Anda di halaman 1dari 15

PELATIHAN PELAYANAN KEFARMASIAN

BAGI TENAGA KEFARMASIAN DI PUSKESMAS


(DISTANCE LEARNING)

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN


UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
Disusun Oleh:
Apt. Kartika Elisabeth, S. Farm
Angkatan 4
Gelombang II Tahun 2023

BALAI PELATIHAN KESEHATAN CILOTO


MARET 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan
bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama.
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan. Pelayanan kefarmasian merupakan
pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan sediaan
farmasi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas, pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu
kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai (BMHP) dan kegiatan pelayanan farmasi klinik.
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas harus dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan
yang memiliki kompetensi dan kewenangan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.
Tenaga kesehatan termasuk tenaga kefarmasian harus bertanggung jawab, memiliki
etik dan moral yang tinggi, keahlian, dan kewenangan yang secara terus menerus
harus ditingkatkan mutunya, salah satunya melalui pelatihan.
Observasi Lapangan (OL) merupakan bagian dari rangkaian proses
pembelajaran, karena pada tahap ini dianggap sebagai suatu bentuk pengkayaan dari
materi yang telah diajarkan. Tujuan yang hendak dicapai pada kegiatan ini adalah
untuk memberikan kesempatan bagi peserta dalam melihat penerapan kegiatan
pelayanan Kefarmasian Puskesmas rekomendasi
guna mendapatkan lesson learnt yang dapat diaplikasikan di Puskesmas peserta masing-
masing.
Selain untuk pencapaian tujuan diatas, OL juga mempunyai dasar pertimbangan
berdasarkan teori yang mengatakan bahwa proses belajar dapat terjadi melalui 2 (dua) cara
yang berbeda, yaitu :
1. Belajar melalui pemahaman, dimana seseorang mulai belajar ketika
munculnya pemahaman atau pengertian yang terjadi akibat adanya hubungan antara
suatu hal dengan hal lainnya. Dalam kegiatan ini peserta OL akan mendapat
banyak pengalaman lain tentang bagaimana penyelenggaraan pelayanan
kefarmasian di Puskesmas rekomendasi.
2. Belajar melalui contoh, seseorang mulai belajar melalui pengamatannya terhadap
tingkah laku orang lain dan secara tidak sadar orang tersebut kemudian meniru
tingkah laku yang baru itu. Dalam kegiatan ini peserta akan banyak melihat
berbagai macam gambaran contoh yang sesuai ataupun tidak sesuai dengan
pedoman tentang pelayanan kefarmasian di Puskesmas pada umumnya secara
langsung dan hal ini tentunya akan dapat memperkaya pengetahuan dan
keterampilan peserta.

B. TUJUAN OBSERVASI LAPANGAN


1. Tujuan Umum
Setelah selesai melakukan OL, peserta mendapatkan pengalaman nyata tentang
penerapan pelayanan kefarmasian di Puskesmas, sebagai satu pengalaman (lesson
learnt) yang didapat dari proses pelatihan.
2. Tujuan Khusus
Setelah selesai OL, peserta dapat:
a. Mengetahui cara yang dilakukan Puskesmas dalam melakukan:
1) Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP diPuskesmas
2) Pelayanan Farmasi Klinik di Puskesmas
b. Memotret dan mempelajari program inovasi pelayanan kefarmasian yang
dilaksanakan Puskesmas serta latar belakang dan metode inisiasi program inovasi
tersebut
C. WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan Orientasi Lapangan (PKL) dilakukan secara Distance Learning melalui
aplikasi Youtube pada :
1. Waktu Pelaksanaan
Hari : Sabtu, 11 Maret 2023
Pukul : 14.00-16.00
2. Tempat pelaksanaan
Tempat : UPT Puskesmas Ibrahim Adjie
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Alamat : Jl. Ibrahim Adjie No. 88, Kebon Waru, Kec. Batununggal, Kota
Bandung, Jawa Barat

D. PROSES OBSERVASI LAPANGAN

Waktu pelaksanaan OL pada pelatihan ini dilaksanakan setelah seluruh materi


inti disampaikan, dan dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, tahap penyusunan laporan dan tahap presentasi hasil laporan melalui
seminar OL sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan.
- Mempersiapkan media pembelajaran (video OL) yang diawali dengan
pembuatan storyboard dan produksi video sehingga peserta seolah benar-benar
mengunjungi Puskesmas tsb., (penyampaian kepada Puskesmas pelaksanaan OL
hal-hal apa yang akan diamati agar paparan singkat dan dokumen dipersiapkan).

- Mempersiapkan peserta dengan membagikan panduan

- Peserta berdiskusi membuat pertanyaan setelah melihat tayangan video OL,


untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Pertanyaan dapat ditanyakan pada
PKL sesi ke 2 dengan narasumber puskesmas
2. Tahap Pelaksanaan, antara lain:
- Penayangan video OL pembelajaran

- W awancara dengan fasilitator Puskesmas.


3. Tahap Penyusunan Laporan Observasi Lapangan dan mengerjakan Penugasan.
Tiap peserta menyusun laporan sesuai dengan format laporan yang ditentukan
dan mengumpulkan melalui CLC
BAB II
HASIL KEGIATAN OBSERVASI LAPANGAN

A. PENERIMAAN OBAT
Sebelum melakukan proses penerimaan obat, ada beberapa proses yang
harus dilaksanakan yaitu :
1. Perencanaan
Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP) yang dilakukan oleh UPT Puskesmas Ibrahim Adjie merupakan
Perencanaan Terpadu yaitu dilakukan oleh Apoteker Pengelola Obat, Tenaga
Kefarmasian pengelola Obat dan Tim Manajeman serta Keuangan bersama
dengan Kepala Puskesmas.
Tujuan dari Perencanaan Terpadu adalah sebagai berikut:
a. Menghindari tumpeng tindih penggunaan anggaran.
b. Keterpaduan dalam evaluasi, penggunaan dan perencanaan
c. Kesamaan persepsi antara pemakai obat dan penyedia anggaran
d. Estimasi kebutuhan lebih tepat
e. Koordinasi antara penyedia anggaran dan pemakai obat
f. Pemanfaatan data pengadaan obat dapat lebih optimal.
Anggaran belanja kebutuhan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai (BMHP) bersumber pada:
a. APBN
b. APBD 1
c. Dana Alokasi Umum (DAU)
d. BLUD
Berikut merupakan tahapan perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang dilakukan oleh UPT Puskesmas
Ibrahim Adjie:
a. Tahap pemilihan dan pengumpulan data. Pengumpulan data ini bisa
didasarkan pada permintaan tiap unit distribusi dan berdasarkan pemakaian
harian.
b. Melalui buku pengeluaran harian tersebut dikalkulasi untuk mengetahui
kebutuhan tiap bulannya.
c. Untuk perhitungan permintaan dimasukkan dalam Laporan Pemakaian dan
Lembar Permintaan Obat (LPLPO).
d. LPLPO mencantumkan stok awal (Stok Akhir Bulan Lalu), Penerimaan
yang diperoleh dari SBBK Dinas, Pengeluran 1 periode, Stok
Penyangganya, dan Jumlah Permintaan.
e. Pada Puskesmas Ibrahim Adjie, jumlah permintaan dihutung dari 2 kali
kebutuhan 1 periode (bulan) dikurangi dengan sisa stok, dan ditambah
dengan jumlah stok penyangga.
f. LPLPO inilah yang menjadi dasar permintaan persediaan farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai yang kemudian diajukan kepada Kepala Dinas Kota
Bandung melalui seksi kefarmasian.

2. Pengadaan
Pengadaan di Puskesmas Ibrahim Adjie berasal dari Dinas Kesehatan Kota
Bandung dan Pengadaan Mandiri. Puskesmas Ibrahim Adjie merupakan Badan
Layanan Umum Daerah, maka berhak melakukan Pengadaan Mandiri apabila
terjadi kekosongan di Dinas Kesehatan. Pengadaan Obat berasal dari 2 sumber
dana yaitu Dana BLUD dan Dana BOK (hanya untuk BMHP). Penggadaan
dilakukan dengan 2 cara yaitu Pengadaan Langsung (apabila E-katalog
Kosong) dan pengadaan E-katalog (lebih diprioritaskan).
Tujuan pengadaan obat di Puskesmas adalah:
a. Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan dengan jenis dan jumlah
yang cukup sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
b. Mutu sediaan farmasi dan Bahan medis habis Pakai terjamin.
c. Sediaan farmasi dan Bahan medis habis Pakai dapat diperoleh pada
saat diperlukan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengadaan sediaan farmasi dan
Bahan medis habis Pakai:
a. Kriteria Sediaan farmasi dan Bahan medis habis Pakai
b. Persyaratan pemasok
c. Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan sediaan farmasi dan
Bahan medis habis Pakai
d. Penerimaan dan pemeriksaan sediaan farmasi dan Bahan medis habis
Pakai
e. Pemantauan status pemesanan
3. Permintaan
Puskesmas Ibrahim Adjie melalukan permintaan Sediaan farmasi dan
Bahan medis habis Pakai kepada Dinas Kesehatan Kota dan kepada Distributor
Sediaan farmasi dan Bahan medis habis Pakai. Permintaan Sediaan farmasi dan
Bahan medis habis Pakai di Puskesmas Ibrahim Adjie terbagi menjadi 2 yaitu:
a. Permintaan Rutin
Permintaan yang dilakukan didasarkan pada permintaan sesuai kebutuhan
yang tercamtum pada LPLPO kepada Dinas Kesehatan Kota Bandung.
b. Permintaan Khusus
Permintaan Khusus dilakukan untuk beberapa situasi yaitu terjadinya:
 peningkatan kebutuhan;
 Terjadi kekosongan obat pada periode sebelumnya
 Kejadian Luar Biasa (Wabah atau Bencana)
4. Penerimaan
Apoteker dan atau Tenaga Teknik Kefarmasian (TTK) Ruang Farmasi
bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan kesesuaian jenis, jumlah,
mutu obat pada dokumen penerimaan baik dari Dinas Kesehatan maupun dari
distributor untuk Pengadaan Mandiri. Pemeriksaan Mutu meliputi
Pemeriksaan label, kemasan dan fisik obat. Berikut adalah pemeriksaan mutu:
 Tablet : kemasan, label, fisik (keutuhan , basah, lengket), warna,
bau, rasa
 Tablet Salut : kemasan, label, fisik (keutuhan , basah, lengket), warna,
bau, rasa
 Cairan :kemasan dan label, kejernihan, homogenitas, warna, bau,
bentuk
 Salep : kemasan dan label, homogenitas, warna, konsistensi
 Injeksi : kemasan dan label, kejernihan untuk larutan injeksi,
homogenitas untuk serbuk injeksi, warna
 Sirup kering :kemasan dan label, warna, bau, pengggumpalan
 Suppositoria : kemasan dan label, konsistensi, warna

B. PENDISTRIBUSIAN

Distribusi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas Ibrahim
Adjie adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit, satelit
farmasi puskesmas, dan jaringannya. Tujuan nya adalah untuk memenuhi Sediaan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di sub unit Puskesmas Ibrahim Adjie.
Sistem distribusi obat di puskesmas Ibrahin Adjie terkait dengan sistem kontrol
dan pengaturan alur obat sesuai permintaan dari :
 Sub Unit Pelayanan yaitu loket pelayanan obat, unit gawat darurat, ruang
bersalin, poli gigi, dan laboratorium, dimana metode distribusinya adalah
floor stock yaitu memberikan sesuai dengan kebutuhan. Dimana setiap sub
unit diperksa oleh Tenaga kefarmasian yang ditunjuk, untuk mengecek
kekosongan obat dan kadaluarsa obat. Setiap sub unit ini wajib
mempunyai dan mengisi kartu stok untuk semua Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai yang ada di ruang.
 Pustu atau Jejaring (Saat ini sudah berdiri sendiri)
 Pusling
 Posyandu
 Polindes
Proses Distribusi tercatat dalam buku bantu Gudang. Proses pendistribusian obat di
puskesmas dilakukan dengan langkah berikut:
1) Melayani permintaan berdasarkan LPLPO tiap puskesmas jejaring yang diajukan.
2) Petugas menyiapkan obat yang diminta berdasarkan LPLPO.
3) Pemberian obat sesuai permintaan.
4) Pencatatan di buku gudang dan kartu stok.

C. PENGENDALIAN OBAT

Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan


ketersediaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai, yang bertujuaan untuk
tidak terjadinya kekosongan stok ataupun kelebihan stok Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai di jaringan pelayanan puskesmas. Pengendalian obat meliputi
 Pengendalian ketersediaan;
 Pengendalian Kegunaan;
 Penangganan ketika terjadinya kehilanga, kerusakan, dan kadaluarsa.
Pengendalian Obat yang dilakukan Puskesmas Ibrahim Adjie adalah melalui
FEFO dan Obat Emergensi.

D. PENCATATAN DAN PELAPORAN OBAT

Puskesmas Ibrahim Adjie senantiasa melakukan pencatatan dan Pelaporan


Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dengan tujuan yaitu Terlaksananya
Tertib Administrasi dan Pengelolaan Obat. Proses pencatatan dan pelaporan di Puskesmas
Ibrahim Adjir dilakukan secara manual dan digital mengunakan aplikasi.
Pencatatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memonitor masuk dan
keluarnya Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas dan Sunb
Unit nya. Berikut adalah Pencatatan yang dilakukan di Puskesmas Ibrahim Adjie:
 Kartu Stok
Kartu stock digunakan untuk mencatat mutasi obat (penerimaan, pengeluaran,
hilang, rusak dan kadaluarsa). Setiap kartu stock hanya berisi catatan mutasi
untuk satu jenis obat saja.
 Buku Catatan Harian Penerimaan dan Pemakaian Obat
Buku catatan ini digunakan oleh kamar obat, kamar suntik, Puskesmas
pembantu, Puskesmas keliling dan Posyandu untuk:
1) Mencatat penerimaan dan pemakaian obat
2) Sumber data untuk menyusun laporan bulanan menggunakan format
LPLPO.
 Buku Catatan Penerimaan Resep
Buku catatan ini dipergunakan oleh kamar obat untuk mencatat jumlah
penerimaan resep setiap hari.
 Surat Pesanan
Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi
sediaan farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan yang disajikan kepada pihak
yang berkepentingan, Berikut adalah Pelaporan yang dilakukan di Puskesmas
Ibrahim Adjie:
 Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) untuk Dinas,
BLUD, dan Hibah
Formulir ini dipergunakan oleh gudang obat puskesmas, kamar obat, kamar
suntik, Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling dan posyandu untuk:
a. Melaporkan dan pemakaian obat bulanan dan mengajukan permintaan obat.
b. Permintaan obat oleh sub unit pelayanan kesehatan diajukan setiap awal bulan
bersama-sama dengan pelaporan data obat.
c. Permintaan obat oleh Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kab/Kota diajukan sesuai
dengan jadwal distribusi obat yang telah disusun/ditetapkan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kab/Kota.
d. Permintaan tambahan obat untuk mengatasi kekosongan obat dapat diajukan
setiap saat diluar jadwal distribusi rutin.
 Laporan Obat Rusak atau Kadaluarsa
Formulir ini dipergunakan oleh Kepala Puskesmas, petugas pengelola obat
apabila terjadi obat-obatan yang rusak atau daluarsa.
 Laporan Psikotropika dan Narkotika
 Laporan Ketersedian Obat dan Vaksin
Dilakukan setiap bulan dan dilaporkan kebagian Keuangan. Format seperti
LPLPO hanya saja diberikan tambahan harga untuk setiap item.
 Laporan Kesesuaian Dengan Formularium
 Laporan PIO dan Konseling
Dilakukan perekapan setiap bulan untuk pasien rawat jalan dan rawat inap.
Pelaporan dilakukan rutin setiap Bulan.
 Laporan Penggunaan Obat Rasional (POR)
Dilakukan hanya untuk Penyakit ISPA dan Diare Akut Non Spesifik.
Dilakukan rutin setiap akhir Bulan dan dilakukan secara online.
 Laporan Obat program: HIV, TB
 Laporan Catatan Pasien
Berisi tentang jumlah kunjungan Pasien di semua sub unit pelayanan.
Dilakuakn setiap Bulan dan dibuat grafik secara otomatis.

E. PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS

Berikut adalah profil gudang penyimpanan obat Puskesmas Ibrahim Adjie


 Rak besi terbuka utama besar.
 Palet
 Lemari obat
 Sudah terdapat pengatur suhu di ruangan.
 Sudah terdapat alat pengatur sirkulasi udara.
Penyimpanan Sediaan farmasi dan Bahan medis habis Pakai di gudang puskesmas
dilakukan setelah penerimaan dari gudang farmasi Dinas Kesehatan kota Bandung.
Proses penyimpanan obat dilakukan dengan tahap berikut:
a) Pemeriksaan ulang Sediaan farmasi dan Bahan medis habis Pakai yang sudah
diterima dengan teliti meliputi jumlah kemasan, jenis dan jumlah obat, dan
kesesuaian obat dengan dokumen yang ada.
b) Disusun berdasarkan bentuk sediaan obat (sediaan obat solida, sediaan oral cair,
sedian luar atau topikal).
c) Penyusunan Sediaan farmasi dan Bahan medis habis Pakai pada gudang besar
secara alfabetis dan FEFO sedangkan untuk penyimpanan pada gudang kecil dan
pelayanan secara farmakologis dan FEFO. FEFO lebih diutamakan dari pada FIFO,
untuk menghidari obat kadaluarsa.
d) Pada saat penyimpanan ada beberapa penandaan yang dilakukan di Puskesmas
Ibrahim Adjie yaitu antara lain:
 Pelabelan untuk menandai informasi Kadaluarsa tiap Obat yang ditempel pada
kardus.
 Pelabelan untuk obat-obat LASA (Look Alike Sound Alike)
 Pelabelan untuk obat-obat High Alert
 Pelabelan penggolongan farmakologis untuk gudang kecil dan gudang
Pelabelan
e) Penyusunan obat digudang agar lebih memudahkan pencarian, pengawasan obat,
dan pengendalian stok.
f) Warna Kartu stok dibedakan berdasarkan sumber anggaran.
g) Setiap penambahan obat dicatat di kartu stok dan dilakukan pada buku penerimaan
obat.
h) Ruang penyimpanan dilakukan monitoring suhu.

F. PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Berikut adalah Pemantauan dan Evaluasi yang dilakukan Puskesmas Ibrahim


Adjie:
1. Pemantauan dan evaluasi melalui Buku Kejadian Nyaris Celaka
2. Pemantauan efek samping Obat melalui Buku MESO
3. Pemantauan kepatuhan penggunaan Obat melalu Kartu berobat Pasien
4. Selalu melakukan Pembaharuan SOP untuk menghindari kesalahan pengelolaan
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Tujuan dari Pemantauan dan Evaluasi yang dilakukan Puskesmas Ibrahim Adjie
adalah :
1. Mengendalikan dan Menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat menjaga kualitas
maupun pemerataan pelayanan;
2. Memperbaiki secara terus menerus pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai;
3. Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan Sediaan Farmasi
dan Bahan Medis Habis Pakai
4. Meminimalkan terjadinya kerugian dan menurunkan insiden keselamatan pasien
dalam medication error.
5. Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.

G. PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)

Pelayanan informasi obat adalah merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian


informasi dan rekomendasi Obat yang dilakukan oleh Apoteker kepada dokter, perawat,
profesi kesehatan lainnyaserta pasien di luar Puskesmas.
Puskesmas Ibrahim Adjie melakukan beberapa Kegiatan Pelayanan Informasi Obat,
antara lain:
1. Membuat Etiket Khusus untuk Pasien Baru dengan Penyakit Kronis dan Tuberkolosis.
2. Mengadakan Penyuluhan Gema Cermat pada Anak Sekolah
3. Melakukan Penyuluhan Kesehatan untuk Tenaga Kesehatan dan atau Tenaga
Kefarmasian.
4. Melakukan siaran radio dengan tema Gema Cermat
5. Melakukan gerakan Apoteker Cilik
Berikut berupakan tahapan Pelayanan Informasi Obat:
1. Melakukan perencanaan seperti bentuk kegiatan PIO; Petugas PIO; Anggaran
2. Persiapan Pelaksanaan PIO
3. Pelaksanaan PIO
4. Evaluasi dan Monitoring Pelaksanaan PIO

H. KONSELING

Konseling obat adalah salah satu metode edukasi pengobatan secara tatap muka
atau wawancara dengan pasien dana tau keluarganya yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman pasien yang membuat terjadinya perubahan perilaku dalam
penggunaan obat.
Puskesmas Ibrahim Adjie secara rutin melakukan kegiatan Konseling untuk pasien
dengan penyakit kronis seperti Diabetes melitus
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Tahap Kegiatan Konseling
2. Faktor yang perlu diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai