Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan konsentrasi formulasi untuk uji
sifat fisik sediaan pasta gigi dari ekstrak sereh (Cymbopogon citratu) dengan penambahan
bubuk siwak (Salvadora persica). Penelitian ini menggunakan zat aktif flavonoid dari daun
sereh dengan konsentrasi 5%, 7,5%, dan 10% sedangkan bubuk siwak menggunakan
konsentrasi 0,4%, 0,6%, dan 0,8% sebagai anti bakteri. Sempel sereh dan siwak diperoleh di
pasar pagi Kota Tegal sebelum dijadikan ekstrak sereh dan batang siwak dikeringkan sampai
kering.
Sereh sebanyak 500 gram terlebih dicuci bertujuan menghilangkan kotoran yang
masih menempel pada sereh. Langkah selanjutnya dikeringkan selama 5 hari menggunakan
bantuan sinar matahari bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak
sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama dan untuk mengurangi kadar air dalam
daun. Proses pengeringan menggunakan sinar matahari langsung dipilih karena lebih simple,
mudah, dan murah dibandingkan dengan proses pengeringan yang lainnya. Langkah
memperkecil ukuran partikel simplisia sehingga luas permukaan partikel menjadi besar dan
cairan penyari akan mudah melarutkan senyawa aktif dari simplisia tersebut. Sampel tanaman
sereh diekstraksi secara maserasi menggunakan cairan penyaring etanol 70% untuk
melarutkan zat-zat aktif dalam tanaman sereh sampai seluruh daun terendam dan didiamkan
selama 3 x 24 jam sambil sesekali diaduk-aduk. Etanol 70% digunakan sebagai pelarut
karena etanol tersebut lebih selektif, kapang maupun kuman sulit tumbuh, absorbsinya baik,
tidak menyebabkan pembengkakan pada membran sel dan memperbaiki stabilitas bahan obat
terlarut, sifat yang mampu menghambat kerja enzim dan dapat sangat efektif dalam
menghasilkan jumlah ekstrak yang optimal. Pada proses maserasi setiap hari perlu dilakukan
pengadukkan dengan maksud agar keseimbangan konsentrasi bahan efektif lebih cepat
didalam cairan. Ekstrak cair yang diperoleh disaring menggunakan kain flanel. Kemudian
ekstrak cair dipekatkan dengan Rotary evaporator tekanan rendah pada suhu 35 - 40°C
hingga eksrak cair tinggal beberapa bagian. Ekstrak yang dihasilkan disimpan dalam cawan
porselin atau mangkok kemudian didinginkan di dalam lemari dinginkan sampai diperoleh
Kayu siwak yang sebelumnya telah melalui proses pengeringan dibawah sinar
matahari langsung, dikupas kulit kerasnya kemudian kayu siwak ditumbuk-tumbuk hingga
serat-serat kayu siwak hancur, kemudian kayu siwak tersebut diblender dengan menggunakan
blender sampai didapatkan bubuk kayu siwak yang halus. Kemudian dimaserasi dengan
pelarut etanol 70% selama 48jam. Kemudian evaporasi dengan evaporator dengan suhu 45ºC
Pada pembuatan sediaan pasta gigi dari ekstrak sereh dan bubuk siwak meliputi
beberapa tahap yaitu menyiapkan semua bahan antara lain ekstrak sereh, bubuk siwak, CMC,
kalsium karbonat, gliserin, sodium laungl sulfat, sakarin dan metil paraben. Pastikan semua
bahan telah siap, maka langkah selanjutnya membuat mucilago dengan mencampurkan aqua
destilate dengan CMC aqua destilate dengan suhu 60 ºC-50 ºC masukan terlebih dahulu
kedalam mortir kemudian CMC di taburkan diatas mortir kemudian di aduk hingga menjadi
mucilago. Menambahkan ekstrak sereh dan bubuk siwak aduk hingga homogen.
laungl sulfat kemudian aduk hingga terbentuk pasta dan masukan kedalam wadah.
yang digunakan masih mengandung etanol atau tidak. Hasilnya ekstrak sereh dan bubuk
siwak positif sudah tidak mengandung etanol. Hal ini sudah ditunjukan tidak terdapat bau
khas etanol pada sampel. Kemudian dilakukan uji identifikasi flavonoid pada ekstrak sereh
dan bubuk siwak yang bertujuan untuk membuktikan kebenaran flavonoid yang ada pada
ditambahkan 2-4 tetes amonia dan HCL, ekstrak positif mengandung flavonoid karena
mengalami perubahan warna menjadi warna kuning muda (Asih, 2009). Flavonoid
merupakan salah satu senyawa polifenol yang memiliki bermacam-macam efek antara lain
efek antioksidan, anti tumor, anti radang, antibakteri dan anti virus (Parubak, 2013). Dengan
demikian, ekstrak sereh dan bubuk siwak mengandung flavonoid yang memiliki efek salah
Uji organoleptis bertujuan untuk mengetahui bentuk, warna, rasa dan bau dari
sediaan pasta gigi dari ekstrak sereh dan bubuk siwak. Berikut ini adalah hasil uji
organoleptis pada pasta gigi ekstrak sereh dengan penambahan bubuk serbuk.
Keterangan :
FI : Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 5% dan bubuk
sereh 0,4 %
F II : Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 7,5% dan bubuk
sereh 0,6 %
F III : Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 10% dan bubuk
sereh 0,8 %
Uji organoleptis sediaan pasta gigi telah di buat diperoleh hasil bahwa
Pada formula I, formula II dan formula III memiliki bentuk ,warna, bau dan
rasa, yang sama yaitu memiliki bentuk semi solid memiliki warna coklat
tidaknya suatu sediaan pasta gigi. Apabila sediaan tidak homogen maka zat aktif juga
tidak terdistribusi merata pada sebuah sediaan. Pengujian homogenitas sediaan pasta
gigi dilakukan dengan cara mengoleskan pasta gigi secukupnya pada objek glass
dengan menutup dengan degl glass kemudian mengamati apakah pasta gigi
Keterangan :
FI : Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 5% dan bubuk
sereh 0,4 %
F II : Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 7,5% dan bubuk
sereh 0,6 %
F III : Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 10% dan bubuk
sereh 0,8 %
Pasta gigi dibuat harus memiliki susunan bahan yang homogen yang artinya
basis dan zat aktif ekstrak sereh dengan penambahan bubuk sereh tercampur merata
4.4.3 Uji pH
pasta gigi yang telah dibuat apakah sesuai standart yang telah ditetapkan dalam
I 9 9 9
II 9 9 9
III 9 9 9
Keterangan :
FI : Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 5% dan bubuk
sereh 0,4 %
F II : Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 7,5% dan bubuk
sereh 0,6 %
F III : Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 10% dan bubuk
sereh 0,8 %
Tabel diatas menunjukan ketiga formulasi yang dibuat memiliki pH yang sama
yaitu pH 9. Melihat standart Nasional Indonesia pH untuk Sediaan pasta gigi yaitu
4,5-10,5 maka sediaan pasta gigi ekstrak sereh dengan penambahan bubuk siwak
Bobot jenis suatu zat adalah hasil yang diperoleh dengan menimbang bobot
zat dengan bobot air dalam pikno meter. Uji bobot jenis dilakukan bertujuan untuk
mengetahui bobot jenis dari sediaan pasta gigi dari ekstrak sereh dengan penambahan
bubuk siwak.
Keterangan :
FI : Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 5% dan bubuk
sereh 0,4 %
F II : Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 7,5% dan bubuk
sereh 0,6 %
F III : Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 10% dan bubuk
sereh 0,8 %
Berdasarkan tabel bobot jenis diatas, bobot jenis pasta gigi ekstrak sereh dan
bubuk siwak, pada formula I diperoleh rata-rata sebesar 49,05 g/ml, pada formula II
diperoleh rata-rata sebesar 51,94 g/mL, dan pada formula III diperoleh rata-rata
sebesar 52,04 g/mL. Sehingga dapat dilihat bahwa hasil bobot jenis formula II, dan III
ANOVA
bobotjenis
Total 30,774 8
Dari hasil anova diatas, diketahui bahwa nilai F tabel 5,14 dan F hitung
232,198 dan nilai zig 0,000 dengan tingkat kesalahan 0,05 dan taraf kepercayaan
95%. Nilai F hitung > F tabel ( 232,198 > 5,14 ) sehingga terdapat pengaruh yang
aktif ekstrak sereh dan bubuk siwak, pengaruh ini di sebabkan oleh semakin banyak
zat aktif ekstrak sereh dan bubuk siwak akan semakin kental sediaan pasta gigi.
4.4.5 Uji Viskositas
Uji viskositas bertujuan untuk mengukur resistensi zat cair untuk mengalir.
Semakin cair suatu zat maka semakin besar pula viskositasnya ( Rahma,2009 ). Uji
viskositas yang dilakukan dengan viskositas Ostwald yaitu dengan membuat larutan
pada konsentrasi 1% (b/v) agar mempermudah saat pengujian. Pada data tabel di
bawah ini di dapatkan hasil alir viskositas pada pasta ekstrak sereh dengan
Keterangan :
FI : Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 5% dan bubuk
sereh 0,4 %
F II : Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 7,5% dan bubuk
sereh 0,6 %
F III : Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 10% dan bubuk
sereh 0,8 %
Tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata uji viskositas formula I
dengan hasil 64,68 cp, formula II dengan hasil 66,72 cp, dan formula III dengan hasil
70,10 cp. Hasil uji viskositas pasta gigi ekstrak sereh dan bubuk siwak yang tertinggi
lebih tinggi memberikan bentuk sediaan pasta gigi yang kental, begitu juga
dengan konsentrasi bubuk siwak yang lebih tinggi memberikan hasil sediaan
ANOVA
viskositas
Total 491,186 8
Dari hasil anova diatas, diketahui bahwa nilai F tabel 5,14 dan F hitung 96,330 dan
nilai zig 0,000 dengan tingkat kesalahan 0,05 dan taraf kepercayaan 95%. Nilai F hitung > F
tabel ( 232,198 > 5,14 ) sehingga terdapat pengaruh yang berbeda nyata ( signifikan ).
Kesimpulannya adalah adanya pengaruh konsentrasi zat aktif ekstrak sereh dan bubuk siwak,
pengaruh ini di sebabkan oleh semakin banyak zat aktif ekstrak sereh dan bubuk siwak akan
10 menit kemudian mengukur tinggi busa yang di hasilkan. Tujuan dilakukan uji
tinggi busa adalah untuk mengetahui banyaknya busa yang dihasilkan pada sediaan
pasta gigi ekstrak sereh dengan penambahan bubuk siwak, semakin banyak busa yang
dihasilkan membuat pembuangan plak dan sisa makanan menjadi mudah hilang.
Keterangan :
FI : Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 5% dan bubuk sereh 0,4
F II : Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 7,5% dan bubuk sereh 0,6
F III : Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 10% dan bubuk sereh 0,8
Hasil dari menunjukan bahwa pasta gigi pada formula III dengan konsentrasi
ekstra sereh 10% dan bubuk siwak 0,8% memiliki busa yang paling tinggi yaitu
dengan rata rata 5 ml. Dibandingkan formula II dengan konsentrasi ekstrak sereh
7,5% dan bubuk siwak 0,6% memiliki tinggi busa dengn rata rata 4,8 ml dan formula
I dengan konsentrasi ekstrak sereh 5% dan bubuk siwak 0,4% memiliki tinggi busa
rata rata 4,3. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ketiga formula dapat
disimpulkan bahwa uji tinggi busa yang paling baik adalah formula III dengan
konsentrasi ekstrak sereh 10% dan bubuk siwak 0,8% dengan ketinggian 5 ml. Yang
memenuhi standart syarat tinggi busa, hal ini dikarenakan semakin banyak zat aktif
ANOVA
tinggibusa
Total 1,522 8
Dari hasil anova diatas, diketahui bahwa nilai F tabel 5,14 dan F hitung 7.074 dan nilai zig
0,000 dengan tingkat kesalahan 0,05 dan taraf kepercayaan 95%. Nilai F hitung > F tabel
( 232,198 > 5,14 ) sehingga terdapat pengaruh yang berbeda nyata ( signifikan ).
Kesimpulannya adalah adanya pengaruh konsentrasi zat aktif ekstrak sereh dan bubuk siwak,
pengaruh ini di sebabkan oleh semakin banyak zat aktif ekstrak sereh dan bubuk siwak akan
semakin kental sediaan pasta gigi.