Anda di halaman 1dari 14

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN LOTION DARI PATI KENTANG DAN

BENGKOANG SEBAGAI TABIR SURYA


Lia Nurhayati1,*, Dadih Supriadi M.SI., Apt1Fenti Fatmawati M. Si1
1,
Teknologi Farmasi
Prodi S1 Farmasi, Bhakti Kencana University
Jl. Soekarno Hatta No.754, Cipadung kidul, Kec. Panyileukan, Kota Bandung, Jawa Barat
40614

Abstrak : Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki paparan sinar
matahari yang tinggi. Tujuan review jurnal sediaan lotion dari pati kentang dan bengkoan
adalah untuk mengetahui hasl data sediaan yang diprileh dari eragai jurnal penelitian. Dengan
metode penelusuran penelusuran jurnal ilmiah terpublikasi taraf nasional maupun
internasional dengan menggunakan search engine seperti Mozilla Firefox, Google Chrome
dan Browser. Sediaan lotion dievaluasi meliputi uji organoleptis, uji viskositas, uji
homogenitas, uji pH, dan uji daya sebar. Hasil riview dari beberapa jurnal bahwa masing-
masing data formulasi sediaan lotion tersebut tidak sama, karena bedanya konsentrasi dari
masing-masing formula.

Kata kunci: : Lotion, kentang, bengkoang

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki paparan sinar matahari
yang tinggi. Radiasi sinar matahari terdiri atas sinar inframerah (>760 nm), sinar tampak
(400-760 nm), dan sinar UV (ultraviolet) yang terdiri atas UV A (320-400 nm), UV B (290-
320 nm) serta UV C (200-290 nm). Sinar matahari yang sampai di permukaan bumi dan
mempunyai dampak negatif kerusakan terhadap kulit adalah sinar UV A dan UV B,
sedangkan UV C tertahan karena diabsorbsi seluruhnya oleh lapisan ozon sehingga tidak
mencapai permukaan bumi[1]. Karenasinar matahari merupakan anugerah alam yang
memiliki manfaat dan peran penting. Sinar matahari disatu pihak sangat diperlukan oleh
makhluk hidup, namun dilain pihak sinar matahari juga dapat memberikan dampak buruk
terhadap kesehatan kulit. Paparan sinar matahari yang berlebih dalam waktuyang cukup lama
dapat merusak lapisan kulit [2]. Selain itu pada penyinaran matahari yang terjadi secara
berlebihan, dapat menyebabkan jaringan epidermis kulit tidak cukup mampu untuk melawan,
sehingga dapat menyebabkan eritema dan sunburn (kulit terbakar), dan dapat menimbulkan
perubahan degenerasi pada kulit (penuaan dini) dan kanker kulit[3]. Dan sediaan kosmetika
topikal yang dapat dengan mudah diaplikasikan pada seluruh tubuh antara lain hand and
bodylotion (H&B lotion). H&B lotionmerupakan sediaan emulsi yang diaplikasikan secara
topikal. Emulsi yang digunakan pada kulit dapat berupa minyak dalam air (M/A) atau air
dalam minyak (M/A) [4]. Konsistensi sediaan lotion berbentuk cair sehingga memungkinkan
pemakaian yang cepat dan merata pada permukaan kulit jika dibandingkan dengan sediaan
krim atau salep.Komponen dasar sediaan lotion yaitu fase internal, fase eksternal
danemulgator. Emulgator berfungsi sebagaibahan pengemulsi untuk menstabilkansediaan
emulsi [4]. Tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai zat aktif dalam sediaan lotion yaitu
pati yang terbuat dari umbi kentang dan bengkoang. Bengkoang (Pachyrhizus erosus) adalah
umbi yang memiliki kandungan-kandungan zat yang bermanfaat. Kandungan zat meliputi
antioksidan, vitamin C, air,antibakteri dan flavanoid. Flavanoid merupakan tabir surya alami
untuk mencegah kerusakan kulit akibat radikal bebas dan zat fenolik efektif untuk
menghambat proses pembentukan melanin [5]. Dan kentang mempunyaikandungan kimia
yaitu (Solanum tuberosum L.) antara lain karbohidrat 19 g, pati 15g, serat pangan 2.2 g, lemak
0.1 g, protein 2 g, air 75 g. Granula pati kentang adalah yang terbesar ukurannya di antara
pati-pati komersial yaitu sekitar 5-100 μm. Bentuk granula pati kentang adalah oval atau bulat
telur. Pati kentang mengandung 79% b/b amilopektin dan 21% b/b amilosa. Kandungan
kentang yaitu enzim catecholase berfungsi untuk menghilangkan noda hitam pada wajah dan
menjadikan lebih cerah pada wajah apabila digunakan sebagai maskerwajah. Selain itu, pada
buah kentang itu sendiri memiliki kandungan vitamin C,vitamin B6 yang mampu menangkal
radikal bebas dan radiasi sinar yang berbahaya akan masuk ke tubuh[6].
Berdasarkan penelitin yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya maka tujuan dari
pembuatan review jurnal ini adalah untuk mengetahui hasil data sediaan yang diproleh dari
berbagai jurnal.

2. METODE

Dilakukan penelusuran jurnal ilmiah terpublikasi taraf nasional maupun internasional


dengan menggunakan search engine seperti Mozilla Firefox, Google Chrome dan Browser
dengan menggunakan kata kunci sesuai dengan tema seperti nama pati bengkoang dan pati
kentang, formulasi sediaan lotion pati kentang, uji stabilitas fisik lotiondan nama jurnal yang
akan digunakan (Farmasi). Contoh pencarian evaluasi dan formulasi sediaan lotion pati
kentang, jurnal, farmasi, pdf), sehingga akan muncul jurnal-jurnal yang spesifik dari kata
kunci tersebut dari berbagai situs. Adapun pencarian jurnal lainnya melalui Science Direct,
Google Scholar, dan Pubmed. Untuk mengetahui kualitas jurnal yang digunakan dapat dicek
melalui scimago.jr dengan memasukan nama jurnal yang digunakan sehingga akan muncul
kualitas jurnal tersebut (Q1 hingga Q4).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data I
Untuk masing-masing konsentrasi dari data satu, bisa dilihat pada tabel I diawah ini :

Tabel I. Formula Pati


Konsentrasi (%b/v)
Komponen Kontro Kontro F I F II F III
(%b/v) l (-) l (+)
Pati - - 10 20 0
Kentang
Pati - - 10 0 20
Benkoang
Titanium - 20 - - -
Dioksida
Gliserin 5 5 5 5 5
Mineral 7 7 7 7 7
Oil
Asam 4 4 4 4 4
Stearat
Trietanola 1 1 1 1 1
min
DMDM 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
Hydantoin
Lanolin 3 3 3 3 3
Vaselin 3 3 3 3 3
Kuning
Setil 2 2 2 2 2
Alkohol
Aquades 100 100 100 100 100

Uji stailitas fisik sediaan

Tabel II. Uji daya sebar


Formula Beban F1 F2 F3
50 6,4 x 6,3 6,5 x 6,2 6,5 x 6,6
100 6,5 x 6,4 6,7 x 6,4 6,6 x 6,6
200 6,8 x 6,2 6,8 x 6,5 6,7 x 6,4
500 6,9 x 6,8 6,9 x 6,7 6,8 x 6,7

Tabel III. UJI pH


Formula pH
F1 6,5
F2 6,2
F3 6,9

Tabel IV. Uji Viskositas


Formula Hari 1 Hari 3
F1 14700 10300
F2 16600 13900
F3 20975 15990
Ket :
F1 = + TEA 2,5%
F2 = + TEA 3%
F2 = + TEA 3,5%

Uji stailitas fisik srediaan

Uji organoleptis : yang dilakukan bertujan untuk melihat tampilan fisik sediaan yang
meliputi warna, bentuk, dan bau. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada ke-3 formulasi
bentuk sediaan yang didapat berbentuk semisolid, warna putih sesuai dengan warna ekstrak
pati bengkoang dan kentang dan bau yang dihasilkan adalah berbau khasdari pati tersebut.
Warna yang dihasilkan dari sediaan lotion dipengaruhi oleh konsentrasi pati bengkoang dan
dan pati kentang yang digunakan. Sedangkan aroma yang dihasilkan bergantung pada
penambahan essential oil yang ditambahkan. Pengujian tipe emulsi bertujuan untuk
mengetahui tipe emulsi pada sediaan. Tipe emulsi pada lotion adalah minyak dalam air
(M/A). Tipe emulsi dari sediaan tersebut juga disebabkan oleh penggunaan emulgator yang
cenderung lebih larut dalam air, yaitu trietanolamin.

Uji pH : Bertujuan untuk mengetahui keamanan sediaan lotionpada saat penggunaan


agar tidak mengiritasi kulit, stabilitas sediaan, dan efektifitasnya . Hasil pH yang diperoleh
berada pada rentang 6,5-6,8. Perbedaan nilai pH yang diperoleh dapat disebabkan karena
penambahan konsentrasi emulgator yang berbeda.. Namun, perbedaan nilai pH tidak
berpengaruh karena sudah sesuai dengan rentang pH yang dipersyaratkan (mendekati pH
normal pada kulit). Adapun hasil dari uji pH dapat dilihat pada tabel III.

Uji daya sebar : Bertujuan untuk mengetahui daya penyebaran krim/emulsi pada
kulit. Hasil yang diperoleh berkisar pada 5,9 cm – 6,5 cm. Berdasarkan data yang diperoleh
sediaan lotion yang dibuat memiliki kemampuan menyebar yang baik dimana luas sediaan uji
sebandingdengan penambahan beban. Hal ini disebabkan karena lotion adalah sediaan
kosmetika yang berupa emulsi yang mengandung air lebih banyak. Berikut hasil uji daya
sebar dapat dilihat pada tabel II.

Uji viskositas : Dilakukan pada hari ke-1 dan ke-3 dengan menggunakan variasi
kecepatan pengukuran yaitu 100 rpm. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui
bahwa adanya perbedaan konsentrasi emulgator (trietanolamin) pada tiap formulasi tidak
berpengaruh pada viskositas sediaan. Hal ini disebabkan karena fungsi trietanolamin pada
formulasi bukan sebagai pengental, melainkan hanya sebagai emulgator basa. Adapun hasil
uji viskositas dapat dilihat pada table IV.

Data II.
Berikut data masing-masing konsentrasi dapat dilihat pada tabel I diawah ini :

Tabel I. Formula sediaan lotion


Bahan Kontrol (-) Kontrol (+) F1 F2 F3
Aquadest 75,85 73,85 60,85 55,85 50,85
Gliserin 5 5 5 5 5
Trietanolami 2 2 2 2 2
n
Olive oil 10 10 10 10 10
Asam Stearat 2,75 2,75 2,75 2,75 2,75
Setil Alkohol 4 4 4 4 4
Propil 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
Paraben
Metil Paraben 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
Oleum roseus q.s q.s q.s q.s q.s
Titan - 2 - - -
dioksida
Pati - - 10 20 0
bengkuang
Pati Kentang - 10 0 20

Keterangan:
Kontrol negatif : Formula lotion tanpa penambahan pati bengkuang, kentang dan
titanium dioksida.
Kontrol positif : Formula lotion dengan penambahan titanium dioksida 2%
F I: Formula lotion dengan konsentrasi pati bengkoang dan kentang 10%
F II: Formula lotion dengan konsentrasi pati bengkoang dan kentang 20%
FIII: Formula lotion dengan konsentrasi pati bengkoang dan kentang 20%

Pembahasan data II

Uji stailitas fisik sediaan

Organoleptis
Bentuk serbuk halus, warna putih, tidak berbau, tidak berasa, tidak larut dalam air
dingin dan dalam etanol 95%, dengan air panas menjadi transparan dan bila ditetesi iodium
akan berwarna biru kehitaman, susut pengeringannya 0,65 % b/b dan ukuran partikel rata-rata
adalah 0,534 µm.

Uji pH

Nilai pH diamati sebelum dan sesudah penyimpanan. Nilai pH penting untuk


mengetahui tingkat keasaman dari sediaan agar tidak mengiritasi kulit. Sehingga pH sediaan
kosmetik harus sesuai dengan pH kulit, yaitu antara 4,5-7,0. Hasil pemeriksaan pH adalah
stabil selama penyimpanan yaitu untuk lotion yang dibuat untuk semua sediaan memiliki
konsistensi lunak, warna putih dan memiliki pH 7.

Gambar 1. Grafik hubungan antara lama penyimpanan (minggu)dengan viskositas (dPa.s)

Uji Viskositas

Viskositas masing-masing lotion yang disimpan selama 4 minggu setelah pembuatan.


Lotion kontrol positif, pati kentang20%, dan pati 25% memiliki kecenderungan yang sama.
Semakin lama disimpan maka viskositasnya juga semakin turun, tetapi tingkat penurunannya
berbeda-beda. Adanya pengadukan yang kencang selama pencampuran menyebabkan partikel
droplet akan saling bergerak bebas dan bertumbukan satu sama lain sehingga
kecenderungannya untuk bergabung semakin besar. Bergabungnya partikel droplet akan
mengakibatkan luas kontak antar partikel droplet yang dilapisi surfaktan menjadi semakin
kecil sehingga ikatan yang terjadi antar partikel droplet menjadi semakin lemah. Akan terjadi
penurunan konsistensi dalam sistem yang akan mengakibatkan penurunan viskositas dalam
sistem selama penyimpanan. Adapaun grafik hasil uji viskositas dapat dilihat pada gamar 1.

Data III
Berikut data konsentrasi dari masing-masing bahan dapat dilihat pada tabel I diawah
ini :

Tabel I.Formula sediaan pati


Bahan Kontrol (-) Kontrol (+) F1 F2 F3
Pati - - 10 0 20
bengkoang
Pato kentang - 10 10 20 0
Titanium 2 2 2 2 2
dioksida
Asam stearat 2 2 2 2 2
Trietanolami 4 4 4 4 4
n
Parafin cair 8 8 8 8 8
Setil alkohol 2 2 2 2 2
Gliserim 8 8 8 8 8
Methyl 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
paraben
Esesence 3tetes 3tetes 3tetes 3tetes 3tetes
Aquadest ad 100 100 100 100 100

Keterangan :

Fo (-) : Formula losio kontrol negatif (formula losio tanpa zat aktif)
Fo (+) : Formula losio kontrol positif (formula losio zat aktif titanium dioksida)
Fo 1 : Formula losio dengan konsentrasi pati 10:10%
Fo 2 : Formula losio dengan konsentrasi pati 0:20 %
Fo 3: Formula losio dengan konsentrasi pati 20:0 %

Pembahsan data III


Lotiondibuat dengan menggunakan kombinasi dua emulgator yaitu asam stearat dan
trietanolamin. Selain emulgator, pada formulasi ini juga menggunakan setil alkohol untuk
meningkatkan stabilitas dari emulsi, parafin cair sebagai emolient, gliserin sebagai humectan
serta emolient. Emolient merupakan pelembut, dimana lotion dengan penambahan zat
emolient dapat membuat kulit terasa nyaman, kering, dan tidak berminyak. Sedangkan
humectan merupakan zat pembasah yang akan melindungi emulsi dari kekeringan dengan
mempertahankan kandungan air produk saat pemakaian pada permukaan kulit. Selain itu juga
menggunakan metil paraben yang berfungsi sebagai pengawet pada sediaan lotion yang akan
menambah kestabilan sediaan. Zat aktif dalam formula yang digunakan yaitu patikentang dan
bengkoang dengan variasi konsentrasi 10:10 % untuk formula 1 (Fo1), 0:20% untuk formula
2 (Fo2) dan 20:0% untuk formula 3 (Fo3). Selain itu juga dibuat formula losio kontrol negatif
(Fo-) yang hanya berisi basis saja dan formula kontrol positif (Fo+) yang berisi basis
lotiondengan zat aktif titanium dioksida (10%).

Data IV
Tabel 1. Komposisi bahan untuk menentukan formula optimum
Bahan A B C D E F G H I J
(%b/v)
Pati 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Bengkoang
dan kentang
Setil Alkohol 6 3 3 4,5 4,5 3 4,005 6 3 3
Asam 6 9 6 7,5 6 7,5 7,005 6 9 6
Stearat
Tritanolamin 3 3 6 3 4,5 4,5 4,005 3 3 6
Lanolin 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Gliserin 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Propil 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15
paraben
Metil 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30
paraben
Aquades ad 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150
(mL)

Selain ada komposisi dari bahan-bahan untuk menentukan formula optimum,ada juga
optimasi formula sediaan lotion w/o dari pati kentang dan engkoang. Adapun hasilnya sapat
dilihat pada tabel II dibawan ini :

Tabel II. Optimasi formula lotion w/o pati kentang dan bengkoang.
Bahan F-A F-B F-C F-D F-E F-F F-G F-H F-I F-J
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
Pati 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Bengkoang
dan kentang
Sera alba 15 12 12 13,5 13,5 12 13 15 12 12
Span 80 6 9 6 7,5 6 7,5 7 6 9 6
Setil alkohol 2 2 5 2 3,5 3,5 3 2 2 5
Steril 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Alkohol
Minyak 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Mineral
Propil 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
paraben
Metil 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
paraben
Aquades ad 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
(mL)

Pembahasan data IV

Uji Mutu Fisik Lotion


Berdasarkan uji mutu fisik formula optimum lotion selama penyimpanan minggu ke-0
hingga minggu ke-4 menunjukkan tidak ada perubahan warna, bau, tekstur, homogenitas, dan
pH. Lotion yang dihasilkan memiliki warna putih pucat dan bau yang khas karena
penambahan pati kentang dan bengkuang, memiliki tekstur yang halus, lembut, dan memiliki
homogenitas yang sama.
Uji Viskositas formula optimum
Berdasarkan uji viskositas formula optimum lotion selama penyimpanan minggu ke
0 hingga minggu ke-4 menunjukkan penurunan hingga akhir masapenyimpanan. Penurunan
viskositas pada lotion o/w pati kentang dan bengkuang ini kemungkinan disebabkan karena
gliserin yang terdapat dalam formula yang rusak karena adanya pemanasan saat
pembuatan formula. Gliserin murni cenderung tidak teroksidasi oleh udara pada kondisi
penyimpana biasa, akan tetapi gliserin terdekomposisi oleh adanya pemanasan.
Penurunan viskositas juga disebabkan karena adanya lanolin yang secara bertahap
dapat mengalami proses autooksidasi selama penyimpanan. Proses autooksidasi ini dapat
dikatalisis oleh adanya udara dan suhu saat penyimpanan sediaan. Adapun hasil data dari uji
viskositas formula optimum dapat dilihat pada table III.
Tabel III. Viskositas formula optimum lotion o/w

Daya Sebar lotion


Berdasarkan uji daya sebar selama penyimpanan minggu ke-0 hingga minggu ke-4
nilai daya sebar cenderung meningkat pada minggu ke-0 sampai ke-2. Nilai viskositas ini
sebanding dengan nilai viskositas yang semakin menurun sehingga dihasilkan respon daya
sebar yang semakin meningkat. Pada minggu ke-3 dan minggu ke-4 respon daya sebar
sedikitmengalami penurunan. Hasil uji daya sebar lotion dapat dilihat pada TabelIV.
Terjadinya perubahan daya penyebaran yang tidak signifikan kemungkinan
disebabkan oleh perubahan suhu kamar saat percobaan dilakukan. Percobaan dilakukan pada
suhu kamar dengan rentang suhu antara 25OC-30OC. Jika terjadi perubahan suhu kamar
maka akan terjadi perubahan viskositas lotion pada saat pengukuran daya sebar. Perubahan
viskositas dapat merubah daya penyebaran. Makin tinggi viskositas maka makin turun daya
penyebarannya begitu pula sebaliknya. Pada hasil analisis uji t-dua sampel berpasangan
dengan taraf kepercayaan 95% diperoleh nilai daya sebar pada minggu ke-0 dengan minggu
ke-4 memiliki nilai signifikansi 0,848 (signifikansi > 0,05) sehingga nilai tidak
berbedabermakna. Diameter daya sebar cenderungmengalami kenaikan hingga waktu akhir
penyimpanan. Daya sebar yang semakin naik ini kemungkinan menunjukkan berkurangnya
stabilitas lotion w/o selama masa penyimpanan. Naiknya diameter daya sebar lotion w/o pati
kentang dan bengkoang ini kemungkinan disebabkan oleh turunnya viskositas dari lotion
tersebut selama masa penyimpanan. Stabilitas fisik lotion w/o berdasarkan perubahan
diameter daya sebar pada minggu ke-0 dengan minggu ke-4 diuji menggunakan uji-t dua
sampel berpasangan dengan taraf kepercayaan 95%.Hasil analisis statistik menunjukkan
bahwa daya sebar lotion w/o pada minggu ke-0 dengan minggu ke-4 berbeda
signifikan.Perbedaan yang signifikan pada daya sebar minggu ke-0 dan minggu ke-4
kemungkinan dikarenakan terjadinya penurunan viskositas pada formula optimum lotion w/o
selama penyimpanan. Berikut data hasil uji daya sebar dapat dilihat pada tabel IV.

Tabel IV. Daya sebar formula optimum lotion o/w

Uji pH lotion
Hasil pengujian pH terhadap formula optimum lotion w/o ekstrak pat kentang dan
bengkoang, ternyata terdapat sedikit penurunan pH selama penyimpanan yaitu dari pH 5
menjadi 4,5. Penurunan pH selama penyimpanan ini tidak begitu mengkhawatirkan karena
masih masuk ke dalam rentang pH fisiologis kulit (epidermis) manusia yaitu 4,2 - 6,5
sehingga diharapkan tidak mengiritasi. Nilai pH lotion o/w selama penyimpanan tidak
mengalami perubahan yaitu pH6,5.
Uji Iritasi Primer formula optimum lotion Ekstrak pati kentang dan
bengkoang
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa lotion yang mengandung
benzofenon 3% dapat menimbulkan iritasi (baik itu eritema maupun edema)
setelahpemejanan tunggal pada hewan uji. Penggunaan benzofenon 3% ini merupakan
penggunaan benzofenon pada umumnya. Basis (kontrol negatif) dan lotion w/o pada kelinci
ke-2 dan ke-3 tidak tampak gejala- gejala iritasi primer (eritema dan edema). Namun pada
kelinci yang pertama, yaitu pada basis dan lotion terjadi eritema pada 24 jam pertama. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh tingkat hipersensitivitas dari kulit kelinci yang berbeda- beda.
Lalu ketika pencukuran, kemungkinan kulit kelinci ada yang tergores sehingga kulit yang
terluka ini berarti barier pertama dari kulit terganggu dan kulit yang lecet memang
menyebabkan permeabilitas meningkat yang pada akhirnya malah diabsorbsi secara perkutan,
padahal penggunaan sunscreen ini adalah ditujukan untuk topikal.

Data V
Berikut data konsentrasi dari masng-masing bahan untuk sediaan lotion yang dapat
dilihat pada tabel I dibawah ini :

Tabel 1. Formula sediaan lotion.


Bahan F1 F2 F3
Pati kentang 10 % 20 % 0%
Pati bengkoang 10 % 0% 20 %
Aasam stearat 2% 2% 2%
Parafin cair 1% 1% 1%
Setil alcohol 2% 2% 2%
Tritanolamin 0,2 % 0,4 % 0,6 %
Propilen glikol 3% 3% 3%
Nipagin 0,15 % 0,15 % 0,15 %
Niapsol 0,05 % 0,05 % 0,05 %
Aerosol 1,75 % 1,75 % 1,75 %
Aquades ad 100 100 100

Hasil penelitian data V


Dilakukannya pengujian sediaan lotion selama 28 hari dalam penyimpanan, hasil data dari
uji penyimpanan tersebut dapat dilihat pada table II.
Tabel II. Hasil Uji selama 28 hari penyimpanan.

Keterangan :
MS : Memenuhi Syarat
Pembahasan data V

Uji stabilitas fisik sediaan

Uji pH
Berdasarkan hasil pengukuran pH hand and body lotion selama 28 hari penyimpanan
pada tabel 1 didapatkan rentang pH formula I yaitu 5,60 - 5,96, pH formula II 6,37 - 6,57, pH
formula III 5,36 - 5,55. Dilihat pada tabel 2 pH ketiga formula mengalami kenaikan dan
penurunan. Pada sediaan ini pengukuran pH seharusnya menunjukkan kenaikan yang linier
karena modifikasi dari TEA. TEA merupakan ketika dicampur dalam proporsi molar yang
sama dengan asam lemak, seperti asam stearat atau asam oleat, trietanolamina membentuk
sabun anionic dengan pH sekitar 8 dan menghasilkan butiran halus sehingga akan
menstabilkan tipe emulsi minyak dalam air. Pada formula I dan formula II terlihat pH
mengalami penurunan, hal ini terjadi karena pada saat pembuatan sediaan berbusa. Busa yang
terjadi karena air tidak terikat pada proses penyabunan TEA stearat. Air dengan sifatnya yang
netral dapat menurunkan konsentrasi suatu larutan sehingga pH dalam sediaan cenderung
menurun. Secara keseluruhan hasil dari pengukuran pH menunjukkan bahwa masing - masing
formula terjadipenurunan nilai pH selama penyimpanan karena sifat dari ekstrak yang
memiliki kandungan asam. Perubahan yang terjadi pada pH selama penyimpanan disebabkan
oleh karakteristik dari ekstrak yang pH nya relatif bersifat asam. Walaupun demikian,
perubahan pH pada masing-masing formula masih berada pada rentang pH sediaan topikal
yaitu 4,5-8.

Homogenitas
Hasil pengamatan terhadap homogenitas hand and body lotion yang mengandung pati
kentang dan bengkoang selama 28 hari penyimpanan bahwa secara kasat mata dapat dilihat
formula I dan Formula III tampak tidak homogen karena ada bintik-bintik putih yang
menggumpal. Dilihat dengan menggunakan mikroskop pemberan 40 x 10 terdapat
penggumpalan partikel. Penggumpalan yang terjadi adalah aerosil yang tidak tercampur pada
saat awal pembuatan lotion. Hal ini terjadi karena pada saat pembuatan lotion belum terjadi
proses penyabunan yang sempurna. Karena sifat dari aerosil yang berbentuk granul dan amorf
seharunya aerosil digerus terlebih dahulu lalu di ayak ditambahkan sedikit demi sedikit pada
basis lotion kemudian digerus sampai homogen. Berbeda dengan formula II secara kasat mata
tampak homogen dan dilihat dengan mikroskop tidak ada partikel yang menggumpal.
Homogenitas sistem emulsi dipengaruhi oleh teknik atau cara pencampuran yang dilakukan
serta alat yang digunakan pada proses pembuatan emulsi tersebut. Berikut data hasil uji
homogenitas dapat dilihat pada tabel III.

Tabel III. Hasil Uji Homogenitas selama 28 hari penyimpanan.CCC

Keterangan :
H : Homogen
TH : Tidak Homogen
MS : Memenuhi Syarat
TMS : Tidak Memenuhi Syarat

Uji Viskositas
Setelah dilakukan pengujiaan terhadap viskositas sediaan lotion dengan menggunakan
viscometer Brookfield selama 28 hari penyimpanan pada tabel 4 didapatkan rentang
viskositas berkisar 6707 - 17383 cp. Dilihat pada tabel 4 viskositas ketiga formula
menunjukkan penurunan dan kenaikan. Pada sediaan ini seharusnya viskositas mengalami
penurunan karena modifikasi dari TEA. TEA sebagai emulgator pada fase air bersifat
higroskopis. Oleh sebab itu semakin besar konsentrasi TEA, maka sediaan semakin encer.
Pada formula I dan formula III Viskositas meningkat. Hal ini terjadi karena pada saat
pembuatan sediaan berbusa sehingga dilakukan peleburan kembali, tetapi tidak menambahkan
kehilangan air yang menguap akibat peleburan, sehingga viskositas sediaan meningkat.
Adapun data hasil uji viskositas dapat dilihat pada tabel IV.
Tabel IV. Hasil Uji Viskositas selama 28 hari penyimpanan.C

Keterangan :
MS : Memenuhi Syarat

Daya Sebar
Dari hasil pengujian daya sebar hand and body lotion pati kentang dan bengkoang
selama 28 hari penyimpanan pada tabel 5 didapatkan daya sebar ketiga formula berkisar 4 -
5,5 cm. Dapat dilihat bahwa formula I dan formula III memiliki diameter daya sebar yang
kecil karena pada saat pembuatan sediaan formula I dan formula III dilakukan peleburan
kembali sehingga viskositasnya besar. Semakin tinggi viskositas maka semakin turun daya
penyebarannya begitu pula sebaliknya, tetapi pada formula I daya sebar tidak berbanding
terbalik dengan viskositas. Hal ini dikarenakan pada saat pengujian viskositas dilakukan
penambahan sediaan kedalam cup yang telah dimasukkan spindel agar spindel tercelup. Pada
saat penambahan tersebut sediaan telah mengalami pengadukan yang mengakibatkan hasil
viskositasnya menurun sehingga pada pengukuran daya sebar tidak berbanding terbalik.
Adapun hasil data uji daya sebar dapat dilihat pada table V.
Tabel V. Uji Daya Sebar selama 28 hari penyimpanan.

Keterangan :
TMS : Tidak memenuhi syarat
MS : Memenuhi syarat

KESIMPLAN

Dapat disimpulkan hasil riview dari beberapa jurnal bahwa masing-masing data
formulasi sediaan lotion tersebut tidak sama, karena bedanyakonsentrasi dari masing-masing
formula.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Noviardi, harry.,2019. Formulasi sediaan krim tabir surya dan ekstrak tanol buah
bisbul. Karawang: Jurnal ilmu kefarmasian. Vol. 17, No. 2. E-SSN : 2614-6495.
[2]. Syarif.,2017.Penetapan nilai spf ekstrak dan losio tabir surya ekstrak etanol daun
kersen (Muntingia calabura L.)Semarang: Jurnal riset kefarmasian. Vol. 1, no. 3.

[3] Wihelmina.,2011. Formulasi dean penentuan nilai SPF (Sun protecting faktor)
sediaan krim tabir surya ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum L.)

[4] Allen, dkk., 2014. Formulasi dan uji stailitas mekanik hand and body lotion sari buah
tomat (Licorpersicon esulentum mill) Sebagai antioksidan. Semarang: Jurnal farmasi
Indonesia 2019.

[5] Putra.,2012. Uji aktivitas krim ekstrakb engkoang (Pahyrhizus erosus)terhadap


bakteri propionibacterium acnes.

[6] Kartikasari, maspiyah.,2015. Uji aktivitas formulasi sediaan lotion pati kentang
(solanum tuerosum. L) sebagai tabir surya. Sidoarjo: Stikes rumah sakit anwar
medika.

[7] Megantara, dkk.,2017. Formulasi lotion ekstrak uah raspberry (Rubus rosifolius)
dengan variasi konsentrasi trietanolamin seagai emulgator serta uji hedonic terhadap
lotion. Jimbaran bali: Jurnal Farmasi Udayana. Vol.6, No.1. ISSN 2301-7716.

[8] Zulkarnain, karim A.,2013. Aktivitas amilum bengkoang (Pachyrhizus erosus L.)
urban sebagai tabir surya pada mencit dan pengaruh kenaikan kadarnya terhdap
viskositas sediaan. Yogyakarta Indonesia: Trad. Med. J.

[9] Erni, dkk.,2019. Penentuan nilai SPF ekstrak dan losio tair surya ekstrak ertanol
daun karsen (Muntingia calubaraL.) dengan metode spektrofotometri UV-VIS.
Semarang: Jurnal Riset Kefarmasian. Vol. 1, No. 3.

[10] Zulkarnain, karim A.,2013. Stabilitas fisik sediaan lotion O/W dan W/O ekstrak uah
mahkota dewa sebagai tabir surya dan uji iritasi primer pada kelinci. Yogyakarta:
Trad. Med. J. Vol. 18(3),p 141-150. ISSN : 1410-5918.

[11] Benjamin, H, dkk.,2016. Formulasi hand and body lotion ekstrak kulit uahy naga
putih (Hyloereus undatus) dan ujinkstail;an fisiknya.Palebmang: Jurnal Kesehatan.
Vol. 11, No. 1.

Anda mungkin juga menyukai