan
disimpulkan :
interaksi komponen tambahan lainnya
1. Ketujuh sampel kosmetik
seperti ester, emolien dan pengemulsi
memiliki tekstur sampel yang
yang digunakan dalam formulasi,
lembut, wangi, dan secara
penambahan bahan aktif lainnya,sistem
keseluruhan meresap di kulit.
pH, viskositas dan emulsi (Garg, 2002).
Warna krim bervariasi dari
Oleh karena itu, untuk
warna putih susu hingga hijau
mengembangkan formulasi kosmetik
muda dan coklat muda dengan
dengan keamanan yang lebih baik dan
nilai pH berada antara rentang
SPF yang tinggi sehingga dapat
6,8-7,8
digunakan oleh prototipe IV Fitzpatrick
2. Penentuan hasil nilai SPF yang
dan klasifikasi IV (rata-rata tipe kulit
dihitung dari ketujuh sampel
asia), perumus harus memahami prinsip
yang dianalisis dengan
fisika, tidak hanya absorbansi UV dari
menggunakan pelarut etanol
zat aktif, tetapi juga komponen
96% dan kloroform yaitu

36
Artini, N. P. R. 2020. Validasi Dan Verifikasi Hasil Uji Sun Protection Factor (SPF) Pada Sediaan
Sunblock Dan Sunscreen Bermerk Dengan Metode Spektrofotometri. Surabaya : The Journal of
Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 3, No.1 (29-38).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Vol.3 No.1, Mei2020
p-ISSN: 2597-3681 e-ISSN:2614-2805

berkisar dari 17,21-26,88. Hasil DAFTAR RUJUKAN


perhitungan sampel VA-14
Anief, Mohammad, 2009, Prinsip
memiliki hasil nilai SPF Umum dan Dasar Farmakologi,
terendah (SPF = 17,21) dan Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
sampel ES-30 memiliki
perhitungan hasil nilai SPF Ansel HC, 2008, Pengantar Bentuk
Sediaan Farmasi, Edisi
terbesar dari ketujuh sampel Keempat, Jakarta, UI Press.
(SPF ES-30= 26,88). Ketujuh
Baran, et al., 1998, Textbook of
sampel merupakan sampel yang Cosmetic Dermatology, 2ed.,
London : Martin Dunits Ltd.
memiliki brand terkenal di
Indonesia. Garg A, Anggarwal D, Sigla AK,
Spreading of Semisolid
3. Ketujuh sampel kosmetik enam
Formulation an update
sampel memiliki % recovery Pharmaceutical Tecnology,
2002; 9 (2). 84-102.
sesuai dengan standar antara 80-
120%, namun satu produk, yaitu James, CN and Midleton, J.G. 2000.
Determination of Sun Protection
SA-35 memiliki % recovery
Factor in the Heirless Mouse Intern,
sebesar 73,23%. J. Cosm Sci 3.1553-158.

Kaur LP, Garg R, Gupta GD,


SARAN Development and Evaluation of
Saran yang dapat disampaikan Topical Gel of Monoxidil from
pada penelitian ini adalah perlu Different Polymer Bases in
Aplication of Alopecia,
dilakukannya penelitian modifikasi International Journal of Pharmacy
pelarut untuk penentuan SPF karena and Pharmaceutical Science, 2010,
2(3): 43-47.
basis suatu kosmetik tidak hanya
campuran fase air tetapi juga terdiri atas L. Mbanga, et al., 2014., Sun Protection
Factor (SPF) Determination of
fase minyak. Jumlah fase minyak yang Cosmetic Formulations Made in
lebih banyak dibandingkan fase air Kinshasa (DR Congo) by In-
Vitro Method using UV-VIS
menyebabkan kelarutan dari SPF tidak Spectrophotometer.,
maksimal. Modifikasi itu dapat Département deChimie, Faculté
des Sciences, Université de
mempergunakan dua atau tiga pelarut Kinshasa., Democratic Republic
yang sesuai untuk melarutkan fase of Congo.

minyak yang terdapat pada bahan


sediaan tabir surya.

37
Artini, N. P. R. 2020. Validasi Dan Verifikasi Hasil Uji Sun Protection Factor (SPF) Pada Sediaan
Sunblock Dan Sunscreen Bermerk Dengan Metode Spektrofotometri. Surabaya : The Journal of
Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 3, No.1 (29-38).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Vol.3 No.1, Mei2020
p-ISSN: 2597-3681 e-ISSN:2614-2805

Lidya Amelia, Lusia Oktora R.K.S, Niazy SK, Handbook of Pharmaceutical


Zulniar Mahanani., 2015., Manufacturing Formulation
Optimasi Komposisi Asam Laktat Semosolid Products, Florida, CRC
danZink Oksida dalam Krim Press LLC; 2004.
Tabir Surya Kombinasi
Benzophenone-3 dan Octyl Trenggono IR, Buku Pengangan Ilmu
Methoxynnamate dengan Desain Pengetahuan Kosmetik, Jakarta: PT
Factorial., Fakultas Farmasi Gramedia Pustaka Utama: 2007.
Universitas Jember
Wasitaatmadja S. M. 2008, Penuntun
Moloney F.J., Collins S., and Murphy G. Ilmu Kosmetik Medik, Edisi Ketiga
M. 2002. Sunscreen : Safety, UI-Press. Jakarta.
Efficacy and Appropriate Use: Am
J. Clin, Dermatol. Vol.3. No.3, 185-
191.

38
Artini, N. P. R. 2020. Validasi Dan Verifikasi Hasil Uji Sun Protection Factor (SPF) Pada Sediaan
Sunblock Dan Sunscreen Bermerk Dengan Metode Spektrofotometri. Surabaya : The Journal of
Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 3, No.1 (29-38).

Anda mungkin juga menyukai