Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN AKHIR NUSANTARA SEHAT INDIVIDU

PUSKESMAS GU
KABUPATEN BUTON TENGAH

Dwi Rahayu Kusumawati, S.Farm., Apt.


NSI Periode VIII Tahun 2018
1
Buton Tengah, 23 November 2020

I. IDENTITAS

Nama : Dwi Rahayu Kusumawati, S.Farm., Apt


NRPK : 21.7.0503838
Jenis tenaga kesehatan : Tenaga Farmasi
Tempat, Tanggal Lahir : Unaaha, 17 September 1992
Alamat e-mail : dwirahayu.apt@gmail.com
Asal Institusi Pendidikan : Universitas Ahmad Dahlan
Asal Domisili : Provinsi Sulawesi Tenggara

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS


Nama puskesmas penugasan Puskesmas Gu
Status Akreditasi puskesmas Dasar
Jumlah nakes di puskesmas 42 orang
 Dokter Umum 2 orang
 Tenaga Perawat 18 orang
 Tenaga Perawat gigi 1 orang
 Tenaga Bidan 13 orang
 Tenaga Farmasi 1 orang
 Tenaga Kesehatan Lingkungan 2 orang
1 orang
 Tenaga Kesehatan Masyarakat
3 orang
 Tenaga Gizi
1 orang
 Tenaga Analis Kesehatan
Jumlah anggota NST Tidak ada
Jumlah NSI di puskesmas 1 orang
Fasilitas yang disediakan a. Tempat tinggal : Rumah Dinas
b. Sumber listrik : Ada
c. Sumber air bersih : Sumur Bor
d. Jaringan internet : 4G
Kriteria Terpencil

2
Luas Wilayah Kerja 69 km2
Jumlah Desa 7 Desa
Jumlah Penduduk 17.289 jiwa
Status puskesmas Rawat inap
Ambulance 1 unit
Jumlah kendaraan sepeda motor 13
Jumlah Pustu 1
Jumlah Poskesdes 4
Jumlah Posyandu 17

Perilaku Masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas yang perlu diubah :


1. Merokok dalam rumah dan tempat-tempat umum
2. Kurang Aktifitas Fisik
3. Kurang makan buah dan sayur
4. Kebersihan lingkungan, khususnya kotoran hewan dan berantas jentik
5. Rendahnya kesadaran memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di desa seperti
posyandu, posbindu dan posyandu lansia
6. Tidak memakai masker dan mengabaikan jaga jarak
7. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya di
puskesmas
8. Masih banyak masyarakat takut menggunakan obat medis dan lebih memilih
obat kampung

10 Penyakit Terbanyak

NO DIAGNOSA
1. Infeksi Saluran Kemih 453
2. Dispepsia 361
3. Rhynofaringitis Akut 411
4. ISPA 316
5. Dermatitis Alergi 278
6. Hipertensi 173
7. Gout Athritis 95
8. Faringitis Akut 110
9. Vertigo 96
10. Diabetes Melitus 59
TOTAL 2256

10 Penyebab Kematian Tertinggi


Tidak Ada Data

3
Pelaksanaan PIS-PK

No. Kegiatan Tahun Capaian

1 Sosialisasi PIS-PK dari dinas 2018 7 Desa ( 100%)


kesehatan
2 Pendataan Keluarga Sehat 2019 7 Desa (100%)

3 Intervensi hasil pendataan 2020 2296 KK (100%)

4 Entry data hasil pendataan 2020 Sedang berjalan

5 Sosialisasi IKS 2020 Belum

6 Pemanfaatan IKS 2020 Belum

4
II. TUGAS INDIVIDU

URAIAN TUGAS YANG


PERIODE DITETAPKAN KEPALA DESKRIPSI TUGAS
PUSKESMAS
1. Melakukan  Melakukan perencanaan dan
permintaan kebutuhan obat apotek
pengelolaan sediaan
 Melakukan penerimaan obat yang
farmasi di apotek dicatat di buku amprahan apotek
2. Melakukan  Menyimpan sediaan sesuai abjad
Tahun dan jenis sediaan
pelayananan farmasi  Melakukan pengkajian resep,
penugasan I
kliik  penyerahan obat dan pelayanan
informasi obat
 Melakukan konseling
 Melakukan pencatatan dan
pengarsipan berupa kartu stok dan
pemakaian harian obat
1. Melakukan  Melakukan perencanaan dan
permintaan kebutuhan obat
pengelolaan sediaan
puskesmas
farmasi di gudang  Melakukan penerimaan sediaan
obat dan apotek farmasi yang dicatat di buku
amprahan gudang serta melakukan
2. Melakukan pengecekan tehadap barang yang
pelayanan farmasi datang
 Mengatur penyimpanan sediaan
klinik farmasi
 Melakukan pendistribusian obat ke
sub unit puskesmas
 Mengecek obat kadaluarsa, dicatat
lalu dikembalikan ke instalasi
farmasi kabupaten
Tahun  Melakukan pengendalian sediaan
farmasi sesuia kebutuhan
penugasan II
 Melakukan pencatatan dan
pelaporan terkait seluruh kegiatan
pengelolaan sediaan farmasi
 Melakukan perencanaan dan
permintaan kebutuhan obat apotek
 Melakukan penerimaan obat yang
dicatat di buku amprahan apotek
 Menyimpan sediaan sesuai abjad
dan jenis sediaan
 Melakukan pengkajian resep,
penyerahan obat dan pelayanan
informasi obat
 Melakukan konseling
 Melakukan pencatatan dan
pengarsipan berupa kartu stok dan
pemakaian harian obat

5
III. TARGET DAN CAPAIAN KINERJA NSI

NO INDIKATOR KINERJA TARGET (%) PENCAPAIAN


. KINERJA
2018 2019 2020
1. Melakukan perencanaan 100% 100% 100%
kebutuhan obat
2. Melakukan permintaan obat 100% 100% 100%
3. Melakukan penerimaan obat 100% 100% 100%
4 Melakukan penyimpanan obat 100% 100% 100%
5 Melakukan pendistribusian obat 100% 100% 100%
6 Melakukan pengendalian sediaan 100% 100% 100%
7 Melakukan pencatatan, 100% 100% 100%
pelaporan dan pengarsipan 100%
8 Melakukan pemantauan dan 100% 100% 100%
evaluasi pengelolaan
9 Melakukan pengkajian resep, 100% 100% 100%
penyerahan obat, dan pemberian
informasi obat
10 Melakukan pelayanan informasi 100% 100% 100%
obat
11 Melakukan konseling 80% 80% 80%

IV. SEBELUM & SESUDAH PENEMPATAN NSI

No Sebelum Penempatan NSI Setelah Penempatan NSI


1. Tidak tersedia pengukur suhu ruangan Tersedia
2. Tidak tersedia etiket obat yang lengkap Tersedia
3. Tidak tersedia lembar copy resep Tersedia
4. Tidak ada pelayanan informasi obat dan konseling Tersedia
5. Tidak tersedia gelas takar dan air pelarut sirup kering Tersedia
6. Tidak ada penanda merah pada obat yang Tersedia
mendekati kadaluwarsa
7. Tidak ada leaflet/brosur obat Tersedia
8. Kegiatan kasir masih bergabung di ruangan apotek Terpisah
9. Loket penyerahan resep dan penerimaan obat masih Terpisah
bergabung satu loket
10. Tidak tersedia SOP di ruangan gudang obat dan Tersedia
apotek
11. Tidak pernah dilakukan evaluasi kepuasan DIlakukan
pelayanan di apotek

6
V. HAMBATAN DAN SOLUSI
No Masalah Akar masalah Alternatif Solusi
1. Banyak Obat yang Kekosongan obat di Pembelian obat/BHP
kosong Gudang Farmasi menggunakan dana
Kabupaten (GFK) JKN
2. Ketersediaan obat Pemberian obat dari GFK Memberikan obat
sering cepat habis tidak sesuai permintaan sesuai permintaan
obat
3. Banyak Obat ED Obat yang baru datang Obat yang datang
menumpuk di gudang sudah dekat tanggal ED sebaiknya obat dengan
dan banyak obat tidak ED yang masih lama
diminta juga diberikan dan sesuai permintaan
4. Lemari pendingin / Adanya dua meja besar Obat ed segera
Cold Box tidak dan banyak obat ed dikembalikan ke GFK
diletakkan di gudang menumpuk membuat dan ruangan di tata
obat ruangan menjadi sempit kembali
5. Lemari pendingin / Cold box sudah lama Penyediaan cold box
Cold Box sering rusak yang baru
6. Ruangan gudang Petugas lain kekurangan Penambahan ruangan
sering digunakan untuk tempat/ruang untuk puskesmas
melakukan pekerjaan bekerja
lain oleh petugas lain
7. Pencatatan di apotek sulit mengatur waktu untuk Penambahan tenaga
kurang maksimal pekerjaan apotek dan teknis kefarmasian
gudang obat
8. Komunikasi tidak Kebanyakan pasien Pasien Lansia harus
efektif pada pasien berusia lansia yang didampingi petugas
tertentu berobat tidak bisa yang bisa berbahasa
berbahasa Indonesia daerah
9. Kegiatan konseling Tidak ada ruangan Tersedia ruangan
kurang efektif konseling dan waktu konseling
terbatas
10. Saat peracikan puyer Ruangan apotek terbuka Pengadaan AC di
sering berhamburan apotek agar ruangan
karena angin tertutup
11. Alat peracikan jarang Tidak tersedian wastafel di Pengadaan wastafel
dicuci apotek
12. Kelengkapan apotek Perlengkapan apotek Kerjasama antar
sering hilang sering dipinjam ruangan petugas dan masing-
lain tapi tidak dikembalikan masing ruangan punya
perlengkapan sendiri
13. Pelayanan peresepan Tidak ada lemari Penyediaan lemari dua
obat narkotik/ penyimpanan di apotek kunci di apotek
psikotropik harus ke
gudang obat terlebih
dahulu
14. Profesi kurang dikenal Tidak ada kegiatan luar Dilibatkannya apoteker
masyarakat gedung dalam kegiatan
pemberdayaan
masyarakat

7
IV. KEGIATAN DALAM BIDANG PROFESI
No Kegiatan Dokumentasi
A. PENGELOLAAN OBAT DI GUDANG OBAT
Perencanaan dan Permintaan
Kebutuhan Obat
Perencanaan dan Permintaan
kebutuhan obat dilakukan setiap tiga
bulan sekali kepada Gudang Farmasi
1.
Kabupaten menggunakan Lembar
LPLPO. Perencanaan dibuat
berdasarkan konsumsi obat sebelumnya
dan epidemiologi penyakit di wilayah
kerja puskesmas
Penerimaan Obat
Penerimaan obat dilakukan dengan
serah terima obat dengan petugas
Gudang Farmasi Kabupaten lalu
2.
mengecek kesesuaian jumlah obat di
SBBK dengan fisik obat/BHP yang
datang serta mengamati kondisi obat
dan tanggal kadaluarsanya.
Penyimpanan Obat
Penyimpanan obat dilakukan secara
FEFO pada obat dengan kadaluarsa
berbeda dan FIFO pada obat yang
kadaluarsanya sama dengan
memperhatikan penyimpanan pada
tempat yang kering dan sejuk pada
3.
suhu 15-25oC. Penyimpanan sediaan
narkotik dan psikotropik di lemari
khusus dua pintu. Penyimpanan vaksin
dan obat khusus seperti oksitosin
injeksi, epinefrin injeksi, metilergometin
injeksi dan vaksin di lemari pendingin
pada suhu 2-8oC

8
Pengendalian Obat
Pengendalian obat dilakukan dengan
menggunakan Kartu Stok untuk
mengetahui obat masuk, obat keluar
dan sisa obat. Stok opname dilakukan
setiap tiga bulan sekali untuk
4. mencocokkan stok fisik dengan kartu
stok. Dalam pengendalian obat juga di
atur distribusi obat ke apotek dan sub
unit seperti UGD, Poned, Posyandu,
Pustu dan Bidan Desa. Pustu
melaporkan pemakaian obatnya setiap
bulan kepada petugas gudang.
Penanganan Obat Kadaluwarsa/
Rusak
Pencegahan dilakukan dengan
menandai obat yang mendekati tanggal
5. kadaluwarsa dengan memberikan tanda
merah tiga bulan sebelum kadaluwarsa.
Obat yang ED/Rusak dibuat daftar lalu
diserahkan pada Gudang Farmasi
Kabupaten setiap akhir tahun.

Pencatatan
Pencatatan di gudang obat meliputi
Buku Penerimaan Obat, Buku
6.
Pengeluaran Gudang, Kartu Stok, Buku
Amparahan masing-masing unit, dan
Buku Obat yang rusak/kadaluarsa.

Pelaporan
Pelaporan dilakukan setiap akhir bulan
meliputi Laporan LPLPO, Laporan
Penggunaan Narkotik dan Psikotropik,
7. Laporan POR, Laporan Pelayanan
Kefarmasian, Laporan Monitoring
Peresepan Obat Generik, dan Laporan
Obat Indikator. Laporan triwulan meliputi
Laporan Persedian.

9
B. PENGELOLAAN OBAT DI APOTEK DAN PELAYANAN FARMASI KLINIK

Pengelolaan Obat
Pengelolaan obat di apotek meliputi
perencanaan, pengamprahan obat di
gudang obat yang dapat dilakukan setiap
1. hari, penyimpanan di tempat kering, sejuk
dan sesuai abjad serta bentuk sediaan,
pendistribusian kepada pasien,
pengendalian menggunakan kartu stok dan
catatan penggunaan harian obat.

Skrining Resep
Pengkajian resep meliputi admistrasi,
farmasetis, dan klinis). Administrasi
meliputi nama dokter, paraf dokter, tanggal
penulisan resep, asal resep, nama, umur,
alamat, nomor RM, BB, dan tekanan darah
pasien. Jenis obat, dosis, diagnosis, cara
pakai dan bentuk sediaan obat yang jelas.
2. Tahap kedua yakni tahap farmasetis yang
meliputi bentuk sediaan, Jika data pasien
belum lengkap bisa ditanyakan kepada
pengantar resep, hal-hal yang berkaitan
dengan farmasetis dan klinis jika ada
ketidak sesuaian maka akan dikonfirmasi
dengan dpenulis resep. Untuk obat yang
kosong dapat dibuatkan salinan resep
untuk ditebus di apotek luar.
Peracikan Obat
Kegiatan peracikan yang dilakukan di
puskesmas yaitu pembuatan puyer dan
sirup kering. Kegiatan terkadang dilakukan
asisten yang membantu di apotek ataupun
3.
apoteker sendiri. Hal yang perlu
diperhatikan bilamana ada obat antibiotik
ysng akan di puyer jangan sampai
dicampur dengan obat lain yang non
antibioik.

10
Pelabelan Obat
Pelabelan terdiri atas obat luar dan obat
dalam. Untuk obat pemakaian dalam
seperti tablet/kapsul, sirup dan suspensi
4. pelabulan menggunakan etiket berwarna
putih sedangkan obat untuk pemakaian
luar seperti salep, suppositoria dan tetes
telinga pelabelan menggunakan etilket
berwarna biru.
Penyerahan Obat dan Pelayanan
Informasi Obat (PIO)
Penyerahan obat disesuaikan dengan
waktu datangnya resep, serta penandaan
urgent di resep. Pasien dipanggil dengan
penyebutan nama, alamat dan umur
pasien, setelah pasien datang pastikan
kembali dengan menanyakan ulang
identitas pasien untuk mencegah
kesalahan pemberian obat. Informasi yang
diberikan mulai dari aturan pakai obat,
waktu minum obat, efek samping
5.
obat,indikasi obat, interaksi obat dan juga
informasi lain yang dianggap penting.
Untuk mengetahui apakah pasien sudah
memahami penjelasan, pasien diminta
untuk mengulangi kembali apa yang telah
disampaikan. PIO tidak hanya untuk
pasien melainkan juga untuk petugas
kesehatan lain yang membutuhkan
informasi obat. PIO lainnya berupa
pembuatan leaflet seperti cara
penggunaan salep mata dan penggunaan
suppositoria.
Konseling
Pasien yang datang dengan keluhan
6. khusus diberikan konseling untuk
meningkatkan pemaham dan kepatuhan
pasien terhadap

11
Pencatatan
Pencatatan yang dilakukan di apotek
meliputi Kartu Stok, Laporan Harian
7.
Penggunaan Obat Apotek, dan Buku
Amprahan Apotek

Evaluasi
Evaluasi pelayanan dilakukan dengan
menggunakan kuisioner kepuasan
pelayanan apotek kepada pasien yang
8. datang berobat di puskesmas. Selain itu
evaluasi mutu pelayanan apotek dilakukan
dengan evaluasi waktu pelayanan apotek
racikan >15 menit dan non racikan <15
menit.
Pengarsipan Resep
Setiap bulan resep dibundel untuk
diarsipkan yang kemudian akan
dimusnahkan setelah tiga tahun
9.
penyimpanan. Resep narkotik dipisah
untuk nanti dihitung lembarnya saat
pemusnahan dan yang non narkotik nanti
ditimbang beratnya.

VII. KESAN DALAM BERTUGAS

Kesan saya selama dua tahun menjadi petugas farmasi di Puskesmas Gu,
banyak mendapatkan pengalaman baru yang tidak saya dapatkan sebelumnya di
Puskesmas saya sewaktu NS Tim yang terletak di daerah sangat terpencil. Angka
kunjungan pasien yang cukup tinggi membuat saya harus lebih semangat dalam
menjalankan tugas dan kewajiban saya. Angka kunjungan yang tinggi dan lokasi
yang dekat dengan Dinas Kesehatan menjadikan Puskesms Gu sasaran
pemeriksaan baik dari BPOM, Badan Pemeriksa Keuangan maupun Inspektorat.
Awal datang, puskesmas sedang dalam proses mempersiapkan akreditasi.
Saya pun dilibatkan sebagai anggota tim Pokja Tiga bagian UKP, bersama dengan
satu orang Apoteker PNS disana kami bersama-sama menyelesaikan bagian
pekerjaan kami. Alhamdulillah, hasilnya Puskesmas Gu mendapatkan akreditas
dasar. Saat proses pengerjaan itu saya belajar menghafal nama-nama rekan-rekan

12
staf puskesmas agar lebih dapat menjalin keakraban. Mereka semua baik dan
ramah. Meski awal datang mereka seperti heran melihat saya siapa karena
sebelumnya tidak diperkenalkan secara langsung kepada semua staf. Tempat
tinggal yang disediakan sangat layak, kondisinya bagus, sangat nyaman dan aman
karena terletak di dalam puskesmas. Listrik, air, dan jaringan juga lancar meski di
penghujung masa tugas mesin air sering macet-macet. Akses untuk kebutuhan
pokok juga mudah karena daerah penempatan dekat dengan pasar. Jalur lintas
kabupaten sudah di aspal dan cukup dekat dengan Dinas Kesehatan Kabupaten
yang dapat ditempuh sekitar 30 menit dari puskesmas.
Kondisi awal apotek dan gudang obat sudah baik mungkin karena sebelumnya
sudah ditangani oleh satu orang apoteker PNS. Kerjasama antar staf juga baik meski
terkadang ada perbedaan pendapat tetap tidak merubah hubungan interpersonal.
Kekompakan staf sepertinya masih kurang, masih perlu bimbingan dan kesadaran
dari personal masing-masing untuk saling mendukung program puskesmas.
Kepedulian petugas terhadap kelengkapan, kebersihan dan kerapihan ruangan-
ruangan di puskesmas masih kurang, seperti lepas meminjam barang-barang tidak
dikembalikan lagi ke ruangan asal dan menggunakan kursi tidak ditata rapi kembali.
Evaluasi kinerja dalam lokmin puskesmas juga tidak rutin dilakukan.
Selama pelayanan di apotek cukup kewalahan karena pasien sangat banyak
(kurang lebih 40 pasien per hari), apalagi setelah apoteker yang PNS pindah dan
tidak ada tenaga teknis kefarmasian sangat sulit mengontrol pekerjaan di gudang
obat bersamaan dengan apotek. Terkadang di apotek dibantu petugas lain tetapi
karena bukan tugas pokok di apotek jadi sering menghilang/mengurus hal lain saat
pelayanan. Kekurangan tenaga juga menyebabkan sering tidak tercatatnya obat
yang diambil di gudang obat karena tidak ada petugas farmasi saat shift siang dan
malam. Kekosongan obat menjadi masalah besar dalam pelayanan. Pasien banyak
mengeluh kenapa harus membeli lagi obat di luar. Penyerapan anggaran JKN untuk
obat cenderung lamban untuk dapat digunakan sebagai alternatif pemenuhan obat
yang kosong di GFK. Pencatatan dan pelaporan kadang terhambat karena printer di
puskesmas hanya satu yang berfungsi dengan baik.
Koordinasi dengan Gudang Farmasi Kabupaten (GFK) cukup baik, petugas
GFK ramah dan cepat tanggap akan kebutuhan obat. Dukungan terhadap
keterlibatan apoteker dalam kegiatan di lapangan masi kurang akibatnya profesi
apoteker kurang dikenal di masyarakat dan apoteker tidak dapat mengembangkan
diri dalam hal pemberdayaan masyarakat.

13
VIII. HARAPAN PERBAIKAN
a. Tingkat Masyarakat
Masyarakat saya harapkan lebih peduli lagi dengan penggunaan obat
yang benar. Menggunakan obat dengan benar sesuai instruksi petugas
kesehatan. Tidak membeli obat keras sembarangan tanpa konsultasi ke
dokter.
b. Puskesmas
Tenaga NSI perlu dilibatkan dalam setiap kegiatan puskesmas yang
terkait baik itu PIS-PK maupun kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Hambatan-hambatan yang telah dijabarkan di atas diharapkan segera
diselesaikan.
c. Tingkat Kabupaten
Perlunya dilakukan penyegaran kepada seluruh Penugasan Khusus
Nusantara Sehat Individual se-Kabupaten Buton Tengah untuk melakukan
sharing maupun pemecahan masalah dari kendala-kendala yang dihadapi
di Puskesmas. Penyegaran yang dimaksud bisa berupa rapat koordinasi
NSI yang dilaksanakan secara berkala sehingga kinerja kerja NSI bisa
terus dipantau dan bisa optimal pencapaiannya.
d. Tingkat Pusat
- Kementerian Kesehatan
Perlu dilakukan pemantauan kepada seluruh Penugasan Khusus
Nusantara Sehat Individual untuk memicu semangat kerja dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusianya
- Lintas Sektor
Dukungan Lintas Sektor terhadap keberadaan NSI perlu ditingkatkan

Demikian laporan akhir ini saya sampaikan dengan sebenar-benarnya sebagai


dokumen pertanggungjawaban saya selama bertugas sebagai Nusantara Sehat
Individual Periode VIII Tahun 2018 untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Mengetahui, Gu, 23 November 2020


Kepala Puskesmas Gu Penugasan Khusus

La Ode Saidin Dwi Rahayu Kusumawati, S.Farm., Apt


NIP. 197209021998031011 NRPK. 21.7.0503838

14
Lampiran.

Penerimaan Obat dari Petugas Gudang Farmasi Kabupaten

Buku Pencatatan di Gudang Obat

15
Peyimpanan Obat di Gudang Obat

16
P eny
impanan Obat Narkotika dan Psikotropika di Lemari Khusus

Penyimpanan Obat dan Vaksin di Cold Box

17
Pelayanan Distribusi Obat pada Petugas Pustu

Pengkaderan Petugas Gudang Obat Pengganti Pasca Penugasan

18
. Penyimpanan Obat di Apotek

19
Gambar 8. Konsultasi Permasalahan Terapi dengan Dokter Umum Puskesmas

Pelayanan Informasi Obat kepada Petugas Kesehatan

20
Peracikan Puyer dan Sirup Kering di Apotek

21
Pemberian Label Obat
(Etiket Putih untuk obat dalam dan Etiket Biru untuk Obat Luar)

22
Penyerahan Obat dan Pemberian Informasi Obat

23
Konseling Obat pada Pasien Diabetes

Kegiatan Evaluasi Kepuasan Pelayanan Apotek menggunakan Kuisioner

24
Pemberian Informasi Obat menggunakan Leaflet

25

Anda mungkin juga menyukai