Anda di halaman 1dari 9

Dalam materi ini dijelaskan tentang "Menyusun Kerangka Ilmiah yang mencakup penentuan

ide, menggali ide, menata ide, dan menuliskan alur gagasan".


Topik adalah hal paling dasar yang harus ditentukan terlebih dahulu sebelum
menyusun karya ilmiah. Fungsi topik adalah untuk menentukan landasan yang dapat
dipergunakan oleh seorang penulis untuk menyampaikan maksudnya.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memancing ide guna menentukan topik,
antara lain :
 Perhatikan fenomena atau peristiwa yang sedang “happening”. Hal ini bisa dilakukan
dengan menonton tv, membaca media massa ataupun media sosial.
 Memanfaatkan pengalaman. Pengalaman pribadi pun sangat bisa dijadikan ide atau topik
untuk sebuah tulisan.
 Lakukan perjalanan. Cara ini sering digunakan banyak orang dan terbukti ampuh
memberikan inspirasi dalam menulis.
 Sering berkumpul, berdiskusi, dan bertukar fikiran. Interaksi dengan seseorang atau
sekelompok orang terkadang mampu memicu ide yang mungkin tidak terfikirkan oleh kita
sebelumnya.
 Membaca buku. 
Ada beberapa cara untuk penulis dalam menentukan topik dalam karya ilmiah. Cara
yang dapat digunakan untuk menemukan topik tersebut adalah sebagai berikut :
a. Brainstorming
Brainstorming biasanya dilakukan dalam kelompok. Brainstorming dapat dilakukan dengan
diskusi atau musyawarah, tanpa ada tanggapan dari pihak lain. Semua ide dicatat dan
selanjutnya akan dipertimbangkan oleh seluruh anggota.
b. Perenungan atau mediasi
Perenungan merupakan cara berpikir analitis-logis dengan berkonsentrasi penuh terhadap
suatu masalah. Melalui cara ini, diharapkan dapat tercipta konsep-konsep, ide-ide baru, dan
gagasan baru.
c. Pengembangan formula jurnalistik
Dalam menemukan topik, penulis dapat menggunakan formula jurnalistik dalam bahasa
Inggris, yang biasa dikenal dengan 5W1H ( who, what, when, where, why, dan how). Cara ini
juga banyak digunakan dalam penulisan karya tulis lainnya, seperti koran, majalah, dan lain-
lain, karena formula ini cukup sederhana dan pengembangannya mudah.
Dalam penulisan karya ilmiah, ada beberapa pola atau alur yang saling
berkesinambungan yang dapat digunakan. Antara lain :
a. Pola memecah topik
Pola ini memecah topik yang masih berada dalam lingkup besar/umum menjadi subtopik atau
bagian-bagian yang lebih kecil dan khusus kemudian masing-masing bagian tersebut
dipaparkan dengan proses analisis. Pola ini sering digunakan dalam karya tulis yang
berbentuk buku, petunjuk teknis, prosedur atau langkah kegiatan, panduan dan diktat atau
modul pelajaran. Dalam karya ilmiah ini, penulis berusaha untuk menuntun pembaca agar
mampu mengikuti jalan pikirannya langkah demi langkah.
b. Pola masalah dan pemecahannya
Pola ini terlebih dahulu mengemukakan masalah yang masih berada dalam lingkup pokok
bahasan dengan jelas, kemudian dilanjutkan dengan menganalisa pemecahan masalah yang
dikemukakan oleh para ahli di bidang keilmuan yang bersangkutan. Dari berbagai alternatif
pemecahan masalah yang diutarakan disimpulkan satu pemecahan masalah yang terbaik
menurut penulis.
c. Pola berpikir induktif
Penulis mengupas masalah mulai dari bagian-bagian yang kecil, contohcontoh, rincian-
rincian kemudian diakhiri dengan menyimpulkan. Kesimpulan dibuat dalam suatu pernyataan
umum. Ada beberapa kata kunci yang sering digunakan untuk membuat kesimpulan yaitu:
“jadi, dengan demikian, oleh sebab itu, ternyata …”. Pola iduktif banyak digunakan pada
karya tulis ilmiah hasil penelitian.
d. Pola berpikir deduktif
Pola deduktif merupakan kebalikan dari pola pikir induktif. Penulis mengawali menulis dari
hal- hal yang bersifat umum kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat pendukung gagasan
awal tadi. Pola ini sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah hasil pemikiran. Penulis
mengawali dengan temuan, teori dan pernyataan yang sudah umum terjadi kemudian mencari
kalimatkalimat pendukung yang menguatkan mengapa hal itu terjadi. Masih berkaitan dengan
topik sebelumnya, penulis membalik dengan menulis apa yang disimpulkan dalam pola piker
induktif menjadi awal paragraf pada pola pikir deduktif.
e. Pola kronologi
Pada pola kronologi, topik ditulis berdasarkan urut-urutan peristiwa yang terjadi. Pola
kronologi sering digunakan dalam cerita sejarah, biografi, atau reportase yang menceritakan
kembali urutan terjadinya suatu peristiwa. Contoh: misalnya seorang jurnalis akan
melaporkan urutan kejadian kecelakan pesawat udara, rangkaian upacara adat dan reka ulang
pembunuhan. Agar pembaca mudah mengikuti jalan pikiran dari penulis, maka sebaiknya
penulis memaparkan peristiwa tersebut berdasarkan kronologis waktu. Pola kronologi dapat
menjadi pola utama dalam karya ilmiah berbentuk laporan kegiatan PI, laporan
pengembangan dan laporan penelitian tindakan. Dalam bentuk laporan ini, secara
kronologis penulis melaporkan kegiatan mulai dari persiapan/perencanaan kegiatan,
proses/pelaksanaan kegiatan, hasil dan evaluasi kegiatan.
f. Pola pendapat dan alasan
Pola pendapat dan alasan dipakai apabila penulis yang akan mengemukakan pendapatnya
sendiri tentang topik yang sedang ditulisnya, lalu menunjukkan alasan pemikiran yang
mendorong ke arah pernyataan pendapat itu. Pola ini banyak diterapkan pada karya ilmiah
hasil pemikiran. Penulis tidak menggunakan referensi tetapi berdasarkan hasil pemikirannya
dia memberi argumen-argumen yang rasional terhadap pernyataannya. Pola pendapat dan
alasan banyak dihasilkan oleh pejabat, tokoh masyarakat atau public figure. Pernyataan
pendapat biasanya disampaikan pada saat mereka diwawancarai. Jurnalis melaporkan
kembali hasil wawancara tersebut dalam bentuk karya tulis.
g. Pola pembandingan
Pola pembandingan digunakan jika penulis ingin membandingkan dua aspek atau lebih dari
suatu topik dan menunjukkan persamaan dan perbedaannya. Pola ini diikuti apabila penulis
mempunyai beberapa alternatif untuk mengatasi sebuah permasalahan yang diangkat dalam
topik tulisan. Dalam suatu karya tulis ilmiah, penulis pada umumnya menggabungkan
beberapa pola penulisan yang dianggap perlu. Pola-pola penyusanan karya ilmiah di atas
dapat dikombinasikan satu dengan yang lain sesuai dengan kebutuhan untuk menghadirkan
sebuah tulisan yang kaya ide.

Pertanyaan
Dian Fortuna Dewi
1. Ada beberapa cara untuk penulis dalam menentukan topik dalam karya ilmiah. Sebutkan
apa saja dan jelaskan!
a. Brainstorming
Brainstorming biasanya dilakukan dalam kelompok. Brainstorming dapat dilakukan dengan
diskusi atau musyawarah, tanpa ada tanggapan dari pihak lain. Semua ide dicatat dan
selanjutnya akan dipertimbangkan oleh seluruh anggota.
b. Perenungan atau mediasi
Perenungan merupakan cara berpikir analitis-logis dengan berkonsentrasi penuh terhadap
suatu masalah. Melalui cara ini, diharapkan dapat tercipta konsep-konsep, ide-ide baru, dan
gagasan baru.
c. Pengembangan formula jurnalistik
Dalam menemukan topik, penulis dapat menggunakan formula jurnalistik dalam bahasa
Inggris, yang biasa dikenal dengan 5W1H ( who, what, when, where, why, dan how). Cara ini
juga banyak digunakan dalam penulisan karya tulis lainnya, seperti koran, majalah, dan lain-
lain, karena formula ini cukup sederhana dan pengembangannya mudah.

2. Bagaimana cara yang mudah untuk menemukan ide topik sebelum menyusun kerangka
karya ilmiah?
- Perhatikan fenomena atau peristiwa yang sedang “happening”. Hal ini bisa dilakukan
dengan menonton tv, membaca media massa ataupun media sosial.
- Memanfaatkan pengalaman. Pengalaman pribadi pun sangat bisa dijadikan ide atau topik
untuk sebuah tulisan.
- Lakukan perjalanan. Cara ini sering digunakan banyak orang dan terbukti ampuh
memberikan inspirasi dalam menulis.
- Sering berkumpul, berdiskusi, dan bertukar fikiran. Interaksi dengan seseorang atau
sekelompok orang terkadang mampu memicu ide yang mungkin tidak terfikirkan oleh kita
sebelumnya.
-Membaca buku. 
CHANDRA PRATAMA PANGARIBUAN
1. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan topik pada karya ilmiah!
a. Penelitian sesuai dengan bidang si peneliti Penelitian yang dilakukan haruslah sesuai
dengan bidang studi yang di dalami oleh peneliti. Peneliti wajib memahami dengan jelas apa
saja wilayah kajian bidang studinya sehingga peneliti tidak akan meneliti di luar bidang
studinya.
b. Bermanfaat bagi masyarakat khususnya subjek penelitian
Penelitian yang dilakukan harus bermanfaat bagi bidang studinya. Penelitian akan sangat
terasah manfaatnya apabila langsung diterapkan dalam kehidupan nyata.
c. Mengetahui hakikat dasar perbedaan jenis penelitian
Hal ini dirasa begitu penting sehingga peneliti nantinya mampu menggunakan metode
penelitian sesuai dengan penelitian yang ia lakukan (Rahardjo dalam  majalah pendidikan,
2011).
d. Masalah yang diambil bersifat baru
Ada baiknya mengembangkan dan menemukan sesuatu yang baru tentu akan  lebih dihargai
daripada hanya sekadar meniru apa lagi plagiasi (jiplak).
e. Tema yang sedang tren (hot topik)
Tema yang sedang tren biasanya akan memenuhi persyaratan kampus dan akan disetujui oleh
pembimbing. Seorang peneliti juga tak perlu ragu untuk bertanya kepada pembimbingnya
tentang topik yang hangat dikalangan bidang studinya (sri widyaningsih: 2012).
f. Dalam jangkauan peneliti (Manageable topic)
Topik yang akan dijadikan penelitian itu hendaknya tidak berada di luar jangkauan
kemampuan si peneliti. Maka dalam memilihnya, perlu mempertimbangkan beberapa segi,
antara lain: kemampuan memecahkan masalah dalam topik. Dalam Manageable topic ini juga
perlu memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Tersedia dana yang cukup
- Batas waktu untuk menyelesaikan penelitian
- Sponsor dan konsultan
- Kerja sama dengan pihak lain
g. Data dari topik mudah didapatkan (Obtainable data)
Meskipun peneliti dapat memilih topik yang sangat baik, namun belum tentu data yang
diperlukan tersedia dan mudah diperoleh. Maka peneliti perlu menyesuaikan antara topik
penelitian dan kemudahan dalam memeroleh data penlitian.
h. Topik yang dipilih haruslah penting untuk diteliti. Ada dua hal yang menjadi pertimbangan
dalam memilih  topik yang penting yaitu: pertama, sumbangan hasil penelitiannya dapat
memenuhi minat akademis dan minat masyarakat luas; kedua, sifat topik tidak merupakan
duplikasi dari topik-topik yang telah diteliti oleh orang lain.
i. Hendaknya, topik penelitian tersebut menarik sehingga menimbulkan minat dan semangat
peneliti untuk melakukan penelitian berdasarkan topik yang telah ia tentukan (Hadi dalam
Tanjung dan Ardial, 2005: 14-18).
2. Jelaskan pola yang dapat digunakan dalam alur suatu karya ilmiah !
a. Pola memecah topik
Pola ini memecah topik yang masih berada dalam lingkup besar/umum menjadi subtopik atau
bagian-bagian yang lebih kecil dan khusus kemudian masing-masing bagian tersebut
dipaparkan dengan proses analisis. Pola ini sering digunakan dalam karya tulis yang
berbentuk buku, petunjuk teknis, prosedur atau langkah kegiatan, panduan dan diktat atau
modul pelajaran. Dalam karya ilmiah ini, penulis berusaha untuk menuntun pembaca agar
mampu mengikuti jalan pikirannya langkah demi langkah.
b. Pola masalah dan pemecahannya
Pola ini terlebih dahulu mengemukakan masalah yang masih berada dalam lingkup pokok
bahasan dengan jelas, kemudian dilanjutkan dengan menganalisa pemecahan masalah yang
dikemukakan oleh para ahli di bidang keilmuan yang bersangkutan. Dari berbagai alternatif
pemecahan masalah yang diutarakan disimpulkan satu pemecahan masalah yang terbaik
menurut penulis.
c. Pola berpikir induktif
Penulis mengupas masalah mulai dari bagian-bagian yang kecil, contohcontoh, rincian-
rincian kemudian diakhiri dengan menyimpulkan. Kesimpulan dibuat dalam suatu pernyataan
umum. Ada beberapa kata kunci yang sering digunakan untuk membuat kesimpulan yaitu:
“jadi, dengan demikian, oleh sebab itu, ternyata …”. Pola iduktif banyak digunakan pada
karya tulis ilmiah hasil penelitian.
d. Pola deduktif
Pola deduktif merupakan kebalikan dari pola pikir induktif. Penulis mengawali menulis dari
hal-hal yang bersifat umum kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat pendukung gagasan
awal tadi. Pola ini sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah hasil pemikiran. Penulis
mengawali dengan temuan, teori dan pernyataan yang sudah umum terjadi kemudian mencari
kalimatkalimat pendukung yang menguatkan mengapa hal itu terjadi. Masih berkaitan Bahasa
Indonesia 8 dengan topik sebelumnya, penulis membalik dengan menulis apa yang
disimpulkan dalam pola pikir induktif menjadi awal paragraph pada pola pikir deduktif.
e. Pola kronologi
Pada pola kronologi, topik ditulis berdasarkan urut-urutan peristiwa yang terjadi. Pola
kronologi sering digunakan dalam cerita sejarah, biografi, atau reportase yang menceritakan
kembali urutan terjadinya suatu peristiwa. Pola kronologi dapat menjadi pola utama dalam
karya ilmiah berbentuk laporan kegiatan PI, laporan pengembangan dan laporan penelitian
tindakan. Dalam bentuk laporan ini, secara kronologis penulis melaporkan kegiatan mulai
dari persiapan/perencanaan kegiatan, proses/pelaksanaan kegiatan, hasil dan evaluasi
kegiatan.
f. Pola pendapat dan alasan
Pola pendapat dan alasan dipakai apabila penulis yang akan mengemukakan pendapatnya
sendiri tentang topik yang sedang ditulisnya, lalu menunjukkan alasan pemikiran yang
mendorong ke arah pernyataan pendapat itu. Pola ini banyak diterapkan pada karya ilmiah
hasil pemikiran. Penulis tidak menggunakan referensi tetapi berdasarkan hasil pemikirannya
dia memberi argumen-argumen yang rasional terhadap pernyataannya. Pola pendapat dan
alasan banyak dihasilkan oleh pejabat, tokoh masyarakat atau public figure. Pernyataan
pendapat biasanya disampaikan pada saat mereka diwawancarai. Jurnalis melaporkan
kembali hasil wawancara tersebut dalam bentuk karya tulis.
g. Pola pembandingan
Pola pembandingan digunakan jika penulis ingin membandingkan dua aspek atau lebih dari
suatu topik dan menunjukkan persamaan dan Bahasa Indonesia 9 perbedaannya. Pola ini
diikuti apabila penulis mempunyai beberapa alternatif untuk mengatasi sebuah permasalahan
yang diangkat dalam topik tulisan. Dalam suatu karya tulis ilmiah, penulis pada umumnya
menggabungkan beberapa pola penulisan yang dianggap perlu. Pola-pola penyusanan karya
ilmiah di atas dapat dikombinasikan satu dengan yang lain sesuai dengan kebutuhan untuk
menghadirkan sebuah tulisan yang kaya ide.
Crisila Nataniah
1. Sebutkan dan jelaskan secara singkat 3 cara dalam menulis alur gagasan!
a.Pola memecah topik
Pola ini memecah topik yang masih berada dalam lingkup besar/umum menjadi subtopik
atau bagian-bagian yang lebih kecil dan khusus kemudian masing-masing bagian tersebut
dipaparkan dengan proses analisis. Pola ini sering digunakan dalam karya tulis yang
berbentuk buku, petunjuk teknis, prosedur atau langkah kegiatan, panduan dan diktat atau
modul pelajaran. Dalam karya ilmiah ini, penulis berusaha untuk menuntun pembaca agar
mampu mengikuti jalan pikirannya langkah demi langkah.
b. Pola masalah dan pemecahannya
Pola ini terlebih dahulu mengemukakan masalah yang masih berada dalam lingkup pokok
bahasan dengan jelas, kemudian dilanjutkan dengan menganalisa pemecahan masalah
yang dikemukakan oleh para ahli di bidang keilmuan yang bersangkutan. Dari berbagai
alternatif pemecahan masalah yang diutarakan disimpulkan satu pemecahan masalah yang
terbaik menurut penulis.
c. Pola berpikir induktif
Penulis mengupas masalah mulai dari bagian-bagian yang kecil, contoh, rincian-rincian
kemudian diakhiri dengan menyimpulkan. Kesimpulan dibuat dalam suatu pernyataan
umum. Ada beberapa kata kunci yang sering digunakan untuk membuat kesimpulan
yaitu: “jadi, dengan demikian, oleh sebab itu, ternyata …”. Pola iduktif banyak digunakan
pada karya tulis ilmiah hasil penelitian.
2. Jelaskan cara-cara yang dapat dilakukan dalam menemukan topik!
a. Brainstorming
Brainstorming biasanya dilakukan dalam kelompok. Brainstorming dapat dilakukan dengan
diskusi atau musyawarah, tanpa ada tanggapan dari pihak lain. Semua ide dicatat dan
selanjutnya akan dipertimbangkan oleh seluruh anggota.
b. Perenungan atau mediasi
Perenungan merupakan cara berpikir analitis-logis dengan berkonsentrasi penuh terhadap
suatu masalah. Melalui cara ini, diharapkan dapat tercipta konsep-konsep, ide-ide baru, dan
gagasan baru.
c. Pengembangan formula jurnalistik
Dalam menemukan topik, penulis dapat menggunakan formula jurnalistik dalam bahasa
Inggris, yang biasa dikenal dengan 5W1H ( who, what, when, where, why, dan how). Cara ini
juga banyak digunakan dalam penulisan karya tulis lainnya, seperti koran, majalah, dan lain-
lain, karena formula ini cukup sederhana dan pengembangannya mudah.
saniyah salma
1.Sebutkan 2 manfaat menuliskan alur gagasan?
a.Bisa mempermudah sebuah karya tulis bisa lebih runtut dan sistematis.
b.Karya tulis (karangan) memiliki pondasi yang kokoh dalam mengembangkan alur cerita
2.bagaimana cara memilih topik yang baik?
a) topik itu sudah dikuasai
b) topik itu paling menarik perhatian
c) topik itu ruang lingkupnya terbatas
d) data itu objektif
e) memiliki prinsip-prinsip ilmiah (ada landasan teori atau teori-teori
sebelumnya
f) memiliki sumber acuan.
Denisa Sofwatuna N.
1. Apa saja tahapan yang harus dilakukan sebelum menulis suatu karya ilmiah? Jelaskan
dan berikan contoh.
a. Menentukan Topik
b. Menggali Ide
c. Menata Ide
d. Menulis Alur Gagasan
2. Dalam menentukan suatu topik, apa saja yang menjadi pertimbangan penulis?
Jelaskan!
a. Penelitian sesuai dengan bidang si peneliti Penelitian yang dilakukan haruslah sesuai
dengan bidang studi yang di dalami oleh peneliti. Peneliti wajib memahami dengan jelas apa
saja wilayah kajian bidang studinya sehingga peneliti tidak akan meneliti di luar bidang
studinya.
b. Bermanfaat bagi masyarakat khususnya subjek penelitian
Penelitian yang dilakukan harus bermanfaat bagi bidang studinya. Penelitian akan sangat
terasah manfaatnya apabila langsung diterapkan dalam kehidupan nyata.
c. Mengetahui hakikat dasar perbedaan jenis penelitian
Hal ini dirasa begitu penting sehingga peneliti nantinya mampu menggunakan metode
penelitian sesuai dengan penelitian yang ia lakukan (Rahardjo dalam  majalah pendidikan,
2011).
d. Masalah yang diambil bersifat baru
Ada baiknya mengembangkan dan menemukan sesuatu yang baru tentu akan  lebih dihargai
daripada hanya sekadar meniru apa lagi plagiasi (jiplak).
e. Tema yang sedang tren (hot topik)
Tema yang sedang tren biasanya akan memenuhi persyaratan kampus dan akan disetujui oleh
pembimbing. Seorang peneliti juga tak perlu ragu untuk bertanya kepada pembimbingnya
tentang topik yang hangat dikalangan bidang studinya (sri widyaningsih: 2012).
f. Dalam jangkauan peneliti (Manageable topic)
Topik yang akan dijadikan penelitian itu hendaknya tidak berada di luar jangkauan
kemampuan si peneliti. Maka dalam memilihnya, perlu mempertimbangkan beberapa segi,
antara lain: kemampuan memecahkan masalah dalam topik. Dalam Manageable topic ini juga
perlu memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Tersedia dana yang cukup
- Batas waktu untuk menyelesaikan penelitian
- Sponsor dan konsultan
- Kerja sama dengan pihak lain
g. Data dari topik mudah didapatkan (Obtainable data)
Meskipun peneliti dapat memilih topik yang sangat baik, namun belum tentu data yang
diperlukan tersedia dan mudah diperoleh. Maka peneliti perlu menyesuaikan antara topik
penelitian dan kemudahan dalam memeroleh data penlitian.
h. Topik yang dipilih haruslah penting untuk diteliti. Ada dua hal yang menjadi pertimbangan
dalam memilih  topik yang penting yaitu: pertama, sumbangan hasil penelitiannya dapat
memenuhi minat akademis dan minat masyarakat luas; kedua, sifat topik tidak merupakan
duplikasi dari topik-topik yang telah diteliti oleh orang lain.
i. Hendaknya, topik penelitian tersebut menarik sehingga menimbulkan minat dan semangat
peneliti untuk melakukan penelitian berdasarkan topik yang telah ia tentukan (Hadi dalam
Tanjung dan Ardial, 2005: 14-18).

Anda mungkin juga menyukai