Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS ISU

MENGGUNAKAN TEKNIK ANALISIS KESENJANGAN (GAP ANALYSIS)

Nama Peserta Nur Achmad Hidayat


Tugas/Jabatan (sesuai Apoteker Ahli Pertama
formasi)

Nama Satuan
A UPTD Puskesmas Tanjung Agung
Kerja
B Visi Satuan Kerja Terwujudnya Masyarakat Katibung Yang Sehat, Mandiri,
Berintegritas Dan Sejahtera Dengan Semangat Gotong-Royong.

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui


C Misi Satuan Kerja Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan Yang Beragama Dan
Berbudaya
Rincian Tugas Ada 2 tugas yaitu : Managerial(Pengelolaan Obat dan BMHP) dan
D dan Fungsi sesuai Pelayanan Klinis
formasi Managerial Meliputi:
1. Perencanaan
2. Permintaan Obat ke instalansi Farmasi Kabupaten/Kota
3. Penerimaan
4. Penyimpanan
5. Pendistribusian
6. Pengendalian
7. Pelaporan
Pelayanan Klinis Meliputi:
1. Pelayanan Resep( pengkajian,penyiapan,penyerahan)
2. Pelayanan Informasi Obat
3. Konseling
4. Visite (Kusus Rawat Inap)
5. Meso (Monitoring Efek Samping Obat)
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
7. Evaluasi Penggunaan Obat

Rincian Tugas dan Fungsi Permasalahan Solusi


Managerial Meliputi: 1. Perencanaan yang kurang 8. Melibatkan tenaga medis
1. Perencanaan sesuai dengan target lainya dalam perencanaan
penyakit Obat atau BMHP
2. Permintaan Obat
2. Persediaan Obat di 9. Pembelian Mandiri melalui
Kabupaten yang terbatas dana BLUD
3. Penerimaan
3. Obat dengan ED singkat 10. Pengecekan oleh petugas
4. Penyimpanan penerima di puskesmas
sebelum menerima
5. Pendistribusian
4. Gudang yang tidak 11. Permintaan relokasi Gudang
memenuhi syarat obat dikarenakan ukuran yang
6. Pengendalian
terlalu kecil dan akses dilantai
2
7. Pelaporan
5. Distribusi Obat ke 12. Perlunya Komputerisasi dan
Apotek dan Pustu tidak Tenaga Gudang untuk
terdokumentasi dengan pendistribusian dan
pencatatan
baik karena terbatasnya
petugas dan IT

6. Pencatatan Obat di 13. Perlu adanya aplikasi atau


Puskesmas dan Pustu sistem yang terhubung antar
yang masih manual Apotek di puskesmas,pustu
dan gudang beserta
operatornya
7. Pelaporan Obat dari Pustu
14. Butuh IT yang terhubung dan
ke puskesmas kurang Operator yang handal
maksimal dalam waktu dibidangnya
pengumpulan

Pelayanan Klinis Meliputi:


1. Pelayanan
1. -Waktu tunggu yang
Resep( pengkajian,penyiapan,penyerahan) 1. -Penambahan rencana
terlalu lama karena kebutuhan pegawai tenaga
2. Pelayanan Informasi Obat petugas farmasi terbatas kefarmasian
3. Konseling -peresepan yang tidak -Skrining resep dan crosscek
rasional kepada penulis resep ataupun
4. Visite (Kusus Rawat Inap)
-tidak ada ruang tunggu pasien terkait kondisi pasien
5. Meso (Monitoring Efek Samping Obat) -Perlu adanya pembuatan
kusus pasien TB atau
ruang kusus pelayanan
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO) Menluar lainya pasien TB dan menular
7. Evaluasi Penggunaan Obat lainya
2. Pelayanan Informasi obat
yang terbatas hanya saat 2. Perlu adanya aplikasi atau
jam kerja puskesmas No Wa kusus terkait
pelayanan informasi obat
pasien
3. Tidak adanya ruang kusus
konseling sehingga 3. Perlu dibuatkan ruang kusus
privasi pasien kurang konseling obat
terjaga

5. Kurangnya pengetahuan
pasien akan efek samping 5. Perlu adanya sosialisasi
obat dan tempat melapor maupun edukasi melalui
pamflate ataupun leaflet
6. Kurangnya pengetahuan
pasien dengan Akses 6. Perlu adanya pendampingan
Komunikasi dan Jarak keluarga pasien
yang jauh dari puskesmas

7. Terbatasnya Informasi
terkait pengobatan pasien 7. Menjalin komunikasi dengan
tenaga medis dan keluarga
pasien untuk melihat
efektifitas penggunaan obat
Latar Belakang

Masih Lamanya waktu tunggu dan ketidak rasionalan peresepan obat dengan kondisi yang
diderita pasien yang dilakukan oleh tenaga perawat ataupun bidan, dimana sesuai PMK no 35
Tahun 2014 pengertian Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter
hewan kepada Apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik untuk menyediakan dan
menyerahkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan bagi pasien,untuk waktu tunggu sendiri
untuk resep obat jadi adalah sekitar 15 menit sedangkan untuk obat racikan adalah lebih kurang
30 menitan.

Solusi :

1. Kerasionalan peresepaan obat bisa dicapai jika dokter tertib dalam hal pengobatan pasien dan
melibatkan apoteker sebagai salah satu tenaga medis yang ahli di bidang obat.
2. Penambahan personil tenaga kefarmasian dalam membantu apoteker dalam pelayanan obat
terhadap pasien agar supaya maksimal dan bisa lebih efisien lagi.

Anda mungkin juga menyukai