Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan adanya pandemic Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19) maka segala kegiatan disesuaikan dengan tatanan normal baru.
Hal ini didasarkan pada KMK HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) yang terbit pada tanggal 13 Juli 2020, Perda Bupati Nganjuk
no. 28 tahun 2020 tentang Pedoman Persiapan Tatanan Normal Baru
pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) di Kabupaten
Nganjuk serta Surat Edaran Bupati Nganjuk tentang Protokol
Kesehatan yang terbit tanggal 15 Juli 2020.
Dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan disebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama
dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan
terjangkau. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang
optimal.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam
pembangunan kesehatan dan mempunyai peran besar dalam upaya
mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut. Upaya kesehatan
yang diselenggarakan di puskesmas terdiri dari pelayanan kesehatan
perseorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat primer.
Salah satu pelayanan kesehatan perseorangan primer di puskesmas
adalah pelayanan kefarmasian.
Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah berubah paradigma
dari orientasi obat kepada pasien yang mengacu pada asuhan

1
kefarmasiaan. Sebagai konsekuensi perubahan perubahan orientasi
apoteker/ asisten apoteker sebagai tenaga farmasi di tuntut untuk
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku agar dapat
berinteraksi langsung dengan pasien.
Pelayanan kefarmasian meliputi pengelolaan sumber daya
(SDM, sarana, prasarana, sedian farmasi, perbekalan kesehatan, serta
administrasi) dan pelayanan farmasi klinik penerimaan resep, peracikan
obat, penyerahan obat, informasi obat, dan pencatatan/ penyimpanan
resep) dengan menfaatkan tenaga, dana. prasarana, sarana dan
metode tata laksana yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan yang
ditetapkan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan disusunnya panduan pelayanan kefarmasian guna
memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat di
Puskesmas Sukomoro.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai panduan bagi petugas kefarmasian Puskesmas
Sukomoro dalam mempersiapkan dan melaksanakan akreditasi
puskesmas.
b. Sebagai referensi bagi unit/Instansi yang terkait dengan
kefarmasian.
c. Sebagai panduan dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian
di Puskesmas Sukomoro.

C. Sasaran
Sasaran dari panduan ini adalah semua petugas kefarmasian
puskesmas Sukomoro.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi pelaksanaan pelayanan
kefarmasian Puskesmas Sukomoro di dalam gedung.

E. Batasan Operasional
1. Pelayanan kefarmasian : suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi

2
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
2. Obat : adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi
yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi untuk manusia.
3. Bahan Medis Habis Pakai : adalah alat kesehatan yang ditujukan
untuk penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya
diatur dalam peraturan perundang-undangan.
4. Asisten Apoteker : adalah tenaga kesehatan yang berijasah
Sekolah Menengah Farmasi, Akademi Farmasi, jurusan Farmasi
Politeknik Kesehatan, Akademi Analisis Farmasi dan Makanan
Jurusan Analis Farmasi dan Makanan Politeknik Kesehatan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3
BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kegiatan kefarmasian harus dilakukan oleh petugas yang
memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai serta
memperoleh/ memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan di
bidang yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Kualifikasi
minimal tenaga kefarmasian di puskesmas meliputi Penanggung
jawab Ruang Farmasi, Gudang Obat, petugas administrasi dan
pelaksana.
Jumlah tenaga administrasi dan tenaga pelaksana disesuaikan
dengan kebutuhan dan standar yang berlaku.

Kualifikasi Tenaga Kefarmasian di Puskesmas Sukomoro


No Kualifikasi Pendidikan Jumlah Kompetensi

1 Penanggung jawab Apoteker 0 Penanggung


jawab
2 Asisten Apoteker D3 Farmasi 1 Pelayanan
kefarmasian
puskesmas
3 Tenaga administrasi SMF 1 Administrasi

D3 Farmasi 1

Dikarenakan terbatasnya tenaga Puskesmas Sukomoro, dan


ketiadaannya Apoteker di Puskesmas, maka Penanggung jawab
Kefarmasian Puskesmas Sukomoro dipegang oleh Dokter Umum.

B. Distribusi ketenagaan
Setiap tenaga pelaksana farmasi harus mempunyai uraian
tugas dan prosedur yang jelas.Adapun uraian tugas tenaga
pelaksana/ farmasi adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai SOP, SPM, tata
kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala Puskesmas.
2. Meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dengan
melaksanakan upaya pelayanan Kefarmasian dengan penuh

4
tanggung jawab sesuai keahlian/ standar profesi dan
kewenangannya.
3. Membuat pencatatan dan pelaporan serta data yang perlu
secara baik, lengkap serta dapat dipertanggung jawabkan sebagai
bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada Kepala
Puskesmas.
4. Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan dan beserta Kepala
Puskesmas menyusun perencanaan upaya pelayanan
kefarmasian

Struktur Organisasi

Penanggung Jawab Layanan


dr. Masrukin

Pelaksana Administrasi
Sri Harijani  Nopita Ayuan
 Naning Agustina

C. Jadwal Kegiatan
Setiap kegiatan kefarmasian memerlukan jadwal agar kegiatan
dapat berjalan dengan baik sehingga jika ada kendala dapat segera
dilaporkan kepada penanggung jawab kefarmasian.Jadwal kegiatan
Kefarmasian Puskesmas Sukomoro dibagi dalam dua kegiatan besar
yaitu:
1. Pelayanan Kefarmasian Klinis
Pelayanan kefarmasian klinis dilakukan secara integrasi dengan
ruang pemeriksaan lainnya, sehingga jadwal pelayanannya yaitu
sama dengan jam pelayanan Puskesmas Sukomoro, yakni:
Senis – Kamis : jam 08.00 – 11.30 WIB
Jumat : jam 08.00 – 10.00 WIB
Sabtu : jam 08.00 – 10.30 WIB

2. Pengelolaan Obat & Bahan Medis Habis Pakai

5
Pengelolaan Obat & Bahan Medis Habis Pakai ini meliputi
kegiatan
a. Penyimpanan
b. Pendistribusian
c. Pengendalian
d. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
e. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan.
Kegiatan diatas dilakukan secara fleksibel sesuai dengan
kondisi jejaring (untuk pendistribusian obat) dan jadwal dari Dinas
Kesehatan (untuk penyimpanan). Sedangkan pencatatan, pelaporan
dan pengarsipan dilakukan satu bulan sekali.

6
BAB III
STANDART FASILITAS

A. Denah Ruang
Ruangan pelayanan kefarmasian puskesmas Sukomoro
memiliki luas 3x5 m, berlantai keramik, jendela/ pencahayaan cukup
dan beratap enternit. Berikut adalah denah ruang Farmasi Puseksmas
Sukomoro :

A B U

F
E

Keterangan :
A. : Tempat penerimaan resep
B. : Tempat pengambilan /penyerahan obat
C. : Lemari obat
D. : Meja pelayanan
E. : Wastafel
F. : Lemari obat narkotik dan psikotropika
G. : Lemari obat

7
Denah Gudang Obat Puskesmas Sukomoro

B C K D

E F G H
J

A
I

KETERANGAN :
A. : Meja Komputer G. : Rak obat

B. : lemari obat H. : Rak obat

C. : lemari obat I. : fallet obat

D. : lemari es J. : Rafigator

E. : lemari administrasi K. : psikotropika & narkotika

F. : Rak obat

Fasilitas layanan kefarmasian di Puskesmas Sukomoro


disesuaikan dengan keadaan sebagai unit pelayanan kefarmasian
yang melayani pasien secara langsung juga sebagai gudang obat
berkaitan dengan pengelolaan obat dan BMHP.

B. Standar Fasilitas
Fasilitas yang ada di Ruangan Farmasi dan Gudang Obat
merupakan fasilitas yang digunakan petugas pelayannan dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari, sesuai standar permenkes no. 43 th
2019 tentang Puskesmas yang telah di sesuaikan dengan kebutuhan
minimal Puskesmas Sukomoro.

8
No Alat Jumlah
Set Farmasi
Mortir (d. 5-10cm dan d.10-15cm) +
1 stamper 1
2 Blender obat 1
Gelas Pengukur 10 ml, 100 ml, dan
3 1000 ml 1
4 Tempat sampah 1
Termometer skala 100/ Termometer
5 ruang 2
6 Corong 1
7 Pengaduk 1
8 Spatula 1
Bahan Habis Pakai
sesuai
1 Etiket
kebutuhan
sesuai
2 Kertas Perkamen
kebutuhan
Wadah Pengemas dan Pembungkus sesuai
3
untuk Penyerahan Obat kebutuhan
sesuai
4 Air mineral
kebutuhan
Perlengkapan
1 Lemari pendingin 1
Lemari dan Rak untuk Menyimpan sesuai
2 Obat kebutuhan
Lemari untuk Penyimpanan
Narkotika, Psikotropika dan Bahan
3 Obat Berbahaya Lainnya 1
4 Kipas Angin 2
5 Air conditioner (AC) 2
Pencatatan dan Pelaporan
sesuai
1 Blanko LPLPO
kebutuhan
sesuai
2 Blanko Kartu Stok Obat
kebutuhan
sesuai
3 Blanko resep
kebutuhan
sesuai
4 Buku Lidi
kebutuhan
sesuai
5 Buku Register Obat
kebutuhan
Form Laporan Narkotika dan sesuai
6
Psikotropika kebutuhan
7 Komputer dan print 1

9
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan Pelayanan Kefarmasian


Kegiatan dalam pelayanan kefarmasian meliputi 2 (dua)
kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat manajeral berupa Pengelolaan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan kegiatan Pelayanan Farmasi
Klinik. Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia
dan sarana prasarana yang memadai.
1. Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai
a. Perencanaan kebutuhan
b. Permintaan
c. Penerimaan
d. Penyimpanan
e. Pedistribusian
f. Pengedalian
g. Pencatatan , pelaporan, dan pengarsipan
h. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan

2. Pelayanan Farmasi klinis


a. Pengkajian resep,peyerahan obat dan pemberian informasi obat
b. Pelayanan informasi obat
c. Pemantauan terapi obat
d. Evaluasi penggunaan

B. Metode Kegiatan Pelayanan Kefarmasian


Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
diperlukan peran serta semua pihak, termasuk pelayanan
Kefarmasian. Agar kegiatan pelayanan kefarmasian dapat berjalan
dengan baik, dan terjamin mutunya, maka diperlukan sistem atau
metode yang paling tepat dalam kegiatan pelayanan Kefarmasian.
Adapun metode yang digunakan dalam pelayanan laboratorium di
Puskesmas Sukomoro adalah metode manual, dan semi automatik

10
C. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Membersihkan ruangan
b. Menyiapkan alat-alat (alat tulis, etiket , plastik obat , kertas
puyer, blender obat)

2. Pelaksanaan pelayanan
a. Penerimaan resep
b. Memeriksa kelengkapan resep (nama dokter, tgl resep, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, aturan pakai, umur pasien,
alamat pasien)
c. Konsultasi dengan dokter apabila di temukan keraguan pada
resep dan obatnya tidak tersedia.
d. Peracikan obat/pelayanan resep.
e. Penyerahan obat( sebelum diserahkan harus diteliti lagi
supaya tidak ada kekeliruan)
f. Memberi informasi tentang pemakaian dan obat.

3. Pasca Pelayanan
a. Pencatatan, pengeluaran obat (buku lidi dan register obat).
b. Membersihkan alat (blender obat) dan ruangan.
c. Petugas melakukan penilaian kesesuaian resep dengan fornas
puskesmas melalui pengambilan sample resep obat sebanyak
10 resep setiap satu bulan sekali dan dilakukan monitoring
setiap enam bulan sekali
d. Petugas melakukan tindak lanjut efek samping obat dan KTD

11
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan pelayanan Kefarmasian


Puskesmas Sukomoro direncanakan dalam Perencanaan Puskesmas.
Pengadaan logistik berasal dari pengadaan logistik Puskesmas
menggunakan anggaran dana JKN.
Perhitungan pengadaan tersebut yaitu dengan :

rata-rata tahun sebelumnya di kalikan 18 (12 +6 bufer stok)

12
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan


pelayanan kefarmasian perlu diperhatikan keselamatan pasienyang
merujuk pada 6 sasaran Keselamatan pasien yaitu:
1. Identifikasi pasien dengan tepat
2. Meningkatakan komunikatif efektif
3. Meningkatkan keamanan obat-obatan dengan kewaspadaan tinggi
4. Memastikan benar lokasi operasi, benar prosedur, dan benar pasien
5. Mengurangi resiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan
6. Mengurangi resiko bahaya akibat pasien terjatuh

Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi resiko terhadap segala


kemungkinan yang dapat terjadi pada saat kegiatan pelayanan
kafarmasian.

13
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan


pelayanan kefarmasian perlu diperhatikan keselamatan dan keamanan
kerja dengan melakukan identifikasi resiko terhadap dampak yang terjadi
pada saat pelaksanaan kegiatan pelayanan kefarmasian.

14
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan


untuk mencegah terjadinya masalah terkait Obat atau mencegah
terjadinya kesalahan pengobatan atau kesalahan pengobatan/medikasi
(medicationerror), yang bertujuan untuk keselamatan pasien (patient
safety).
Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan:
a. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana
dan prasarana, ketersediaan dana, dan Standar Prosedur
Operasional.
b. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi,
dan kerja sama.
c. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen,
budaya, respon dan tingkat pendidikan masyarakat.
Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian terintegrasi dengan
program pengendalian mutu pelayanan kesehatan Puskesmas yang
dilaksanakan secara berkesinambungan.
Kegiatan pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian meliputi:
a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara
monitoring dan evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai
standar.
b. Pelaksanaan, yaitu:
1) monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana
kerja (membandingkan antara capaian dengan
rencana kerja); dan
2) memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu:
1) melakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai
standar; dan
2) meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah
memuaskan.
Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses
berlangsung untuk memastikan bahwa aktivitas berlangsung sesuai
dengan yang direncanakan. Monitoring dapat dilakukan oleh tenaga

15
kefarmasian yang melakukan proses. Aktivitas monitoring perlu
direncanakan untuk mengoptimalkan hasil pemantauan.
Contoh: monitoring pelayanan resep, monitoring penggunaan
Obat, monitoring kinerja tenaga kefarmasian.
Untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan Pelayanan
Kefarmasian, dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang
dikumpulkan yang diperoleh melalui metode berdasarkan waktu, cara, dan
teknik pengambilan data.
Berdasarkan waktu pengambilan data, terdiri atas:
a. Retrospektif:
Pengambilan data dilakukan setelah pelayanan
dilaksanakan. Contoh: survei kepuasan pelanggan, laporan
mutasi barang.
b. Prospektif:
pengambilan data dijalankan bersamaan dengan
pelaksanaan pelayanan.
Contoh: Waktu pelayanan kefarmasian disesuaikan dengan
waktupelayanan kesehatan di Puskesmas, sesuai dengan
kebutuhan.
Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas:
a. Langsung (data primer):
data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh
pengambil data.
Contoh: survei kepuasan pelanggan terhadap kualitas
pelayanan kefarmasian.
b. Tidak Langsung (data sekunder):
data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung.
Contoh: catatan penggunaan Obat, rekapitulasi data
pengeluaran Obat.
Berdasarkan teknik pengumpulan data, evaluasi dapat dibagi
menjadi:
a. Survei
Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner. Contoh: survei kepuasan pelanggan.
b. Observasi

16
Observasi yaitu pengamatan langsung aktivitas atau proses
dengan menggunakan cek list atau perekaman. Contoh:
pengamatan konseling pasien.
Pelaksanaan evaluasi terdiri atas:
a. Audit
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas
pelayanan dengan pengukuran kinerja bagi yang
memberikan pelayanan dengan menentukan kinerja yang
berkaitan dengan standar yang dikehendaki dan dengan
menyempurnakan kinerja tersebut. Oleh karena itu, audit
merupakan alat untuk menilai, mengevaluasi,
menyempurnakan pelayanan kefarmasian secara sistematis.
Terdapat 2 macam audit, yaitu:
1) Audit Klinis
Audit Klinis yaitu analisis kritis sistematis terhadap
pelayanan kefarmasian, meliputi prosedur yang
digunakan untuk pelayanan, penggunaan sumber daya,
hasil yang didapat dan kualitas hidup pasien. Audit klinis
dikaitkan dengan pengobatan berbasis bukti.
2) Audit Profesional
Audit Profesional yaitu analisis kritis pelayanan
kefarmasian oleh seluruh tenaga kefarmasian terkait
dengan pencapaian sasaran yang disepakati,
penggunaan sumber daya dan hasil yang diperoleh.
Contoh: audit pelaksanaan sistem manajemen mutu.
b. Review (pengkajian)
Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian terhadap
pelaksanaanpelayanan kefarmasian tanpa dibandingkan
dengan standar. Contoh: kajian penggunaan antibiotik.

17
BAB IX
PENUTUP

Pedoman kefarmasian ini digunakan sebagai acuan pelaksanaan


Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Untuk keberhasilan pelaksanaan
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ini diperlukan komitmen
dan kerja sama semua pemangku kepentingan terkait. Hal tersebut akan
menjadikan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas semakin optimal dan
dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada
akhirnya dapat meningkatkan citra Puskesmas dan kepuasan pasien atau
masyarakat.

Sukomoro, 1 Agustus 2020


Megetahui,
Kepala Puskesmas Sukomoro Penanggung Jawab Program

Dr. Masrukin
Pembina
NIP.19720119 200312 1 002 NIP.

18

Anda mungkin juga menyukai