Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Farmasi Unversitas Islam Sultan Agung
Semarang
2. Waktu
Penelitian dilaksanakan pada 9 Januari-27 Januari 2023
C. Alat dan Bahan
1. Alat
pH meter, batang pengaduk, water bath, cawan porselen, pipet tetes, batang
pengaduk, objek glass, spatula, timbangan, wadah lipstik, gelas ukur, kertas
perkamen, thermometer, mortir dan stamper
2. Bahan
Ekstrak teh hijau, cera alba, vaselin album, setil alkohol, minyak zaitun, lanolin,
propilenglikol, oleum rosae, nipagin,
D. Variable dan Definisi Operasional
1. Variable
a. Variable bebas
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi cera alba dan lanolin
b. Variable Terikat
Variable terikat dalam penelitian ini adalah hasil uji oragnoleptis, uji
homogenitas, uji stabilitas, uji oles, uji pH, uji titik leleh dan uji iritasi
2. Definisi Operasional
a. Konsentrasi cera alba dan lanolin sebagai basis dalam pembuatan lipstik untuk
mengetahui pengaruh terhadap stabilitas fisik
b. Kualitas fisik sediaan lipstik dilakukan sesaat setelah pembuatan sediaan lipstik
untuk mendapatkan sediaan terbaik dengan uji organoleptis, uji homogenitas,uji
stabilitas, uji oles, uji pH, uji titik leleh dan uji iritasi
c. Uji organoleptis merupakan pengamatan makroskopis, meliputi bentuk sediaan,
warna dan bau sediaan.
d. Uji homogenitas dilakukan untuk mengamati sebaran partikel dengan tekstur
yang rata
e. Uji stabilitas dilakaukan pada suhu dan atau kelembaban pada interval waktu
tertentu, yaitu dilakukan selama enam siklus pada tiga suhu yang berbeda
yaitsuhu dingin (4oC), suhu ruang (±25oC) dan suhu tinggi (43oC).
f. Uji oles dikatakan mempunyai daya oles yang tidak baik jika warna yang
menempel sedikit dan tidak merata.
g. Uji pH Uji pH bertujuan untuk mengetahui sediaan pewarna bibir apakah telah
sesuai dengan pH fisiologis kulit bibir.
h. Uji titik leleh merupakan salah satu dari pengujian mutu lipstik yang dilakukan
untuk menganalisis penampilan sifat sediaan lipstik. Titik leleh merupakan
kondisi dimana padatan mulai mencair.
i. Uji iritasi dilakukan untuk mengetahui adakah reaksi yang ditimbulkan pada kulit
atau tidak setelah dilakukan pengolesan. Uji iritasi diamati dengan adanya reaksi
positif berupa gatal-gatal, bengkak dan kemerahan.
E. Formulasi Lipstik Ekstrak Teh Hijau

Bahan
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8
dan
Fungsi

Ekstrak 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5


2,5
Teh
Hijau

Cera alba
(basis lilin) 2,5 6,25 4,375 10 2,5 10 8,125 10

Setil alkohol
(pengkilap) 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

Minyak Zaitun 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25


1,25

Lanolin
(Pengawet) 25 13,75 19,375 2,5 25 2,5 8,125 2,5
Propilenglikol 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
(Humektan)

Oleum rosae 3 gtt 3 gtt 3 gtt 3 gtt 3 gtt 3 gtt 3 gtt 3 gtt
(Pengharum)

Nipagin 0,005 0,005 0,005 0,005 0,005 0,005 0,005 0,005


(Pengawet)

Titanium 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5


Dioksida
(pengawet)

Vaselin Album ad 50 ad 50 ad 50 ad 50 ad 50 ad 50 ad 50 ad 50

Rumus : F x (batas atas – batas bawah) + batas bawah

Cera Alba (5-20%) Lanolin (5-50%)


F1 = 0 (20-5)+5= 5%
F. Tahapan Pelaksanaan F1 = 1 (50-5)+5= 50%
F2 = 0,5 (20-5)+5= 12,5% F2 = 0,5 (50-5)+5= 27,5%
F3 = 0,25 (20-5)+5= 8,75% F3 = 0,75 (50-5)+5= 38,75%
F4 = 1 (20-5)+5= 20% F4 = 0 (50-5)+5= 5%
F5 = 0 (20-5)+5= 5% F5 = 1 (50-5)+5= 50%
F6 = 1 (20-5)+5= 20% F6 = 0 (50-5)+5= 5%
F7 = 0,75 (20-5)+5= 16,25% F7 = 0,25 (50-5)+5= 16,25%
F8 = 1 (20-5)+5= 20% F8 = 0 (50-5)+5= 5%

1. Cara Pembuatan
a. Ditimbang masing-masing bahan
b. dilarutkan nigapin dengan menggunakan sedikit air panas, aduk add larut
c. Didalam pembuatan formula lipstick, dibuat menjadi 2 campuran yaitu:
Campuran 1: dimasukan extrak teh hijau kedalam cawan penguap kemudian
ditambahkan dengan propilenglikol aduk add larut, kemudian ditambahkan
dengan minyak zaitun, aduk add larut.
Campuran ke 2: dimasukan cera alba,lanolin, dan vaselin album kedalam cawan
penguap, kemudian di panaskan diwaterbath. Selama proses peleburan
tambahkan sedikit demi sedikit setil alkohol, tunggu hingga campuran ke 2
melebur.
d. Kemudian campuran 1 dan campuran 2 dicampurkan, aduk add homogen, lalu
ditambahankan nipagin, dan titanium dioksida sedikit demi sedikit, aduk add
larut. Setelah suhu menurun, kemudian tambahkan parfum, aduk add larut.
e. Dimasukan sediaan kedalam cetakan, tunggu hingga mengeras, kemudian
lepaskan dari cetakan.
f. Masukan sediaan kedalam wadah.
2. Uji Fisik Sediaan Lipstik
a. Uji Homogenitas
Sediaan lipstik dengan Ekstrak Teh hijau dan emolien minyak zaitun masing-
masing diperiksa homogenitasnya dengan cara mengoleskan lipstik pada
permukaan kaca datar yang transparant. Hasil pengolesannya homogen karena
tidak terlihat adanya butiran-butiran kasar pada kaca yang telah dioleskan.
b. Uji Stabilitas
Pada pengujian ini dilakaukan pada suhu dan atau kelembaban pada interval
waktu tertentu, yaitu dilakukan selama enam siklus pada tiga suhu yang berbeda
yaitsuhu dingin (4oC), suhu ruang (±25oC) dan suhu tinggi (43oC). Satu
siklusebanding dengan 24 jam (Maulina2011).
c. Uji Oles
Sediaan dikatakan mempunyai daya oles yang tidak baik jika warna yang
menempel sedikit dan tidak merata. Pemeriksaan dilakukan terhadap masing-
masing sediaan yang dibuat dan dioleskan pada kulit punggung tangan dengan 5
(lima) kali pengolesan (Keithler, 1956). Kandungan asam lemak pada minyak
zaitun memiliki kemampuan untuk mempertahankan kelembaban kulit sehingga
kulit tidak mudah kering dan berkerut (Andriani et al, 2015).
d. Uji pH
Uji pH bertujuan untuk mengetahui sediaan pewarna bibir apakah telah sesuai
dengan pH fisiologis kulit bibir. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu 1
gram sampel dilarutkan dalam 10 ml aquades, dicelupkan kertas pH universal
kedalam larutan tersebut. Diamati perubahan warna pada kertas pH universal.
Disesuaikan perubahan warna pada kertas pH tersebut dengan warna indikator
yang tertera pada wadah kertas pH. Penentuan pH dilakukan tiga kali terhadap
masing-masing konsentrasi sediaan lipstik (Risnawati et al., 2012). Lipstik yang
baik mempunyai nilai keasaman mendekati nilai pH fisiologis kulit bibir yaitu 3,8
– 4,7 (Siregar dan Utami 2014).
e. Uji Titik Leleh
Uji titik leleh merupakan salah satu dari pengujian mutu lipstik yang dilakukan
untuk menganalisis penampilan sifat sediaan lipstik. Titik leleh merupakan
kondisi dimana padatan mulai mencair. Sejumlah 0,5 gram masing-masing
Lipstik uji di tempatkan dalam kaca arloji kemudian dimasukkan ke dalam
oven suhu 50°C, didiamkan kemudian diamati apakah lipstik sudah mulai
meleleh. setelah itu suhu dinaikkan 1°C dan diamati pada suhu berapa lipstik
mulai meleleh. Hasil dari uji titik leleh memengaruhi kestabilan kualitas produk
selama proses pembuatan, penyimpanan hingga pada saat penggunaan
(Vishwakarma et al, 2011). Titik leleh pada sediaan lipstik yang ada pada kisaran
50-70C menurut Standar Nasional Indonesia 16-4769 (SNI, 1998).
f. Uji Iritasi
Uji iritasi dilakukan untuk mengetahui adakah reaksi yang ditimbulkan pada kulit
atau tidak setelah dilakukan pengolesan. Uji iritasi diamati dengan adanya reaksi
positif berupa gatal-gatal, bengkak dan kemerahan. Uji dilakukan dengan
melakukan 5 (lima) kali pengolesan terhadap panelis. Sediaan lipstik yang aman
tidak akan mengiritasi dan berbahaya bagi kulit pada saat digunakan (Tranggono
& Latifah, 2007).

Anda mungkin juga menyukai