Anda di halaman 1dari 19

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan yaitu eksperimental di laboratorium

dengan membuat beberapa formula sediaan lotion yang mengandung ekstrak

buah ketumbar (Coriandrum sativum L.) dengan konsentrasi 60%, 65%, dan

70%, selanjutnya akan dilakukan uji evaluasi fisik dari sediaan lotion tersebut

serta dilakukan uji efektifitas sediaan lotion terhadap nyamuk Aedes Aegypti.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sediaan lotion yang mengandung

ekstrak buah ketumbar dan nyamuk Aedes aegypti dewasa yang diambil

secara acak dari Laboratorium Lokalitbangkes Pangandaran

3. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yakni diantaranya

etanol 70% (LKPI), buah ketumbar, ekstrak buah ketumbar (Coriandrum

sativum L.), adeps lanae, gliserin, parafin padat (DPH), span 60 (DPH), tween

60 (DPH), propil paraben, metil paraben, asam stearat, aquadest, metilen blue,

HCl 2N, perekasi mayer, bouchardat, dragendorf, FeCl3, gelatin 1%, zinc, amil

alkohol, NaOH, lieberman, kloral hidrat.

4. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yakni diantaranya blender

(Miyako), oven (Hemmert), timbangan analitik (Newtech), gelas ukur (Pyrex),

corong (Pyrex), maserator, cawan penguap, batang pengaduk, tabung reaksi,


pipet tetes, beaker glass (Pyrex), mikroskop (Boeco Germany), kaca objek,

cawan petri, indikator pH universal (Unesco), kaki tiga, lampu spiritus,

magnetic stirrer (Heidolph), kertas saring (Wattman), Sangkar Nyamuk.

5. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah :

Variabel Bebas : Lotion ekstrak buah ketumbar

Variabel Terikat : Jumlah nyamuk yang hinggap / menempel

Variabel Kontrol Positif : Produk Pasaran

Variabel Kontrol Negatif : Basis Lotion

6. Prosedur Penelitian

7. Pengumpulan dan Pembuatan Serbuk Buah Ketumbar

Buah ketumbar diperoleh dari Pasar tradisional Kuningan Jl. Pasar

Kepuh, Kuningan, Jawa Barat, Indonesia.

Dibawah ini merupakan cara pembuatan serbuk buah ketumbar :

a. Buah ketumbar yang diperoleh dari pasar dilakukan sortasi basah agar

terhindar dari kotoran atau bahan-bahan asing yanga menempel pada

ketumbar tersebut

b. Setelah itu, dilakukan pengeringan dengan menggunakan oven pada

suhu 40-60oC kurang lebih selama 5 menit

c. Kemudian dilakukan sortasi kering untuk memastikan tidak ada bahan-

bahan asing yang menempel pada ketumbar


d. Lalu dilakukan penghalusan buah ketumbar dengan menggunakan

blender, dan dilakukan pengayakan agar didapatkan serbuk ketumbar

yang halus

8. Ekstraksi Maserasi Serbuk Buah Ketumbar

Serbuk buah ketumbar sebanyak 500 gram di ekstraksi dengan metode

maserasi, serbuk dimasukkan kedalam maserator kemudian ditambahkan

pelarut etanol 70% sebanyak 1.500 mL diamkan selama 24 jam sambil

sesekali diaduk. Setelah 24 jam kemudian disaring, filtrat dikumpulkan

dalam erlenmeyer, sedangkan residu direndam kembali dengan etanol 70%

dan di diamkan kembali selama 24 jam. Lakukan cara yang sama sehingga

didapatkan filtrat dari rendaman serbuk ketumbar selama 3x24 jam.

Maserat yang dihasilkan kemudian dipekatkan dengan menguapkan

pelarutnya diatas penangas air (Waterbath) hingga diperoleh ekstrak

kental.

9. Pemeriksaan Spesifik

a. Pengamatan Makroskopik dan Mikroskopik

Pengamatan makroskopik meliputi uji organoleptik yakni bentuk,

warna dan bau dari simplisia dan ekstrak buah ketumbar. Sedangkan

pengamatan mikroskopik dilakukan dengan mengamati fragmen dari

serbuk buah ketumbar dibawah mikroskop. Pengamatan tersebut

disesuaikan dengan Farmakope Herbal Indonesia.


b. Skrining Fitokimia

1) Senyawa Alkaloid

Sebanyak 0,3 gram ekstrak ditambahkan 5 mL asam klorida 2N

dan dikocok sampai terbentuk dua lapisan. Lapisan asam (atas)

dengan menggunakan pipet dan dibagi menjadi 4 bagian dalam

tabung reaksi :

a) Tabung reaksi yang pertama digunakan sebagai blangko.

b) Tabung reaksi yang kedua ditambahkan 1-2 tetes pereaksi

Mayer, adanya senyawa alkaloid ditandai dengan terbentuknya

endapan putih.

c) Tabung reaksi ketiga ditambahkan 1-2 tetes pereaksi

Bouchardat, kemudian diamati ada atau tidaknya endapan.

d) Tabung reaksi yang keempat ditambahkan 1-2 tetes pereaksi

Dragendorf, diamati ada atau tidaknya endapan jingga

(Farnsworth, 1966).

2) Senyawa Saponin

Sebanyak 0,3 gram ekstrak masukkan kedalam tabung reaksi.

Tambahkan dengan 10 mL air dan panaskan. Setelah dingin tabung

reaksi dikocok kuat selama beberapa menit. Pembentukkan busa

sekurang-kurangnya setinggi 1 cm dan persisten selama beberapa

menit dan tidak hilang dengan penambahan beberapa tetes asam

klorida 2N, menunjukkan adanya saponin (Farnsworth, 1966).


3) Senyawa Tanin dan Polifenol

Uji skrining tanin dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu

dengan FeCl3 dan gelatin 1%. Sebanyak 0,3 gram ekstrak ditambah

dengan 10 mL air suling, dipanaskan dan disaring. Filtrat

diencerkan dengan air suling sampai tidak berwarna.

a) Metode FeCl3 : Diambil 2 mL filtrat lalu ditambahkan 3-4 tetes

pereaksi FeCl3. Terbentuknya warna biru hitam menunjukkan

adanya tanin dan polifenol alam.

b) Metode gelatin : Diambil 2 mL filtrat lalu ditambahkan 3-4 tetes

larutan gelatin 1%. Adanya endapan putih menunjukkan

terdapat tanin (Farnsworth, 1966).

4) Senyawa Flavonoid

Sebanyak 0,3 gram ekstrak di masukkan kedalam tabung

reaksi, tambahkan aquadest 2 mL, kemudian ditambahkan sedikit

zinc dan 1 mL asam klorida 2N. Dipanaskan diatas penangas air

dan disaring. Kemudian filtrat ditambahkan 1 mL amil alkohol lalu

dikocok kuat-kuat. Adanya flavonoid akan menyebabkan filtrat

berwarna merah, kuning atau jingga yang dapat ditarik oleh amil

alkohol (Farnsworth, 1966).

5) Senyawa Kuinon

Sebanyak 0,3 gram ekstrak di masukkan kedalam tabung

reaksi. Ditetesi 3-4 tetes larutan NaOH. Terbentuknya warna


kuning hingga merah menunjukkan adanya senyawa kuinon

(Farnsworth, 1966).

6) Senyawa Triterpenoid dan Steroid

Ambil beberapa tetes ekstrak dimasukkan ke dalam plat tetes

pereaksi Lieberman 3-4 tetes. Terbentuknya warna ungu

menunjukkan adanya triterpenoid. Ambil beberapa tetes ekstrak

dimasukkan ke dalam plat tetes ditetesi pereaksi Burchard 3-4 tetes.

Terbentuknya warna hijau biru menunjukkan adanya steroid

(Farnsworth, 1966).

10. Formulasi Sediaan Lotion Ekstrak Buah Ketumbar

a. Formula Basis Lotion

Basis formula lotion yang digunakan melihat dari jurnal

penelitian Saidar, 2012. Penelitian tersebut menjelaskan formulasi

sediaan lotion sebagai anti nyamuk dari buah adas. Formula tersebut

dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 3.1 Formula basis lotion


Nama Bahan Formula lotion (%)
Adep lanae 3
Gliserin 15
Parafin cair 5
Span 60+ Tween 60 2
Propil paraben 0,1
Metil paraben 0,1
Asam stearat 2
Aquadest hingga 100
(Sumber : (Saidar, 2012) ).
b. Formula Lotion

Berikut merupakan formulasi sediaan lotion dari ekstrak buah

ketumbar (Coriandrum sativum L.) sebagai anti nyamuk, dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Formulasi sediaan lotion ekstrak buah ketumbar


(Sumber : (Saidar, 2012)).
Formulasi Lotion (%)
Nama Bahan
F0 F1 F2 F3
Ekstrak buah ketumbar - 60 65 70
Adeps lanae 5 5 5 5
Gliserin 15 15 15 15
Tabel 3.2 Lanjutan
Parafin padat 5 5 5 5
Span 60+ Tween 60 2 2 2 2
Propil paraben 0,1 0,1 0,1 0,1
Metil paraben 0,1 0,1 0,1 0,1
Asam stearat 5 5 5 5
Aquadest hingga 100 100 100 100
Keterangan :
F0: Lotion tanpa ekstrak buah ketumbar
F1: Lotion dengan penambahan ekstrak buah ketumbar konsentrasi 60%
F2: Lotion dengan penambahan ekstrak buah ketumbar konsentrasi 65%
F3: Lotion dengan penambahan ekstrak buah ketumbar konsentrasi 70%

11. Pembuatan Sediaan Lotion Ekstrak Buah Ketumbar

Berikut merupakan pembuatan formulasi sediaan lotion ekstrak buah

ketumbar :

a. Menyiapkan alat dan bahan

b. Timbang adeps lanae sebanyak 2,5gram, gliserin sebanyak 7,5mL,

parafin padat 2,5gram, span 60 sebanyak 0,15gram, tween 60 sebanyak


0,85gram, propil paraben 0,05gram, metil paraben sebanyak 0,05gram,

asam stearat 2,5gram, dan aquadest hingga 50mL.

c. Fase minyak dibuat dengan melebur berturut-turut adeps lanae, parafin

padat, asam stearat, span 60. Kemudian tambahkan propil paraben, suhu

dipertahankan pada 70oC (Masa 1)

d. Fase air dibuat dengan melarutkan metil paraben dalam air panas

dengan suhu 90oC, pada suhu 70oC ditambahkan gliserin dan tween 60.

Suhu dipertahankan pada 70oC, lalu ditambahkan ekstrak buah

ketumbar (Masa 2)

e. Kemudian campurkan fase minyak kedalam fase air aduk menggunakan

magnetic stirrer sampai homogen

f. Lakukan evaluasi lotion selama 28 hari

12. Uji Stabilitas Sediaan Lotion Ekstrak Buah Ketumbar

a. Organoleptik

Dalam uji organoleptik ini dilihat sifat-sifat fisik sediaan lotion

yang meliputi bentuk, warna, dan bau yang disimpan pada suhu ruang,

panas dan dingin, kemudian diamati pada hari ke- 0, 7, 14, 21 dan 28.

Uji organoleptik bertujuan untuk melihat tampilan fisik sediaan dengan

cara melakukan pengamatan terhadap bentuk warna, dan bau dari

sediaan yang telah dibuat (Hasibuan, 2014).

b. Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk melihat sediaan lotion homogen

atau tidak. Homogenitas sediaan ditunjukkan dengan ada tidaknya


butiran kasar. Homogenitas penting dalam sediaan berkaitan dengan

keseragaman kandungan jumlah zat aktif dalam setiap penggunaan

(Dirjen POM, 1995). Uji homogenitas dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

1) Diambil sediaan lotion sebanyak 0,5 g

2) Kemudian diletakkan lotion di antara kedua kaca objek

3) Diamati susunan partikel-partikel kasar atau ketidakhomogenan

(Mardikasari et al., 2017)

4) Pemeriksaan ini diamati pada hari ke- 0, 7, 14, 21 dan 28 pada suhu

ruang (15-30oC), suhu dingin (2-4 oC), dan suhu panas (40 oC).

c. pH

Pengukuran pH dilakukan menggunakan indikator pH, dengan cara

menyiapkan 1 gram sediaan lotion yang kemudian dilarutkan dalam 100

mL aquadest. Stik pH kemudian di celupkan ke dalam sediaan lotion

hingga berubah warna. Selanjutnya warna yang timbul disesuaikan

dengan warna indikator pH atau standar pH universal untuk mengetahui

hasilnya. Sediaan lotion harus sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5

(Tranggono dan Latifah, 2007). Pengukuran pH ini di amati pada hari

ke- 0, 7, 14, 21 dan 28 pada suhu ruang (15-30 oC), suhu dingin (2-4 oC),

dan suhu panas (40 oC).

d. Uji daya sebar

Pengujian daya sebar dapat dilakukan dengan cara menimbang

sediaan lotion sebanyak 0,5 gram, kemudian diletakkan di atas kaca


bulat berdiameter 15 cm, kaca lainnya diletakan diatasnya dan di

biarkan selama 1 menit, diameter lotion diukur. Selanjutnya,

ditambahkan 150 gram beban tambahan dan diamkan selama 1 menit

lalu diukur diameter yang konstan. Daya sebar 5-7 cm menunjukkan

konsistensi semi solid yang sangat nyaman dalam penggunaan (Garg et

al., 2002). Pengujian ini di amati pada hari ke- 0, 7, 14, 21 dan 28 pada

suhu ruang (15-30oC), suhu dingin (2-4 oC), dan suhu panas (40 oC).

e. Uji daya lekat

Pengujian daya lekat dapat dilakukan dengan cara menimbang

sediaan lotion sebanyak 0,5 gram, kemudian dioleskan diatas kaca

objek. Kaca objek lainnya diletakan diatas lotion tersebut. Beri beban

50 gram diatas kaca objek selama 1 menit. Selanjutnya kaca objek

dilepaskan kemudian catat waktu yang diperlukan kaca objek pada saat

terlepas. Adapun syarat untuk daya lekat pada sediaan topikal adalah

tidak kurang dari 4 detik (Sari et al., 2015). Pengujian ini di amati pada

hari ke- 0, 7, 14, 21 dan 28 pada suhu ruang (15-30 oC), suhu dingin (2-4
o
C), dan suhu panas (40 oC).

f. Uji tipe emulsi

Penentuan tipe emulsi dilakukan dengan menggunakan metode

dispersi larutan zat warna, yaitu dengan menggunakan metilen biru

yang diteteskan pada lotion pada kaca objek. Jika tipe a/m (air dalam

minyak) maka metilen biru akan bergerombol pada permukaan. Jika

tipe m/a (minyak dalam air) maka zat warna akan melarut di dalamnya
dan bercampur merata (Sukma, 2018). Pengujian ini di amati pada hari

ke- 0, 7, 14, 21 dan 28 pada suhu ruang (15-30 oC), suhu dingin (2-4 oC),

dan suhu panas (40 oC).

13. Uji Efektivitas

Uji efektivitas nyamuk ini dilakukan pada hewan uji dengan cara

dikelompokkan menjadi 4 yaitu kelompok kontrol (basis) dan kelompok

uji (formula) berikut dengan konsentrasi 0%, 60%, 65%, dan 70%,

dimana kelompok uji berupa sediaan formula dengan masing-masing

konsentrasi dan kelompok kontrol berupa sediaan basis lotion.

Pengamatan dan perhitungan dilakukan untuk mengetahui pada

konsentrasi berapa sediaan lotion yang paling efektif terhadap nyamuk

jatuh dan mati berada dalam ruangan tertutup.

Berdasarkan alur pengujian penelitian yang dilakukan oleh

Sukmawati, 2014 tentang Uji Efektifitas Sediaan Lotion Anti Nyamuk

Dari Ekstrak Etanol Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius, R), Ekstrak

Lidah Buaya (Aloe vera, L), Dan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle, L)

Terhadap Nyamuk Aedes aegypti. Adalah sebagai berikut :

1) Sediakan 5 sarang nyamuk, masing – masing sarang berisi 25

nyamuk.

2) Oleskan lotion antinyamuk pada tangan kiri sebagai perlakuan

( Formula ) dan tangan kanan sebagai kontrol ( basis ).

3) Masukan tangan pada sarang nyamuk selama 10 detik, amati jumlah

nyamuk yang hinggap, dan kemudian dipaparkan kembali selama 10


detik berikutnya. Kegiatan ini dilakukan 10 kali pada setiap lengan.

Penentuan 10 detik ditentukan oleh ( Komando ), sehingga lama

penerapan akan sama terhadap perlakuan.

Daya proteksi dihitung dengan rumus :

K−P
Daya proteksi ( Protection ability ) = X 100 %
K

Keterangan :

K = jumlah nyamuk yang menempel pada lengan kontrol basis

P = jumlah nyamuk yang menempel pada lengan perlakua formulasi

4) Lakukan pengulanagan setiap 1 jam selama 3 jam pada tiap

formulasi, baik yang diberi perlakuan maupun kontrol


14. Bagan Alir Penelitian

Pengumpulan Buah
Ketumbar

Determinasi Tanaman

Pemeriksaan
Penyiapan Simplisia Makroskopik dan
Mikroskopik

Pembuatan Ekstrak
Buah Ketumbar

Sediaan Lotion Ekstrak


Buah Ketumbar

Formula I ( 60% ) Formula II ( 65% ) Formula III ( 70% )

Uji Stabilitas Lotion

Uji Efektifitas Sediaan


Lotion Anti Nyamuk (
Aedes Aegypti )

( Metode Anava )
Efektif atau Tidak
Efektif
15. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pembuatan sediaan Lotion Anti Nyamuk ( Aedes Aegypti ) Ekstrak

Ketumbar akan di laksanakan di Laboratorium Farmasetika dan Komunitas

STIKes Muhammadiyah Kuningan pada Bulan ( Bulan, Tanggal, dan Tahun ).

Sedangkan pelaksanaan Uji Efektifitas Sediaan Lotion Anti Nyamuk (

Aedes Aegypti ) Ekstrak Ketumbar akan di laksanakan di Loka Litbang

Kesehatan Pangandaran pada Bulan ( Bulan, Tanggal, dan Tahun )

16. Jadwal Penelitian

DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEP
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Penelusuran Pustaka
3 Penyusunan Proposal
4 Seminar Proposal
5 Penyiapan Penelitian
6 Pelaksanaan Penelitian
7 Analisa Data & Pembahasan
8 Sidang Skripsi
9 Revisi & Pengadaan

17. Pengolahan Data dan Analisi Data

18. One Way Anava

One Way Anova atau dikenal dengan anova satu arah digunakan untuk

membandingkan lebih dari dua kelompok data dan merupakan

pengembangan lebih lanjut dari uji-t. Anova satu arah menguji

kemampuan dari signifikansi hasil penelitian. Artinya jika terbukti berbeda

dua atau lebih sampel tersebut dianggap dapat mewakili populasi (Palupi

& Prasetya, 2022) Untuk melakukan uji Anova, harus dipenuhi beberapa

asumsi, yaitu:
a. Sampel terdiri dari kelompok yang independen.

b. Varian antar kelompok harus homogen.

c. Data masing-masing kelompok berdistribusi normal.

Pada penelitian ini dilakukan analisis data formulasi ekstrak buah

ketumbar dengan SPSS. Data dianalisis menggunakan uji One Way

ANOVA dengan tingkat kepercayaan a= 95%. Analisis data ini bertujuan

untuk mengidentifikasi perbedaan yang signifikan pada setiap konsentrasi

formula. H0 ditolak jika nilai signifikansi < 0,5 dan dan H1 diterima yang

berati adanya perbedaan.

19. Tabel perkelompok

20. Uji Hedonik

Uji Hedonik dilakukan terhadap aroma, penampilan fisik dan tekstur

serta kenyamanan saat penggunaan krim. Panelis dipilih secara acak. Uji

hedonik dilakukan oleh 5 orang panelis. Masing-masing panelis

diberikan pertanyaan yang sama meliputi warna, bau, kekentalan,

kemudahan untuk dioleskan ke kulit (Suena et al., 2020)


Tabel Uji Hedonik

Agak Sangat
Sangat Agak Tidak
Formula Variable yang dinilai Suka Netral tidak tidak
suka suka suka
suka suka
F0 Warna
Bau
Kekentalan/Tekstur
Kemudahan Dioleskan
F1 Warna
Bau
Kekentalan/Tekstur
Kemudahan Dioleskan
F2 Warna
Bau
Kekentalan/Tekstur
Kemudahan Dioleskan
F3 Warna
Bau
Kekentalan/Tekstur
Kemudahan Dioleskan
PP Warna
Bau
Kekentalan/Tekstur
Kemudahan Dioleskan
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen, P. (1995). Farmakope Indonesia (4th ed.). Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Farnsworth, N. R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plants.

Journal of Pharmaceutical Science, 55(3).

https://doi.org/10.1126/science.151.3712.874

Garg, A., D, A., S, G., & K, S. A. (2002). Spreading of Semisolid Formulation ;

An Update. Pharmaceutical Technology.

Hasibuan, M. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.

Mardikasari, S. A., Mallarangen, A. N. T. A., Zubaydah, W. O. S., & Endeng, J.

(2017). Formulasi dan Uji Stabilitas Lotion Dari Ekstrak Etanol Daun Jambu

Biji (Psidium guajava L.) Sebagai Antioksidan. Pharmauho Jurnal Farmasi

Sains Dan Kesehatan, 3(2).

Palupi, R., & Prasetya, A. E. (2022). Pengaruh Implementasi Content

Management Kecepatan Kinerja Menggunakan One Way Anova System

Terhadap. Jurnal Ilmiah Informatika, 10(1), 74–79.

Saidar. (2012). Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Serta Uji Efek Antinyamuk

Sediaan Lotion Minyak Adas (Foeniculum Vulgare Mill). Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar.

Sari, K. D., Sugihartini, N., & Yuwono, T. (2015). Evaluasi Uji Iritasi dan Uji

Sifat Fisik Sediaan Emulgel Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Syzigium

aromaticum). Pharmaciana, 5(2).


Suena, D. S., Meriyani, H., & Antari, N. P. U. (2020). Uji Mutu dan Uji Hedonik

Body Butter Maserat Beras Merah Jatiluwih. Jurnal Farmasi Dan Ilmu

Kefarmasian Indonesia, 7(2), 59. https://doi.org/10.20473/jfiki.v7i22020.59-

65

Sukma, Y. C. (2018). Formulasi Sediaan Tabir Surya Mikroemulsi Ekstrak Kulit

Buah Nanas (Ananas comocus L.) dan Uji In Vitro Nilai Sun Protection

Factor (SPF). Universitas Islma Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Tranggono, I. R., & Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan

Kosmetik. PT Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai