mengurangi rasa nyeri. Efek ini dapat dicapai dengan berbagai cara yaitu menekan
penelitian ini adalah daun seledri (Apium graveolens L) dan buah belimbing
Asam arakidonat bebas dilepaskan dari fosfolipid jaringan oleh kerja fosfolipase
A2dan asil hidrolase lainnya melalui suatu proses yang diatur oleh hormon dan
seledri (Apium graveolens L.) dan buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
bertujuan untuk mengetahui efektivitas daya analgetik yang paling baik dari
perbandingan ekstrak maserasi daun seledri dan belimbing wuluh serta kombinasi
penelitian ini adalah perbandingan ekstrak buah belimbing wuluh dan ekstrak
41
42
simplisia yang tidak mudah rusak dengan mengurangi kadar air dan
dengan cara dijemur dibawah sinar matahari langsung dan diatasnya ditutup
dalam seledri dapat dikurangi, kain hitam juga bersifat menyerap panas
belimbing wuluh dioven pada suhu 70°C selama 8 jam. Tujuan pengeringan
dengan oven pada suhu 70°C karena merupakan suhu yang optimum untuk
mengeluarkan kandungan air karena pada suhu 70°C nilaikadar air memenuhi
berat kering dari berat awal bahan sebanyak 1500 gram sehingga prosentase
bobot kering terhadap bobot basah sebesar 10,2% dan susut pengeringan
43
sebanyak 171 gram berat kering dari berat awal bahan sebanyak 6000 gram
sehingga prosentase bobot kering terhadap bobot basah sebesar 2,85% dan
Hasil
No Keterangan Pustaka
Belimbing wuluh Seledri
1 Bentuk Serbuk Serbuk
Depkes RI,
2 Bau Khas belimbing Khas seledri
1989 & 1995
3 Warna Kecoklatan Hijau
4 Rasa Tidak berasa Tidak berasa
jaringan yang terdapat didalam serbuk simplisia daun seledri dan buah
1.
Parenkim Parenkim
4.
Epidermis Epidermis
1.
Serabut Serabut
4.
Epidermis Epidermis
Ekstrak dari daun seledri dan buah belimbing wuluh diperoleh dengan
bejana yang ditutup plastik hitam. Penggunaan pelarut etanol 96% karena
sifat dari senyawa yang akan diambil yaitu flavonoid yang merupakan
senyawa polar sehingga lebih efektif jika menggunakan pelarut polar yang
lebih murni (pekat) serta aglikon flavonoid adalah polifenol karena itu
mempunyai sifat kimia senyawa fenol, yang bersifat agak asam sehingga
dapat larut dalam basayaitu pelarut etanol 96% yang bersifat sedikit basa.
langsung untuk mencegah reaksi yang dikatalisis oleh cahaya atau perubahan
(Indraswari, 2008).
bahwa ektrak kental tersebut bebas dari etanol maka diperlukan uji bebas
pekat dan asam asetat kemudian mengamati bau yang timbul yaitu jika berbau
etil asetat (ester) maka masih belum terbebas dari etanol, ciri bau ester yaitu
aromanya seperti bau balon. Tetapi jika baunya khas ekstrak daun seledri dan
47
bebas etanol terjadi reaksi esterfikasi, yang dapat dilihat pada reaksi berikut :
pelepasan mediator-mediator
mediator nyeri. Untuk itu dilakukan uji flavonoid
terhadap ekstrak daun seledri dan ekstrak buah belimbing wuluh untuk
48
kali dengan menggunakan larutan uji NaOH 10% dan H2SO4p. Pada
identifikasi
tifikasi pertama, ekstrak daun seledri dan ekstrak buah belimbing wuluh
senyawa aromatik,
ik, flavon senantiasa mengalami reaksi subtitusi elektrofilik.
wuluh yang diperoleh kemudian diujikan pada mencit putih jantan dengan
karena pada mencit putih jantan kondisi tubuhnya stabil dan berat badannya
tidak dipengaruhi siklus estrus yaitu siklus seksual pada mamalia bukan
primata
ta yang tidak menstruasi. Siklus ini merupakan aktivitas yang saling
perubahan tingkah laku seksual. Sehingga jika digunakan mencit putih betina
minum untuk menyamankan kondisi dari hewan uji serta untuk menghindari
pada mencit putih jantan dengan perbandingan (10 : 0), (7,5 : 2,5), (5 : 5),
digunakan secara luas dan obat ini jarang menyebabkan iritasi lambung dan
bersifat netral atau tidak menimbulkan efek analgetik. Kontrol negatif dalam
penelitian ini menggunakan CMC 0,5 % b/v. Penggunaan CMC 0,5% karena
tidak menimbulkan efek apapun. Selain itu larutan CMC 0,5% ini digunakan
untuk melihat respon mencit terhadap asam asetat. Respon yang ditimbulkan
adalah geliat dari mencit ketika menahan nyeri pada perut dan kaki ditarik ke
intraperitonial untuk melihat geliat dari mencit yang ditandai bagian abdomen
menit pemberian larutan uji secara oral, karena obat yang telah diberikan
secara oral mengalami fase absorbsi yang panjang sehingga efek obat yang
putih jantan dengan memberikan larutan uji secara oral pada tiap mencit.
Pemberian larutan uji secara oral pada kelompok mencit untuk larutan uji
CMC 0,5% sebanyak 0,5 ml dan 0,5 ml untuk larutan uji ekstrak dari dosis
kelompok mencit diberikan larutan asam asetat 3% sesuai dengan berat badan
mencit yang akan mempengaruhi dosis dan volume pemberian asam asetat
diabsorpsi cepat, sehingga reaksi obat akan cepat terlihat. Selain itu sifat
Volume pemberian larutan uji pada mencit secara peroral dan volume
Tabel 4.4 Volume pemberian larutan uji ekstrak peroral dan larutan
Tabel 4.5Volume pemberian larutan uji kontrol (+) dan kontrol (-) peroral
sebagai berikut :
Jumlah geliat
Interval waktu Jumlah Σ Rata-rata
Mencit Mencit Mencit
(menit)
I II III
1–5 17 15 15 47 15,67
6 – 10 20 24 20 64 21,33
10 – 15 22 20 19 61 20,33
15 – 20 18 16 15 49 16,33
20 – 25 12 17 13 42 14,00
25 – 30 10 14 12 36 12,00
Jumlah 99 106 94 299 99,67
54
Jumlah geliat
Interval waktu Jumlah Σ Rata-rata
Mencit Mencit Mencit
(menit)
I II III
1–5 7 5 8 20 6,67
6 – 10 8 10 11 29 9,67
10 – 15 6 8 8 22 7,33
15 – 20 3 5 5 13 4,33
20 – 25 1 3 2 6 2,00
25 – 30 2 1 - 3 1,00
Jumlah 27 32 34 93 31,00
Jumlah geliat
Interval
Waktu Belimbing Belimbing wuluh : Seledri Seledri
(menit) wuluh 2:1 1:1 1:2
I II III I II III I II III I II III I II III
1–5 13 17 8 7 9 7 3 4 6 6 3 5 6 3 8
5 – 10 20 17 22 20 10 21 11 10 8 8 8 6 5 4 6
10 – 15 15 11 19 18 7 8 8 12 6 2 4 4 2 1 2
15 – 20 13 11 10 10 5 5 8 6 2 2 5 3 - 3 1
20 – 25 7 9 13 5 6 2 6 4 2 1 1 2 1 2 -
25 – 30 4 11 3 3 5 - 2 1 3 - 3 - - - -
Jumlah 233 148 102 68 44
Σ rata-rata 77,67 49,33 34,00 22,67 14,67
55
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa semakin kecil nilai rata-
rata geliat maka daya analgetiknya semakin besar. Jumlah geliat pada mencit
selama 30 menit untuk kontrol (negatif) CMC Na 0,5% didapatkan rata - rata
jumlah geliat sebesar 99,67 dan untuk rata-rata jumlah geliat untuk kontrol
sebesar 77,67, untuk rata – rata jumlah geliat ekstrak kombinasi belimbing
nyeri yang diterima oleh sistem saraf pusat. Semakin sedikit jumlah respon
baik fungsi analgetik bahan uji. Uji analgetik ini bertujuan untuk mengetahui
efektifitas daya analgetik yang ditandai dengan jumlah geliat mencit yang
dengan interval waktu 5 menit sehingga dapat diperoleh rata – rata jumlah
geliatnya. Rata – rata jumlah geliat inilah yang digunakan untuk mencari nilai
data diatas maka dapat digunakan untuk mencari nilai persentase daya
dengan jumlah kumulatif rata – rata geliat. Bila jumlah kumulatif rata – rata
geliat besar maka persentase daya analgetiknya rendah begitu pula sebaliknya
bila jumlah kumulatif rata – rata geliat rendah maka persentase daya
analgetiknya besar. Hal ini berarti pada ekstrak daun seledri memiliki
persentase daya analgetik yang paling besar yaitu 85,29% dan ekstrak buah
Dari data diatas, diketahui bahwa daya analgetik ekstrak daun seledri
lebih besar daripada daya analgetik ekstrak buah belimbing wuluh. Hal ini
terkandung pada daun seledri lebih banyak daripada buah belimbing wuluh
buahnya sendiri lebih banyak mengandungan air sebanyak 90 gram. Dan dari
senyawa yang terdapat pada simplisia yang telah di keringkan. Seperti seledri
dilakukan pada suhu tinggi yaitu dioven pada suhu 70°C untuk mengeluarkan
68,90%.
dan ekstrak buah belimbing wuluh serta kombinasi kedua ekstrak dengan
ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% yang dapat dilihat pada
Kriteria pengujian :
ANOVA
Jumlah geliat
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 7450,667 4 1862,667 37,808 ,000
Within Groups 492,667 10 49,267
Total 7943,333 14
didapatkan F hitung > F tabel (37,808 > 3,478) maka Ho ditolak, sehingga Ha
dari ekstrak maserasi daun seledri, ekstrak maserasi buah belimbing wuluh
59
Descriptives
Jumlah geliat
95% Confidence
Std. Std.
Interval for Mean
N Mean Deviation Error Minimum Maximum
Upper Lower
Bound Bound
Belimbing wuluh
3 49,3333 11,84624 6,83943 19,9056 78,7610 42,00 63,00
: Seledri ( 2 : 1 )
Belimbing wuluh
3 34,0000 6,08276 3,51188 18,8896 49,1104 27,00 38,00
: Seledri ( 1 : 1 )
Belimbing wuluh
3 22,6667 3,21455 1,85592 14,6813 30,6521 19,00 25,00
: Seledri ( 1 : 2 )
Pada tabel deskriptif diatas terlihat nilai rata – rata jumlah geliat
terhadap uji aktifitas analgetik ekstrak maserasi daun seledri memiliki nilai
rata – rata 14,6667 dan untuk ekstrak maserasi buah belimbing wuluh
rata – rata 34,0000 dan untuk perbandingan (1 : 2) memiliki nilai rata – rata
22,6667. Jadi dari uji aktifitas analgetik untuk ekstrak maserasi daun seledri
buah belimbing wuluh yang memiliki nilai rata – rata terbesar artinya aktifitas
daya analgetik pada ekstrak daun seledri lebih efektif dibandingkan pada
mendekati. Nilai rata – rata terbesar pada kombinasi ekstrak buah belimbing
kombinasi ekstrak buah belimbing wuluh dan daun seledri terdapat pada
buah belimbing wuluh dan daun seledri lebih efektif untuk perbandingan
belimbing wuluh dan seledri dalam 10 ml. Jumlah geliat pada mencit juga
ekstrak yang diujikan yang dapat mempengaruhi nilai rata – rata jumlah
geliatnya, semakin sedikit jumlah geliat yang ditimbulkan dari respon mencit
menunjukan semakin baik fungsi analgetik dari bahan uji yang diberikan. Hal
80.00
Mean of Jumlah_geliat
60.00
40.00
20.00
analgetik
flavonoid sebagai zat aktif untuk analgetik lebih banyak dibandingkan pada
buah belimbing wuluh yang sebagian besar kandungan airnya lebih banyak
belimbing wuluh dioven pada suhu 70°C untuk mengeluarkan kandungan air,
lebih baik dari ekstrak buah belimbing wuluh yang ditandai dengan respon
geliat pada mencit. Semakin sedikit jumlah respon geliat pada mencit