Anda di halaman 1dari 9

IMUNOKIMIA

Dosen Pengampu : M. Hidayatullah, M.farm


KELOMPOK 10

BERANGGOTAKAN

1 2 3

NOOR SYIFA Muhammad Rijhan M.Ershad D.H


4840101220021 4840101220061 4840101220041
IMUNOKIMIA
Imunokimia atau disebut juga Imunoglobulin adalah suatu kajian imunologi yang berfokus
pada level kimia/ biokimia. Imunokimia juga menerangkan secara rinci molekul-molekul
dan reaksi- reaksi yang terlibat dalam sistem kekebalan, ini berkembang pesat dengan
adanya teknik laboratorium canggih. imunokimia berfungsi menerangkan reaksi kimia
masuknya benda asing. contoh lewat pencernaan, urine, dan lain-lain. Setelah itu, dibahas
juga reaksi- reaksi yang terjadi di dalamnya dan beberapa contoh peran imunokimia :
1. Antibodi adalah imunoglobulin, suatu glikoprotein. dalam biokimia, gena adalah DNA
suatu polinukleotida.
2. Interaksi antigen antibodi merupakan interaksi kimiawi yang dapat dianalogikan
denganinteraksi enzim dengan substratnya. Spesifitas kerja antibodi mirip dengan
enzim.
3. Pemberian transfusi darah yang tidak sesuai akan menimbulkan hemolisis,, koagulasi.
Landsteiner yang seorang penemu menemukan golongan darah ABO pada tahun 1900.
penentu golongan darah ternyata adalah glikoprotein yang ditemukan beberapa puluh
tahun kemudian. Akhir-akhir ini, nama imunoglobulin populer di masyarakat karena
penggunaanya dalam bahan makanan (ex.susu).
TEHNIK IMUNOKIMIA
Ada beberapa teknik imunokimia yang umum digunakan, antara lain:
1. Enzim-Linked Immunosorbent Assay (ELISA): Teknik ini menggunakan enzim yang dikaitkan
dengan antibodi atau antigen untuk menghasilkan sinyal deteksi. ELISA dapat digunakan untuk
mendeteksi dan mengukur konsentrasi molekul target, seperti protein atau hormon, dalam sampel
biologis.
2. Western blotting: Teknik ini digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi protein spesifik
dalam sampel. Dalam western blotting, protein dalam sampel dipisahkan menggunakan
elektroforesis, kemudian ditransfer ke membran dan diinkubasi dengan antibodi yang spesifik
terhadap protein target. Sinyal deteksi dihasilkan dengan menggunakan enzim atau fluorofor yang
dikaitkan dengan antibodi.
3. Immunofluorescence: Teknik ini menggunakan antibodi yang dikonjugasikan dengan zat
berfluoresensi untuk mendeteksi dan mengidentifikasi protein atau antigen dalam sampel. Setelah
inkubasi dengan antibodi, sampel diperiksa dengan mikroskop fluoresensi untuk melihat
lokalisasi dan distribusi protein target.
4. Radioimmunoassay (RIA): Teknik ini menggunakan isotop radioaktif yang dikaitkan dengan
antigen atau antibodi untuk mendeteksi dan mengukur molekul target dalam sampel.
Radioaktivitas yang dilepaskan dari isotop radioaktif dapat diukur dan digunakan untuk
menentukan konsentrasi molekul target.
5. Immunohistokimia: Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menglokalisasi protein atau
antigen dalam jaringan atau sampel histologis. Metode ini melibatkan pewarnaan jaringan dengan
antibodi yang spesifik terhadap protein target, diikuti oleh visualisasi sinyal menggunakan zat
pewarna atau fluorofor.
FUNGSI IMUNOGLOBULIN
Sebenarnya imunoglobulin itu sendiri adalah suatu glikoprotein yang berperan
menghantarkan tanggapan kekebalan pada organisme tinggi imunoglobulin
mempunyai banyak fungsi, beberapa diantaranya adalah :
1. Mengikat antigen, yang dilakuakan lewat perantaraan fragmen Fab,
khususnya pada daerah variabel dari rantai H dan L.
2. Dua ciri utama imunoglobulin adalah specifitiy (kekhususan/ spesifitas) dan
diversity (keanekaragaman). Spesifitas berkaitan dengan kemampuan Ig
tertentu untuk berinteraksi dengan antigen tertentu. karena terdapat antigen
dalam jumlah banyak dan beraneka ragam, diperlukan juga Imunoglobulin
dalam jumlah banyak dan beranekaragam.
3. Fungsi biologis lain yang dilakukan lewat perantaraan Fungsi biologis ini
antara lain adalah pengikatan komplemen, fasilitas fagositosis, fiksasi pada
kulit dan pengangkutan melewati barier plasenta
KELAINAN METABOLISME LIPID DAN LIPOPROTEIN
Di dalam darah terdapat tiga jenis lipid, yaitu fosfolipid, kolesterol dan trigliserida. Lipid mempunyai
sifat tidak larut dalam lemak, untuk dapat terlarut maka dibutuhkan zat pelarut yaitu protein
apolipoprotein atau yang biasa disebut lipoprotein (Guyton,2014). Lipoproten berbentuk sferik dan
mempunyai inti trigliserida dan kolesterol ester dan dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolesterol
bebas. Beberapa kelainan metabolisme lipid dan lipoprotein yang umum termasuk:
1. Dislipidemia: Ini adalah kelainan metabolisme yang ditandai oleh tingkat lipid yang tidak normal
dalam darah, termasuk kolesterol dan trigliserida. Dislipidemia dapat meliputi
hiperkolesterolemia (tingginya kadar kolesterol total), hipertrigliseridemia (tingginya kadar
trigliserida), atau kombinasi keduanya.
2. Hiperlipidemia familial: Ini adalah kelainan genetik yang menyebabkan peningkatan kadar
kolesterol dan/atau trigliserida dalam darah. Salah satu contoh yang umum adalah
hiperkolesterolemia familial, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke pada
usia muda.
3. Sindrom metabolik: Ini adalah kelainan yang melibatkan kombinasi faktor risiko kesehatan,
termasuk obesitas, resistensi insulin, hipertensi, dan dislipidemia. Sindrom metabolik
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2.
4. Xanthoma: Ini adalah kelainan yang ditandai dengan pembentukan benjolan kuning pada kulit
atau tendon akibat penumpukan lemak. Xanthoma dapat terjadi pada individu dengan
dislipidemia atau kelainan metabolisme lipid lainnya.
5. Hiperlipoproteinemia: Ini adalah kelainan yang melibatkan peningkatan jumlah
lipoprotein dalam darah. Kelainan ini dapat berhubungan dengan peningkatan risiko
penyakit jantung dan stroke.

6. Defisiensi lipoprotein lipase (LPL): LPL adalah enzim yang berperan dalam
pemecahan trigliserida dalam lipoprotein. Jika terjadi defisiensi LPL, lemak tidak
dapat dipecah dengan efektif, menyebabkan peningkatan kadar trigliserida dalam
darah dan dapat menyebabkan gejala seperti nyeri perut, pankreatitis, dan
hepatosplenomegali.

7. Penyakit tangier: Ini adalah kelainan langka yang ditandai oleh defisiensi protein
ABCA1, yang bertanggung jawab untuk mengangkut kolesterol dari sel-sel ke
lipoprotein. Akibatnya, terjadi penumpukan kolesterol dalam jaringan tubuh, termasuk
amandel, limpa, dan saraf. Kelainan metabolisme lipid dan lipoprotein mengacu pada
berbagai kondisi yang mempengaruhi cara tubuh memetabolisme lemak dan
lipoprotein (partikel pembawa lipid dalam darah).
1. sebutkan apa kepanjangan dari ELISA...
a. enzim linked immunosorbent assay
b. enzim linked immunosorbent
c. immunoflourescene
d. radioimmunoassay

jawaban : A

2. Beberapa kelainan metabolisme lipid dan lipoprotein yang umum termasuk kelainan yang ditandai
dengan pembentukan benjolan kuning pada kulit atau tendon akibat penumpukan lemak. Hal ini
juga disebut dengan...
A. Dislipidemia
B. Hiperlipidemia
C. Sindrom metabolic
D. Xanthoma

Jawaban : D. Xanthoma

3. Ada berapa macam lipid di dalam darah?


a. 1
b. 2
c. 3
d. 4

Jawaban : c. 3
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai