Anda di halaman 1dari 44

Curiculum VITAE

Nama : Drs. ARIEF RACHMAN SJAHIDY, MM, Apt.


Alamat : Puridago IX/15 RT.007/RW,015 Arcamanik Bandung
Telpon : 082129295769
email : ariefrs66.sukses@gmail.com

Riwayat Pendidikan :
• S1 Farmasi Universitas Airlangga Surabaya
• Profesi Apoteker Universitas Airlangga
• S2 Magister Manajemen Universitas Airlangga

Riwayat Pekerjaan :
• Kepala Gudang Farmasi Kab. Sampang Tahun 1999 - 2002
• Kasi Farmasi dan Alkes Dinkes Kab. Sampang Tahun 2002 – 2007
• Kasubdin Kesga Dinkes Kab. Sampang Tahun 2007 - 2008
• Kabid Kesga Dinkes Kab. Sampang Tahun 2008 - 2010
• Kabid Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BPPKB Kab. Sampang Tahun 2010 – 2011
• Analis Kesehatan Dinkes Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 - sekarang
DISKUSI KELOMPOK
• Peserta dibagi dalam 4 kelompok
• Setiap kelompok akan mempresentasikan hasil diskusi dan
untuk mendapat tanggapan dari peserta lain.
• Diskusi dilakukan selama 30 menit dan dilanjutkan dengan
presentasi masing-masing kelompok selama 10 menit (5 menit
paparan dan 5 menit tanya jawab)

2/2/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 3


BAHAN DISKUSI KELOMPOK
1. Bagaimana strategi untuk menjamin ketersediaan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai di Puskesmas?
2. Bagaimana upaya peningkatan peran tenaga kefarmasian dalam
pelayanan informasi obat dan konseling di Puskesmas?
3. Bagaimana upaya peningkatan manajemen pengelolaan obat sesuai
standar?
4. Bagaimana meningkatkan penggunaan obat rasional di Puskesmas?

2/2/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 4


TEMPLATE HASIL DISKUSI KELOMPOK
I. Keadaan Umum di Puskesmas (terkait topik diskusi)
II. Dasar Hukum
III. Strategi
IV. Langkah-langkah

2/2/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 5


SISTEMATIKA PENYAJIAN
• TUJUAN PEMBELAJARAN
• PENGELOLAAN OBAT & BAHAN MEDIS HABIS PAKAI DI
PUSKESMAS
• PELAYANAN FARMASI KLINIK
• PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
• KESIMPULAN
• REFERENSI

2/2/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 6


Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mempelajari materi ini peserta mampu memahami pengelolaan obat dan bahan
medis habis pakai, pelayanan farmasi klinik dan penggunaan obat rasional di Puskesmas.

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mempelajari materi ini peserta mampu:
• Menjelaskan pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas
• Menjelaskan pelayanan farmasi klinik di Puskesmas.
• Menjelaskan penggunaan obat rasional
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. (Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas)

Pengelolaan Obat dan Bahan


Pelayanan Medis Habis Pakai
kefarmasian
di Puskesmas Pelayanan Farmasi Klinik
termasuk di dalamnya
Penggunaan Obat Rasional
Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Pengelolaan Obat dan - Perencanaan


Bahan Medis Habis - Pengadaan
Pakai merupakan salah
satu kegiatan - Penerimaan dan Penyimpanan
pelayanan kefarmasian, - Distribusi
yang terdiri atas:
- Penggunaan Obat

- Pencatatan dan Pelaporan

- Evaluasi Penggunaan
Tujuan Pengelolaan Obat dan BMHP

menjamin kelangsungan ketersediaan, pemerataan dan


keterjangkauan obat dan BMHP yang efektif, efisien dan
rasional, dengan mutu yang terjaga dan melaksanakan
pengendalian mutu pelayanan
Tahunan

Perencanaan Permintaan per periode

Penggunaan Hasil Permintaan


Pengadaan
Dukungan
Manajemen Pembelian

Distribusi Penerimaan
Penyimpanan

Hukum, Kebijakan, Peraturan

2/2/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 12


Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi obat dan


bahan medis habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah obat
dalam rangka pemenuhan kebutuhan obat di Puskesmas.
Seleksi obat mengacu kepada Formularium Nasional.
Perencanaan Kebutuhan
TAHUNAN

Pusat
Provinsi
Kab./Kota
Puskesmas 1. TEPAT JENIS
DAN JUMLAH
2. EFISIEN
PERMINTAAN PERIODIK KE IFK 3. POR
TERLAKSANA
MENGGUNAKAN LPLPO

•MEMPERHITUNGKAN STOK OPTIMUM : LEAD TIME, BUFFER STOK,


KEKOSONGAN OBAT, PEMAKAIAN RATA-RATA PER HARI
•TREND KUNJUNGAN DAQN POLA PENYAKIT
Pengadaan

Pengadaan di Puskesmas bisa diartikan


lebih luas sebagai proses penyediaan
barang, secara teknis merupakan realisasi
perencanaan menjadi ketersediaan obat
Hasil permintaan pembelian
ke Instalasi Farmasi menggunakan dana
Kabupaten/Kota kapitasi Puskesmas
Sesuai Permenkes No. 21/2016 tentang Penggunaan Dana
Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan
Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah pasal 3
bahwa
• Dana Kapitasi yang diterima oleh FKTP dari Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan)
dimanfaatkan seluruhnya untuk:
a. pembayaran jasa pelayanan kesehatan (minimal 60%)
b. dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan
2/2/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 16
Penyimpanan

Obat yang dikirimkan oleh Instalasi Farmasi maupun hasil


pengadaan dengan dana kapitasi, sebelum disimpan, harus
dilakukan proses penerimaan oleh petugas pengelola obat atau
petugas lain yang diberi kuasa oleh Kepala Puskesmas
Tujuan penyimpanan:
Memelihara dan menjamin mutu
Menjamin keamanan persediaan
Memudahkan dalam melakukan pencarian & pengawasan
Mengendalikan stok
DISTRIBUSI
PUSKESMAS

METODA : PUSH/PULL
FREKWENSI DISTRIBUSI SARANA DISTRIBUSI:
MAMPU MENJAGA
MUTU OBAT
PERTIMBANGAN : PEMAKAIAN
RATA2, SISA STOK, POLA
PENYAKIT, JML KUNJUNGAN

SUB UNIT
PUSKESMAS
2/2/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 18
Penggunaan Obat

Data penggunaan obat periode sebelumnya


akan digunakan untuk menghitung
perencanaan kebutuhan periode selanjutnya

Metode Metode
morbiditas konsumsi
Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan data obat di Puskesmas merupakan
rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan
secara tertib, baik obat-obatan yang diterima, disimpan,
didistribusikan dan digunakan di Puskesmas dan/ atau unit pelayanan
lainnya:
LPLPO
 Ketersediaan Obat Indikator di Puskesmas
Laporan lain (Keuangan, BMD, dll)
Petunjuk Pengisian telah tercantum dalam Juknis Tata Laksana Indikator Kinerja Tata Kelola Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan dan telah dibagikan ke seluruh Dinas Kesehatan
Evaluasi Pengelolaan Obat dan BMHP
Indikator Pengelolaan Obat di Puskesmas antara lain:
1. Kesesuaian item obat yang tersedia dengan Formularium Nasional

2. Tingkat ketersediaan obat

3. Prosentase dan nilai obat rusak/kadaluarsa

4. Rata-rata bobot variasi persediaan

5. Rata-rata waktu kekosongan obat

6. Persentase obat tidak diresepkan


SUB POKOK BAHASAN 2

PELAYANAN FARMASI KLINIK

2/2/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 23


- Pengkajian dan Pelayanan Resep

- Pelayanan Informasi Obat

- Konseling
Pelayanan
Farmasi Klinik - Visite Pasien (Puskesmas dengan rawat inap)

- Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

- Pemantauan Terapi Obat (PTO)

- Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)


Pengkajian & Pelayanan Resep

a. menyiapkan/ meracik obat


b. memberikan label/ etiket
c. menyerahkan sediaan farmasi dengan
informasi yang memadai disertai
pendokumentasian.

2/2/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 25


Pelayanan Informasi Obat
a.memberikan dan menyebarkan informasi
b.menjawab pertanyaan dari pasien/ nakes
c.membuat buletin, leaflet, poster dll
d.melakukan penyuluhan ke pasien & masyarakat.
e.pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga
f. mengkoordinasikan penelitian terkait Obat dan
kegiatan pelayanan kefarmasian

2/2/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 26


Konseling

adalah suatu Memberikan pemahaman tentang


proses untuk - tujuan pengobatan
mengidentifikasi - jadwal pengobatan
dan penyelesaian - cara dan lama penggunaan
masalah pasien - efek samping
yang berkaitan - tanda-tanda toksisitas
dengan - cara penyimpanan
penggunaan obat - cara penggunaan obat

2/2/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 27


INDIKATOR PELAYANAN KEFARMASIAN
Persentase Puskesmas yang melakukan Pelayanan
Kefarmasian sesuai standar.
Puskesmas yang sesuai standar didefinisikan sebagai Puskesmas yang melakukan Pemberian
Informasi Obat dan/atau Konseling yang terdokumentasi.

Puskesmas yang melakukan POR


Persentase penggunaan antibiotik pada penatalaksanaan kasus ISPA non-pneumonia, diare
non-spesifik, penggunaan injeksi pada penatalaksanaan kasus myalgia, dan rerata item obat
perlembar resep di Puskesmas, terhadap seluruh kasus ISPA non-pneumonia, diare non-
spesifik dan Myalgia di sarana yang sama

2/2/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 28


Formulir Pelayanan Informasi Obat
No. …..... Tanggal : ……… Waktu : …… Metode : Lisan/ Tertulis/ Telepon )*

1. Identitas Penanya
Nama ………………………………………………….. No. Telp. ………………………………
Status : Pasien/ Keluarga Pasien/ Petugas Kesehatan (………………………………………..)*

2. Data Pasien
Umur : …….tahun; Tinggi : ….... cm; Berat : ………kg; Jenis kelamin : Laki laki/
Perempuan )* Kehamilan : Ya (……minggu)/ Tidak )* Menyusui : Ya/ Tidak )*

3. Pertanyaan
Uraian Pertanyaan :
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
Jenis Pertanyaan:

Identifikasi Obat Stabilitas Farmakokinetika

Interaksi Obat Dosis Farmakodinamika

Harga Obat Keracunan Ketersediaan Obat

Kontra Indikasi Efek Samping Obat


Lain-lain

Cara Pemakaian Penggunaan …………………..


Terapeutik

4. Jawaban
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………......

5. Referensi
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………

6. Penyampaian Jawaban : Segera/ Dalam 24 jam/ Lebih dari 24 jam )*

Apoteker yang menjawab : ………………………………………………………………………… Tanggal : ………………………………


Waktu : ………………………………….
Metode Jawaban : Lisan/Tertulis/Telepon )*

2/2/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 29


Lembar Catatan Pemberian Informasi Obat
Form. Informasi Obat

LEM BAR PENCATATAN


P E M B E R IA N IN F O R M A S I O B A T P A S IE N
PUSK E SM AS __________________________

H a ri/T g l :

INFORMASI YANG DIBERIKAN

PARAF PETUGAS
PARAF PASIEN
PENUNJANG

KONTRA INDIKASI

EFEK SAMPING
PENYIMPANAN
CARA PAKAI
NAMA OBAT

STABILITAS

INTERAKSI
NAMA

LAIN-LAIN
SEDIAAN

INDIKASI
NO UMUR POLI Dx

DOSIS
PASIEN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2/2/2018 dst Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 30
Form Pencatatan Pengobatan Pasien

31
Pelaporan pemberian informasi merupakan
rekapitulasi pemberian informasi obat yang
Format Laporan
Pelayanan Kefarmasian dilakukan dalam jangka waktu 1 bulan.
di Puskesmas Hasil rekapitulasi dilaporkan secara
berjenjang kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan tembusan Dinas
Kesehatan Provinsi dan Direktorat
Pelayanan Kefarmasian

2/2/2018 32
Format Laporan Bulanan
Pelayanan Kefarmasian
di Puskesmas

2/2/2018 33
SUB POKOK BAHASAN 3

PENGGUNAAN OBAT RASIONAL

2/2/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 34


Penggunaan Obat Rasional

pasien menerima obat yang tepat untuk


kebutuhan klinis,

Penggunaan dalam dosis yang memenuhi kebutuhan,


obat dikatakan
rasional, bila:
untuk jangka waktu yang cukup, dan

pada biaya yg terjangkau untuknya


(individu) dan komunitas/masyarakat
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT RASIONAL

PENILAIAN KONDISI PASIEN


BIAYA
TERJANGKAU
DIAGNOSIS

MEDICATION
INDIKASI SAFETY PRACTICE
TEPAT JENIS OBAT

DOSIS, CARA & DURASI

INFORMASI ESO : Efek Samping Obat


36
Indikator POR (WHO)
INDIKATOR PERESEPAN
• RERATA JUMLAH ITEM OBAT DALAM RESEP
• % PERESEPAN DG NAMA GENERIK PERAN
INDIKATOR INTI
• % PERESEPAN DG ANTIBIOTIK PRESCRIBER
• % PERESEPAN DG SUNTIKAN (yanmed)
• % PERESEPAN YG SESUAI DOEN
INDIKATOR TAMBAHAN
INDIKATOR PELAYANAN
• RERATA WAKTU KONSULTASI • Persentase pasien yang
• RERATA WAKTU PENYERAHAN OBAT PERAN DISPENSER diterapi tanpa obat
(pelayanan farmasi
• % OBAT YG SESUNGGUHNYA DISERAHKAN
klinik) • Rerata biaya obat tiap
• % OBAT YG DILABEL SECARA ADEKUAT
peresepan
INDIKATOR FASILITAS • Persentase pasien yang
• PENGETAHUAN PASIEN TTG DOSIS YG BENAR puas dengan pelayanan
• KETERSEDIAAN DAFTAR OBAT ESENSIAL PENUNJANG yang diberikan
• KETERSEDIAAN KEY DRUGS
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM POR NASIONAL
% AB ISPA Non Batas toleransi
INDIKATOR Pneumonia 20 %
KINERJA
PROGRAM POR
NASIONAL % AB pada Diare Batas toleransi
Non Spesifik 8%

% Injeksi Pada Batas toleransi


INDIKATOR Myalgia 1%
PERESEPAN DI
PUSKESMAS
% Rerata Jumlah Batas toleransi
Item Obat/Resep 2,6 item
*Indikator WHO lainnya tetap diukur, tapi tidak mjd indikator POR Nasional 38
PENINGKATAN POR DI PUSKESMAS
Peningkatan POR di Fasyankes
• Peresepan obat secara rasional  sesuai pedoman pengobatan
• Penerapan Regulasi/Kebijakan POR  DOEN, FORNAS, Pedoman Umum Pengg AB, dll
• Bimbingan teknis POR  kerjasama dengan Dinkes Kab/Kota dan organisasi profesi
• Lokakarya Mini  Nakes (Dokter, Apoteker, Bidan, AA, Perawat & Nakes lain yang terlibat)

Peningkatan POR pada Masyarakat


• Edukasi dan pemberdayaan masyarakat terkait POR melalui GeMa CerMat
• Kerjasama lintas program dan lintas sektor (Promkes, institusi pendidikan, organisasi
kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, organisasi lainnya)
• Penyebaran informasi pada masyarakat & Nakes melalui media

Pemantauan dan Evaluasi POR


• Pemantuan berkala (indikator kinerja POR), survei berkala  peresepan obat pada 3 penyakit
• Hasil pemantauan dibahas oleh internal Puskesmas dan dilakukan evaluasi dan intervensi
• Dilaporkan setiap bulan kepada Dinas Kesehatan Kab/Kota
FORM PELAPORAN INDIKATOR
PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
FORM-1
FORMULIR PELAPORAN INDIKATOR PERESEPAN ISPA NON PNEUMONIA

Puskesmas : …………………………………………………………..
Kabupaten : ………………………………………………………….. Bulan : …………………………
Provinsi : ………………………………………………………….. Tahun : …………………………

Jumlah Item Antibiotik Lama Pemakaian Sesuai Pedoman


Tgl No. Nama Umur Nama Obat Dosis Obat
Obat Ya/Tidak (hari) Ya/Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )

a.
b.
1
c.
d.
a.
b.
2
c.
d.
a.
b.
3
c.
d.
Total Item Obat A B

N= Rerata Item Obat/ Lembar A / N


Resep
Persentase AB B / N x 100 %
FORM-2
FORMULIR PELAPORAN INDIKATOR PERESEPAN DIARE NON SPESIFIK
Puskesmas : …………………………………………………………..
Kabupaten : ………………………………………………………….. Bulan : …………………………
Propinsi : ………………………………………………………….. Tahun : …………………………

Jumlah Antibiotik Lama Pemakaian Sesuai Pedoman


Tgl No. Nama Umur Nama Obat Dosis
Item Obat Ya/Tidak (hari) Ya/Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8) (9) ( 10 ) ( 11 )
a.
b.
1
c.
d.
a.
b.
2
c.
d.
a.
b.
3
c.
d.
a.
b.
4
c.
d.
a.
b.
dst
c.
d.
Total Item Obat A B
Rerata Item Obat/
N= A/N
Lembar Resep
Persentase AB B / N x 100 %
FORM-3
FORMULIR PELAPORAN INDIKATOR PERESEPAN MYALGIA
Puskesmas : …………………………………………………………..
Kabupaten : ………………………………………………………….. Bulan : …………………………
Propinsi : ………………………………………………………….. Tahun : …………………………

Lama
Jumlah Item Injeksi Sesuai Pedoman
Tgl No. Nama Umur Nama Obat Dosis Pemakaian
Obat Ya/Tidak Ya/Tidak
(hari)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8) ( 9) ( 10 ) ( 11 )
a.
b.
1
c.
d.
a.
b.
2
c.
d.
a.
b.
3
c.
d.
a.
b.
4
c.
d.
a.
b.
dst
c.
d.
Total Item Obat A B
N= Rerata A/N
Persentase Injeksi B / N x 100 %
LAPORAN
INDIKATOR PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
DI PUSKESMAS

Rerata Item / lembar Resep


NO % Penggunaan
% Penggunaan Antibiotik % Penggunaan Injeksi pada
Antibiotik pada Diare
pada ISPA Non-Pneumonia Myalgia
Non-Spesifik
ISPA Diare Myalgia Rata-rata
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Puskesmas melakukan pencatatan dan pelaporan indikator POR secara berjenjang. Puskesmas membuat
rekapitulasi data indikator peresepan per triwulan, untuk dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, paling
lambat tanggal 4.

2/2/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 43


Kesimpulan

1. Ketersediaan Tenaga Kefarmasian di Puskesmas


sangat dibutuhkan untuk melakukan Pengelolaan
Manajemen Obat dan BMHP sesuai dengan standar.
2. Tenaga Kefarmasian yang bekerja di Puskesmas
mempunyai peran yang sangat strategis dalam
peningkatan penggunaan obat rasional.

2/2/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 44


Referensi

• Peraturan Presiden Nomor 54/2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah


• Peraturan Menteri Kesehatan No. 21 tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi JKN
untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional pada Faskes Tk. I Milik
Pemerintah Daerah
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Puskesmas
• Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas, Direktorat Bina Obat Publik, 2010
• Modul Penggunaan Obat Rasional, Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian, 2015

2/2/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 45


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai