Anda di halaman 1dari 32

Pelayanan Farmasi

Pengelolaan perbekalan farmasi di Puskesmas


Definisi Puskesmas puskesmas adalah unit
pelaksanaan teknis dinas
Kesehatan
kabupaten/kota yang
bertanggung jawab
Bentuk kegiatan pokok puskesmas menyelenggarakan
adalah : pembangunan Kesehatan
disuatu wilayah kerja.
1. Kurativ (Pengobatan)
2. Preventif ( Pelayanan)
3. Promotif (Pelayanan)
4. Rehabilitatif (Pemulihan)
Fungsi Puskesmas
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat atau
mengedukasi masyarakat di wilayah
kerjanya dalam rangka kemampuan untuk
hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan masyarakat di wilayah
kerjanya.

Kegiatan puskesmas :
1. Upaya Kesehatan wajib
2. Upaya Kesehatan pengembangan
3. Upaya Kesehatan penunjang, Farmasi,
Pelayanan kefarmasian

20XX presentation title 3


Kegiatan pokok puskesmas:
fasilitas pendukung:
1. Kesejahteraan ibu dan anak
1. puskesmas pembantu 2. keluarga berencana
2. puskesmas keliling 3. Peningkatan gizi
3. bidan 4. Kesehatan lingkungan
5. Pencegahan dan pemberantasan
4. posyandu penyakit menular
6. Pengobatan pelayanan darurat
karena kecelakaan
7. Penyuluhan
8. Kesehatan sekolah
9. Kesehatan keluarga
10. Kesehatan lanjut usia
11. Kesehatan kerja
Pengelolaan obat di Puskesmas
Pengelolaan obat di puskesmas merupakan rangkaian kegiatan
puskesmas yang menyangkutaspek perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian, dan pengawasan obat

Tujuan pengelolaan obat di Puskesmas adalah untuk


mengoptimalkan penggunaan obat secara tepat dan rasional.
20XX presentation title 6
20XX presentation title 7
Tahapan perencanaan kebutuhan
obat dan BMHP meliputi :
1. Pemilihan
2. Perhitungan kebutuhan
3. Kompilasi penggunaan
4. Evaluasi perencanaan

8
Pengadaan
Pengadaan obat di puskesmas, dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan melakukan permintaan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan pengadaan mandiri (pembelian).

20XX presentation title 9


NOV 20XX
disseminate standardized metrics

JAN 20XX
coordinate e-business applications

MAY 20XX
deploy strategic networks with
compelling e-business needs
Permintaan terbagi atas dua
yaitu :

b. Permintaan khusus
Dilakukan diluar jadwal
a. Permintaan rutin distribusi rutin. Proses
Dilakukan sesuai dengan jadwal permintaan khusus sama dengan
yang disusun oleh Dinas proses permintaan rutin.
Kesehatan Kabupaten/Kota Permintaan khusus dilakukan
sesuai dengan kebutuhan dan
apabila :
kondisi masing– masing
puskesmas. 1) Kebutuhan meningkat
2) Terjadi kekosongan obat
3) Ada Kejadian Luar Biasa
20XX presentation title(KLB/Bencana) 11
Pengadaan
mandiri
Pengadaan obat secara mandiri oleh Puskesmas dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. Puskesmas dapat melakukan pembelian obat ke distributor. Jika terjadi
kekosongan persediaan dan kelangkaan di fasilitas distribusi, Puskesmas dapat melakukan
pembelian obat ke apotek.

Pembelian dapat dilakukan dengan dua mekanisme :

1) Puskesmas dapat membeli obat hanya untuk memenuhi kebutuhan obat yang diresepkan dokter
2) Jika letak puskesmas jauh dari apotek, puskesmas dapat menggunakan SP (Surat Pemesanan),
dimana obat yang tidak tersedia di fasilitas distribusi dapat dibeli sebelumnya, sesuai dengan
stok yang dibutuhkan.

20XX presentation title 12


20XX presentation title 13
Sediaan farmasi dan BMHP hasil permintaan
dapat dilakukan penerimaan setelah
mendapatkan persetujuan dari Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota atau pejabat yang
diberi wewenang. Petugas penerima obat wajib
melakukan pengecekan terhadap obat yang
diserahterimakan sesuai dengan isi dokumen
dan ditandatangani oleh petugas penerima serta
diketahui oleh Kepala Puskesmas.

Petugas penerima dapat menolak apabila


terdapat kekurangan dan kerusakan obat. Setiap
penambahan obat dicatat dan dibukukan pada
buku penerimaan obat dan kartu stok.
20XX presentation title 14
Langkah-langkah distribusi obat :

1. Menentukan frekuensi distribusi dengan


mempertimbangkan :
a. Jarak distribusi.
b. Biaya distribusi yang tersedia. :

2. Menentukan jumlah dan jenis obat yang diberikan dengan


mempertimbangkan:
a. Pemakaian rata-rata per periode untuk setiap jenis obat.
b. Sisa stok.
c. Pola penyakit.
d. Jumlah kunjungan di masing-masing jaringan pelayanan
3. Melaksanakan penyerahan obat ke jaringan pelayanan puskesmas.

Obat diserahkan bersama-sama dengan form LPLPO jaringan


pelayanan puskesmas yang ditandatangani oleh penanggungjawab
jaringan pelayanan puskesmas dan pengelola obat puskesmas induk
sebagai penanggungjawab pemberi obat.
1. Pengendalian ketersediaan

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengendalikan ketersediaan obat di


puskesmas :
a. Melakukan substitusi obat dalam satu kelas terapi dengan persetujuan
dokter/dokter gigi penanggung jawab pasien.
b. Mengajukan permintaan obat ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
c. Apabila obat yang dibutuhkan sesuai indikasi medis di puskesmas tidak
dapat dipenuhi oleh Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota dan tidak tercantum
dalam formularium nasional atau e katalog obat, maka dapat dilakukan
pembelian obat sesuai formularium puskesmas dengan persetujuan kepala
puskesmas.
d. Mekanisme pengadaan obat diluar Formularium Nasional dan ekatalog
obat dilakukan sesuai dengan peraturan perundangundangan.
2. Pengendalian penggunaan
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai