1. Identifikasi masalah = Agar seorang ilmuwan mempunyai mata yang jeli untuk
menemukan masalah, dia harus cukup berlatih. Hal-hal yang menjadi sumber
masalah, terutama adalah:
a. Bacaan : merupakan laporan hasil penelitian, mudah dijadikan sumber
masalah penelitian karena laporan penelitian yang baik mencantumkan
rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut.
b. Seminar, Diskusi, dan Pertemuan-pertemuan Ilmiah : juga merupakan sumber
masalah penelitian yang sangat kaya, karena dalam kegiatan-kegiatan itu para
profesional melihat, menelaah hal-hal yang dipersoalkan secara profesional.
c. Pernyataan pemegang otoritas : baik pemegang otoritas pemerintahaan
maupun pemegang otoritas dalam ilmu tertentu, dapat menjadi sumber masalah
penelitian.
d. Pemegang sepintas : sering kali terjadi, seseorang menemukan masalah
penelitian dalam suatu perjalanan. Seorang ahli komunikasi massa dan seorang
ahli pemasaran, dapat menemukan masalah penelitian masing-masing ketika
melihat kerumunan orang yang sedang menjual jamu kuat.
e. Pengalaman Pribadi : sering pula menjadi sumber permasalahan penelitian.
Dalam ilmu-ilmu sosial, pengalaman pribadi bahkan sangat menjadi sumber
masalah penelitian.
f. Perasaan Intuitif : tidak jarang terjadi, masalah penelitian muncul dalam
pikiran peneliti ketika bangun tidur, atau ketika sedang istirahat. Dan ternyata
ketika tidur atau istirahat terjadi semacam konsolidasi atau pengendapan
berbagai informasi yang berkaitan dengan topik penelitian yang akan diteliti,
kemudian muncul dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan atau masalah
penelitian.
2. Pemilihan Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, belum merupakan jaminan masalah tersebut
layak dan sesuai untuk diteliti. Jika identifikasi masalah hanya menemukan satu
masalah pun, masalaha tersebut tetap harus dipertimbangkan layak dan sesuai-
tidaknya untuk diteliti. Untuk menentukan layak dan sesuai untuk diteliti atau
tidak, pada dasarnya dilakukan dari 2 sisi, yaitu:
b. Pertimbangan dari Sisi Calon Peneliti : dari sisi calon peneliti, perlu
dipertimbangkan apakah masalah tersebut sesuai dengan calon peneliti, dalam
arti manageable atau tidak bagi calon peneliti. Manageability dilihat dari 5 segi,
yaitu: 1.biaya yang tersedia; 2.waktu yang digunakan; 3.alat-alat dan
perlengkapan yang tersedia; 4.bekal kemampuan teoritik; 5.penggunaan metode
yang diperlukan. Setiap calon perlu menanyakan pada diri sendiri apakah
masalah tersebut sesuai dengannya atau tidak. Jika tidak, sebaiknya dipilih
masalah lain atau dimodifikasi.
3. Perumusan Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, maka masalah perlu dirumuskan. Perumusan ini
penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi masalah-masalah
selanjutnya. Terdapat saran-saran dalam merumuskan masalah, yaitu: a.
masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya; b.rumusan
masalah hendaklah padat dan jelas; c.rumusan itu hendaklah memberi petunjuk
tentang kemungkinan mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.