TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya. (Kemenkes RI, 2014:3)
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. (Kemenkes RI, 2014:5)
Dalam melaksanakan tugas, puskesmas juga menyelenggarakan
fungsi:
1. Penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) tingkat pertama di
wilayah kerjanya; dan
2. Penyelenggarakan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) tingkat pertama di
wilayah kerjanya. (Kemenkes RI, 2014:6)
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. (Kemenkes RI,
2014:19)
1. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama yang dilakukan
Puskesmas meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya
kesehatan masyarakat pengembangan:
a. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama
Upaya kesehatan masyarakat esensial, meliputi:
1) Pelayanan promosi kesehatan
2) Pelayanan kesehatan lingkungan
3) Pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
4) Pelayanan gizi
5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit (Kemenkes RI, 2014:19)
6
7
h. Administrasi
Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh rangkaian
kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai,
baik Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima,
disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan
lainnya.
i. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai dilakukan secara periodik. (Kemenkes RI, 2016:13-17)
d. Ruang Konseling
Ruang konseling meliputi satu set meja dan kursi konseling,
lemaribuku, buku-buku referensi sesuai kebutuhan, leaflet, poster, alat
bantu konseling, buku catatan konseling, formulir jadwal konsumsi Obat
(lampiran), formulir catatan pengobatan pasien (lampiran), dan lemari arsip
(filling cabinet), serta 1(satu) set komputer, jika memungkinkan.
e. Ruang penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur,
kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan
keamanan petugas. Selain itu juga memungkinkan masuknya cahaya yang
cukup. Ruang penyimpanan yang baik perlu dilengkapi dengan rak/lemari
Obat, pallet, pendingin ruangan (AC), lemari pendingin, lemari
penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika, lemari penyimpanan Obat
khusus, pengukur suhu, dan kartu suhu.
f. Ruang Arsip
Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan dengan
pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan Pelayanan Kefarmasian
dalam jangka waktu tertentu. Ruang arsip memerlukan ruangan khusus
yang memadai dan aman untuk memelihara dan menyimpan dokumen
dalam rangka untuk menjamin penyimpanan sesuai hukum, aturan,
persyaratan, dan teknik manajemen yang baik.
Istilah ‘ruang’ di sini tidak harus diartikan sebagai wujud ‘ruangan’ secara
fisik, namun lebih kepada fungsi yang dilakukan. Bila memungkinkan,
setiap fungsi tersebut disediakan ruangan secara tersendiri. Jika tidak, maka
dapat digabungkan lebih dari 1 (satu) fungsi, namun harus terdapat
pemisahan yang jelas antar fungsi.
pembedahan atau efek yang tidak diinginkan dari pengobatan seperti rambut
rontok disebabkan oleh kemoterapi, dll. (Sulanjan;dkk, 2013:37)
8. Interaksi Obat: Situasi dimana suatu obat mempengaruhi aktivitas obat lain
yang digunakan secara bersamaan, yaitu meningkatkan atau menurunkan
efeknya, atau menghasilkan efek baru yang tidak diinginkan atau
direncanakan. (Sulanjani;dkk, 2013:37-38)
9. Kontraindikasi Obat: Situasi obat dimana obat atau terapi tertentu tidak
dianjurkan karena dapat meningkatkan risiko. (Sulanjani;dkk, 2013:37)
10.Stabilitas Obat: Ketahanan suatu produk sesuai dengan batas-batas tertentu
selama penyimpanan dan penggunaannya atau umur simpan suatu produk
dimana suatu produk tersebut masih mempunyai sifat dan karakteristik yang
sama seperti pada waktu pembuatan. (Umar;dkk, 2014:162)
19
H. Kerangka Teori
Puskesmas
Sumber:
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016
halaman 13-25 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas)
20
I. Kerangka Konsep
J. Definisi Operasional
Tabel 2.1
Definisi Operasional
NO. Variabel Definisi Alat Cara Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur Ukur Ukur
1. Jenis Tenaga Tenaga yang Checklist Observasi 1.Apoteker Ordinal
Kefarmasian melakukan 2. TTK
pekerjaan 3. Petugas Non
kefarmasian Kefarmasian
2. Nama Obat Menyampaikan Checklist Observasi 0= TM Ordinal
informasi 1= MTL
mengenai nama 2= MDL
dari suatu obat.
3. Jenis Sediaan Menyampaikan Checklist Observasi 0= TM Ordinal
Obat informasi tentang 1= MTL
jenis sediaan obat 2= MDL
dalam bentuk
puyer, tablet,
kapsul dan lain-
lain.
4. Dosis Obat Menyampaikan Checklist Observasi 0= TM Ordinal
informasi 1= MTL
tentangkekuatan 2= MDL
sediaan suatu obat
seperti: 50mg,
100mg
.
5. Cara Menyampaikan Checklist Observasi 0= TM Ordinal
Pemakaian informasi 1= MTL
Obat mengenai 2= MDL
penggunan obat
yang benar
terutama untuk
sediaan farmasi
tertentu seperti:
obat oral, obat
luar, sublingual,
suppositoria dan
frekuensi
pemberian obat
sesuai dengan
farmakokinetik,
contoh: 3 X
sehari, serta
penggunaan obat
berdasarkan
reabsorpsi seperti
sebelum/sesudah
makan.
6. Cara Menyampaikan Checklist Observasi 0= TM Ordinal
Penyimpanan informasi 1= MTL
Obat mengenaiaturan 2= MDL
cara penyimpanan
22
Keterangan :
0= Tidak Menyampaikan
1= Menyampaikan Tidak Lengkap
2= Menyampaikan Dengan Lengkap