Anda di halaman 1dari 17

TEKHNOLOGI SEDIAAN CAIR DAN SEMI

PADAT
Nama: Nurul Pratiwi
Nim: 183145201072
SEDIAAN KRIM
JURNAL 1: FORMULASI KRIM PEMUTIH DARI FITOSOM
EKSTRAK DAUN MURBEI (MORUS ALBA L.)
Latar belakang
Tanaman murbei mengandung berbagai senyawa antara lain quarcetin,
antosianin, rutin, moracetin, scopoletin, benzaldehida, eugenol, dan stilben.
Senyawa stilben yang terdapat pada bagian daun berperan sebagai inhibitor
enzym tyrosinase dalam pembentukan melanin sehingga dapat digunakan
sebagai pemutih. Kosmetik pencerah kulit umumnya dibuat dalam bentuk
krim.
Pada penelitian ini dibuat sediaan krim tipe A/M karena waktu kontak
yang lebih lama dan lokasi kerjanya yang ditujukan pada lapisan epidermis
yang bersifat lipofilik.
Indikasi sediaan : Digunakan sebagai krim pemutih
Master formula
Kode bahan Nama bahan Kegunaan Perdosis Perbatch
01-EDM Ekstrak Daun Murbel Zat aktif 0,075 gram 0,225 gram
02-AS Asam Stearat Emulgator 0 5 gram 1,5 gram
03-SA Setil Alkohol Shittening agent 1 gram 3 gram
04-PC Parafin Cair Oil base 2,3 gram 6,9 gram
05-VK Vaselin Kuning Basis 0 2 gram 0,6 gram
06-SB 60 Sorbitan 60  Emulgator 1,5 gram 4,5 gram
07-PS 60 Polisorbat 60  Emulgator 0,2 gram 0,6 gram
08-PG Propilen Glikol Humektan 1,5 gram 4,5 gram
09-GS Gliserin Humektan 0,2 gram 0,6 gram
10-MP Metil Paraben Pengawet 0,002 gram 0,06 gram
11-PP Propil Paraben Pengawet 0,018 gram 0,54 gram
12-AT
Keterangan: 1 batchAlfa tokoferol
terdiri dari 3 tube. Antioksidan 0 05 gram 0,15 gram
13-AQ Aquadest Pelarut    
Metode pembuatan
Metode pembuatan sediaan krim ini yaitu dengan metode peleburan dan
pencampuran dimana Sediaan krim dibuat dengan melebur fase minyak (asam
stearat, setil alkohol, propil paraben, vaselin kuning, parafin cair, dan sorbitan 60
sambil dilakukan pengadukan dan dipertahankan suhunya sampai 700C (campuran
I) dan dipanaskan fase air (aquadest, metil paraben, gliserin, propilenglikol
sebagian, polisorbat 60 sambil dilakukan pengadukan dan dipertahankan suhunya
sampai 700C (campuran II). Kemudian emulsi dibuat dengan menambahkan fase air
kedalam fase minyak sedikit demi sedikit sambil dilakukan pengadukan dengan
menggunakan homogenizer sampai terbentuk fase krim (campuranIII). Kemudian
ditambahkan zat aktif fitosom ekstrak daun murbei yang sudah dilarutkan dengan
propilenglikol sedikit demi sedikit ke dalam campuran ke III lalu diaduk hingga
homogen. Terakhir ditambahkan alfa tokoferol di masing-masing formula dan
diaduk hingga homogen.
Evaluasi sediaan
1. Pengamatan organoleptis.
Pengamatan organoleptis yang dilakukan terhadap sediaan krim yang telah dibuat
meliputi pengamatan perubahan warna.
2. Pengujian Tipe Emulsi
Pengujian tipe emulsi menggunakan metode pengenceran. Krim yang telah dibuat
dimasukkan kedalam gelas kimia kemudian diencerkan dengan aquadest, jika emulsi
tidak tercanpurkan dengan air maka emulsinya tipe A/M.
3. Pengukuran pH
Pengukuran pH dilakukan terhadap sediaan krim yang telah dibuat dengan pH meter.
4. Pengukuran kekentalan
Pengukuran kekentalan dilakukan dengan menggunakan Viskometer Brookfield.
5. Uji Daya Sebar dan Uji Daya Lekat
Pengamatan ini dilakukan sebelum dan sesudah diberi kondisi penyimpanan dipercepat
selama 10 siklus.
JURNAL 2: FORMULASI SEDIAAN KRIM TIPE M/A
EKSTRAK BIJI KEDELAI ( GLYCINE MAX L) : UJI
STABILITAS FISIK DAN EFEK PADA KULIT

Latar belakang
Kedelai (Glycine max L) mengandung isoflavon yang
berfungsi sebagai antioksidan. Untuk meningkatkan penggunaan,
dibuat dalam bentuk sediaan krim.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
perbandingan asam stearat dan setil alkohol terhadap stabilitas
fisik krim dan efek pada kulit.
Indikasi sediaan: Digunakan sebagai krim antioksidan
Master formula
Kode bahan Nama bahan Kegunaan Perdosis Perbatch

01-EBJ Ekstrak Biji Kedelai Zat aktif 1 gram 3 gram

02-AS Asam Stearat Emulgator 5,5 gram 16,5 gram

03-SA Setil Alkohol Shittening agent 2 gram 6 gram

04-OC Oleumcocos  Basis 2,2 gram 6,6 gram

05-TEA Trietanolamin Emulgator 1,5 gram 4,5 gram

06-GS Gliserin Humektan 1,8 gram 5,4 gram

07-MP Metil Paraben Pengawet 0,3 gram 0,9 gram

08-PP Propil Paraben Pengawet 0,3 gram 0,9 gram

09-AQ Aquadest Pelarut Add 100  

Keterangan: 1 batch terdiri dari 3 tube.


Metode pembuatan
Metode pembuatan pada sediaan ini yaitu dengan metode peleburan
dan pencampuran dimana Cara pembuatan krim ekstrak kedelai sebagai
berikut, sebagai fase minyak campurkan setil alkohol, asam stearat dan
oleum cocos dimasukan kedalam cawan porselen, dipanaskan diatas
penangas hingga meleleh dan diaduk hingga homogen. Sebagai fase air
campurkan TEA, gliserin, metilparaben dimasukkan ke dalam cawan
porselen, dipanaskan diatas penangas hingga meleleh dan ditambahkan
30 mL aquadest diaduk hingga homogen. Ditambahkan fase minyak
pada fase air dengan pengadukan hingga campuran mengental dan
dingin. Selanjutnya ekstrak biji kedelai yang telah dilarutkan dengan
aquadest sebanyak 40 mL dimasukan kedalam campur tersebut,
ditambahkan sisa aquadest dan diaduk hingga homogen.
Evaluasi sediaan
a. Uji stabilitas fisik
1. Organoleptis
Pemeriksaan meliputi warna yang diamati secara visual dan bau
2. Uji Homogenitas
Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan menggunakan gelas objek caranya sejumlah tertentu sediaan
dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok menghasilkan sediaan yang homogen dan
tidak terlihat butiran - butiran kasar.
3. Pengukuran pH
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter.
4. Pengukuran Viscositas
Sebanyak 100 ml sediaan dimasukkan dalam wadah, lalu dimasukkan spindle sampai batas pencelupan dan
dijalankan rotor.
5. Uji Daya Sebar
Sebanyak 0,5 gram krim hasil formulasi ditimbang dan diletakkan diatas petri yang telah dilapisi kertas grafik
diberi petri diatasnya.
6. Uji Daya Lekat
Sebanyak 0,3 gram krim dioleskan diatas gelas obyek yang sudah diketahui luasnya.
b. Uji sediaan krim pada kulit
Uji sediaan krim ini dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan krim
di punggung tangan kiri dengan luas 5x5 cm setiap pagi dan malam hari
selama 2 jam. Uji ini dilakukan selama 1 bulan dan diamati setiap 1
minggu sekali. Pengamatan hasil dilakukan dengan mengamati langsung
perubahan fisik meliputi warna dan didokumentasikan dengan
pengambilan gambar menggunakan kamera digital merk Sony yang
dilakukan pada ruangan dengan menggunakan pencahayaan lampu
philip. Gambar diambil pada jarak 17 cm. Tingkat kecerahan kulit juga
diukur menggunakan Skin Color Chart. Dalam uji ini punggung tangan
kanan digunakan sebagai kontrol.
SEDIAAN SALEP
JURNAL 1: FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK DAUN KAKTUS PAKIS GIWANG
(EUPHORBIA MILII CH.DES MOULINS) KOMBINASI BASIS MODIFIKASI PEG 4000 DAN
PEG 400SERTA AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP STAPHYLOCOCCUS EPIDERMIS

Latar belakang
Salah satu tanaman yang mempunyai khasiat obat adalah Euphorbia milii Ch. Des Moulins. Secara
farmakologi mengandung beberapa gugus senyawa kimia yang dapat dimanfaatkan sebagai obat. Batang tanaman
mengandung glikosida sianopora, glikosida antrakuinon, euphorbone, taraxerone, taraxenon, epifriedelanol, sterol,
progester one, karbohidrat,asam sitrat dan asam malat. Daunnya mengandung peroksidase, saponin, kalsium
oksalat, subtasi peptic, dan amilum. Sementara itu getahnya mengandung euphorbol, euphol dan cyeloartenol.
Daun banyak gunakan sebagai obat bisul (furuncle), radang kulit bernanah (piodermi), tersiram air panas, luka
bakar.
Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan salep dari ekstrak daun Kaktus Pakis Giwang (Euphorbia
milii Ch.Des Moulins) berdasarkan kombinasi basis modifikasi PEG 4000 dan PEG 400dan untuk mengetahui
aktivitas antibakterinya terhadap Staphylococcus epidermis sertauntukmengetahui stabilitas mutu fisik dari sediaan
salep ekstrak daun Kaktus Pakis Giwang (Euphorbia milii Ch.Des Moulins) dengan kombinasi basis modifikasi peg
4000 dan peg 400 setelah diformulasikan dan setelah penyimpanan selama 1 bulan.
Indikasi sediaan: Digunakan sebagai salep Antibakteri
Master formula
Kode bahan Nama bahan Kegunaan Perdosis Perbatch

01-EDKPG Ekstrak Daun Kaktus Pakis Zat aktif 12,5 gram 37,5 gram
Gawing

02-PEG 4000 PEG 4000 Basis 34 gram 102 gram

03-PEG 400 PEG 400 Basis 51 gram 153 gram

04-PP Propil paraben Pengawet 0,08 gram 0,24 gram

05-AS Air suling Pelarut 2,42 gram 7,26 gram

Keterangan 1 batch terdiri dari 3 tube.


Metode pembuatan
Metode pembuatan yaitu dengan peleburan dan pencampuran dimana dengan
Cara masing – masing basis PEG 4000 dan 400 dileburkan dengan pemanasan pada
suhu 70oC kemudian didinginkan pada suhu ruang. Tahapan selanjutnya adalah
mencampurkan ekstrak daun Kaktus Pakis Giwang dengan basis pada masing –
masing basis. Pada wadah yang berbeda, propilparaben dilarutkan bersama-sama en
gan air. Langkah terakhir adalah mencampurkan larutan antara masing – masing
basis dan ekstrak daun Kaktus Pakis Giwang dengan larutan propil paraben dan air
suling secara perlahan-lahan.Produk yang dihasilkan disimpan pada wadah dan
tempat yang sesuai pada suhu ruang.
Evaluasi salep
Evaluasi salep meliputi Uji organoleptis, Uji homogenitas, Uji viskositas, Uji
daya lekat, Uji daya sebar dan Uji pH.
JURNAL 2: FORMULASI SALEP EKSTRAK AIR TOKEK
(GEKKO GECKO L.) UNTUK PENYEMBUHAN LUKA
Latar belakang
Luka topikal merupakan cedera fisik yang dapat mengakibatkan kerusakan
jaringan kulit. Proses penyembuhan yang cepat tanpa bekas luka sangat
diharapkan. Ekstrak air tokek (Gekko gecko L.) dengan kandungan asam amino
berkhasiat sebagai penyembuh luka yang diformulasikan dalam bentuk sediaan
salep. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan tipe basis
dan kadar ekstrak pada karakteristik fisik sediaan salep dan proses
penyembuhan luka.
Indikasi sediaan: Digunakan sebagai salep penyembuh luka
Master formula
Kode bahan Nama bahan Kegunaan Perdosis Perbatch

01-EAT Ekstrak Air Tokek Zat aktif 5,000 gram 15 gram

02-VP Vaselin Putih Basis 33,060 gram 99,18 gram

03-CF Cera Flava Basis 1,740 gram 5,22 gram

04-NP Nipagin Pengawet 0,072 gram 0,216 gram

05-NP Nipasol pengawet 0,008 gram 0,024 gram

06-CO Corigen Odoris  Memperbaiki 0,120 gram 0,36 gram


Keterangan: tiap batch terdiri dari 3 tube. bau
Metode pembuatan
Proses pembuatan salep ekstrak air tokek basis hidrokarbon dan basis serap
dengan cara fase I: vaselin putih dan cera flava atau tween 80 ditimbang, lalu
dilebur pada suhu 70ºC. fase II : ekstrak air tokek, nipagin, dan nipasol ditimbang,
lalu dicampur dan dilarutkan bersama. Fase I diaduk dengan magnetic stirrer dengan
kecepatan 400 rpm sampai suhu turun 35ºC, kemudian ditambahkan fase II ke
dalam fase I sambil campuran tetap diaduk secara terus menerus hingga homogen
dan terakhir masukkan corrigen odoris (oleum rosae/oleum citrus).
Evaluasi sediaan
Evaluasi salep meliputi Uji organoleptis, Uji homogenitas, Uji pH, Uji viskositas,
Uji daya lekat, dan Uji daya sebar.
Daftar pustaka

Radhia Riski, A.Nur Aisyah, Akbar Awaluddin, Nurindasari. 2017. FORMULASI KRIM PEMUTIH DARI
FITOSOM EKSTRAK DAUN MURBEI (Morus alba L.)
Vol 5 No. 4. sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar, danbakademi Farmasi Kebangsaan Makassar: Makassar

Nunik Kurniasih. 2016. FORMULASI SEDIAAN KRIM TIPE M/A EKSTRAK BIJI KEDELAI ( Glycine
max L) : UJI STABILITAS FISIK DAN EFEK PADA KULIT. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH: SURAKARTA

Suherman B dan Dewi Isnaeni. 2019. Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Daun Kaktus Pakis Giwang
(Euphorbia milii Ch.Des Moulins) Kombinasi Basis Modifikasi PEG 4000 Dan PEG 400 serta Aktivitas
Antibakteri Terhadap Staphylococcus epidermis. Vol 1 No. 1.
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Timur: Makassar

Mart Yulis Hernani, Mufrod dan Sugiyono. 2012. FORMULASI SALEP EKSTRAK AIR TOKEK
(Gekko gecko L.) UNTUK PENYEMBUHAN LUKA. Vol 8 No. 1. Program S-1 Fakultas Farmasi
Universitas Wahid Hasyim, Semarang Dan Bagian Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai