hewan uji mencit jantan putih(Mus musculus). Tanaman yang digunakan pada
penelitian ini adalah: Myristicae fragrans Houtt. atau lebih di kenal dengan
tanaman pala. Bagian yang di gunakan adalah biji pala yang secara empiris,
dariPasar Pagi Kota Tegal, Jawa Tengah. Teknik Sampling yang digunakan
yaitu dengan pengambilan sampel dengan cara random sampling, yaitu sistem
bentuk serbuk, sehingga proses ekstraksi menjadi lebih efektif, karena dapat
ukuran serbuk, sehingga mudah saat proses isolasi, setelah diayak serbuk biji
27
28
Metode ini dipilih karena cairan penyari yang digunakan lebih banyak sehingga
zat aktif yang diperoleh juga lebih banyak, peralatan yang digunakan sederhana
dan mudah dilakukan. Penyari yang digunakan yaitu alkohol 70%, karena
alkohol dapat melarutkan senyawa organik dalam tumbuhan baik yang bersifat
polar maupun non polar. Di samping itu etanol mempunyai harga relatif murah
digunakan 100 gram dengan cairan penyari yaitu etanol 70% sebanyak 750 ml.
flanel, hasil kemudian diuapkan sampai bau etanol hilang dan mendapatkan
ekstrak kental yang diinginkan. Dari 100 gram serbuk biji pala diperoleh ekstrak
dinding dan membran yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut
organik dan ekstraksi senyawa akan berlangsung dengan sempurna karena waktu
4.3Uji Makroskopik
tersebut meliputi bau, rasa, warna, dan bentuk dari biji pala(Myristicae
Tabel 4.1 Hasil Uji Organoleptis Serbuk Biji Pala (Myristicae fragrans)
MMI 1977
sampel serbuk biji pala sesuai dengan acuan yang ada, karena memiliki bentuk
serbuk, bau khas aromatik, berwarna coklat, dan memiliki rasa agak pedas, agak
dari biji pala (Myristicae fragrans), maka dilakukan uji identifikasi dengan
Tabel 4.2 Hasil Uji Mikroskopis Serbuk Biji Pala (Myristicae fragrans)
sampel serbuk biji pala sesuai dengan acuan yang ada, karena memiliki bentuk
perisperm sekunder dengan sel minyak, dan perisperm primer terlihat tangensial.
memastikan kebenaran ekstrak biji pala yang diperoleh sudah tidak terdapat
ekstrak biji pala dalam tabung reaksi kemudian menambahkan 2 tetes asam
asetat + 2 tetes asam sulfat pekat dan mengamati perubahan bau apabila berbau
ester maka ekstrak masih belum bebas etanol, apabila berbau khas biji pala maka
Hasil identfikasi bebas etanol dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 4.3 Hasil identifikasi Bebas Etanol Ekstrak Biji Pala (Myristicae fragrans)
CH2COOH
alkohol pada ekstrak menggunakan H2SO4 dan asam asetat menunjukan bahwa
ekstrak hasil isolasi yang digunakan benar-benar ekstrak biji pala dinyatakan
bebas etanol bila tidak ada bau ester atau bau yang mirip dengan bau permen karet
alkaloid yang terkandung dalam biji pala. Uji ini dilakukan dengan cara
amonia 0,05 N kocok sampai 1 menit menyaring filtrat ke dalam tabung reaksi
menambah 5 mlH2SO4 kocok dan diamkan sampai terbentuk 2 lapisan atas (fase
air) menambah 2 tetes pereaksi mayer dan dragendraff. Apabila pereaksi mayer
Keterangan :
+ = sesuai pustaka (mengandung alkaloid )
- = tidak sesuai pustaka (tidak mengandung alkaloid )
Dari tabel diatas bahwa terdapat kandungan Alkaloid dalam biji pala
minggu,setelah itu mencit dibuat dengan cara forced swim test. Mencit
4.8 Uji Efek Antidepresan Ekstrak Biji Pala Terhadap MencitPutih Jantan
yang akan digunakan dibuat stres dengan cara dilakukan pengujian forced
swim test dengan cara mencit yang telah dibuat stres dimasukkan
Forced swim test adalah salah satu metode yang biasa digunakan
untuk mengukur efek suatu obat antidepresan pada hewan uji. Khasiat dari
suatu obat antidepresan diukur melalui lama immobility time yang lebih
time pada mencitdiartikan sebagai keadaan putus asa pada manusia yang
merupakan salah satu penyebab dari terjadinya depresi Sesuai dengan hasil
memiliki rata-rata immobility time yakni 405 detik dan kontrol negatif
dengan rata-rata immobility time paling tinggi yakni 900 detik serta waktu
rata-rata dari ekstrak biji pala dengan konsentrasi 40% adalah 473 detik,
konsentrasi 60% adalah 326 detik dan konsentrasi 80% adalah 295 detik.
Dari hasil diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil yang diamati
sesuia dengan literatur yang ada yaitu semakin besar dosis ekstrak yang
diberikan maka rata-rata immobility time dari mencit semakin kecil, maka
Anova.
Descriptives
rata_rata_waktu_immobility_time
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
konsentrasi 40% 3 473.6667 12.58306 7.26483 442.4086 504.9247 462.00 487.00
konsentrasi 60% 3 326.6667 5.85947 3.38296 312.1109 341.2224 320.00 331.00
konsentrasi 80% 3 295.6667 3.78594 2.18581 286.2619 305.0715 293.00 300.00
Total 9 365.3333 82.66499 27.55500 301.7914 428.8753 293.00 487.00
Pada tabel descriptive stastistik diatas, terlihat nilai rata rata waktu
timeyang memiliki nilai rata- rata yang paling baik pada konsentrasi ekstrak
biji pala60%. Dikarenakan memiliki rata-rata waktu yang hampir sama dengan
konsentrasi yang tinggi yaitu konsentrasi ekstrak pala 80 %, dan kontrol positif
tinggi.
ANOVA
rata_rata_waktu_immobility_time
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 54254,000 2 27127,000 393,145 ,000
Within Groups 414,000 6 69,000
Total 54668,000 8
konsentrasi terhadap efek antidepresan yang diujikan pada mencit jantan putih.
Dilakukan uji ANOVA satu jalan karena variabel yang di bandingkan hanya
satu yang berarti minimal ada satu perlakuan memberi hasil berbeda bermakna
Dari tabel diatas diperoleh F hitung sebesar 393,145 dan F tabel diperoleh
sebesar 5,14. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa F hitung > dari F
tabel( 393,145 > 5,14 ) maka hipotesis yang ditolak yaitu Ho, dan hipotesis yang
38
diterima adalah Ha yaitu adanya efek antidepresan ekstrak biji pala (Myristicae
fragrans) hasil maserasi terhadap mencit putih jantan (Mus musculus) dan ada
negatif.