Anda di halaman 1dari 10

STANDAR PELAYANAN

KEFARMASIAN DI
RUMAH SAKIT

NURUL PRATIWI
183145201072
E. PENYIMPANAN

Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan


memelihara dengan cara menempatkan sediaan farmasi dan
BMHP yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari
pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.
Tujuan penyimpanan adalah untuk memelihara mutu sediaan
farmasi, menghindari penggunaan yang tidak
bertanggungjawab, menghindari kehilangan dan pencurian,
serta memudahkan pencarian dan pengawasan.
 Obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi (high alert)Obat High
Alert adalah obat yang harus diwaspadai karena berdampak
serius pada keselamatan pasien jika terjadi kesalahan dalam
penggunaannya.Obat High Alert mencakup:
a) Obat risiko tinggi, yaitu sediaan farmasi dengan zat aktif yang
akan menimbulkan kematian atau kecacatan bila terjadi
kesalahan (error) dalam penggunaannya (contoh: insulin,
heparin atau kemoterapeutik)
b) .Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat
Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound
Alike/LASA) (Elektrolit konsentrat contoh: kalium klorida
dengan konsentrasi sama atau lebih dari 2 mEq/ml, kalium
fosfat, natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari 0,9% dan
magnesium sulfat injeksi dengan konsentrasi 50% atau lebihd)
Elektrolit konsentrasi tertentu, contoh: kalium klorida dengan
konsentrasi 1 mEq/ml, magnesium sulfat 20% dan 40%.
F. PENDISTRIBUSIAN

Di s tri b us i a da l a h k e g i a ta n m e n yal urk an s e d i aa n fa rm as i d an BMH P di rum a h


sa ki t un tuk p e l ay an a n p as i e n d al a m p rose s te rap i b ai k p as i e n raw at i na p
m aupun ra wa t j a l a n se r ta un tuk m e n un j an g p e l a yan a n m e di s da n BMHP .Tuj ua n
pe n d i stri bus i a n a da l a h te r se d i an ya s e di a an fa rm as i da n BM HP d i un i t- un i t
pe l aya n an se c a ra te pa t w ak tu , te p at j e n i s d an j u ml ah . Di s tri b us i s e d i a an fa rm as i
da n BMHP d ap at di l ak u k a n de ng a n sa l a h s atu / k om b i n as i si ste m d i b aw ah i n i .
a. S i ste m di s tri bus i se n tra l i s as i , yai tu di s tri b us i d i l a k uk a n ol e h I n sta l as i Fa rm as i
se ca ra te rp us at k e s e m ua un i t raw at i n ap di rum a h sa k i t se c ar a k e s e l ur uh an .
b. Si ste m di s tri b us i d e se n tra l i sa si , ya i tu di s tri b usi di l a k uk a n ol e h b e be r ap a
de p o/sa te l i t ya n g m e ru pa k a n c ab an g p e l a yan a n d i r um ah s ak i t.Untu k m e m e n uh i
ke b utuha n se ti ap p as i e n , m ak a di l ak u k an pe nyi a pa n (di spe n si n g ) se di aa n
far ma si da n BMHP .
Ada b e be r a pa m e tod e pe n yi a pa n se d i a an fa rm as i d an BMHP un tuk pa si e n, yai tu:
1) Pe rs e d i aa n di Ru an g Ra wa t (Fl oor St ock )P e nyi a pa n o ba t be rd as ar k a n si ste m
pe r se d i a an d i rua n g r aw at ( fl oor s toc k ) a da l a h p e n yi a pan ob at ya ng d i l a k u k a n
ol e h pe r aw at b e rd as a rk a n re s e p/ i ns truk si pe n g ob at an ya ng di tul i s ol e h
dok te rS e di aa n farm a si d a n BMHP d i si mp a n d i rua n g ra wa t de n g a n
pe n a ng g ung j aw ab pe raw at .
2) Resep Perorangan (Individu)Penyiapan sediaan farmasi dan BMHP
berdasarkan sistem resep perorangan (individu) adalah penyiapan sediaan
farmasi dan BMHP sesuai resep/instruksi pengobatan yang ditulis dokter
baik secara manual maupun elektronik untuk tiap pasien dalam satu
periode pengobatan (contoh: dokter menuliskan resep untuk 7 hari, maka
instalasi farmasi meny iapkan obat yang dikemas untuk kebutuhan 7 hari).
M etode peny iapan secara resep perorangan digunakan untuk pasien rawat
jalan.
3) Dosis Unit (Unit Dose Dispensing = UDD)Penyiapan sediaan farmasi dan
BMHP secara unit dose adalah penyiapan sediaan farmasi dan BMHP yang
dikemas dalam satu kantong/wadah untuk satu kali penggunaan obat
(dosis), sehingga siap untuk dib erikan ke pasien (ready to administer).
Obat y ang sudah dikemas per dosis tersebut dapat disimpan di lemari obat
pasien di ruang rawat untuk persediaan tidak lebih dari 24 jam.Mengingat
metode ini dapat meningkatkan keselamatan pasien, maka metode ini
harus digunakan dalam penyiapan obat untuk pasien rawat inap secara
menyeluruh di rumah sakit.Rumah sakit dapat menggunakan Automatic
Dispensing Cabinet (ADC) untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi dalam
proses penyiapan obat.
G. PEMUSNAHAN DAN PENARIKAN

Rumah Sakit harus memiliki sistem penanganan obat yang rusak (tidak
memenuhi persyaratan mutu)/telah kedaluwarsa/tidak memenuhi syarat
untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau kepentingan ilmu
pengetahuan/dicabut izin edarnya untuk dilakukan pemusnahan atau
pengembalian ke distributor sesuai ketentuan yang berlaku.Pemusnahan
Narkotika, Psikotropika dan Prekursor farmasi dilakukan sesuai peraturan
perundang-undangan untuk kelompok khusus obat ini.
Tujuan pemusnahan adalah untuk menjamin sediaan farmasi dan BMHP
yang sudah tidak memenuhi syarat dikelola sesuai dengan standar yang
berlaku. Adanya penghapusan akan mengurangi beban penyimpanan
maupun mengurangi risiko terjadi penggunaan obat yang sub
standar.Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai bila:
1. produk tidak memenuhi persyaratan mutu;
2. telah kedaluwarsa;
3. tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan
kesehatanatau kepentingan ilmu pengetahuan; dan/atau
4. dicabut izin edarnya.
Tahapan pemusnahan terdiri dari:
a) membuatdaftarSediaanFarmasi,AlatKesehatan,danBahan
MedisHabisPakai yang akan dimusnahkan;
b) menyiapkan Berita Acara Pemusnahan;
c) mengoordinasikanjadwal,metodedantempatpemusnahankep
adapihakterkait;
d) menyiapkan tempat pemusnahan; dane. melakukan
pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk
sediaanserta peraturan yang berlaku
H. PENGENDALIAN

Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan


tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program
y ang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan obat di rumah sakit. Pengendalian persediaan
obat terdiri dari:
1. Pengendalian ketersediaan;
2. Pengendalian penggunaan;
3. Penanganan ketika terjadi kehilangan, kerusakan, dan kedaluwarsa.
Dokumen yang harus dipersiapkan dalam rangka pengendalian persediaan:
a. KebijakanDokumen kebijakan yang dibutuhkan antara lain:
1) Formularium Nasional
2) Formularium Rumah Sakit
3) Perjanjian kerja sama dengan pemasok obat.
4) M ekanisme peny ediaan u ntuk mengantisipasi kekosongan stok,
misalnya kerjasama dengan pihak ketiga dan prosedur pemberian saran
substitusi ke dokter penulis resep.
5) Sistem pengawasan, penggunaan dan pengamanan obat.
Pedoman yang dipersiapkan antara lain:
1) Pedoman pelayanan kefarmasian
2) Pedoman pengadaan obat
b Standar Prosedur Operasional
SPO yang perlu dipersiapkan antara lain:
1) SPO penanganan ketidaktersediaan stok obat
2) SPO monitoring obat baru dan Kejadian Tidak Diinginkan
(KTD) yangtidak diantisipasi3) SPO sistem pengamanan atau
perlindungan terhadap kehilangan ataupencurian
4) SPO proses untuk mendapatkan obat pada saat farmasi
tutup/di luar jamkerja
5) SPO untuk mengatasi kondisi kekosongan obat6) SPO untuk
pemenuhan obat yang tidak pernah tersedia
• Pengendalian ketersediaan:Kekosongan atau kekurangan
obat di rumah sakit dapat terjadi karena beberapa hal:
a. Perencanaan yang kurang tepat
b. Obat yang direncanakan tidak tersedia/kosong di distributor
c. Perubahan kebijakan pemerintah (misalnya perubahan e
katalog, sehinggaobat yang sudah direncanakan tahun
sebelumnya tidak masuk dalam katalogobat yang baru).
d. Obat yang dibutuhkan sesuai indikasi medis di rumah sakit
tidak tercantumdalam Formularium Nasional.
• Pengendalian penggunaanPengendalian penggunaan obat
dilakukan untuk mengetahui jumlah penerimaan dan
pemakaian obat sehingga dapat memastikan jumlah
kebutuhan obat dalam satu periode.

Anda mungkin juga menyukai