Anda di halaman 1dari 7

TELAAH STAF

Kepada : Direktur RSUD Landak


Dari : Instalasi Farmasi RSUD Landak
Tanggal : 22 Januari 2020
Sifat : Penting
Lampiran :-
Perihal : Usulan Penambahan Tenaga Farmasi

I. LATAR BELAKANG

Instalasi Farmasi merupakan bagian penting dari rumah sakit karena


60% pendapatan rumah sakit berasal dari farmasi (obat, Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP), termasuk gas medik). Menurut PP 51 Tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian, pelayanan kefarmasian di rumah sakit
mencakup 2 kegiatan, yaitu kegiatan manajerial pengelolaan obat dan
BMHP serta pelayanan farmasi klinik. Untuk melaksanakan pekerjaan
kefarmasian yang optimal, Instalasi Farmasi harus didukung oleh sarana
dan prasarana yang memadai dan sumber daya manusia yang jumlahnya
cukup dan kompeten.

II. PRA ANGGAPAN


Pada bulan Maret 2020, 3 orang TTK (Tenaga Teknis Kefarmasian)
cuti melahirkan secara berurutan sehingga Instalasi Farmasi kekurangan
tenaga untuk dinas shift di Depo Farmasi IGD. Ditambah lagi mulai bulan
Mei 2020, farmasi mulai menerapkan penggunaan e-resep pada SIMRS
yang mengharuskan 1 orang tenaga stand by di depan komputer untuk
melakukan screening resep dan kegiatan SIM RS lainnya, sehingga petugas
farmasi tidak bisa lagi dinas sendirian. Kekurangan tenaga membuat
Instalasi Farmasi pada bulan Juni 2020 terpaksa menutup Depo Farmasi
Rawat Inap dan mengalihkan pelayanan UDD ke Depo Farmasi IGD sampai
sekarang. Selain itu, terdapat beberapa laporan insiden patient safety
terkait obat dan belum optimalnya pekerjaan Farmasi Klinis oleh apoteker
dikarenakan apoteker harus stand by mengerjakan resep di depo-depo. Hal
ini menunjukan bahwa rumah sakit belum memenuhi jumlah minimal
tenaga sesuai beban kerja farmasi. Dengan penambahan tenaga farmasi
akan mengoptimalkan pengelolaan obat dan akan memberikan
kesempatan bagi Apoteker untuk melakukan pekerjaan Farmasi Klinis.

III. PEMBAHASAN DAN ANALISA


Pada tahun 2020, Instalasi Farmasi memiliki tenaga farmasi sebanyak
4 orang apoteker, 8 orang TTK dan 2 orang non-farmasi dengan sebaran 3
laki-laki dan 11 perempuan (total 14 orang). Pada akhir 2020, 1 orang
apoteker dan 1 orang TTK resign, kemudian masuklah 1 orang TTK
pengganti sementara apoteker belum ada pengganti sampai saat ini. Pada
Januari 2021, Instalasi Farmasi mendapat tambahan tenaga 2 orang
CPNS, yaitu 1 apoteker dan 1 TTK. Tetapi terjadi perubahan internal di
RSUD Landak sehingga 1 TTK akan segera ditempatkan ke unit CSSD. Hal
ini menyebabkan formasi Instalasi Farmasi di tahun 2021 akan sama
dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu 4 orang apoteker, 8 orang TTK dan
2 orang non-farmasi.
Analisis beban kerja ini menggunakan data dari tahun 2019
dikarenakan pada tahun 2020, terjadi penurunan drastis jumlah
kunjungan pasien selama pandemi COVID-19. Setelah New Normal mulai
diberlakukan pada Juni 2020, peningkatan jumlah pasien terjadi secara
perlahan namun belum mencapai jumlah rata-rata tahun 2019. Oleh
karena itu, perhitungan ini dibuat dengan pada keadaan normal agar
dapat memberikan gambaran yang menyerupai jumlah kunjungan rata-
rata di RSUD Landak.

Tabel I. Jumlah resep yang dilayani perbulan tahun 2019

Depo Farmasi Resep Umum Resep BPJS Total Volume


Rawat Jalan 272 721 993 11916
Rawat Inap 0 899 899 10788
IGD 891 2076 2967 35604
Total 1163 3696 4895
Resep racikan 30 360

Tabel II. Waktu kerja yang tersedia dalam 1 tahun (2019)

Kode Faktor Jumlah Keterangan


A Hari kerja 366 Hari/tahun
B Cuti tahunan 12 Hari/tahun
C Diklat 3 Hari/tahun
D Libur nasional 20 Hari/tahun
E Rata-rata ketidakhadiran 5 Hari/tahun
F Waktu kerja 7 Jam/hari
Total hari kerja 319 Hari/tahun
[ A – (B+C+D+E) ]
Waktu kerja tersedia 2233 Jam/tahun
[ A – (B+C+D+E)] x F
Total waktu kerja tersedia dalam satuan menit 133980 Menit/tahun

Tabel III. Standar beban kerja Instalasi Farmasi minimal (belum


termasuk pekerjaan Farmasi Klinis oleh apoteker)

Waktu yang Total beban


No Kegiatan Pokok Volume
dibutuhkan kerja/tahun
1 Mengecek stok harian 30 menit/hari 319 159,5 jam
obat depo farmasi dan
mengamprah ke gudang
farmasi
2 Menerima barang datang 30 menit/hari 319 159,5 jam
3 Menyimpan dan menata 30 menit/hari 319 159,5 jam
obat
4 Mengecek stok gudang 120 menit/hari 319 319 jam
farmasi dan menulis
defekta
5 Mengantar obat ODD 60 menit/hari 319 638 jam
6 Mengecek stok 30 menit/hari 319 159,5 jam
narkotika, psikotropika,
precursor dan OOT
7 Merekap resep 30 menit/hari 319 159,5 jam
8 Menyiapkan obat pasien 15 menit/resep 11566 2891,5 jam
rawat jalan non racikan
9 Menyiapkan obat pasien 30 menit/resep 360 180 jam
rawat jalan racikan
10 Menyiapkan obat pasien 15 menit/resep 35604 8901 jam
rawat inap dan IGD
resep individual
11 Menyiapkan obat pasien 30 menit/resep 10788 5394 jam
rawat inap UDD (4 zaal)
Jumlah beban kerja per tahun 19121 jam
Rata-rata waktu kerja produktif (11) 1738,27 jam

Tabel IV. Standar Kelonggaran

Waktu yang Total beban


No Kegiatan Pokok Volume
dibutuhkan kerja/tahun
1 Mengecek obat program 2 jam/bulan 12 24 jam
2 Membuat laporan obat 72 jam/bulan 12 864 jam
program
3 Mengecek dan merekap 12 jam/bulan 12 144 jam
resep narkotika,
psikotropika, prekursor
dan OOT
4 Membuat laporan 72 jam/bulan 12 864 jam
narkotika, psikotropika,
prekursor dan OOT
5 Membuat laporan 72 jam/bulan 12 864 jam
mutasi depo dan gudang
6 Melakukan stock 24 jam/bulan 12 288 jam
opname depo dan
gudang
7 Mengikuti rapat pokja 12 jam.bulan 12 144 jam
8 Mengecek troly 15 jam/bulan 12 144 jam
emergensi di rawat inap
9 Mengumpulkan obat 6 jam/bulan 12 72 jam
expired dari depo ke
gudang
10 Mengumpulkan obat 72 jam/bulan 12 864 jam
retur
11 Meretur obat expired ke 6 jam/bulan 12 72 jam
PBF
12 Membuat laporan 24 jam/bulan 12 288 jam
generik-non generic
13 Membuat laporan obat 72 jam 1 72 jam
expired dan retur
tahunan
14 Membuat laporan SO 72 jam 1 72 jam
tahunan
Waktu kelonggaran per tahun 4776 jam
Tabel V. Perhitungan tenaga ideal

Standar beban kerja berdasarkan waktu :


Waktu beban kerja tersedia 2233
Rata−rata waktu kerja produktif
= 1738,273 =1,28
Standar kelonggaran :
Waktu kelonggaran 4776
=2,14
Waktu beban kerja tersedia 2233
Kebutuhan tenaga ideal:
Kuantitas kegiatan pokok 11
x Standar kelonggaran= x 2,14=18,3
Standar beban kerja 1,28
Jumlah kebutuhan :
Kebutuhan tenaga ideal− jumlah tenaga tersedia=18−14=4
Jadi jumlah tenaga yang harus ditambah oleh rumah sakit adalah
sebanyak 4 orang.
Perhitungan jumlah kebutuhan di atas adalah berdasarkan beban kerja
minimal TTK yang selama ini juga dilakukan oleh apoteker dan tenaga non-
farmasi. Menurut Permenkes No. 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit, standar ideal untuk pekerjaan kefarmasian
adalah 1 apoteker untuk 50 pasien rawat jalan, 1 apoteker untuk 30 pasien
rawat inap, serta masing-masing 1 apoteker di unit khusus seperti CSSD,
IGD, ICU, IBS dan PIO. Sedangkan kebutuhan TTK tidak disebutkan secara
khusus, sehingga jumlahnya dapat menyesuaikan beban kerja berdasarkan
jumlah resep dan kegiatan. Jika merujuk pada permenkes tersebut, maka
jumlah apoteker di RSUD Landak masih kurang. Saat ini hanya ada 4
apoteker yang terdiri dari 1 Apoteker Kepala Instalasi Farmasi, 1 Apoteker
Depo Farmasi Rawat Jalan, 1 Apoteker Depo IGD, dan 1 Apoteker Gudang
Farmasi. Belum ada apoteker khusus untuk melakukan Farmasi Klinis di
rawat inap. Oleh karena itu, dari 4 orang kebutuhan tenaga, usulan
idealnya adalah 1 orang apoteker dan 3 orang TTK.

IV. KESIMPULAN
Jumlah usulan penambahan tenaga kefarmasian adalah sebanyak 4
orang, terdiri dari 1 Apoteker dan 3 orang TTK.

V. SARAN TINDAK

Perlu secepatnya dilakukan perekrutan tenaga kefarmasian yang baru.

VI. PENUTUP
Demikian Telaah Staf ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya. Besar harapan saya agar usulan penambahan tenaga ini dapat
diterima dan dikabulkan Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
Ngabang, 22 Januari 2021
Kepala Instalasi RSUD Landak

apt. Cornelia Yasinta, S.Farm.


NIP. 19890718 201503 2 007

Anda mungkin juga menyukai