Anda di halaman 1dari 14

imunomodulator

Definisi
Imunomodulator adalah senyawa tertentu yang dapat
meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh baik
secara spesifik maupun non spesifik, dan terjadi
induksi non spesifik baik mekanisme pertahanan
seluler maupun humoral.
Mekanisme pertahanan tubuh oleh sistimimun
kongenital bersifat spontan, tidak spesifik, dan tidak
berubah
baiksecara kualitas maupun kuantitas bahkan setelah 
paparan berulangdengan patogen yang sama.
Imunomodulator digunakan pada
pasiendengan gangguan imunitas, antara lain pada kas
us keganasan,HIV/AIDS, malnutrisi, alergi, dan lain-lain
Obat immunodulator dibagi menjadi 3 cara
yaitu :
1.Imunostimulator
2. imunorestorasi, dan
3. imunosupresi
Imunorestorasi
Ialah suatu cara untuk mengembalikan fungsi sis
tem imun yangterganggu dengan memberikan b
erbagai komponen sistem imun, seperti:immuno
globulin dalam bentuk Immune Serum Globulin
 (ISG),HyperimmuneSerum Globulin (HSG), plasm
a, plasmapheresis, leukopheresis transplantasisu
msum tulang, hati dan timus
Imunostimulasi
• Imunostimulasi yang disebut juga
imunopotensiasi adalah cara memperbaiki
fungsi sistem imun dengan menggunakan
bahan yang merangsang sistem tersebut.
Biological Response Modifier (BRM) adalah
bahanbahanyangdapatmerubahresponsimun,
biasanyameningkatkan.
Imunosupresi
Merupakan suatu tindakan untuk menekan
respons imun. Kegunaannya di klinik terutama
pada transplantasi untuk mencegah reaksi
penolakan dan pada berbagai penyakit inflamasi
yang menimbulkan kerusakan atau gejala
sistemik,sepertiautoimunatauauto-inflamasi.
• Metode pengujian yang dapat
dilakukan adalah
1. Metode in vitro dan
2. Metode in vivo
Aktivitas suatu senyawa yang
dapat merangsang sistem imun yang akan mengukur pengaruh
tidak tergantung pada ukuran senyawa kimia terhadap fungsi dan
molekul tertentu. Efek ini dapat kemampuan sistem mononuklear,
diberikan baik oleh senyawa demikian pula kemampuan
dengan berat molekul yang kecil terstimulasi dari limfosit B dan T.
maupun oleh senyawa polimer.
Karena itu usaha untuk mencari
senyawa semacam ini hanya
dapat dilakukan dengan metode
uji imunbiologi saja.
Metode uji aktivitas imunomoduator yang
dapat digunakan
1. Metode bersihan karbon ("Carbon-Clearance")
Pengukuran secara spektrofluorometrik laju eliminasi partikel karbon dari daerah
hewan. Ini merupakan ukuran aktivitas fagositosis.
2. Uji granulosit
Percobaan in vitro dengan mengukur jumlah sel ragi atau bakteri yang difagositir oleh
fraksi granulosit yang diperoleh dari serum manusia. Percobaan ini dilakukan di bawah
mikroskop.
3. Bioluminisensi radikal
Jumlah radikal 02 yang dibebaskan akibat kontak mitogen dengan granulosit atau
makrofag, merupakan ukuran besarnya stimulasi yang dicapai.
4. Uji transformasi limfosit T
Suatu populasi limfosit T diinkubasi dengan suatu mitogen. Timidin bertanda ( 3 H)
akan masuk ke dalam asam nukleat limfosit 1. Dengan mengukur laju permbentukan
dapat ditentukan besarnya stimulasi dibandingkan dengan fitohemaglutinin A (PHA)
atau konkanavalin A (Con A).
• Persyaratan imunomodulator :
Menurut WHO, imunomodulator haruslah memenuhi
persyaratan berikut:
• Secara kimiawi murni atau dapat didefinisikan secara kimia.
• Secara biologik dapat diuraikan dengan cepat.
• Tidak bersifat kanserogenik atau ko-kanserogenik.
• Baik secara akut maupun kronis tidak toksik dan tidak
mempunyai efek samping farmakologik yang merugikan.
• Tidak menyebabkan stimulasi yang terlalu kecil ataupun
terlalu besar.
Dasar fungsional paramunitas
• 1. Terjadinya peningkatan kerja mikrofag dan makrofag serta
pembebasanmediator.
• 2. Menstimulasi limfosit (yang berperan pada imunitas tetapi belum
spesifik terhadap antigen tertentu), terutama mempotensiasi proliferasi
dan aktivitaslimfosit.
• 3. Mengaktifkan sitotoksisitas spontan.
• 4. Induksi pembentukan interferon tubuh sendiri.
• 5. Mengaktifkan faktor pertahanan humoral non spesifik (misalnya
sistemkomplemen properdin-opsonin).
• 6. Pembebasan ataupun peningkatan reaktivitas limfokin dan mediator
atauaktivator lain.
• 7. Memperkuat kerja regulasi prostaglandin.
• Immunomodulator membantu memperbaiki sistem kekebalan tubuh
atau menenangkan sistem kekebalan yang over aktif. Namun
immonomodulator tidak meningkatkan sistem kekebalan seperti yang
dilakukan oleh immunostimulant (seperti contohnya Echinacea).
Immunomodulator direkomendasikan untuk orang-orang dengan
penyakit autoimun dan secara luas digunakan pada penyakit-penyakit
kronik untuk mengembalikan sistem kekebalan dalam rangka
membantu orang-orang yang mengkonsumsi antibiotik atau terapi
anti virus jangka panjang (termasuk terapi antiretroviral untuk
pengobatan HIV). Immunomodulator bekerja dengan cara
menstimulasi sistem pertahanan natural atau adaptif, seperti
contohnya mengaktifkan sitokin yang secara alamiah akan membantu
tubuh dalam memperbaiki sistem kekebalan tubuh.
• Golongan sterol dan sterolin yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan adalah immunomodulator yang sangat baik. Jenis
ini bisa dengan mudah didapatkan dalam segala macam
buah-buahan dan sayuran segar. Namun kandungannya akan
hilang setelah dimasak. Ada beberapa nama obat atau
produk (seperti Moducare) yang sangat kaya dengan sterol
dan sterolin. Immunomodulator alamiah lainnya termasuk
ginseng, chamomile tea, minuman lemon atau zaitun,
ekstrak jamur resihi dan esktrak daun zaitun. Berbagai obat
yang mengandung immunomodulator jenis ini antara lain
Biobran, AHCC, Noxylane-4 dan MGN 3.
• Pengobatan dengan immunomodulator sintetis, seperti
azathioprine, 6-mercaptopurine, methotrexate, and
mycophenolate mofetil, akan bekerja dengan cara mensupresi
sistem imun dan menurunkan inflamasi di saluranpencernaan
pada orang-orang dengan inflammatory bowel disease,
ulcerative colitis, dan Crohn’s disease. Tacrolimus juga dapat
digunakan pada Crohn’s disease pada saat penyakit tersebut
sudah tidak efektif lagi terhadap pemberian kortikosteroid.
Pada anak-anak, immunomodulator lebih jarang
menimbulkan gagal pertumbuhan (jika dibandingkan dengan
pemberian kortikosteroid)

Anda mungkin juga menyukai