(DEF4232P)
ANGGOTA:
TA 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Larutan Ekstrak
1.4.2 Sampel dengan Preparasi
Larutan Ekstrak
Larutan Ekstrak
Sampel tanpa
Preparasi (Et)
1 ml Ep dan 1 ml Et
Terbentuk endapan
kuning pada Ep dan tidak
terbentuk endapan pada Et
1 ml Ep dan 1 ml Et
1 ml Ep dan 1 ml Et
Tidak terbentuk
endapan pada Ep
dan Et
Eluen
Tampak noda
berwarna orange
BAB II
HASIL DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
2.1 Tabel Data Pengamatan
No Perlakuan Pengamatan
I. Praparasi Sampel
1 Ekstrak Piper retrofractum Ekstrak telah ditimbang 40 mg,
ditimbang 40 mg dimasukkan berwarna coklat, di dalam botol vial
dalam vial
2 Ekstrak dilarutkan dalam 4 mL Ekstrak belum sepenuhnya larut
methanol di dalam vial dalam 4 mL methanol di dalam vial,
masih terdapat partikel-partikel
ekstrak
3 Dilakukan sonikasi selama 5 menit Larutan ekstrak telah larut sempurna
berwarna kuning emas
4 Larutan ekstrak dibagi dua untuk Larutan ekstrak telah dibagi menjadi 2
digunakan uji dengan preparasi dan bagian dalam tabung reaksi
tanpa preparasi
II. Pengujian Tanpa Preparasi
1 Larutan ekstrak 2 mL dibagi 2 mL larutan ekstrak berwarna kuning
menjadi 4 dalam tabung reaksi emas telah terbagi 4 dalam tabung
reaksi
2 3 tabung digunakan untuk Diperoleh hasil pengujian
a. Uji Mayer’s a. Uji Mayer’s = Terbentuk endapan
(Sampel ditambahkan pereaksi berwarna kuning (setelah
Mayer’s sedikit demi sedikit, ditambahkan 20 tetes reagen
apabila terbentuk endapan Mayer’s)
kuning (+ alkaloid)) b. Uji Wagner’s = Terbentuk endapan
b. Uji Wagner’s berwarna coklat kemerahan (setelah
(Sampel ditambahkan pereaksi ditambahkan 10 tetes reagen
Wagner’s sedikit demi sedikit, Wagner’s)
apabila terbentuk endapan c. Uji Dragendroff = Tidak terbentuk
coklat kemerahan (+ alkaloid)) endapan (setelah ditambahkan 20
c. Uji Dragendroff tetes reagen Dragendroff)
(Sampel ditambahkan pereaksi
Dragendroff sedikit demi
sedikit, apabila terbentuk
endapan merah (+ alkaloid))
3. 1 tabung reaksi yang lain Larutan ekstrak ditotolkan 2 totolan
digunakan untuk uji KLT pada plat KLT menggunakan pipa
kapiler
II. Pengujian Dengan Preparasi
1 Larutan ekstrak 2 mL ditambahkan 2 mL larutan ekstrak telah ditambah
2,5 mL HCl 2,5 mL HCl dan berubah warna dari
kuning emas menjadi kuning cerah
serta volume larutan bertambah
2 Larutan ekstrak + HCl dipanaskan Larutan ekstrak + HCl telah
menggunakan waterbath selama ± dipanaskan selama 2 menit
2 menit
3 Larutan didinginkan Larutan telah dingin
4 Ditambahkan NaCl 0,15 g ke Larutan telah ditambah NaCl dan
dalam larutan tersebut telah larut. Larutan menjadi berwarna
kuning
5 Campuran larutan disaring Campuran larutan telah disaring dan
ditampung dalam tabung reaksi
6 Ditambahkan HCl 2,5 mL ke dalam Larutan yang telah disaring telah
larutan yang telah disaring ditambah 2,5 mL HCl, tidak terjadi
perubahan warna, volume larutan
bertambah
7 Ditambahkan NH3 beberapa tetes Larutan telah ditambah 22 tetes NH3
ke dalam larutan sampai terbentuk
larutan basa
8 Diukur pH dari larutan Diperoleh pH larutan = 9, sehingga
menggunakan kertas indikator pH larutan telah berada dalam kondisi
basa
9 Larutan dimasukkan ke dalam Larutan ekstrak telah masuk ke dalam
corong pisah untuk dilakukan corong pisah
ekstraksi
10 Disiapkan kloroform 2,5 mL dan 2,5 mL kloroform telah siap dan telah
dimasukkan ke dalam corong pisah dimasukkan ke dalam corong pisah
11 Campuran larutan dikocok selama Campuran larutan + kloroform telah
2 menit dikocok dan tercampur merata
12 Dibiarkan agar campuran memisah Campuran telah memisah dan
terbentuk dua lapisan, yakni lapisan
atas berwarna putih agak kekuningan
dan keruh sedangkan lapisan bawah
tidak berwarna atau bening
13 Diambil fase kloroform (fase Fase kloroform (bening) telah diambil
bawah)
14 Larutan (fase kloroform) dibagi Larutan (fase kloroform) telah dibagi
menjadi 4 bagian dalam tabung menjadi 4 dalam tabung reaksi secara
reaksi merata
15 1 tabung digunakan sebagai blanko Larutan telah ditotolkan pada plat
dan ditotolkan pada plat KLT KLT menggunakan pipa kapiler
menggunakan pipa kapiler sebanyak 2 totolan
16 3 tabung yang lain digunakan Diperoleh hasil pengujian
untuk uji pereaksi warna a. Uji Mayer’s = Tidak terbentuk
a. Uji Mayer’s endapan (setelah ditambahkan 30
(Sampel ditambahkan pereaksi tetes reagen Mayer’s)
Mayer’s sedikit demi sedikit, b. Uji Wagner’s = Tidak terbentuk
apabila terbentuk endapan endapan (setelah ditambahkan 6
kuning (+ alkaloid)) tetes reagen Wagner’s)
b. Uji Wagner’s c. Uji Dragendroff = Tidak terbentuk
(Sampel ditambahkan pereaksi endapan (setelah ditambahkan 15
Wagner’s sedikit demi sedikit, tetes reagen Dragendroff)
apabila terbentuk endapan
coklat kemerahan (+ alkaloid))
c. Uji Dragendroff
(Sampel ditambahkan pereaksi
Dragendroff sedikit demi
sedikit, apabila terbentuk
endapan merah (+ alkaloid))
17 Disiapkan eluen yang terdiri dari Eluen yang terdiri dari kloroform 9,6
kloroform : etil asetat = 70:3, mL dan etil asetat 0,4 mL (tidak
sebanyak 10 mL berwarna atau bening) telah disiapkan
18 Larutan standar piperin di totolkan Larutan standar piperin yang tidak
pada plat KLT (yang sebelumnya berwarna atau bening telah ditotolkan
telah ditotolkan sampel) pada plat KLT
19 Dieluasi plat KLT dalam eluen Plat KLT telah tereluasi
yang telah disiapkan
20 Plat KLT direndam dalam Plat KLT telah direndam dalam
penampak noda dragendroff penampak noda dragendroff
21 Plat KLT diamati pada sinar Diperoleh hasil
tampak a. 1 noda pada standar
b. 3 noda pada larutan ekstrak tanpa
preparasi
c. 1 noda pada larutan ekstrak dengan
preparasi
2.2 Pembahasan
Pada praktikum Identifikasi Senyawa Golongan Alkaloid digunakan
ekstrak Piper retrofractum yang berwarna kecoklatan yang dilarutkan dalam
metanol. Larutan ekstrak dalam metanol tersebut kemudian dibagi menjadi 2
bagian sama banyak, kemudian salah satu bagian ekstrak diberi perlakuan berupa
penambahan NH4OH, HCl, dan NaCl. Larutan ekstrak tersebut pertama – tama
ditambahkan 2,5 ml HCl 2 N. Senyawa golongan alkaloid di alam kebanyakan
berada dalam bentuk basa. Penambahan HCl 2 N tersebut yaitu agar alkaloid yang
terkandung dalam larutan ekstrak bereaksi dengan asam untuk membentuk garam.
Pada Piper retrofractum terkandung senyawa golongan alkaloid yaitu piperin.
Piperin ini merupakan senyawa alkaloid yang bersifat basa lemah, untuk
membentuk garam dibutuhkan asam kuat. Oleh karena itu, untuk membentuk
garam piperin ditambahkan HCl 2 N yang merupakan asam kuat. Alkaloid yang
bersifat basa lemah seperti piperin akan membentuk garam yang tidak stabil.
Kemudian dilakukan pemanasan dengan menggunakan water bath. Setelah
dipanaskan, larutan ekstrak yang telah ditambahkan HCl didiamkan hingga dingin
dan ditambahkan dengan NaCl sebanyak 0,15 g. Penambahan NaCl ini ditujukan
agar garam alkaloid untuk menjenuhkan larutan. Kemudian ditambahkan lagi 2,5
ml HCl. Sama seperti penambahan HCl pada pertama kali yang berfungsi untuk
menggaramkan senyawa alkaloid. Kemudian ditambahkan NH4OH sebanyak 1
ml. Penambahan NH4OH merupakan basa lemah yaitu agar bereaksi dengan
garam alkaloid dan melepaskan alkaloid dari bentuk garamnya. Kemudian larutan
diekstraksi dengan menggunakan kloroform. Pemilihan pelarut kloroform
dikarenakan kloroform merupakan pelarut yang sesuai untuk mengekstraksi
alkaloid dalam bentuk alkaloid bebas dari pelarut yang sebelumnya. Dengan
demikian dapat diperoleh senyawa alkaloid bebas yang digunakan untuk evaluasi
selanjutnya (El-Sakka, 2010).
Uji Et Ep
Tes Mayer’s + -
Tes Wagner’s + -
Tes Dragendroff - -
Keterangan:
A B C
Gambar 2. Hasil Pengamatan Larutan Ekstrak tanpa preparasi dengan pereaksi
warna A. Tes Dragendroff B. Tes Wagner C. Tes Mayer
A B C
Gambar 3. Hasil Pengamatan Larutan Ekstrak dengan preparasi dengan pereaksi
warna A. Tes Mayer B. Tes Dragendroff C. Tes Wagner
Dari hasil tersebut dapat dilihat pada gambar 2 bahwa pada sampel tanpa
preparasi menunjukkan hasil postif pada tes wagner, mayer, dan dragendroff.
Sedangkan pada sampel dengan preparasi tidak menunjukkan hasil yang positif.
Pada tes dragendroff larutan ekstrak tanpa preparasi dihasilkan endapan berwarna
kuning. Reagen dragendroff terdiri dari (Nitrooxy)oxobismuthine (BiNO 4.H2O),
asam tartarat, dan KI. Reagen ini digunakan untuk mendeteksi alkaloid dengan
mekanisme coupling antara logam berat yang terkandung dalam reagen dengan
nitrogen pada lakaloid untuk membentuk ion pair. Pada kompleks endapan yang
terbentuk mempunyai warna yang bervariasi antara jingga-merah, kuning-jingga,
merah-hitam, merah muda-ungu tergantung pada spesies. Pada ekstrak yang diuji
terbentuk endapan berwarna kuning kemerahan sehingga sudah sesuai dengan
literatur yang diperoleh (Swapna dkk., 2012).
Pada tes wagner larutan ekstrak tanpa preparasi diperoleh hasil endapan
berwarna cokelat kemerahan. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh
warna endapan sesuai dengan hasil uji alkaloid dengan tes mayer pada gambar 1
bagian kiri. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil ekstrak tanpa preparasi positif
mengandung alkaloid. Pada tes dengan reagen mayer larutan ekstrak tanpa
preparasi diperoleh hasil endapan berwarna putih kekuningan. Hal ini sesuai
dengan gambar 1 bagian kanan yang menunjukkan hasil uji alkaloid dengan
reagen mayer dimana terbentuk endapan yang sesuai dengan hasil endapan yang
diperoleh pada waktu praktikum. Mekanisme reaksi antara alkaloid dengan reagen
mayer yaitu (HgI4)- bereaksi dengan ion pair dari nitrogen yang ada pada
alkaloid, sehingga membentuk komplek endapan berwarna putih-kuning. Sama
seperti pereaksi warna lainnya, reaksi antara pereaksi dengan alkaloid didasarkan
pada coupling antara logam berat yang terkandung dalam reagen dengan nitrogen
yang terkandung dala alkaloid sehingga membentuk endapan yang berwarna khas
(Swapna, 2012).
Gambar 4. Hasil uji dengan KLT dan setelah direndam dalam pereaksi
dragendorf
Standar Ep Et
X1 = 1.5 cm X1 = 0.8 cm X1 = 0.9 cm
Rf = 1.5/8 = 0.1875 Rf = 0.8/8 =0.1 Rf = 0.9/8 = 0.1125
X2 = 1.5 cm
Rf = 1.5/8 = 0.1875
X3 = 2 cm
Rf = 2/8 = 0.25
Pada standar terdapat satu noda dengan Rf 0.1875, nilai Rf tersebut sama dengan
nilai Rf2 dari ekstrak tanpa preparasi. Pada ekstrak tanpa preparasi terdapat 3 noda
dengan Rf secara berturut-turut adalah 0.1125; 0,1875; dan 0.25. Sedangkan pada
ekstrak dengan preparasi didapatkan satu noda dengan Rf 0.1. Berdasarkan
Harborne (1987) nilai Rf dari standar, ekstrak dengan preparasi, dan ekstrak tanpa
preparasi masuk dalam kisaran 12 alkaloid yang paling umum yaitu 0,07 – 0,62.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aksara, Riska, Weny J.A. Musa, La Alio. 2013. Identifikasi Senyawa Alkaloid
Dari Ekstrak Metanol Kulit Batang Mangga (Mangifera indica L) . Jurnal
Entropi, Volume Viii, Nomor 1, Februari 2013.
El-Sakka, M.A. 2010. Phytochemistry (3) Alkaloids. Third Edition. Al Ahzar
University, Kairo.
Ewing, Galen Wood. 1985. Instrumental of Chemical Analysis Fifth edition.
McGraw-Hill. Singapore.
Harborne,J.B. 1987. Metode Fitokimia. ITB, Bandung.
Jha, D.K., Panda, L., Lavanya, P. 2012. Detection and Confirmation of Alkaloids
in Leaves of Justica adhatoda and Bioinformatics Approachh to Elicit Its
Anti-tuberculosis Activity. Journal of Application Biochemichal
Biotechnology. 168: 980-990.
Pradip, Ghogare, Chavan Vijay, Singh Priya, Lambe Sujata, Hembade
Mahendra,Lukkad Harish.2014. Recent Alkaloids From Dalbergia Sissoo And
Various Herbs As Anticancer Agents. International Journal of Traditional
System of Medicine.
Swapna P R, Deepthi , Junise , Shibin , Senthila , Rajesh R.2012. Isolation,
identification and antimycobacterial evaluation of piperine from Piper
longum. Der Pharmacia Lettre, 2012, 4 (3):863-868.
Swapna, D.P.R., Junise, V., Shibin, P., Senthila, S., Rajesh, R.S. 2012. Isolaton,
Identification, and Antimicrobacterial Evaluation of Piperine from Piper
longum. Journal of Der Pharmacia Lettre. Vol 4(3): 863-868.