Anda di halaman 1dari 3

KAJIAN KEBUTUHAN TENAGA DI INSTALASI FARMASI

1. Latar Belakang
Permasalahan yang paling sering dihadapi oleh instalasi farmasi di sebuah rumah sakit adalah waktu
tunggu obat serta kesalahan dalam hal pemberian obat kepada pasien, baik itu pasien di rawat jalan
maupun rawat inap. Tidak jarang juga petugas farmasi mengalami pengalaman buruk dimarahi oleh
pasien karena menunggu obat lama, atau yang lebih parah lagi, karena beratnya beban kerja, tingkat
konsentrasi petugas farmasi menurun sehingga dalam penyiapan serta penyerahan obat kerap terjadi
kesalahan. Disisi lain, meminta tambahan tenaga kerja seolah mengalami jalan buntu. Management pasti
akan memperhitungkan biaya dan profit yang dihasilkan bila harus menambah karyawan.
Cara yang paling benar dan rasional untuk meminta tambahan tenaga di instalasi farmasi, yaitu
dengan menghitung jumlah beban kerja, dalam hal ini adalah jumlah resep yang dilayani dicompare
dengan jumlah karyawan yang ada.
Untuk menganalisa kebutuhan tenaga kerja, maka ada beberapa faktor yang mendasar untuk
perhiutngan,antara lain :
A. Beban kerja unit, misal jumlah resep, pembuataan sediaan dll
B. Waktu yang dibbutuhkan untuk menyelesaikan beban kerja/hari
C. Jumlah seluruh waktu yang dibutuhkan semua beban kerja jangka waktu tertentu
D. Jam kerja efektif untuk jangka waktu tertentu dengan memperhitungkan cuti, libur, sakit dll
E. Jumlah tenaga yang dibutuhkan dengan cara jumlah waktu tertentu dibagi jam kerja efektif per
orang dalam waktu tertentu

2. Tujuan
Sebagai acuan bagi management rumah sakit untuk menambah tenaga di instalasi farmasi melihat
realita yang ada dilapangan, dalam hal ini khususnya peayanan obat di intsalasi farmasi.

3. Kajian
Pelayanan farmasi di instalasi farmasi dibagi menjadi pelayanan instalasi rawat jalan dan rawat inap
yang sistemnya sudah berjalan secara terpisah. Adapun jumlah tenaga di instalasi farmasi terdiri dari 6
orang tenaga Apoteker dan 21 tenaga teknis kefarmasian yang dibagi sebanyak 1 orang di gudang
farmasi, 10 orang di farmasi rawat inap yang terbagi ke dalam 3 shift dan 10 orang di farmasi rawat jalan
yang dibagi ke dalam 2 shift.
Standar pelayanan minimal untuk waktu tunggu obat adalah 30 menit untuk obat non racikan dan 60
menit untuk obat racikan. Dari standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan tersebut, masih banyak
waktu tunggu pasien menerima obat melebihi dari waktu yang telah ditetapkan. Maka dari itu, adanya
komplai cukup sering terjadi di instalasi farmasi. Lamanya waktu tunggu obat dikarenakan jam praktek
dokter di poliklinik yang kerap membuka jam praktek secara bersamaan terutama setelah jam 12 hingga
malam hari. Rata-rata jumlah resep perhari yang masuk ke instalasi farmasi rawat jalan adalah sebanyak
300 resep total dari farmasi rawat jalan maupun rawat inap yang dikerjakan oleh 5-6 orang pada dinas
shift 2. Bila tenaga teknis kefarmasian yang berdinas pada shift 2 di rasa kurang untuk melayani resep
yang jumlahnya sangat banyak, apoteker penanggung jawab kerap melemburkan tenaga teknis yang
berdinas pada shift pagi guna memenuhi standar waktu pelayanan obat serta menghindari terjadinya
komplain dari pasien akibat lama menunggu obat.
Disamping masalah lamanya waktu tunggu, resiko lain dari beratnya beban kerja petugas farmasi
adalah petugas farmasi salah menyiapkan obat untuk pasien akibat kelelahan. Tercatat dari januari hingga
november 2018, kejadian kesalahan pemberian obat yang terlaporkan tercatat terjadi sebanyak 4 kali.
Meskpipun tidak mengakibatkan hal yang fatal bagi pasien, hal tersebut tetap tidak dapat dibiarkan
begiut saja. Tingginya resiko kesalahan pemberian obat bagi pasien ini menjadi perhatian khusus bagi
apoteker penanggung jawab untuk membuat kajian penambahan jumlah tenaga, terutama bagi instalasi
farmasi rawat jalan.
Adapun kajian yang dibuat adalah sebagai berikut :
A. Hitung jumlah hari produktif dan hari libur ( Tahun 2018 )
Jam kerja/hari : 7 jam
Jumlah hari non produktif :
Hari minggu dalam setahun : 52 hari
Hari cuti : 12 hari
Hari sakit : 5 hari
Hari libur nasional : 25 hari
Jumlah : 94 hari

Jumlah hari produktif/orang selama tahun 2018 :


365 - 94 = 271 hari
= 271 hari x 7 jam
= 1918 jam

B. Hitung jumlah resep yang dilayani berdasarkan rata0rata jumlah resep perhari

Jumlah resep perhari farmasi rawat jalan = 300


= 300 x 25 hari ( satu bulan ) = 7500 resep/bulan

Resep selama satu tahun = 7500 x 12 bulan = 90000 resep satu tahun

Resep tersebut terdiri dari : 40 % resep racikan dan sisanya sebanyak 60% adalah non racikan

1) Resep racikan
= 40% x 90000
= 36000 resep
2) Resep non racikan
= 60 % x 90000
= 54000 resep

C. Hitung jumlah tenaga teknis kefarmasian yang dibutuhkan :


Jika waktu yang dibutuhkan untuk meracik obat adalah 60 menit dan non racikan 30 menit, maka :

1) Resep racikan = 36000 x 60 menit = 2160000 resep


2) Resep non racikan = 54000 x 30 menit = 1620000 resep
3780000resep/60 menit = 63000

Maka : 63000 x 1 orang = 32 orang


1918

Dari hasil perhitungan di atas, didapat hasil bahwa idelnya, instalasi farmasi Rumah sakit Cibitung
medika idelanya memiliki tenaga sebanyak 32 orang, yang terdiri dari apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian. Keadaan saat ini, instalasi farmasi baru memiliki 27 tenaga yang terdiri dari apoteker dan
tenaga teknis kefarmasian. Maka agar ideal, paling tidak instalasi farmasi menambah lagi tenaga
sebanyak 5 orang untuk memenuhi kebutuhan tenaga di instalasinya. Tenaga tersebut nantinya akan di
tempatkan atau di atur sesuai dengan kebutuhan dari masing masing unit.

Anda mungkin juga menyukai