Anda di halaman 1dari 42

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas) adalah suatu sarana pelayanan

kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia, puskesmas merupakan fasilitas

pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan

pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, yang dilaksanakan

secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep upaya kesehatan ini

menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan di

Indonesia termasuk puskesmas. Pelayanan kefarmasian di puskesmas merupakan

satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan yang

berperan penting dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Praktik kerja industri merupakan wujud aplikasi terpadu antara sikap,

kemampuan, dan keterampilan, yang diperoleh siswa. Pelaksanaan praktik kerja

industri di berbagai instansi akan sangat berguna bagi siswa untuk mendapatkan

ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Praktik kerja industri

merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian nasional di SMKS Kesehatan

Rambah Samo. Melalui praktik kerja industri siswa akan mendapat kesempatan

untuk mengembangkan cara berpikir, menambah ide-ide yang berguna dan dapat

menambah pengetahuan sehingga dapat menumbuhkan rasa disiplin dan tanggung

jawab terhadap apa yang ditugaskan kepadanya.

1| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


1.2 Tujuan

Adapun tujuan praktik kerja industri antara lain :

1) Mendapatkan pengalaman langsung tentang kegiatan puskesmas dan

dapat mengaplikasikan ilmu yang dipelajari di sekolah melalui kegiatan

yang ada di puskesmas.

2) Mengetahui dan memahami tentang kegiatan pelayanan resep di

puskesmas

3) Mengetahui cara penyimpanan obat, administrasi dan perbekalan

farmasi di puskesmas

4) Dapat membaca resep dokter dengan benar, menulis etiket dan

menyerahkan obat ke pasien.

5) Dapat melakukan peracikan obat di apotek serta mengetahui cara

pemesanan obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, psikotropika,

dan Narkotika.

1.3 Tujuan Penulisan Laporan

Adapun tujuan dari penulisan laporan antara lain, sebagai berikut :

1) Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian nasional di SMKS

Kesehatan Rambah Samo

2) Agar siswa terlatih untuk memper-tanggung jawabkan sesuatu yang

telah dilakukan

3) Agar siswa mampu membuat laporan tertulis secara sistematis

2| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


1.4 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan praktik kerja industri ini dilakukan pada tanggal 02 januari sampai

dengan tanggal 13 april 2020.

Tempat : Puskesmas Rambah Hilir I

Alamat : Jln. Jendral Sudirman-Muara Rumbai, kecamatan Rambah Hilir,

kabupaten rokan hulu

Adapun jadwal pelaksanaan prakerin di puskesmas Rambah Hilir I antara lain

Tabel 1. Jadwal prakerin


No Hari Masuk Istirahat Pulang
1. Senin 07:30 12:00-13:00 14:30
2. Selasa 07:30 12:00-13:00 14:30
3. Rabu 07:30 12:00-13:00 14:30
4. Kamis 07:30 12:00-13:00 14:30
5. Jum`at 07:30 - 11:30
6. Sabtu 07:00 - 12:00

BAB II

PEMBAHASAN

3| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


2.1 Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP

Pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)

merupakan salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian yang dimulai dari

perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,

pengendalian, pencatatan, dan pelaporan. Tujuannya adalah untuk menjamin

kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan sediaan farmasi dan bahan medis

habis pakai secara efisien, efektif, dan rasional, meningkatkan kemampuan tenaga

kefarmasian, mewujudkan sistem informasi, dan melaksanakan pengendalian

mutu pelayanan. Di dalam melakukan sediaan farmasi terdapat berbagai kegiatan

pengelolaan sediaan farmasi di dalamnya yang dilakukan di gudang obat. Gudang

obat puskesmas adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan perbekalan

sediaan farmasi. kegiatan pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di gudang

meliputi :

2.1.1 Perencanaan

Perencanaan adalah salah satu proses kegiatan seleksi sediaan farmasi dan

BMHP untuk menentukan jenis dan jumlah sediaan farmasi dalam rangka

pemenuhan kebutuhan puskesmas. Tujuan perencanaan adalah untuk

mendapatkan :

a) Perkiraan jenis dan jumlah sediaan farmasi dan BMHP yang

mendekati kebutuhan

b) Menghindari terjadinya kekosongan obat

4| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


c) Meningkatkan penggunaan obat secara rasional

d) Dan meningkatkan efisiensi penggunaan obat

Perencanaan dilakukan untuk menetapkan jenis serta jumlah obat dan

kebutuhan bahan medis habis pakai yang tepat sesuai dengan kebutuhan

pelayanan kesehatan dasar. Dalam merencanakan kebutuhan obat perlu dilakukan

perhitungan secara tepat, perhitungan kebutuhan di puskesmas menggunakan

metode konsumsi, metode konsumsi adalah perencanaan obat yang didasarkan

pada kebutuhan obat periode sebelumnya dengan melihat kebutuhan pasien.

Kelebihan metode ini adalah data yang diperoleh akurat, metode paling murah dan

tidak memerlukan banyak data penyakit maupun standar pengobatan. kekurangan

nya adalah tidak dapat untuk mengetahui penggunaan obat dalam perbaikan

penulisan resep, kekurangan dan kelebihan obat sulit untuk diandalkan.

Perhitungan kebutuhan obat untuk satu periode dapat dilakukan dengan

menggunakan metode konsumsi.

Tahapan perencanaan kebutuhan obat dan BMHP meliputi pemilihan,

Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis sediaan farmasi dan bahan

media habis pakai sesuai dengan kebutuhan. Proses pemilihan obat di puskesmas

dilakukan dalam rangka perencanaan permintaan obat ke dinas kesehatan

kabupaten/kota dan pembuatan rencana kebutuhan obat puskesmas bersama tim

tenaga kesehatan di puskesmas menyusun rencana kebutuhan obat puskesmas

atau sering disebut dengan lembar RKO. Dibawah ini contoh lembar Rencana

Kebutuhan Obat (RKO) di puskesmas Rambah Hilir I.

Tabel 2. Lembar Rencana Kebutuhan Obat

5| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


SISA
PEMAKAIAN
STOK PREDIKSI RENCANA
RATA2 PENERIMAAN
NO NAMA OBAT SATUAN 31 SISA STOK KEBUTUHAN
PERBULAN TAHUN 2019
DES 2020 2020
2019
2019

               
               
               
               

2.1.2 Pengadaan

Pengadaan obat di puskesmas, dilakukan dengan melakukan permintaan

obat menggunakan laporan pemakaian lembar permintaan obat atau sering disebut

LPLPO. Sumber permintaan obat ke instansi farmasi di puskesmas berasal dari

dinas kesehatan kabupaten/kota. Fungsi pengadaan obat adalah untuk memperoleh

obat yang dibutuhkan dengan mutu yang baik dan agar tersedianya obat dengan

jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.

Puskesmas Pembantu (pustu), Puskesmas Keliling (puskel), dan apotek

menyerahkan LPLPO sub unit setiap bulannya pada tanggal 26 kepada

penanggung jawab instansi farmasi, pengadaan obat di puskesmas dilakukan

dengan dua cara yaitu dengan melakukan permintaan ke dinas kesehatan

kabupaten/kota dan pengadaan mandiri (pembelian).

a) Permintaan

Sumber penyediaan obat di puskesmas berasal dari dinas kesehatan

kabupaten rokan hulu, permintaan obat puskesmas diajukan oleh kepala

puskesmas kepada dinas kesehatan kabupaten/kota dengan menggunakan

format LPLPO. Permintaan Obat Dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)

ke gudang farmasi terdiri dari dua cara yaitu :

1) Permintaan rutin

6| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


Permintaan rutin dilakukan dengan jadwal yang disusun oleh dinas

kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kebutuhan dan kondisi

masing-masing puskesmas. Permintaan rutin di puskesmas Rambah

Hilir I dilakukan setiap tiga bulan sekali ke dinas kesehatan

kabupaten/kota ataupun sesuai dengan jadwal yang disusun oleh dinas

kesehatan/kota.

2) Permintaan khusus

Permintaan khusus adalah permintaan yang dilakukan di luar

permintaan rutin, proses permintaan khusus sama dengan proses

permintaan rutin, permintaan khusus dilakukan apabila :

 Kebutuhan obat meningkat

 Terjadinya kekosongan obat

 Adanya Kejadian Luar Biasa (KLB/bencana)

b) Pengadaan mandiri

Pengadaan mandiri adalah pembelian sediaan farmasi atau bahan medis

habis pakai yang sering dibutuhkan untuk kebutuhan di puskesmas dan

obat tersebut tidak tersedia di gudang farmasi (GFK). Pembelian dapat

dilakukan dengan cara membeli obat hanya untuk memenuhi kebutuhan

obat yang di resep kan oleh dokter.

2.1.3 Penerimaan

Penerimaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai adalah suatu

kegiatan dalam menerima sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai dari dinas

7| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


kesehatan kabupaten/kota atau hasil pengadaan puskesmas secara mandiri sesuai

dengan permintaan yang telah di ajukan, tujuannya adalah agar sediaan farmasi

yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang di ajukan

oleh puskesmas. Setelah penerimaan obat beserta dengan bukti penerimaan barang

di dalam gudang terlebih dahulu kita memperhatikan pemeriksaan mutu yang

meliputi pemeriksaan nomor batch, tanggal kadaluarsa, kemasan, dan jika

diperlukan bentuk fisik obat.

Setelah obat diterima harus dicatat jenis, jumlah, nomor batch, dan tanggal

kadaluarsa serta di cocokkan dengan Berita Acara Penyerahan Obat (BAP) di

dalam LPLPO dan kartu stok obat, dan apabila ada barang yang rusak atau nomor

batch-nya tidak sama maka petugas yang menerima dapat menolak atau

mengembalikan barang, setiap penambahan obat yang masuk wajib di catat dan di

bukukan pada lembar LPLPO dan kartu stok. Langkah-langkah penerimaan obat

dan BMHP di gudang obat

a) Petugas gudang mengecek fisik dan kesesuaian permintaan dengan Berita

Acara Penyerahan (BAP) barang. Pengecekan meliputi nama obat,

jumlah, nomor batch, dan tanggal kadaluarsa-nya.

b) Jika ada obat yang tidak sesuai maka petugas gudang obat puskesmas

yang menerima segera menyampaikan kepada petugas yang mengantar

barang dan selanjutnya disampaikan kepada kepala gudang farmasi

kabupaten.

8| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


c) Obat dan BMHP yang diterima sudah sesuai maka petugas gudang

selanjutnya menyusun obat di rak-rak obat sesuai dengan jenis obat, dan

selanjutnya mengisi kartu stok gudang.

2.1.4 Penyimpanan

Penyimpanan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai adalah suatu

kegiatan pengaturan terhadap sediaan farmasi yang diterima agar aman terhindar

dari kerusakan fisik dan mutunya tetap terjamin sesuai dengan persyaratan yang di

tetapkan, penyimpanan sediaan farmasi dengan cara menempatkan obat yang telah

diterima pada tempat atau rak yang tersedia dan disusun menurut abjad atau

bentuk sediaan-nya.

Tujuan penyimpanan adalah agar dapat memelihara mutu sediaan farmasi

yang tersedia di puskesmas, menghindari penggunaan yang tidak bertanggung

jawab, menjaga kelangsungan persediaan, serta dapat memudahkan pencarian dan

pengawasan. Penyimpanan sediaan farmasi dan bahan medis pakai digudang

memiliki persyaratan yang diantaranya adalah :

a) Ruangan kering dan tidak lembab

b) Memiliki pencahayaan yang cukup

c) Memiliki ventilasi agar udara silih berganti

d) Tersedia lemari khusus untuk menyimpan obat Narkotika, psikotropika,

yang selalu terkunci

e) Memiliki pengukur suhu ruangan

f) Lantai terbuat dari semen untuk mencegah bertumpuknya debu dan

kotoran.

9| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


Adapun tata cara menyimpan dan menyusun sediaan farmasi dan BMHP

yang diantaranya sebagai berikut :

a) Peraturan penyimpanan obat

Dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan dan disusun secara

alfabetis, berdasarkan nama generik-nya, contoh sediaan tablet, sirup,

salep.

b) Penyimpanan FIFO dan FEFO

Penyimpanan dilakukan dengan sistem First in first out (FIFO) adalah

apabila masing-masing sediaan farmasi, artinya obat yang pertama kali

datang maka pertama kali dikeluarkan sedangkan dengan sistem first

expired first out (FEFO) adalah apabila masing-masing sediaan farmasi

maka obat yang mendekati kadaluarsa maka harus dikeluarkan terlebih

dahulu. Dibawah ini adalah aspek khusus dalam penggolongan obat

terdiri dari beberapa golongan yaitu antara lain:

1) Obat Height Alert

Obat high alert adalah obat yang perlu diwaspadai karena dapat

menyebabkan terjadinya kesalahan serius, serta beresiko tinggi

menyebabkan dampak yang tidak di inginkan. Obat yang perlu di

waspadai terdiri atas :

 Obat resiko tinggi, yaitu obat yang bila terjadi kesalahan dapat

mengakibatkan kematian atau kecacatan seperti insulin, atau

antidiuretik oral. Antidiuretik masuk ke dalam obat resiko tinggi

karena apabila obat tersebut salah diberikan maka akan

10| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


berakibat fatal bisa menyebabkan hiperglikemia (bisa

menyebabkan stroke bahkan kematian).

 Obat dengan nama, kemasan, label, penggunaan kelihatan sama

(look like) dan bunyi ucapan sama (sound alike) biasa disebut

lasa, atau disebut juga nama obat dan rupa mirip. Contohnya

captopril 12,5 mg dan captopril 25 mg

 Elektrolit konsentrat seperti natrium klorida dengan konsentrasi

lebih dari 0,9 % dan magnesium sulfat dengan konsentrasi 20%,

40% atau lebih.

2) Obat Narkotika, psikotropika

a) Obat Narkotika

Obat Narkotika adalah jenis obat yang paling berbahaya karena

jenis obat ini dapat menimbulkan ketergantungan. Menurut UU

RI No 35/2009, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari

tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis

yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri

dan dapat menimbulkan ketergantungan. Untuk menandai obat

golongan ini adalah seperti tanda plus berwarna merah dalam

Lingkaran warna putih dengan garis tepi warna merah. Tempat

penyimpanan obat golongan ini dapat berupa gudang, ruangan,

atau lemari khusus. Ketentuan-ketentuan dalam penyimpanan

obat golongan ini di dalam lemari khusus antara lain

11| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


 Terbuat dari bahan yang kuat

 Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 buah kunci

yang berbeda

 Harus ditempatkan di dalam ruangan khusus di sudut

gudang

 Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh

umum

 Kunci lemari khusus di pegang oleh apoteker penanggung

jawab atau apoteker yang ditunjuk dan pegawai lain yang

dipercaya.

b) Obat psikotropika

Menurut UU NO 35/2009, psikotropika adalah zat atau obat,

baik alamiah maupun sintesis bukan Narkotika yang berkhasiat

psiko aktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat

yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan

prilaku. Dibawah ini salah satu perbedaan obat Narkotika dan

psikotropika.

Tabel 3. Perbedaan Narkotika dan Psikotropika

12| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


Psikotropika Narkotika

Kerja Psiko aktif Adiksi/ ketergantungan

Terhadap aktifitas Penurunan kesadaran hilangnya rasa,


Efek utama mental mengurangi nyeri

Gangguan Analgesik, antitusif, antispasmodik,


Terapi psikiatrik premedikasi anestesi.

2.1.5 Pendistribusian

Pendistribusian obat adalah suatu kegiatan penyaluran dan penyerahan

sediaan farmasi dan BMHP secara merata untuk memenuhi kebutuhan pada

jaringan pelayanan puskesmas, pendistribusian obat meliputi :

a) Pelayanan kesehatan di unit puskesmas

b) Apotek

c) Posyandu

d) Puskesmas Keliling (puskel)

e) Puskesmas Pembantu(pustu)

f) Bidan desa

Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang

ada di wilayah kerja puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah, dan tepat waktu.

Langkah-langkah distribusi obat digudang obat di Puskesmas Rambah Hilir I

meliputi :

13| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


a) Puskesmas pembantu, bidan desa, apotek, membuat permintaan obat

di kertas permintaan yang sudah di sediakan

b) Petugas gudang mengambil obat yang diminta sesuai dengan

permintaan dan disesuaikan dengan stok persediaan obat dan BMHP

yang ada di gudang

c) Petugas gudang menyerahkan obat kepada (puskesmas pembantu,

bidan desa, bidan, posyandu) dengan bukti persetujuan dari

penanggung jawab pengelola obat.

2.1.6 Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan dan pelaporan data puskesmas rambah hilir I adalah serangkaian

kegiatan dalam rangka penataan sediaan farmasi dan BMHP yang ada di

puskesmas secara tertib, baik sediaan farmasi dan BMHP yang diterima,

disimpan, dan digunakan di puskesmas dan dari unit pelayanan lainnya. Dapat

dilihat dibawah ini tujuan dari pencatatan dan pelaporan adalah sebagai bukti

bahwa suatu kegiatan yang telah dilakukan dan Sumber data untuk pembuat

laporan LPLPO.

Sarana yang digunakan untuk pencatatan dan pelaporan obat di puskesmas

adalah laporan pemakaian dan lembar permintaan obat atau sering disebut dengan

kartu stok dan LPLPO. Dibawah ini termasuk salah satu fungsi serta kegiatan

yang dilakukan dari LPLPO dan kartu stok.

14| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


a) Kartu stok

1) Fungsi kartu stok

 Sebagai sumber informasi tentang mutasi obat (penerimaan,

pengeluaran, hilang dan rusak atau kadaluarsa suatu obat)

 Sebagai sumber informasi tentang mutasi BMHP (penerimaan,

pengeluaran, hilang dan rusak atau kadaluarsa-nya perbekalan

kesehatan)

 Sebagai sumber data untuk menyusun Laporan Pemakaian dan

Permintaan Obat (LPLPO).

2) Kegiatan yang dilakukan

 Letakkan kartu stok bersama obat bersangkutan pada lokasi

penyimpanan untuk memudahkan pengontrolan

 Pencatatan dilakukan secara rutin setiap hari

 Setiap terjadi mutasi (penerimaan/pengeluaran) obat langsung

dicatat dalam kartu stok

 Setiap ditemukan obat rusak/kadaluarsa atau hilang langsung

dicatat di kartu stok

 Pada setiap bulan dilakukan kalkulasi perhitungan antara

penerimaan dan pengeluaran obat.

b) Laporan Pemakaian Dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)

1) Fungsi LPLPO

 Sebagai bukti Laporan pemakaian obat bulanan

 Lembar permintaan obat

15| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


 Dokumen bukti pengeluaran obat

 Dokumen bukti penerimaan obat

 Sumber informasi untuk perencanaan

2) Kegiatan yang dilakukan

 Catat semua mutasi obat yang terjadi (penerimaan/pengeluaran

pada kartu stok secara rutin, tertib, dan tepat waktu).

 Gabungkan data obat dari masing-masing sub unit, Laksanakan

pengisian LPLPO dengan memanfaatkan data dari kartu stok

gudang obat puskesmas dan data hasil gabungan laporan dari

setiap sub unit.

2.1.7 Pemusnahan

a) Pemusnahan sediaan farmasi

Sediaan farmasi yang sudah kadaluarsa atau rusak harus di

musnahkan, pemusnahan obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang

kadaluarsa, rusak, dikembalikan ke gudang farmasi pemerintah dengan

disertai berita acara pengembalian. Langkah-langkah penyerahan obat rusak

atau kadaluarsa ke dinas kesehatan kabupaten yaitu :

 Menghitung jumlah obat yang kadaluarsa/rusak

 Rekap lampiran berita acara penyerahan obat kadaluarsa mulai dari

nama obat, jumlah obat, nomor batch, tanggal kadaluarsa

 Obat yang rusak/kadaluarsa disusun rapi dalam kardus atau wadah

yang sudah disiapkan beserta catatan obat kemudian dikembalikan

ke dinas kesehatan kabupaten/kota.

16| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


 Berita acara penyerahan obat rusak/kadaluarsa ditandatangani oleh

petugas

b) Pemusnahan resep

Pemusnahan yang telah disimpan di puskesmas melebihi jangka waktu

5 tahun dapat dimusnahkan, pemusnahan resep dilakukan oleh penanggung

jawab disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas kesehatan lain dengan

cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan berita acara

pemusnahan resep dan selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan

kabupaten/kota

2.1.8 Administrasi

Administrasi adalah serangkaian kegiatan pencatatan, pelaporan, dan

pengarsipan dalam rangka mengatur pelayanan agar tertib untuk sediaan obat di

pelayanan kesehatan. Administrasi untuk sediaan farmasi meliputi beberapa tahap

pengelolaan dan pelayanan kefarmasian yang terdiri dari perencanaan, permintaan

obat, penerimaan obat, penyimpanan obat, serta pendistribusian dan pelaporan

menggunakan LPLPO. Administrasi untuk resep meliputi pencatatan jumlah resep

berdasarkan pasien umum dan pasien BPJS.

2.2 Pelayanan kefarmasian di apotek

Menurut keputusan MENKES RI NO.1332/MENKES/SK/X/2002, Apotek

adalah suatu tempat melakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran obat

kepada masyarakat, sebelum melakukan pelayanan resep di apotek puskesmas

rambah hilir I, hal pertama kali dilakukan adalah melakukan pengecekan suhu

17| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


ruangan yang mana suhu ruangan tidak lebih dari 30֯. Pengecekan dilakukan setiap

hari di pagi hari dan waktu mau pulang, setelah itu petugas apotek melakukan

pengecekan terhadap obat-obat yang kosong di rak obat apotek dan membuat

permintaan ke gudang obat puskesmas dengan cara:

a) Petugas apotek melakukan pengecekan obat yang jumlahnya sedikit atau

kosong

b) Kemudian petugas mencatat obat yang kosong atau menipis di kertas

khusus mulai dari obat dan jumlah yang diminta, kemudian petugas

apotek mengantarkan kertas permintaan ke gudang

c) Setelah petugas apotek menerima obat permintaan dari gudang petugas

mengecek obat yang diterima, yang meliputi (pengecekan nama obat,

jumlah obat, dan tanggal kadaluarsa obat).

d) Petugas apotek menyusun obat yang diterima di rak obat apotek sesuai

dengan urutan alfabetis dan sistem first in first out (FIFO) dan first

expire first out (FEFO). Adapun penyimpanan obat di apotek yaitu

 Berdasarkan abjad yang dimulai dari huruf A-Z

 Berdasarkan FIFO dan FEFO

 Obat golongan Narkotika dan psikotropika di Puskesmas Rambah

Hilir I disimpan pada lemari khusus tidak boleh digunakan untuk

menyimpan barang lain selain Narkotika dan Psikotropika, lemari

terletak di ruangan gudang yang mana ditempat yang aman dan tidak

diketahui oleh umum tetapi dapat diawasi langsung oleh apoteker dan

juga tenaga teknis kefarmasian.

18| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


2.2.1 Sistem Pelayanan Kefarmasian Di Apotek

Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung dan

bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan

maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Sistem pelayanan farmasi, pelayanan farmasi di apotek meliputi Pelayanan resep.

Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan,

kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat kepada pasien sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku, pelayanan resep adalah kegiatan

yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus dikerjakan mulai dari

pengajian resep (skrinning R/), Penyiapan, Peracikan, Pengemasan (dispensing),

Pelayanan Informasi Obat (PIO), dan setelah ketiga syarat itu sudah terpenuhi

maka tahap terakhir adalah kita melakukan pencatatan pada kartu stok agar dapat

mengetahui mutasi dari suatu barang obat. dibawah ini adalah penjelasan rinci

dari melakukan pelayanan kefarmasian di apotek.

a) Pengajian resep (skrinning), meliputi :

A. Persyaratan Administrasi

 Nama, SIP, dan alamat dokter

 Tanggal penulisan resep

 Tanda tangan/paraf dokter penulis resep

 Nama, alamat, umur, berat badan pasien

 Cara pemakaian yang jelas

B. Kesesuaian farmasetik

 Bentuk sediaan dan kekuatan sediaan

19| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


C. Pertimbangan klinis

 Reaksi obat yang tidak di inginkan

 Kontra indikasi (kondisi obat itu tidak boleh di gunakan untuk

penderita penyakit tertentu).

b) penyiapan, peracikan, pengemasan (Dispensing)

Setiap resep yang datang ke apotek harus dibaca dengan baik serta di

analisa terlebih dahulu oleh petugas apoteker sebelum obat disiapkan dan

diserahkan kepada pasien guna menghindari terjadi kesalahan dalam

pemberian obat kepada pasien.

1) Membaca resep

Resep yang datang dari pasien diterima petugas apotek, kemudian

resep dibaca dan di analisa oleh petugas apoteker, yang di analisa

oleh petugas apotek antara lain adalah dosis obat, nama pasien,

umur, alamat pasien untuk memastikan tidak terjadi kesalahan

dalam penyerahan obat, adapun Pembagian suatu resep yang

lengkap adalah

 Nama, Alamat dokter, tanggal dan penulisan resep (inscription).

 Aturan pakai obat yang tertulis (signature)

 Paraf atau tanda tangan dokter yang menulis resep

(subscription)

 Tanda buka penulisan resep dengan R/ (invocation)

 Nama obat, jumlah, bentuk yang akan dibuat dan cara

membuatnya (prescription atau ordination).

20| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


2) Peracikan obat

Peracikan adalah bagian dari dispensing (penyiapan, peracikan,

pengemasan) yang mana hanya dilakukan apabila diperlukan,

tergantung resep yang ditulis dokter. Apabila yang diminta pada

resep merupakan obat jadi, maka tidak dilakukan peracikan obat.

adapun Prosedur resep racikan :

 Petugas apotek menyiapkan alat-alat yang digunakan

 Petugas apotek mengambil obat-obat yang akan di racik sesuai

dengan jumlah dan nama yang tertera pada resep

 Masukan seluruh obat ke dalam lumpang kemudian gerus

sampai homogen

 Susun kertas puyer sesuai dengan jumlah dalam resep, kemudian

bagi serbuk menurut penglihatan mata menggunakan sudip

 Kemudian press menggunakan sealing.

Dibawah ini salah satu contoh dari resep racikan :


PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
PUSKESMAS RAMBAH HILIR I
Alamat:jendral Sudirman, muara rumbai,kec rambah hilir
Nomor:1 Muara Rumbai, 09/01/20

R/ amoxicillin No III

Parasetamol No III

Vitamin c No III

Mf pulv No.X

S3ddp1

Pro : dinda

21| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


Umur : 2 tahun

Alamat : pasar muara rumbai


3) Pengemasan obat

Pengemasan adalah suatu tindakan pengamanan terhadap bahan

atau produk baik yang sudah mengalami pengolahan atau belum ke

tangan pasien. Dan setelah dikemas maka tahap terakhir adalah

penyerahan obat, sebelum obat diserahkan lakukanlah pengecekan

kembali mengenai nama pasien, jenis obat, jumlah obat, aturan

pakai, dan kemasan.

Sebelum Penyerahan suatu obat harus dilengkapi dengan etiket.

Etiket adalah kertas atau label yang berisi keterangan cara

pemakaian suatu obat. Pada etiket memuat nomor resep, tanggal

pembuatan resep, dan nama pasien.

Etiket terbagi atas 2 yaitu :

 Etiket putih, diberikan untuk obat dengan pemakaian oral (obat

melewati saluran pencernaan)

 Etiket biru, diberikan untuk obat pemakaian topical (obat luar),

yang digunakan melalui kulit, hidung, mata, telinga, rectum, dan

lainnya.

c) Pelayanan Informasi Obat (PIO).

Pelayanan Informasi Obat (PIO) adalah serangkaian kegiatan

pemberian informasi secara akurat kepada pasien, masyarakat maupun pihak

yang memerlukan di puskesmas. Tujuan pemberian informasi obat adalah

agar menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan mereka, serta dengan

22| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


dosis, cara pemberian, cara pemakaian agar benar dan tepat untuk diterima

oleh pasien atau masyarakat.

d) Pencatatan Pada Kartu Stok

Di Puskesmas Rambah Hilir I tersedia kartu stok apotek, yang dimana

pencatatan mutasi obat dari mulai penerimaan, pengeluaran, kadaluarsa.

Dan setiap satu obat berbeda pula kartu stok-nya. Fungsi kartu stok apotek

adalah untuk salah satu data penyusunan laporan dan sebagai daftar mutasi

obat yang masuk dan keluar setiap harinya. Dan itu biasanya dilakukan

setelah jam pelayanan selesai atau sudah tidak ada lagi resep yang harus

dilayani tepatnya ketika menjelang jam pulang.

2.2.2 Penggolongan obat

Obat adalah kumpulan dari berbagai zat yang dikemas dalam berbagai

bentuk yang dapat dikonsumsi sebagai alat untuk mengurangi ataupun

menyembuhkan berbagai penyakit. Obat digolongkan ke dalam beberapa

golongan obat sesuai degan kegunaannya, berikut adalah penggolongan obat

menurut beserta contohnya :

A. Obat bebas

Gambar 1. Logo Golongan Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada masyarakat

tanpa resep dokter, tidak termasuk dalam Daftar Narkotika, Psikotropika,

Obat Keras, Dan Obat Bebas Terbatas, dan sudah terdaftar di Departemen

23| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


Kesehatan Republik Indonesia. Obat bebas adalah obat bebas yang dapat

diperoleh tanpa resep dokter, sehingga dapat dibeli langsung melalui

Apotek, Toko obat berizin. Cara mengenali obat bebas adalah terdapat tanda

logo lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam pada

kemasannya. Contoh Parasetamol

B. Obat Bebas Terbatas

Gambar 2. Logo Obat Bebas Terbatas

Gambar 3. Logo Peringatan pada Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual dan dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai

dengan tanda peringatan. Obat bebas terbatas atau obat yang termasuk

dalam daftar “W”, Menurut bahasa belanda “W” singkatan dari

“Warschuwing” artinya peringatan.

Obat Bebas Terbatas adalah obat yang diperoleh tanpa resep dokter,

sehingga dapat dibeli tanpa menggunakan resep dokter namun

memperolehnya dalam jumlah terbatas, karena terdapat campuran obat

24| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


bebas dan obat keras. Cara mengenali obat bebas terbatas adalah terdapat

tanda logo lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam pada

kemasannya dan berisikan peringatan-peringatan yang berisikan pemakaian

atau penggunaan yang ditulis dalam kotak, supaya masyarakat dapat

menggunakan obat dengan benar.

C. Obat keras

Gambar 4. Logo obat Keras

Obat keras disebut juga obat daftar “G”, yang diambil dari bahasa

Belanda. “G” merupakan singkatan dari “Gevaarlijk” artinya berbahaya,

maksudnya obat dalam golongan ini berbahaya jika pemakainnya tidak

berdasarkan resep dokter.

Obat keras adalah jenis obat yang hanya biasa diperoleh dengan

menggunakan resep dokter. Obat keras biasanya ditandai dengan cirri

memiliki tanda logo lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam dan

terdapat huruf K (berwarna hitam) berada di tengah lingkaran dan

menyentuh pada garis tepi pada kemasannya. Contohnya :

 Amoxicillin, ciprofloxacin, metronidazole (Sediaan Anti

Biotik).

 Glibenklamid, metformin (sediaan obat Anti diabetes).

 Allopurinol, (Sediaan Penyakit Asam Urat).

25| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


D. Obat Narkotika

Gambar 5. Logo Obat Narkotika

Obat Narkotika adalah jenis obat yang paling berbahaya karena jenis

obat ini dapat menimbulkan ketergantungan. Untuk menandai obat

Narkotika adalah seperti tanda plus berwarna merah dalam lingkaran warna

putih dengan garis tepi warna merah. Contoh dari jenis obat Narkotika

adalah : Morfin, heroin dan kodein.

E. Obat psikotropika

Gambar 6. Logo Obat Psikotropika

Obat psikotropika adalah jenis obat yang hampir sama dengan obat

keras hanya saja jenis obat psikotropika dapat mempengaruhi aktifitas

psikis, serta dapat juga mempengaruhi perubahan susunan syaraf pusat.

Penggunaan obat ini dapat menyebabkan halusinasi, depresi, tidak

mengantuk/tidak lapar dan gangguan fungsi motorik/otot. Untuk menandai

obat psikotropika adalah dengan logo seperti sediaan obat keras yaitu

lingkaran berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dan terdapat

huruf K berwarna hitam berada di tengah lingkaran dan menyentuh pada

26| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


garis tepi pada kemasannya sehingga untuk mendapatkan harus

menggunakan resep dokter.

F. Obat-Obat Tertentu (OOT)

Obat-obat tertentu adalah obat yang bekerja di sistem susunan syaraf

pusat selain Narkotika dan Psikotropika, yang pada penggunaan yang

berlebih dapat menyebabkan ketergantungan dan perubahan khas pada

aktifitas mental dan perilaku. Dibawah ini salah satu Contoh sediaan obat-

obat tertentu :

 Triheksifenidil

Triheksifenidil atau sering disebut dengan THP digunakan untuk

mengatasi gangguan gerakan yang tidak normal atau tidak

terkendali akibat penyakit Parkinson atau efek samping obat.

 Chlorpromazine

Chlorpromazine adalah obat untuk menangani gangguan mental

dan psikologis, seperti perilaku agresif yang membahayakan orang

lain atau kecemasan berlebihan serta keras pada anak-anak.

 Haloperidol

Haloperidol adalah obat untuk mengatasi berbagai masalah

kejiwaan.

G. Obat Look Alike Sound Alike (LASA)

Obat LASA (Look Alike Sound Alike), yaitu obat yang terlihat sama

dan terdengar sama atau obat yang memliki kemiripan baik itu cara

pengucapan nama yang terdengar sama dan kemasan yang terlihat sama

27| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


namun memiliki kandungan dosis yang berbeda bahkan khasiat yang

berbeda. Adapun Contoh daftar obat LASA di Puskesmas Rambah Hilir I :

Tabel 4. Daftar Obat Look Alike


No. Lool alike
1. Antasida tab Paracetamol tab
2. Cotrimoxazole syr Ibupropfen syr
3. Vitamin B6 Vitamin C

Tabel 5. Daftar Obat Sound Alike


No. Sound alike
1. Captopril 12,5 Captopril 25
2. Chloramphenicol 250 Chloramphenicol 500
3. Metronidazole 250 Metronidazole 500
4. Salbutamol 2 Salbutamol 4
5. Nystatin Simvstatin
6. Methylprednisolon Methylergometrin
7. Amoxicillin 250 Amoxicillin 500

H. Obat High Alert

High Alert adalah obat dengan resiko/kewaspadaan tinggi adalah

obat-obat yang secara signifikan beresiko membahayakan pasien bila

digunakan dengan salah atau pengelolaan yang kurang tepat. Berikut

beberapa contoh datar obat high alert :

Tabel 6. Daftar Obat High Alert


No. Obat oral Obat injeksi Elektrolit pekat
1. Metformin Lidocain MgSO4 40%
2. Glibenklamide Efinefrin
3. Digoxin Methylergometrin

28| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


4. Isosorbit Dinitrate (ISDN)

2.2.3 Tata Laksana pelayanan obat Narkotika dan Psikotropika

A. Pengadaan

Pengadaan obat di puskesmas yang bersumber dari instansi farmasi

pemerintah atau gudang farmasi Kab/kota harus berdasarkan Laporan

Pemakaian Dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) yang ditandatangani

atau diparaf apoteker penanggung jawab dan ditandatangani kepala

puskesmas.

B. Penerimaan

Penerimaan obat oleh puskesmas dari instansi farmasi pemerintah

Kab/kota harus berdasarkan Laporan Pemakaian Dan Permintaan obat

(LPLPO). Pada saat penerimaan, fasilitas pelayanan kefarmasian harus

melakukan pemeriksaan antara lain :

 Kondisi kemasan

 Kesesuaian nama, bentuk, kekuatan sediaan obat, isi kemasan

antara laporan pemakaian dan lembar permintaan obat yang

diterima

 Kesesuaian antara fisik obat dengan laporan pemakaian dan lembar

permintaan obat.

Apabila hasil pemeriksaan ditemukan obat yang diterima tidak sesuai

dengan pesanan seperti nama, kekuatan sediaan, jumlah atau kondisi

kemasan tidak baik, maka obat bisa segera dikembalikan dan jika pada hasil

pemeriksaan ditemukan ketidaksesuaian nomor bets atau tanggal kadaluarsa

29| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


antara fisik dengan lembar pemakaian dan lembar permintaan obat harus

dibuat koreksi dan dikonfirmasi ketidaksesuaian kepada instansi farmasi

Kab/kota.

C. Penyimpanan dan pelaporan

1) Obat Narkotika dan Psikotropika yang berada di Puskesmas

Rambah Hilir I disimpan secara khusus sesuai standar

penyimpanan sediaan obat Narkotika dan Psikotropika.

2) Petugas farmasi penanggung jawab wajib membuat,

menyampaikan, dan menyimpan laporan berkala mengenai

pemasukan dan pengeluaran obat Narkotika dan psikotropika yang

berada dalam tanggung jawabnya.

D. Cara permintaan/peresepan obat Narkotika dan Psikotropika

1) Ditulis oleh dokter yang diberi kewenangan

2) Mencantumkan nama jelas dokter yang menulis resep

3) Ditulis sendiri (terpisah) dan ditandatangani oleh dokter

4) Mencantumkan nama jelas dan alamat lengkap pasien

5) Signa (aturan pakai/dosis pemakaian) ditulis dengan jelas

E. Penyerahan

1) Penyerahan obat Narkotika dan Psikotropika hanya dapat dilakukan

oleh petugas farmasi dan tenaga teknis kefarmasian dibawah

pengawasan petugas farmasi

30| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


2) Petugas farmasi hanya dapat menyerahkan obat Narkotika dan

Psikotropika kepada pasien berdasarkan resep dokter

3) Sub unit farmasi hanya boleh melayani resep Narkotika dan

Psikotropika dari resep asli dan resep Narkotika dan Psikotropika

dipisahkan dari resep lainnya.

F. Pelaporan

Pelaporan penggunaan obat Narkotika dan Psikotropika dilakukan

setiap bulan ke dinas kesehatan dengan cara :

1) Pemantauan

Pemantauan terhadap obat Narkotika dan psikotropika yang

dilakukan meliputi pemantauan kartu stok harian, pasien yang

mendapatkan resep Narkotika dan psikotropika berulang kali dan

masa kadaluarsa obat.

2) Pemusnahan

Obat Narkotika dan psikotropika yang telah kadaluarsa/rusak tidak

dimusnahkan tetapi di kembalikan ke dinas kesehatan dengan

disertai berita pengembalian.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

31| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


Berdasarkan praktek kerja lapangan yang telah dilakukan selama lebih

kurang 100 hari di Puskesmas Rambah Hilir I yang beralamat di jalan jendral

Sudirman-muara rumbai kecamatan rambah hilir maka dapat disimpulkan bahwa :

1) Sistem pengelolaan obat yang dilakukan di puskesmas dimana

pengelolaan tersebut telah sesuai yang meliputi perencanaan,

pengadaan/permintaan, pengendalian, pencatatan serta pelaporan.

2) Sistem pengadaan obat di puskesmas rambah hilir I terdiri dari metode

konsumsi yang didapatkan dari resep umum dan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS).

3) Penyimpanan obat di lemari obat telah tersusun secara alphabetise.

4) Masuk dan keluarnya obat dari lemari penyimpanan obat harus tercatat

di kartu stok obat dan setiap akhir bulan dilakukan stock opname untuk

mengecek kesesuaian data obat dilaporkan kartu stok dan fisik obat.

5) Pelayanan obat dilakukan di apotek yang dipegang oleh petugas

kesehatan. Dan pemberian obat kepada pasien berdasarkan resep dari

ruangan kesehatan tertentu misalnya dari ruangan kia ataupun yang lain

dan diberikan dalam obat jadi dan obat racikan, dikemas dalam plastik

obat dengan etiket dan pemberian informasi yang jelas mengenai aturan

pemakaian obat

3.2 Saran

Berdasarkan praktek kerja lapangan yang telah dilakukan selama lebih

kurang 100 hari di Puskesmas Rambah Hilir I yang beralamat di jalan jendral

32| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


Sudirman-muara rumbai kecamatan rambah hilir, dibawah ini beberapa saran saya

selama melakukan praktik kerja industri antara lain :

1) Melaksanakan pelayanan dengan menggunakan nomor antrian untuk

meninjau kesalahan penyerahan obat

2) Ruangan gudang obat sebaiknya dekat dengan apotek sehingga jika

obat yang hampir menipis mudah untuk proses pengambilan-nya.

3) Alat yang menunjang dalam pelayanan agar lebih lengkap lagi supaya

mempermudah pelayanan kepada pasien.

4) Tempat penyimpanan obat di Apotek sebaiknya di susun lebih rapi lagi

untuk mempermudah mengambil obat.

DAFTAR PUSTAKA

33| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


BPOM No 4, 2008. Pengawasan pengelolaan obat, bahan obat, Narkotika,
psikotropika, dan prekursor farmasi difasilitasi pelayanan kefarmasian.
Jakarta: BPOM RI.

Dina Sintia Pamela, Sri Suratini. Dkk. 2019. Petunjuk teknis standar pelayanan
kefarmasian di puskesmas. Jakarta: Kemenkes Rl.

Kemenkes RI No 74, 2016. Standar pelayanan kefarmasian di puskesmas.


Jakarta: Kemenkes RI.

Mariani. Liana Theresia. Dkk. 2013. Dasar-dasar kefarmasian ilmu.


resep. Bogor. APMFI press.

Supriadi, Adi Damansyah. DKK. 2013. Perundang-undangan kesehatan. Bogor.


APMFI press.

LAMPIRAN

34| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


Lampiran 1. Lokasi Puskesmas Rambah Hilir I

Lampiran 2. Form Laporan Pemakaian Dan Lembar Permintaan Obat ( LPLPO )

35| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


Lampiran 3. Ruangan Apotek

Lampiran 4. Alat Pembungkus Puyer ( Sealing )

Lampiran 5. Wadah Pembungkus Puyer

36| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


Lampiran 6. Form Berita Acara Penyerahan Barang

Lampiran 7. Contoh Resep

37| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


Lampiran 8. Contoh Etiket Putih

Lampiran 9. Kartu Stok

38| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


Lampiran 10. Lemari Obat Narkotika Dan Psikotropika

39| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


Lampiran 11. Lemari Obat Sediaan Tablet

Lampiran 12. Lemari Obat Sediaan Injeksi Dan Salap

40| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


Lampiran 13. Lemari Obat Sediaan Sirup

Lampiran 14. Lemari Obat Sediaan Infuse

41| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020


Lampiran 15. Lemari obat KB, obat program, obat kadaluwarsa

Lampiran. 16 Lemari Vaksin

42| LAPORAN PRAKERIN SMKS KESEHATAN 2020

Anda mungkin juga menyukai