Anda di halaman 1dari 29

Pendahuluan

Salah satu upaya pencegahan penyakit adalah


melalui peningkatan daya tahan tubuh yaitu
dengan meningkatkan efektivitas sistem imunitas
tubuh supaya sel-sel imun dapat terus melawan
penyebab penyakit dan tubuh dapat terhindar dari
berbagai penyakit.

Imunoterapi merupakan terapi imunologi yang bisa


mengontrol dan mencegah penyakit alergi.
Respons imun diperlukan
untuk 3 hal yaitu
 pertahanan tubuh terhadap infeksi mikroorganisme,
 homeostasis terhadap eliminasi komponen-komponen
tubuh yang sudah tua,
 pengawasan terhadap penghancuran sel-sel yang
bermutasi terutama yang menjadi ganas.

Dengan kata lain, respons imun dapat diartikan sebagai


suatu sistem agar tubuh dapat mempertahankan
keseimbangan antara lingkungan di luar dan di dalam
tubuh
Indikasi Imunoterapi :
 Pasien kanker – Imunoterapi dapat sangat membantu pasien
kanker. Untuk mendapatkan hasil maksimal, terapi ini
seringkali dikombinasikan dengan pengobatan konvensional
seperti kemoterapi.
 Pasien yang terserang infeksi bakteri yang susah sembuh –
Imunoterapi juga dapat mengobati infeksi bakteri yang sulit
diatasi seperti hepatitis C dan infeksi HHV6.
 Penerima organ donor – Imunoterapi dapat membantu menekan
reaksi dari sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh tidak akan
menolak organ yang baru saja ditransplantasi.
 Pasien pengidap penyakit autoimun – Obat imunosupresan juga
digunakan untuk mengobati penyakit autoimun seperti
miokarditis, nefritis lupus, dan psoriasis
 Pasien yang memiliki alergi – Pasien yang memiliki alergi dapat
mencoba imunoterapi untuk mengurangi reaksi tubuh terhadap
alergen tertentu.
Imunoterapi alergi/spesifik
 Imunoterapi diterapkan pada penatalaksanaan terapi alergi
seperti rhinitis alergi, asma karena alergi , konjungtivitas
karena alergi dan hipersensitivitas akibat gigitan hewan.

 Definisi imunoterapi alergi adalah pemberian berulang


alergen spesifik yang sudah diketahui, pada keadaan atau
penyakit yang diperantarai imunoglobulin E (IgE), yang
bertujuan sebagai pencegahan dan perlindungan dari
gejala alergi dan reaksi inflamasi yang berhubungan
dengan pajanan alergen.
Mekanisme kerja imunoterapi
alergi
 Induksi pembentukan IgG (blocking antibody)
 Penurunan produksi IgE
 Penurunan pengerahan sel efektor
 Perubahan keseimbangan sitokin ( pergeseran dari
Th2 ke Th1 )
 Anergi sel T
 Induksi terjadinya Sel T regulator
IMUNOTERAPI UNTUK
HIPERSENSITIFITAS TERHADAP
SENGAT
1. Walaupun jarang, sengatan lebah dapat menyebabkan
anafilaksis yang menyebabkan kematian. IgE spesifik
terhadap sengat dapat ditemukan pada 30-40% individu
yang tersengat dan menghilang setelah beberapa bulan.
2.Penggunaan sengat murni dalam imunoterapi sengat
menunjukkan perbaikan efektifitas terapi.
3. Preparat yang menggunakan ekstrak seluruh badan lebah
menunjukkan hasil yang sama dengan plasebo. Setelah
menggunakan ekstrak sengat murni, terdapat 10% reaksi
sistemik ringan terhadap sengatan lebah.
IMUNOTERAPI UNTUK RINITIS
ALERGIK
 Imunoterapi spesifik sangat efektif untuk Rinitis
Alergika terutama jika penyebabnya terbatas.
Efektifitas imunoterapi terhadap Rinitis Alergika
musiman (Seasonal Allergic Rhinitis) terutama yang
gagal dengan pengobatan konvensional.
IMUNOTERAPI UNTUK ASMA
1. Obat untuk asma saat ini menurunkan inflamasi dan
melonggarkan saluran nafas, tetapi tidak ada
satupun yang menyembuhkan, dan gejala asma
timbul kembali begitu obat dihentikan.
2. Imunoterapi dapat mengurangi gejala asma,
penggunaan obat untuk asma dan memperbaiki
hipereaktifitas bronkus. Efektifitas imunoterapi bisa
disetarakan dengan kortikosteroid hirupan.
Jenis alergen
1. jenis serbuk sari (pollen),
2. tungau debu rumah dan
3. bulu kucing .
Jenis alergen yang dapat
diberikan secara injeksi subkutan

 Laprin (L5) dan (L6) mengandung ekstrak debu


rumah dicampur dengan ekstrak serpihan kulit
manusia, dosis 50 dan 500 neq u/ml
 M1 adalah ekstrak tungau yang berasal dari
Dermatophagoides pteronyssinus yang dibuat dengan
konsentrasi 10 Neq U/ml dan M2 1000 Neq U/ ml
Imunoterapi sublingual/oral

Sebagai alternatif pemberian imunoterapi yang lebih


aman dan nyaman bagi pasien adalah ekstrak
tumbuhan yang dicampur dengan alergen dan
diberikan secara oral atau sublingual
(WHO) merekomendasikan
pemberian imunoterapi
berdasarkan
1. imunoterapi sebagai terapi tambahan selain
menghindari pajanan alergen dan sebagai pengobatan
pasien rhinitis yang diinduksi alergen.
2. imunoterapi harus dimulai sejak dini untuk
mengurangi risiko efek samping dan untuk mencegah
perkembangan penyakit menjadi lebih berat.
3.Imunoterapi spesifik secara injeksi (subkutan) dapat
digunakan pada rhinitis berat dan berkepanjangan
(biasanya berhubungan dengan asma).
4.imunoterapi spesifik secara lokal (intranasal dan
sublingual-oral) dapat digunakan pada pasien tertentu
dengan riwayat terjadi efek samping dan menolak
suntikan.
Kontraindikasi imunoterapi alergi
1. Keadaan imunodefisiensi yang berat
2. Keganasan
3. Kelainan psikiatri yang berat
4. Pasien tidak patuh
5. Pasien mengalami efek samping yang berat yang berulang
selama terapi
6. Asma berat yang tidak terkontrol dengan farmakoterapi
7. Keadaan hamil sebaiknya tidak dimulai imunoterapi, akan
tetapi bila imunoterapi telah dilakukan sebelum
kehamilan, maka dapat diteruskan
Imunoterapi sel kanker
Bebarapa cara penghantaran obat kanker telah
dikembangkan antara lain :
a. Menggunakan nanomolekul yang bisa masuk ke
dalam sel kanker dan merusak fungsi sel kanker
tersebut
b. Target terapi yang ditujukan pada reseptor target
yang ada dipermukaan sel/ dengan menggunakan
MAB
c. Penggunaan obat-obat anti-angiogenesis, yang dapat
mematikan sel pembuluh darah yang ada pada sel
kanker
Definisi
 Imunoterapi kanker adalah salah satu upaya untuk
meningkatkan sistem imunitas tubuh untuk
mengalahkan sel- sel kanker , dengan cara
meningkatkan /mengarahkan reaksi kekebalan tubuh
terhadap sel kanker.
 Dapat digunakan secara aktif dan pasif untuk
menstimulasi respon imun spesifik dan nonspesifik.
Imunoterapi pasif
 Imunoterapi secara pasif dilakukan dengan cara
mentransfer antibodi dan sel- sel imun kedalam
tubuh penderita.
 Beberapa antibodi spesifik atau antibodi monoklonal
yang mampu bereaksi dengan antigen spesifik
berbagai jenis sel kanker dapat digunakan untuk
terapi kanker
Antibodi nama Digunakan pada kanker Disetuju
monoklonal i
(Tahun)
rituximab Rituxan Limfoma non-hogdkin 1997
trastuzumab Herceptin Kanker payudara 1998
Gemtuzumab mylotarg Acute myelogeneous leukemia ( 2000
ozogamicin AML)
alemtuzumab campath Chronic lymphocytic 2001
leukemia(CLL)
Ibritumomab zevalin Limfoma non-hogdkin 2002
tiuxetan
tositumomab bexxar Limfoma non-hogdkin 2003

Cetuximab erbitux kanker kolon 2004


Head and neck cancer 2006
bevacizumab avastin Kanker kolon 2004
panitumumab vectibix Kanker kolon 2007
ofatumumab arzerra leukimia 2009
ipilimumab yervoy melanoma 2011
belimumab benlysta sle 2011
Imunoterapi aktif
 Imunoterapi juga dapat dilakukan secara aktif dengan
cara memberikan senyawa imunopotensiasi
( Biological response modifiers) untuk meningkatkan
respon imun terhadap sel- sel tumor/ kanker .
 Aktivitas spesifik dapat dilakukan dengan pemberian
vaksin, misalnya vaksin Hepatitis B, vaksin HPV
(human papiloma virus) untuk merangsang sel T dan
sel NK,
 aktivitas non spesifik misalnya imunisasi BCG, dan
corynebacterium parvum untuk merangsang aktivitas
makrofag untuk membunuh sel- sel tumor/ kanker.
Imunopotensiasi
(Imunomodulator)
 Imunorestorasi / imunostimulasi disebut
imunopotensiasi atau up regulation, sedangkan
imunosupresi disebut down regulation
 Imunomodulator adalah obat yang dapat
mengembalikan dan memperbaiki sistem imun yang
fungsinya terganggu atau untuk menekan yang
fungsinya berlebihan.
 Obat golongan imunomodulator bekerja menurut 3
cara, Imunorestorasi, Imunostimulasi, Imunosupresi.
Imunorestorasi
suatu cara untuk mengembalikan fungsi sistem
imun yang terganggu dengan memberikan
berbagai komponen sistem imun, seperti:
1. immunoglobulin dalam bentuk Immune
Serum Globulin (ISG),
2. Hyperimmune Serum Globulin (HSG),
3. plasma,
4. plasmapheresis,
5. leukopheresis,
6. Transplantasi sumsum tulang, hati dan timus
Imunostimulasi
 Imunostimulasi adalah cara memperbaiki fungsi
sistem imun dengan menggunakan bahan yang
merangsang sistem tersebut.
 Biological Response Modifier (BRM) adalah bahan
bahan yang dapat merubah respons imun, biasanya
meningkatkan.
Bahan yang disebut
imunostimulator dapat dibagi
1. biologik
a) Hormon timus
b) Limfokin
c) Interferon
d) antibodi monoklonal
e) transfer faktor/ ekstrak leukosit
f) Bahan asal bakteri : BCG (bacillus carmette geurin,
Corynebacterium parvum (C. Parvum), Klebsiella dan
Brucella, Endotoksin
2. Sintetik
a) Levamisol
b) Isoprinosin
c) Muramil Dipeptida (MDP
d) Bahan-bahan lain : Azimexon dan ciamexon, Bestatin,
Tuftsin
Imunosupresi

Merupakan suatu tindakan untuk menekan


Respons imun. Kegunaannya di klinik terutama
pada transplantasi untuk mencegah reaksi
penolakan dan pada berbagai penyakit inflamasi
yang menimbulkan kerusakan atau gejala
sistemik, seperti autoimun atau auto-inflamasi.
Jenis imunosupresan
 Steroid
 Cyclophosphamide atau cytoxan dan chlorambucil
 Antagonis purin : Azathioprine dan Mycophenolate Mofetil
 Cyclosporine-A, Tacrolimus (FK506) dan Rapamycin
 Methotrexate (MTX)
 Imunosupresan lain :
Radiasi, drainase duktus torasikus dan pemberian
interferon dosis tinggi telah digunakan secara
eksperimental dalam klinik sebagai imunosupresan
 Antibodi monoklonal, berfungsi pula sebagai
imunosupresan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai