Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinjauan Umum

Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian pengaruh konsentrasi

ekstrak maserasi biji pala(Myristicae fragrans) sebagai antidepresan terhadap

hewan uji mencit jantan putih(Mus musculus). Tanaman yang digunakan pada

penelitian ini adalah: Myristicae fragrans Houtt. atau lebih di kenal dengan

tanaman pala. Bagian yang di gunakan adalah biji pala yang secara empiris,

dinyatakan berkhasiat sebagai antidepresan.

Sampel yang digunakan biji pala (Myristicae fragans.) diperoleh

dariPasar Pagi Kota Tegal, Jawa Tengah. Teknik Sampling yang digunakan

yaitu dengan pengambilan sampel dengan cara random sampling, yaitu sistem

pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan ukuran

yang ada dalam populasi tersebut.

Selanjutnya memblender biji pala untuk mendapatkan sampel dalam

bentuk serbuk, sehingga proses ekstraksi menjadi lebih efektif, karena dapat

meningkatkan kontak antara cairan penyari dengan simplisia. Setelah

memblender diayak menggunakan mesh no. 20 karena untuk memperkecil

ukuran serbuk, sehingga mudah saat proses isolasi, setelah diayak serbuk biji

pala akan digunakan dalam proses maserasi.

27
28

Pembuatan ekstrak menggunakan metode maserasi atau perendaman.

Metode ini dipilih karena cairan penyari yang digunakan lebih banyak sehingga

zat aktif yang diperoleh juga lebih banyak, peralatan yang digunakan sederhana

dan mudah dilakukan. Penyari yang digunakan yaitu alkohol 70%, karena

alkohol dapat melarutkan senyawa organik dalam tumbuhan baik yang bersifat

polar maupun non polar. Di samping itu etanol mempunyai harga relatif murah

dan mudah diperoleh(Hana, N. 2010 ).

4.2 Pembuatan Ekstrak Biji Pala

Pada proses pembuatan ekstrak maserasi, serbuksimplisia biji pala yang

digunakan 100 gram dengan cairan penyari yaitu etanol 70% sebanyak 750 ml.

Maserasi dilakukan selama 5 hari dengan perendaman tersebut setiap hari

digojogsupaya simplisia tersari sempurna. Ekstrak disaring menggunakan kain

flanel, hasil kemudian diuapkan sampai bau etanol hilang dan mendapatkan

ekstrak kental yang diinginkan. Dari 100 gram serbuk biji pala diperoleh ekstrak

kental sebanyak 19,18 gram, jadi diperoleh randemen sebesar 19,18 %.

Metode ekstraksi maserasi menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan

alam karena dengan perendaman simplisia tumbuhan akan terjadi pemecahan

dinding dan membran yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut

organik dan ekstraksi senyawa akan berlangsung dengan sempurna karena waktu

perendaman dapat diatur.


29

4.3Uji Makroskopik

Untukuji makroskopik biji pala(Myristicae fragrans), yaitu dengan

mengamatibiji pala(Myristicae fragrans) secara panca indra, pengamatan

tersebut meliputi bau, rasa, warna, dan bentuk dari biji pala(Myristicae

fragrans).Dengan data sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Uji Organoleptis Serbuk Biji Pala (Myristicae fragrans)

No. Uji Hasil Pengamatan Standar Keterangan

MMI 1977

1 Bentuk Serbuk Serbuk (+)

2 Bau Khas aromatik Khas aromatik (+)

3 Rasa Agak pedas, agak Agak pedas, agak (+)

pahit, dan agak pahit, dan agak

menimbulkan rasa menimbulkan rasa

tebal di lidah tebal di lidah

4 Warna Coklat Coklat (+)

Dari hasil pengamatan makroskopik diatas dapat disimpulkan bahwa

sampel serbuk biji pala sesuai dengan acuan yang ada, karena memiliki bentuk

serbuk, bau khas aromatik, berwarna coklat, dan memiliki rasa agak pedas, agak

pahit, dan agak menimbulkan rasa tebal di lidah.


30

4.4 Uji Mikroskopik

Untuk membuktikan bahwa serbuk yang digunakan benar-benar serbuk

dari biji pala (Myristicae fragrans), maka dilakukan uji identifikasi dengan

menggunakan mikroskop. Hasiluji mikroskopik biji pala (Myristicae

fragrans)yaitu sebagai berikut:

No. Hasil pengamatan Standar Gambar Pustaka Keterangan

( MMI 1977) Gambar

1. Perisperm sekunder Perisperm sekunder (+)

dengan sel minyak dengan sel minyak

2. Perisperm primer Perisperm primer (+)

terlihat tangensial terlihat tangensial

Tabel 4.2 Hasil Uji Mikroskopis Serbuk Biji Pala (Myristicae fragrans)

Dari hasil pengamatan mikroskopik diatas dapat disimpulkan bahwa

sampel serbuk biji pala sesuai dengan acuan yang ada, karena memiliki bentuk

perisperm sekunder dengan sel minyak, dan perisperm primer terlihat tangensial.

4.5 Hasil Uji Bebas Etanol

Identifikasi bebas etanol pada ekstrak biji pala bertujuan untuk

memastikan kebenaran ekstrak biji pala yang diperoleh sudah tidak terdapat

campuran etanol, untuk memastikan dilakukan dengan cara memasukkan 2 ml


31

ekstrak biji pala dalam tabung reaksi kemudian menambahkan 2 tetes asam

asetat + 2 tetes asam sulfat pekat dan mengamati perubahan bau apabila berbau

ester maka ekstrak masih belum bebas etanol, apabila berbau khas biji pala maka

ekstrak sudah bebas dari etanol.


32

Hasil identfikasi bebas etanol dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.3 Hasil identifikasi Bebas Etanol Ekstrak Biji Pala (Myristicae fragrans)

Pengujian Hasil Penelitian Keterangan

2 tetes ekstrak biji pala + 2 Tidak berbau ester (+)

tetes H2SO4 pekat + 2 tetes

CH2COOH

Dari tabel di atas didapatkan bahwa reaksi identifikasi kandungan

alkohol pada ekstrak menggunakan H2SO4 dan asam asetat menunjukan bahwa

ekstrak hasil isolasi yang digunakan benar-benar ekstrak biji pala dinyatakan

bebas etanol bila tidak ada bau ester atau bau yang mirip dengan bau permen karet

yangkhas dari etanol (Samsumaharto dan Sari, 2013).


33

4.6 Hasil Identifikasi Alkaloid

Uji identifikasi alkaloid ini bertujuan untuk mengetahui adanya senyawa

alkaloid yang terkandung dalam biji pala. Uji ini dilakukan dengan cara

memasukkan 2 ml ekstrak biji palamenambah 10 ml larutan kloroform dan

amonia 0,05 N kocok sampai 1 menit menyaring filtrat ke dalam tabung reaksi

menambah 5 mlH2SO4 kocok dan diamkan sampai terbentuk 2 lapisan atas (fase

air) menambah 2 tetes pereaksi mayer dan dragendraff. Apabila pereaksi mayer

memberikan endapan putih, dengan pereaksi dragendorff memberikan endapan

berwarna merah jingga.

Tabel 4.4 Hasil uji identifikasi alkaloid

No. Hasil Keterangan


Perlakuan uji Pustaka

1. 2 ml ekstrak biji pala + 5 Pereaksi dregendraff Merah (+)


ml larutan kloroform dan
warna merah jingga jingga
amonia 0,05 N kocok
Pereaksi mayer
sampai 1 menit Endapan
menyaring filtrat ke warna endapan putih (+)
putih
dalam tabung reaksi + 5
.
mlH2SO4 kocok dan
diamkan sampai
terbentuk 2 lapisan atas
(fase air) + 2 tetes
pereaksi mayer dan
dragendraff.
34

Keterangan :
+ = sesuai pustaka (mengandung alkaloid )
- = tidak sesuai pustaka (tidak mengandung alkaloid )
Dari tabel diatas bahwa terdapat kandungan Alkaloid dalam biji pala

4.7Perlakuan Hewan Uji

Mencit putih jantan (Mus musculus) diadaptasi selama 1

minggu,setelah itu mencit dibuat dengan cara forced swim test. Mencit

dibagikedalam lima kelompok perlakuan dengankontrol positif amitriptilin dan

aquadestsebagai kontrol negatif.

4.8 Uji Efek Antidepresan Ekstrak Biji Pala Terhadap MencitPutih Jantan

Pengujian efek antidepresan biji pala dilakukan dengan cara mencit

yang akan digunakan dibuat stres dengan cara dilakukan pengujian forced

swim test dengan cara mencit yang telah dibuat stres dimasukkan

kedalam wadah yang telah diisi air dengan ketinggian 25 cm selama 8

menit pengukuran immobility time dilakukan pada 6 menit

terakhir.(Porsolt R.D., 1977).


35

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan

Perlakuan Waktu Rata-Rata Immobility time


(Detik)
Kontrol Positif ( + ) 405
- Mencit I
- Mencit II
- Mencit III
Kontrol Negatif ( - ) 900
- Mencit I
- Mencit II
- Mencit III
Konsentrasi 40%
- Mencit I 472
- Mencit II 487
- Mencit III 462
Konsentrasi 60%
- Mencit I 331
- Mencit II 329
- Mencit III 320
Konsentrasi 80%
- Mencit I 300
- Mencit II 293
- Mencit III 294

Forced swim test adalah salah satu metode yang biasa digunakan

untuk mengukur efek suatu obat antidepresan pada hewan uji. Khasiat dari

suatu obat antidepresan diukur melalui lama immobility time yang lebih

singkat dibandingkan dengan kelompok uji yang tidak diberikan obat


36

antidepresan atau ekstrak yang berfungsi sebagai antidepresan. Immobility

time pada mencitdiartikan sebagai keadaan putus asa pada manusia yang

merupakan salah satu penyebab dari terjadinya depresi Sesuai dengan hasil

pengujian yang dilakukan dapat dilihat bahwa kontrol positif (amitriptilin)

memiliki rata-rata immobility time yakni 405 detik dan kontrol negatif

dengan rata-rata immobility time paling tinggi yakni 900 detik serta waktu

rata-rata dari ekstrak biji pala dengan konsentrasi 40% adalah 473 detik,

konsentrasi 60% adalah 326 detik dan konsentrasi 80% adalah 295 detik.

Dari hasil diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil yang diamati

sesuia dengan literatur yang ada yaitu semakin besar dosis ekstrak yang

diberikan maka rata-rata immobility time dari mencit semakin kecil, maka

menunjukkan adanya efek antidepresan. Untuk mendapatkan data yang

lebih spesifik mengenai rata-rata immobility timemenggunakan uji One Way

Anova.

Tabel 4.6 Hasil Descriptives

Descriptives

rata_rata_waktu_immobility_time
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
konsentrasi 40% 3 473.6667 12.58306 7.26483 442.4086 504.9247 462.00 487.00
konsentrasi 60% 3 326.6667 5.85947 3.38296 312.1109 341.2224 320.00 331.00
konsentrasi 80% 3 295.6667 3.78594 2.18581 286.2619 305.0715 293.00 300.00
Total 9 365.3333 82.66499 27.55500 301.7914 428.8753 293.00 487.00

Pada tabel descriptive stastistik diatas, terlihat nilai rata rata waktu

immobility timeuntuk konsentrasi 40% = 473,6667, konsentrasi 60%

=326,6667 dan konsentrasi 80% = 295,6667. Jadi rata-rata waktu immobility


37

timeyang memiliki nilai rata- rata yang paling baik pada konsentrasi ekstrak

biji pala60%. Dikarenakan memiliki rata-rata waktu yang hampir sama dengan

konsentrasi yang tinggi yaitu konsentrasi ekstrak pala 80 %, dan kontrol positif

dan kontrol negative yang memiliki rata-rata waktu immobility timesangat

tinggi.

Tabel 4.7 Hasil uji Analisa ANOVA

ANOVA

rata_rata_waktu_immobility_time
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 54254,000 2 27127,000 393,145 ,000
Within Groups 414,000 6 69,000
Total 54668,000 8

Keterangan : Jika F hitung > F tabel maka, Ha diterima, Ho ditolak


Jika F hitung < F tabel maka, Ha ditolak, Ho diterima
( Priyatno, D. 2010)

Uji stastistik analisa Of Variasi (ANOVA) satu jalan dengan taraf

kepercayaan 95 % dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh perbedaan

konsentrasi terhadap efek antidepresan yang diujikan pada mencit jantan putih.

Dilakukan uji ANOVA satu jalan karena variabel yang di bandingkan hanya

satu yang berarti minimal ada satu perlakuan memberi hasil berbeda bermakna

dalam memberi pengaruh efek ant depresan.Data yang di bandingkan adalah

semua pemberian konsentrasi ekstrak yaitu 40%, 60% dan 80 %.

Dari tabel diatas diperoleh F hitung sebesar 393,145 dan F tabel diperoleh

sebesar 5,14. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa F hitung > dari F

tabel( 393,145 > 5,14 ) maka hipotesis yang ditolak yaitu Ho, dan hipotesis yang
38

diterima adalah Ha yaitu adanya efek antidepresan ekstrak biji pala (Myristicae

fragrans) hasil maserasi terhadap mencit putih jantan (Mus musculus) dan ada

pengaruh konsentrasi ekstrak biji pala (Myristicae fragrans) hasil maserasi

terhadap mencit jantan putih (Mus musculus).

Secara teoritis menyatakan bahwa biji pala memiliki efek antidepresan,

dari hasil pengamatan dengan konsentrasi 40 %, 60 %, dan 80 %, ada pengaruh

efek antidepresan ekstrak biji palapada konsentrasi 60 % yang paling efektif

memberikan efek anti depresan, dibandingkan dengan dosis tertinggi yakni

ekstrak dengan konsentrasi 80 %, kontrol positif yakni amitriptilin dan kontrol

negatif.

Anda mungkin juga menyukai