Anda di halaman 1dari 7

Uji Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) (Artini, P. E. U. D.

,
Astuti, K. W., Warditiani, N. K.)

UJI FITOKIMIA EKSTRAK ETIL ASETAT RIMPANG BANGLE


(Zingiber purpureum Roxb.)

Artini, P. E. U. D1., Astuti, K. W. 1, Warditiani, N. K. 1


1
Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana

Korespondensi: Putu Eka Utami Dewi Artini


Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana
Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 0361-703837
Email : amikzone88@yahoo.co.id

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang uji fitokimia ekstrak etil asetat rimpang bangle (Zingiber
purpureum Roxb.) yang berasal dari daerah Gianyar Bali. Uji fitokimia penting dilakukan untuk
mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dalam suatu tanaman yang sedang diteliti. Faktor
yang berperan penting dalam uji fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metode ekstraksi (Kristanti dkk.,
2008). Uji fitokimia dilakukan dengan melihat pengujian reaksi warna yang terjadi menggunakan suatu
pereaksi warna.
Golongan senyawa kimia yang diuji pada ekstrak etil asetat rimpang bangle (Zingiber purpureum
Roxb.) meliputi saponin, flavonoid, tanin, steroid dan triterpenoid, alkaloid, minyak atsiri, serta glikosida.
Identifikasi menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat rimpang bangle dari daerah Gianyar Bali mengandung
senyawa golongan saponin, flavonoid, tanin, minyak atsiri, dan glikosida.

Kata Kunci : fitokimia, etil asetat, rimpang bangle, Zingiber purpureum Roxb.

1. PENDAHULUAN Kemampuan yang dimiliki suatu tanaman


Uji fitokimia merupakan suatu didukung dari metabolit sekunder yang
pemeriksaan golongan senyawa kimia yang terkandung di dalamnya. Faktor iklim yang di
terdapat dalam suatu simplisia tumbuhan. Uji dalamnya termasuk suhu udara, sinar matahari,
tersebut dapat digunakan untuk membuktikan kelembaban udara dan angin serta keadaan
ada tidaknya senyawa kimia tertentu dalam tanah sangat berpengaruh terhadap proses
tumbuhan untuk dapat dikaitkan dengan pertumbuhan tanaman hingga variasi metabolit
aktivitas bioliginya sehingga dapat membantu sekunder yang terkandung.
langkah-langkah fitofarmakologi (Farnsworth, Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan
1966). golongan senyawa kimia yang terkandung dari
Etil asetat merupakan senyawa aromatik ekstrak etil asetat rimpang bangle (Zingiber
yang bersifat semipolar dengan rumus purpureum Roxb.). Tujuan penelitian ini adalah
CH3CH2OC(O)CH3 sehingga dapat menarik mengetahui kandungan kimia golongan
analit-analit yang bersifat polar dan nonpolar senyawa kimia yang terkandung dari ekstrak
(Snyder, 1997). Hal ini berarti pelarut etil asetat etil asetat rimpang bangle (Zingiber purpureum
mampu menarik komponen senyawa kimia Roxb.) dari daerah Gianyar Bali dengan
yang terkandung di dalam ekstrak etil asetat pengujian reaksi warna.
rimpang bangle.
Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) 2. BAHAN DAN METODE
merupakan salah satu tanaman di Indonesia 2.1 Bahan Penelitian
yang dapat dimanfaatkan dalam pengobatan Bahan-bahan dalam penelitian ini adalah
tradisional. Ekstrak rimpang bangle diketahui sampel rimpang bangle dari Gianyar Bali, etil
memiliki kemampuan dalam menghambat asetat teknis (Brataco), HCl 2N, aseton P, asam
aktivitas enzim lipase pankreas sehingga dapat borat P, asam oksalat P, eter P, besi (III) klorida
menghambat penyerapan lipid. 10%, petroleum eter, asam sulfat pekat,

1
Uji Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) (Artini, P. E. U. D.,
Astuti, K. W., Warditiani, N. K.)

ammonia 25%, kloroform, pereaksi 2.3.4 Uji Fitokimia Ekstrak Etil Asetat
Dragondroff, pereaksi Mayer, asam asetat Rimpang Bangle (Zingiber purpureum
anhidrat P, dan asam asetat anhidrat P. Roxb.)
A. Pembuatan larutan uji fitokimia
2.2 Alat Penelitian Ekstrak etil asetat rimpang bangle
Alat-alat gelas, neraca analitik (AND®), (Zingiber purpureum Roxb.) sebanyak 500 mg
vacum rotary evaporator, penangas air, mortir, dilarutkan dengan 50 mL metanol, lalu dikocok
stamper, sudip, pipet ukur, pipet tetes, ball hingga homogen.
filler, oven (Binder®), toples kaca, batang
pengaduk, cawan porselen, blender (Philips®). B. Pemeriksaan saponin
Ekstrak etil asetat rimpang bangle
2.3 Prosedur Penelitian (Zingiber purpureum Roxb.) sebanyak 1 g
2.3.1 Determinasi Tanaman ditambahkan dengan air hangat di dalam tabung
Determinasi tanaman dilakukan dengan reaksi, dikocok kuat-kuat secara vertikal selama
cara membandingkan herbarium basah dengan 10 detik. Pembentukan busa setinggi 1-10 cm
data pustaka acuan antara lain Backer dan yang stabil selama tidak kurang dari 10 menit
Brink (1963), Geesink et al. (1981) dan Steenis menunjukkan adanya saponin. Pada
dkk. (2005). Determinasi tanaman dilakukan di penambahan 1 tetes HCl 2N, busa tidak hilang
Laboratorium UPT Balai Konservasi (Depkes RI, 1995).
Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali-LIPI.
C. Pemeriksaan flavonoid
2.3.2 Pengumpulan dan Preparasi Sampel Pemeriksaan flavonoid dengan reaksi
Sampel yang digunakan berupa rimpang kimia dilakukan dengan cara sebanyak 1 mL
bangle yang diperoleh dari daerah Gianyar Bali larutan uji diuapkan hingga kering, sisanya
pada bulan Desember tahun 2012. Sampel dibasahkan dengan aseton P. Selanjutnya
rimpang yang telah terkumpul dicuci dan ditambahkan sedikit demi sedikit serbuk halus
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. asam borat P dan serbuk halus asam oksalat P,
Rimpang bangle yang telah kering kemudian dipanaskan hati-hati di atas penangas air, dan
digiling hingga didapatkan serbuk. Selanjutnya dihindari pemanasan berlebihan. Sisa yang
serbuk dibungkus dan disimpan pada tempat diperoleh dicampur dengan 10 mL eter P.
kering. Diamati dengan sinar UV 366 nm. Hasil positif
mengandung flavonoid ditunjukkan dengan
2.3.3 Pembuatan Ekstrak Etil Asetat larutan yang berfluoresensi kuning intensif
Rimpang Bangle (Zingiber purpureum (Depkes RI, 1989).
Roxb.)
Serbuk simplisia rimpang bangle D. Pemeriksaan tanin
sebanyak 1,6 kg ditimbang, kemudian Larutan uji sebanyak 1 mL direaksikan
dimaserasi dengan pelarut etil asetat sebanyak dengan larutan besi (III) klorida 10%, jika
12 L. Maserasi dilakukan selama 5 hari pada terjadi warna biru tua atau hitam kehijauan
suhu ruangan dan terlindung dari cahaya menunjukkan adanya tanin (Robinson, 1991).
matahari langsung sambil sesekali dilakukan
pengadukan. Setelah 5 hari, filtrat disaring dan E. Pemeriksaan steroid dan triterpenoid
ampasnya diperas. Kemudian ampas Serbuk rimpang bangle (Zingiber
diremaserasi dengan 4 L pelarut etil asetat purpureum Roxb.) sebanyak 5 gram diekstraksi
selama 2 hari pada suhu ruangan dan terlindung dengan n-heksan ± 10 mL, disaring. Ekstrak
dari cahaya matahari langsung sambil sesekali yang diperoleh diambil sedikit dan dikeringkan
dilakukan pengadukan, lalu disaring. Pelarut di atas papan spot tes, ditambahkan dengan 3
pada filtrat dihilangkan dengan cara diuapkan tetes anhidrida asetat (Ac2O) dan 1 tetes asam
menggunakan vacum rotary evaporator pada sulfat pekat (H2SO4 pekat). Hasil positif
suhu 40oC. Kemudian diuapkan kembali mengandung senyawa golongan triterpenoid
dengan menggunakan oven pada suhu 40oC ditunjukkan dengan timbulnya cincin
untuk diperoleh ekstrak kental. kecoklatan atau violet. Sedangkan hasil positif

2
Uji Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) (Artini, P. E. U. D.,
Astuti, K. W., Warditiani, N. K.)

mengandung senyawa golongan steroid Identifikasi flavonoid dilakukan dengan


ditunjukkan dengan timbulnya cincin biru penambahan asam borat. Flavonoid memiliki
kehijauan (Ciulei, 1984). gugus hidroksi berkedudukan orto jika bereaksi
dengan asam borat akan berfluoresensi kuning
F. Pemeriksaan alkaloid intensif di bawah sinar ultra violet dengan
Ekstrak sebanyak 0,5 gram ditambahkan panjang gelombang 366 nm (Sjahid, 2008).
dengan 5 mL amonia 25% dan digerus dalam Flavonoid mempunyai tipe yang beragam dan
mortar, lalu ditambahkan 20 mL kloroform dan terdapat dalam bentuk bebas (aglikon) maupun
digerus kuat. Campuran disaring sehingga terikat sebagai glikosida (Harborne, 1987).
diperoleh lapisan air dan lapisan pelarut Flavonoid umumnya memiliki ikatan dengan
organik. Lapisan air ditambahkan 2 tetes gugus gula yang menyebabkan flavonoid lebih
pereaksi Dragendroff atau pereaksi Mayer. Jika mudah larut dalam air atau pelarut polar
terbentuk warna orange dengan pereaksi (Markham, 1988).
Dragendroff atau terbentuk endapan putih Golongan tanin merupakan senyawa
dengan penambahan pereaksi Mayer berarti fenolik yang cenderung larut dalam air dan
ekstrak mengandung alkaloid (Farnsworth, pelarut polar. Pengujian tanin dilakukan dengan
1966). penambahan FeCl3. Uji fitokimia dengan
menggunakan FeCl3 digunakan untuk
G. Pemeriksaan minyak atsiri menentukan apakah larutan uji ekstrak etil
Larutan uji dipipet sebanyak 1 mL lalu asetat rimpang bangle mengandung gugus
diuapkan di atas cawan porselin hingga fenol. Adanya gugus fenol ditunjukkan dengan
diperoleh residu. Hasil positif minyak atsiri warna hijau kehitaman atau biru kehitaman
ditandai dengan bau khas yang dihasilkan oleh setelah ditambahkan dengan FeCl3. Pada uji ini,
residu tersebut (Ciulei, 1984). diperoleh hasil yaitu larutan berwarna hijau
kehitaman. Terbentuknya warna hijau
H. Pemeriksaan glikosida kehitaman setelah ditambahkan dengan FeCl3
Pemeriksaan glikosida dilakukan dengan dikarenakan senyawa fenol yang terkandung
reaksi Liebermann Burchard. Diuapkan 0,1 mL akan membentuk senyawa kompleks dengan
larutan uji di atas penangas air, dilarutkan ion Fe3+ (Harborne, 1987).
sisanya dengan 5 mL asam asetat anhidrat P. Minyak atsiri merupakan suatu produk
Ditambahkan 10 tetes asam sulfat P, terjadi hasil dari campuran persenyawaan organik
warna biru atau hijau menunjukkan adanya yang mudah menguap di suhu ruang, mudah
glikosida (Depkes RI, 1989). larut dalam pelarut organic, dan memiliki
aroma khas tergantung dari jenis tanamannya.
3. PEMBAHASAN Komponen kimia minyak atsiri beranekaragam
Pembuatan ekstrak rimpang bangle sesuai dari jenis tanaman, iklim, tanah, umur
(Zingiber purpureum Roxb.) dilakukan dengan panen, cara pengolahan, dan penyimpanan
metode maserasi menggunakan pelarut etil (Pramono, 1985).
asetat. Etil asetat merupakan pelarut semipolar Glikosida bersifat polar tersusun dari
dengan indeks polaritas 4,4 (Snyder, 1997), bagian glikon dan aglikon yang meliputi
sehingga berbagai senyawa baik polar maupun senyawa-senyawa alkoholik, fenolik,
nonpolar dapat tertarik ke dalam pelarut. isotiosianat, flavonoid serta steroid (Harborne,
Identifikasi menunjukkan bahwa ekstrak etil 2006). Pada uji ini hasil positif ditunjukkan
asetat rimpang bangle dari daerah Gianyar Bali dengan terbentuknya warna hijau setelah
mengandung senyawa saponin, flavonoid, ditambahkan 5 tetes asam sulfat P.
tanin, minyak atsiri, dan glikosida. Hasil uji fitokimia triterpenoid
Saponin umumnya berada dalam bentuk menunjukkan perbedaan terhadap hasil uji
glikosida sehingga cenderung bersifat polar. fitokimia yang dilakukan oleh Iswantini (2011).
Timbulnya busa pada uji saponin menunjukkan Hal ini dapat disebabkan oleh karena
adanya saponin yang mempunyai kemampuan kemampuan deteksi uji fitokimia ini tidak
menjadi glukosa dan senyawa lainnya (Rusdi, mampu mendeteksi triterpenoid yang berjumlah
1990). sedikit di dalam sampel. Perbedaan kondisi

3
Uji Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) (Artini, P. E. U. D.,
Astuti, K. W., Warditiani, N. K.)

lingkungan tempat tumbuh juga dapat Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia:
menyebabkan perbedaan jenis dan jumlah dari Penuntun Cara Modern Menganalisis
metabolit sekunder yang terkandung dalam Tumbuhan, Edisi Kedua. Bandung :
tumbuhan yang tumbuh di suatu daerah tertentu Penerbit ITB. Hal. 239.
dengan daerah lainnya. Selain itu hal yang Iswantini, D., R. F. Silitonga, E. Martatilofa,
menyebabkan perbedaan kandungan metabolit and L. K. Darusman. 2011. Zingiber
sekunder adalah waktu pengumpulan. cassumunar, Guazuma ulmifolia, and
Pemanenan rimpang seharusnya dilakukan saat Murray paniculata Extracts as
tanaman yang berada di atas permukaan tanah Antiobesity: In Vitro Inhibitory Effect
menunjukkan tanda kematian secara fisiologis. on Pancreatic Lipase Activity. Hayati J.
Waktu pengumpulan sampel rimpang bangle of Biosc., Vol. 18 (1). Pp. 6-10.
pada penelitian ini dilakukan secara acak tanpa Katno. 2008. Pengelolaan Pasca Panen
memperhatikan cara pemanenan yang baik dan Tanaman Obat. Jakarta: B2P2TO-OT
benar (Katno, 2008). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Depkes RI. Hal. 21-37.
4. KESIMPULAN Kristianti, A. N, N. S. Aminah, M. Tanjung,
Identifikasi menunjukkan bahwa ekstrak dan B. Kurniadi. 2008. Buku Ajar
etil asetat rimpang bangle dari daerah Gianyar Fitokimia. Surabaya: Jurusan Kimia
Bali mengandung senyawa saponin, flavonoid, Laboratorium Kimia Organik FMIPA
tanin, minyak atsiri, dan glikosida. Universitas Airlangga. Hal. 47-48.
Markham, K. R.. 1988. Cara Mengidentifikasi
UCAPAN TERIMA KASIH Flavonoid. Bandung: Penerbit ITB. Hal.
Anggita Heru Pradipta selaku laboran di 21, 27, 39, 41-45.
Laboratorium Fitokimia, seluruh dosen dan Pramono, S. 1985. Pasca Panen Tanaman Obat
staff pegawai di Jurusan Farmasi Fakultas Ditinjau Dari Kandungan Kimianya.
MIPA Universitas Udayana, dan semua pihak Seminar Lokakarya Pembudidayaan
atas bantuan masukan serta saran dalam proses Tanaman Obat-Prosiding 2. Purwokerto:
penelitian ini. Depdikbud Universitas Jenderal
Soedirman. Hal. 67.
DAFTAR PUSTAKA Robinson, T. 1991. Kandungan Organik
Ciulei, J. 1984. Methodology for Analysis of Tumbuhan Tingkat Tinggi. Bandung:
Vegetables and Drugs. Bucharest: Penerbit ITB. Hal. 152-196.
Faculty of Pharmacy. Pp. 11-26. Sjahid, L.R. 2008. Isolasi dan Indentifikasi
Depkes RI. 1989. Materia Medika Indonesia. Flavonoid Dari Daun Dewandaru
Jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan (Eugenia uniflora L.) (Skripsi). Surakarta:
Republik Indonesia. Hal. 549-553. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Depkes RI. 1995. Materia Medika Indonesia. Snyder, C. R., J.J. Kirkland., J.L. Glajach.
Jilid VI. Jakarta: Departemen 1997. Practical HPLC Method
Kesehatan Republik Indonesia. Hal. Development. Second Edition. New York:
323-324, 334, 336, 337. John Wiley dan Sons, Lnc. Pp 722-723.
Farnsworth, N.R. 1966. Biological and
Phytochemical Screening of Plants. J.
Pharm. Sci P. 55.

4
Uji Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) (Artini, P. E. U. D.,
Astuti, K. W., Warditiani, N. K.)

APENDIK A.

a b c d

e f g

Gambar A. 1. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Rimpang Bangle (Zingiber purpureum
Roxb.)

Keterangan:
a. Hasil uji fitokimia saponin
b. Hasil uji fitokimia flavonoid
c. Hasil uji fitokim tanin dan polifenol
d. Hasil uji fitokimia steroid dan triterpenoid
e. Hasil uji fitokimia alkaloid
f. Hasil uji fitokimia minyak atsiri
g. Hasil uji fitokimia glikosida

5
Uji Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) (Artini, P. E. U. D.,
Astuti, K. W., Warditiani, N. K.)

APENDIK B.

Tabel B. 1. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Rimpang Bangle


Uji
No Pustaka Hasil Kesimpulan
Fitokimia
Ada busa yang bertahan 10 Terbentuk busa
menit setinggi 1-10 cm + 1 setinggi 1 cm
1. Saponin (+)
tetes HCl 2N (Depkes RI, yang bertahan
1989) selama 10 menit
Fluoresensi kuning intensif
Fluoresensi
2. Flavonoid pada UV 366 nm (Depkes (+)
kuning intensif
RI, 1989)
Terbentuk warna biru tua
Terbentuk warna
3. Tanin atau hijau kehitaman (+)
hijau kehitaman
(Robinson, 1991)
Triterpenoid terbentuk
cincin kecoklatan atau Tidak terbentuk
Steroid dan violet (Ciulei, 1984) cincin kecoklatan
4. (-)
Triterpenoid Steroid terbentuk cincin pada perbatasan
biru kehijauan (Ciulei, larutan
1984)
Pada tabung
Tabung I : Terbentuk kedua tidak
endapan jingga dengan terdapat endapan
(-)
pereaksi Dragendorff jingga
(Fransworth, 1966)
5. Alkaloid
Tabung II : Terbentuk Pada tabung
endapan kuning dengan ketiga tidak
(-)
pereaksi Mayer terdapat endapan
(Fransworth, 1966) kuning bening
Minyak Memiliki bau khas (Ciulei,
6. Tercium bau khas (+)
Atsiri 1984)
Terbentuk warna biru atau Terbentuk warna
7. Glikosida (+)
hijau (Depkes RI, 1979) hijau

Keterangan:
(+) : Mengandung
(-) : Tidak mengandung

6
Uji Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) (Artini, P. E. U. D.,
Astuti, K. W., Warditiani, N. K.)

Anda mungkin juga menyukai